Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Diajukan untuk memenuhi Target Asuhan Kebidanan

Disusun Oleh :
5. Leti Fuji Lestari 101081510

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JEMBRANA
TAHUN AJARAN 2017/ 2018
LEMBAR
PENGESAHAN

Pembimbing Praktik Pembimbing Akademik

(WidjajatiA.md, Keb) (Naomi Christina Hutabarat S.ST)


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Perawatan Bayi Baru Lahir ( BBL )

Sub Pokok bahasan : Perawatan Tali Pusat

Sasaran : Ibu Nifas Ny.

Waktu : 10 Menit
Tempat : Ruang Nifas BPM Widjajati Amd. Keb

1. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan pada ibu dan keluarga bayi, diharapkan dapat
melakukan perawatan tali pusat dengan benar secara mandiri di rumah.
2. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan pada ibu dan keluarga bayi, diharapkan dapat
melakukan perawatan tali pusat dengan benar secara mandiri di rumah.
3. Materi Penyuluhan
a. Memberikan pengetahuan tentang pentingnya Perawatan Tali Pusat.
b. Memperagakan dan melatih teknik Perawatan tali pusat yang benar.
c. Mendorong pasien untuk melakukan teknik secara mandiri.
4. Metode
Ceramah dan Memperagakan Teknik.
5. Kegiatan Penyuluhan
N Tahap / Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien
o Waktu
1. Pra a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
interaksi pembuka b. Mendengarkan
2 Menit b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan maksud
dan tujuan
2. Interaksi a. Memberikan a. Mendengarkan
5 menit pengetahuan tentang b. Memperhatikan
pentingnya perawatan
tali pusat.
b. Memperagakan dan
melatih teknik
perawatan tali pusat
yang benar.
c. Mendorong pasien
untuk melakukan
teknik secara mandiri.
3. Post a. Menggali pengalaman a. Menceritakan
interaksi peserta setelah pengalaman
3 menit dilakukan tindakan. b. Memperhatikan
b. Memberikan masukan c. Memberi
c. Menyimpulkan hasil tanggapan
penyuluhan d. Menjawab salam
d. Salam Penutup e. penutup
6. Evaluasi
Pertanyaan dan jawaban
a. Setelah yang kita diskusikan tadi, apa yang bapak/ibu ketahui tentang
pentingnya perawatan tali pusat ?
b. Coba peragakan kembali apa yang sudah kita peragakan tadi ?
c. Selain apa yang kita diskusikan tadi, apa bapak/ibu dapat melakukan
perawatan di rumah secara mandiri ?
7. Materi Penyuluhan

a. Pengertian Tali Pusat


← Tali pusat atau umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin
selama dalam kandungan, di katakan saluran kehidupan karena saluran ini
menyerupai zat-zat gizi dan oksigen janin dan semua kebutuhan untuk
hidup janin di penuhi.

b. Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat merupakan tindakan keperawatan yang bertujuan
merawat tali pusat pada bayi baru lahir agar terhindar dari terjadinya
infeksi dengan cara yang sangat sederhana yaitu dengan membersihkan
daerah sekitar tali pusat agar selalu bersih dan kering dan selalu mencuci
tangan dengan air bersih serta menggunakan sabun sebelum merawat tali
pusat.

c. Penyebab terjadinya infeksi pada tali pusat


Infeksi tali pusat adalah suatu penyakit toksemik akut yang
disebabkan oleh Clostridium tetani. Clostridium tetani mengeluarkan
toksin tetanospasmin yaitu toksin yang bersifat neurotropik yang dapat
menghancurkan sel darah merah, merusak lekosit, dan dapat
menyebabkan kekakuan otot (spasme) tanpa disertai gangguan
kesadaran.

