Makalah Lansia Fix
Makalah Lansia Fix
PENDAHULUAN
VITAMIN D
Fungsi :
Membantu pembentukan tulang bersama vitamin A dan C, hormon
paratiroid dan kalsitonin, protein kolagen serta mineral-mineral kalsium,
fosfor, magnesium, dan flour.
Membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur agar kalsium dan
fosfor yang tersedia dalam darah diendapkan pada proses pengerasan
tulang.
Pada lanjut usia dengan defisiensi kalsium, sangat dianjurkan untuk
mengkonsumsi kalsium 1000-1500 mg/hari. Penambahan suplemen vitamin D
(800 IU/hari) dapat diberikan pada lanjut usia yang sangat sedikit terpapar sinar
matahari dan pada lanjut usia yang tidak mendapatkan vitamin D yang cukup pada
makanan.
Sumber: Sinar matahari dan dari makanan dalam bentuk kolekalsiferol yaitu
kuning telur, hati, mentega, dan minyak ikan.
VITAMIN E
Defisiensi vitamin E sangat jarang terjadi kecuali pada keadaan malnutrisi
dan kelemahan pada lanjut usia.Vitamin E sangat berguna sebagai antioksidan
yang dapat menghambat jumlah radikal bebas yang diproduksi oleh tubuh dan
proses kimia yang dapat menyebabkan penuaan, namun fakta kliniknya belum
begitu nyata. Angka kecukupan gizi :
- Pria > 60 tahun : 10 mg/hari
- Wanita > 60 tahun : 8 mg/hari
Sumber : Minyak sayur, kacang-kacangan mentah, biji-bijian, sayur
berdaun hijau dan buah-buahan.
VITAMIN K
Fungsi :
Membantu pembekuan darah dan sebagai kofaktor enzim didalam tubuh.
Sumber :
Daun hijau seperti brokoli, kol, lobak, selada
Kuning telur
Hati
Minyak kacang kedele
Flora bakteri dalam usus
Defisiensi vitamin K jarang terjadi. Defisiensi dapat terjadi pada :
- Malabsorbsi lipid
- Rusaknya flora usus akibat pengobatan dengan antibiotik dalam waktu
lama
- Penyakit hati yang berhubungan dengan vitamin K
Angka kecukupan gizi :
- Pria > 60 tahun : 80 µg / hari
- Wanita > 60 tahun : 65 µg / hari
F. MINERAL
BESI ( Fe )
Fungsi:
- Pembentukan hemoglobin
- Meningkatkan kekebalan tubuh
- Menambah energi
Keseimbangan zat besi ditentukan oleh penyerapan, penyimpanan, dan
pengeluaran zat besi. Penurunan asam lambung mempengaruhi penyerapan. Obat-
obatan juga berpengaruh dalam penyerapan seperti kolestiramin yang banyak
digunakan lanjut usia untuk menurunkan kadar kolesterol ternyata menurunkan
penyerapan zat besi. Kebutuhan yang dianjurkan : 10 mg/hari.
Sumber : Hati, daging, kacang-kacangan, gandum, sayur berdaun hijau.
SENG ( Zn )
Fungsi:
- Memelihara struktur protein
- Fungsi metabolisme
- Meningkatkan imunitas
- Replikasi sel
- Mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas
Sumber : Kacang-kacangan, ikan laut, tiram, telur. Kebutuhan pada lanjut usia
pria 15 mg/hari, dan untuk lanjut usia wanita 12 mg/hari. Defisiensi seng dapat
menyebabkan dysgeusia, anoreksia, penyembuhan luka yang lama, menurunnya
daya tahan tubuh dan berkurangnya nafsu makan.
MAGNESIUM ( Mg )
Fungsi:
- Sintesis dan sekresi insulin
- Transpor glukosa ke dalam sel
- Metabolisme glukosa
Sumber : Sayuran hijau, sereal, biji-bijian, kacang-kacangan, daging, susu, dan
hasil olahannya. Kecukupan magnesium untuk pria dewasa 280 mg/hari dan untuk
wanita 250 mg/hari. Suplemen magnesium sangat dibutuhkan bagi para lanjut usia
yang menjalani terapi diuretik.
KALSIUM ( Ca )
Fungsi: Menjaga keseimbangan air dan garam dalam tubuh.
Sumber: Buah, sayuran, kacang-kacangan.
Kebutuhan minimum sebanyak 2000 mg / hari.
Tinggi lutut diukur dengan sebuah caliper berupa tongkat pengukur yang
dilengkapi dengan papan kayu untuk membentuk sudut 90 0. Tinggi lutut
terlentang diukur pada kaki kiri yang dibengkokkan pada lutut. Salah satu ujung
caliper diposisikan di bawah, di bagian tumit, sedangkan yang satu lagi
diposisikan di bagian atas bagian lutut.