d. Faktor- faktor yang menyebabkan terjadinya infeksi tali pusat


pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut

1) Faktor kuman
Staphylococcus aereus ada dimana-mana dan terdapat hampir pada
semua bayi di masa awal kehidupannya, baik saat lahir maupun selama
perawatan. Biasanya Staphylococcus aereus sering dijumpai pada kulit,
saluran pernafasan, dan saluran cerna terkolonisasi. Untuk mencegah
terjadinya infeksi tali pusat sebaiknya tali pusat tetap dijaga
kebersihannya, upayakan tali pusat agar tetap kering dan bersih, pada
saat memandikan di minggu pertama sebaiknya jangan merendam bayi
langsung ke dalam air mandinya karena akan menyebabkan basahnya
tali pusat dan memperlambat proses pengeringan tali pusat.
2) Faktor Maternal
Status sosial-ekonomi ibu, ras, dan latar belakang dapat
mempengaruhi kecenderungan terjadinya infeksi dengan alasan yang
tidak diketahui sepenuhnya. Ibu yang berstatus sosio-ekonomi rendah
mungkin nutrisinya buruk dan tempat tinggalnya padat serta tidak
higienis. Bayi kulit hitam lebih banyak mengalami infeksi dari pada
bayi berkulit putih.
3) Faktor Neonatatal
a) Prematurius (berat badan bayi kurang dari 1500 gram)
Prematurius merupakan faktor resiko terjadinya infeksi.
Umumnya imunitas bayi kurang bulan lebih rendah dari pada
bayi cukup bulan. Transpor imunuglobulin melalui plasenta
terutama terjadi pada paruh terakhir trimester ketiga. Setelah
lahir, konsentrasi imunoglobulin serum terus menurun,
menyebabkan hipigamaglobulinemia berat. Imaturitas kulit juga
melemahkan pertahanan kulit. Kerentanan neonatus terhadap
infeksi dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain kulit dan
selaput lendir yang tipis dan mudah rusak, kemampuan
fagositosis dan leukosit immunitas masih rendah.
b) Defisiensi imun
Neonatus bisa mengalami kekurangan IgG spesifik, khususnya
terhadap streptokokus atau Haemophilus influenza. IgG dan IgA
tidak melewati plasenta dan hampir tidak terdeteksi dalam darah
tali pusat. Dengan adanya hal tersebut, aktifitas lintasan
komplemen terlambat, dan C3 serta faktor B tidak diproduksi
sebagai respon terhadap lipopolisakarida. Kombinasi antara
defisiensi imun dan penurunan antibodi total dan spesifik,
bersama dengan penurunan fibronektin, menyebabkan sebagian
besar penurunan aktivitas opsonisasi.
c) Laki-laki dan kehamilan kembar. Insidens infeksi pada bayi
laki- laki empat kali lebih besar dari pada bayi perempuan.
4) Faktor Lingkungan

a) Ada defisiensi imun bayi cenderung mudah sakit sehingga sering


memerlukan prosedur invasif, dan memerlukan waktu perawatan di
rumah sakit lebih lama. Penggunaan kateter vena/arteri maupun
kateter nutrisi parenteral merupakan tempat masuk bagi
mikroorganisme pada kulit yang luka. Bayi juga mungkin terinfeksi
akibat alat yang terkontaminasi.
b) Paparan terhadap obat-obat tertentu, seperti steroid, bisa menimbulkan
resiko pada neonatus yang melebihi resiko penggunaan antibiotik
spektrum luas, sehingga menyebabkan kolonisasi spektrum luas,
sehingga menyebabkan resisten berlipat ganda.
c) Pada bayi yang minum ASI, spesies Lactobacillus dan E.colli
ditemukan dalam tinjanya, sedangkan bayi yang minum susu
formula hanya didominasi oleh E.colli.
d) Mikroorganisme atau kuman penyebab infeksi dapat mencapai
neonatus yaitu:
(1) Pada masa intranatal atau saat persalinan
Infeksi saat persalinan terjadi karena yang ada pada vagina
dan serviks naik mencapai korion dan amnion. Akibatnya,
terjadi amniotis dan korionitis, selanjutnya kuman melalui
umbilikus masuk dalam tubuh bayi.
(2) Infeksi paska atau sesudah persalinan.
Infeksi yang terjadi sesudah kelahiran umumnya terjadi akibat
infeksi nosokomial dari lingkungan di luar rahim (misal melalui
alat-alat : penghisap lendir, selang endotrakhea, infus, selang
nasogastrik, botol minuman atau dot). Perawat atau profesi lain
yang ikut menangani bayi dapat menyebabkan terjadinya infeksi
nosokomil. Infeksi juga dapat terjadi melalui luka umbilikus.
5) Proses persalinan
Pada proses persalinan lakukan pengikatan putung tali pusat atau jepit
dengan klem plastik tali pusat (bila tersedia). Persalinan yang tidak
sehat atau yang dibantu oleh tenaga non medis, terjadi pada saat
memotong tali pusat menggunakan alat yang tidak steril dan tidak
diberikan obat antiseptik. Untuk perawatan tali pusat juga tidak lepas
dari masih adanya tradisi yang berlaku di masyarakat.
6) Faktor tradisi
Sebagian masyarakat misalnya dengan memberikan berbagai
ramuan-ramuanbataubserbuk-serbuk yang dipercaya bisa membantu
mempercepat kering dan lepasnya potongan tali pusat. Ada yang
mengatakan tali pusat bayi itu harus diberi abu-abu pandangan seperti
inilah yang seharusnya tidak boleh dilakukan karena justru dengan
diberikannya berbagai ramuan tersebut kemungkinan terjangkitnya
tetanus lebih besar biasanya penyakit tetanus neonatorum ini cepat
menyerang bayi, pada keadaan infeksi berat hanya beberapa hari
setelah persalinan jika tidak ditangani bisa mengakibatkan meninggal
dunia.
e. Tanda dan Gejala
Tanda-tanda yang perlu dicurigai oleh orang tua bau menyengat dan
terdapat cairan berwarna merah darah atau bisa juga berbentuk
nanah di sisa tali pusat bayi. Hal tersebut menandakan sisa tali
pusat mengalami infeksi, lekas bawa bayi ke klinik atau rumah sakit,
karena apabila infeksi telah merambat ke perut bayi, akan menimbulkan
gangguan serius pada bayi.

8. Pencegahan dan Penanganan


1) Pencegahan
Untuk pencegahan awal tetanus dapat diberikan penyuluhan
pada ibu hamil trimester III Agar tali pusat tidak terinfeksi, perlu
dilakukan inspeksi tali pusat, klem dilepas, dan tali pusat diikat
dan dipotong dekat umbilikus kurang dari 24 jam setelah bayi
lahir. Ujung dari potongan diberikan krim klorheksidin untuk
mencegah infeksi pada tali pusat, dan tidak perlu dibalut dengan
kasa dan dapat hanya diberi pengikat tali pusat atau penjepit tali
pusat yang terbuat dari plastik .
Dalam keadaan normal, tali pusat akan lepas dengan
sendirinya dalam waktu lima sampai tujuh hari. Tapi dalam
beberapa kasus bisa sampai dua minggu bahkan lebih lama.
Selama belum pupus, tali pusat harus dirawat dengan baik. Agar
tali pusat tidak infeksi, basah, bernanah, dan berbau. Bersihkan
tali pusat bayi dengan sabun saat memandikan bayi. Keringkan
dengan handuk lembut. Tidak peru di olesi dengan alkohol 70%
atau betadine, karena yodium yang dikandung betadine dapat
masuk ke peredaran darah bayi dan menyebabkan gangguan
pertumbuhan kelenjar gondok. Biarkan terbuka hingga kering,
dapat dibungkus dengan kasa steril. Jangan mengolesi tali pusat
dengan ramuan atau menaburi bedak, karena dapat menjadi
media yang baik bagi tumbuhnya kuman, termasuk kuman
tetanus.