Rumus TLChumlea yang digunakan untuk memprediksi tinggi badan (TB)
adalah sebagai berikut.
Lansia pria TB = 84,88 – (0,24 x Usia) + (1,83 x Tinggi Lutut)
Lansia wanita TB = 64,19 – (0,04 x Usia) + (2,02 x Tinggi Lutut)
Perhitungan Kebutuhan Energi.
Berikut ini beberapa cara untuk menghitung kebutuhan energi :
a) Harris dan Benedict
Merupakan cara yang banyak digunakan untuk menetapkan kebutuhan
energi seseorang. Rumusnya dibedakan antara kebutuhan untuk laki-laki dan
perempuan.
Laki-laki : BEE = 66 + 13,7 (BB) + 5 (TB) - 6,8 (umur)
Perempuan : BEE = 655 + 9,6 (BB) + 1,7 (TB) - 4,7 (umur)
Faktor koreksi BEE untuk berbagai tingkat stress adaiah :
Stress ringan = 1,3 x BEE
Stress sedang = 1,5 x BEE
Stress berat = 2,0 x BEE
Kanker = 1,6 x BEE
b) Rule of Thumb (menggunakan BB ideal)
Cara cepat untuk menghitung kebutuhan energi adaiah :
Laki-laki : 30 Kkal/ kgBB
Perempuan : 25 Kkal / kgBB
Selanjutnya data BB dan TB yang didapat digunakan untuk menentukan
indeks massa tubuh (IMT)sebagai penentu status gizi lansia. Penggunaan IMT
hanya berlaku bagi orang dewasa berumur di atas 18 tahun. Indek masa tubuh
(IMT) tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan
olahragawan. Selain itu, IMT juga tidak bisa diterapkan pada keadaan khusus
(penyakit) lainnya seperti adanya edema, asites dan hepatomegalia (Supariasa et
al. 2001). Nilai IMT diperoleh dengan membagi berat badan dalam kilogram
dengan kuadrat tinggi badan dalam meter. Klasifikasi status gizi berdasarkan IMT
pada populasi Asia Pasific dapat dilihat pada tabel berikut.
Klasifikasi IMT (kg/m2)
Underweight <18,5
Normal 18,5-22,9
Pre-obese 23-24,9
Obese-I 25-29,9
Obese-I >30
f. Arthritis Gout
Kelainan etabolisme protein menyebabkan kadar asam urat dalam darah meni
gkat. Kristal asam urat akan menumpuk di persendian yang menyebab an rasa
nyeri dan bengkak sendi. Pada penderita gout perlu pembatasa konsumsi lemak,
protein, purin, untuk penurunan kadar asam urat. isarankan banyak minum air
putih minimal 8 gelas sehari.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang karena usianya menglami
perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial (Undang-undang No 23 Tahun 1992
tentang kesehatan). Pada lansia terjadi proses penuaan dan perubahan. Yang
dimaksud proses menua adalah mengatakan bahwa proses menua adalah suatu
proses menghilangnya secara berlahan- lahan kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya,
sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaikinya kerusakan
yang diderita (Menurut Constantinides (1994) dalam Nugroho (2000)). Sementara
menurut Setiabudhi (1999), perubahan yang terjadi pada lansia yaitu:
d. Perubahan dari aspek biologis
e. Perubahan Fisiologis
f. Perubahan Psikologis
Pada lansia juga terjadi permasalahan-permasalahan yang terbagi atas
permasalahan umum dan permasalahan khusus. Salah satu permasalahan yang
sering muncul pada lansia terkait pada kebutuhan akan nutrisinya.
Pada lansia perlu diperhatikan bagaimana pemenuhan nutrisinya. Sehingga
perlu diketahui pengetian nutrisi, tujuan pemberian nutrisi pada lansia, faktor-
faktor yang memengaruhi nutrisi pada lansia, kebutuhan energi dan zat nutrisi
pada lansia, penentuan status gizi pada lansia, serta masalah-masalah terkait gizi
pada lansia
B. Saran
Sebagai pelaku kesehatan, tentu sudah seyogyanya kita mempelajari dan
mengetahui kebutuhan nutris pada lansia untuk mempermudah pemberian asuhan
keperawatan pada lansia dengan masalah gangguan pemenuhan terhadap
nutrisinya. Dengan ini, wawasan kita dapat bertambah sehingga kita tahu tindakan
apa saja yang tepat dilakukan untuk mengatasi segala permasalah terkait dengan
nutrisi pada lansia.
2.