2) Penanganan
Infeksi pada bayi dapat merupakan penyakit yang berat dan
sangat sulit diobati. Jika tali pusat bayi terinfeksi oleh
Staphylococcus aereus, sebagai pengobatan lokal dapat diberikan
salep yang mengandung neomisin dan basitrasin. Selain itu juga
dapat diberikan salep gentamisin. Jika terdapat granuloma,
dapat pula dioleskan dengan larutan nitras argenti 3%.

9. Langkah- langkah perawatan tali pusat

a. Ketika mengganti popok atau diaper, pastikan memasangnya di


bagian bawah perut bayi (di bawah tali pusat), ini untuk menjaga
agar tali pusat tidak terkena air kencing atau kotoran bayi.
b. Gunakan pakaian yang agak longgar untuk sirkulasi udara di sekitar
tali pusat, sampai tali pusat puput.
c. Jangan pernah menarik-narik tali pusat, walaupun seakan-akan
tampak sudah terlepas.
d. Mandikan bayi dengan menggunakan washlap atau sponge bath dan
air hangat sampai tali pusat puput.
e. Adanya sedikit pendarahan adalah normal sebelum dan sesudah tali
pusat puput. Gunakan kasa steril, lalu bersikan bagian sekeliling
pangkal tali pusat dengan menggunakan kasa steril yang dibasahi
larutan alkohol 70%.
f. Bersihkan tali pusat setiap hari secara teratur dengan mengeringkan
tali pusat dengan kasa steril, lalu bersihkan bagian sekeliling pangkal
tali pusat dengan menggunakan kasa steril yang dibasahi larutan
alkohol 70%.
g. Jangan pernah meletakkan ramuan atau bubuk apa pun kebagian
pangkal tali pusat bayi.
h. Ketika tali pusat sudah puput, biarkan area pusar sembuh dalam
beberapa hari. Tidak perlu menggunakan plester untuk menutupinya,
tapi biarkan kering secara alamiah untuk mencegah infeksi. Teruskan
menggunakan popok atau diaper dibawah perut untuk memberi
tempat bagi pusat yang belum sembuh.

10. Langkah- langkah perawatan tali pusat

a. Ketika mengganti popok atau diaper, pastikan memasangnya


di bagian bawah perut bayi (di bawah tali pusat), ini untuk
menjaga agar tali pusat tidak terkena air kencing atau kotoran
bayi.
b. Gunakan pakaian yang agak longgar untuk sirkulasi udara di
sekitar tali pusat, sampai tali pusat puput.
c. Jangan pernah menarik-narik tali pusat, walaupun seakan-
akan tampak sudah terlepas.
d. Mandikan bayi dengan menggunakan washlap atau sponge bath
dan air hangat sampai tali pusat puput.
e. Adanya sedikit pendarahan adalah normal sebelum dan sesudah
tali pusat puput. Gunakan kasa steril, lalu bersikan bagian
sekeliling pangkal tali pusat dengan menggunakan kasa steril
yang dibasahi larutan alkohol 70%.
f. Bersihkan tali pusat setiap hari secara teratur dengan
mengeringkan tali pusat dengan kasa steril, lalu bersihkan bagian
sekeliling pangkal tali pusat dengan menggunakan kasa steril
yang dibasahi larutan alkohol 70%.
g. Jangan pernah meletakkan ramuan atau bubuk apa pun kebagian
pangkal tali pusat bayi.
h. Ketika tali pusat sudah puput, biarkan area pusar sembuh dalam
beberapa hari. Tidak perlu menggunakan plester untuk
menutupinya, tapi biarkan kering secara alamiah untuk mencegah
infeksi. Teruskan menggunakan popok atau diaper dibawah perut
untuk memberi tempat bagi pusat yang belum sembuh.
h. Rekomendasi Terbaru Dari Who Tentang Cara Membersihkan Tali
Pusat
Bersihkan pangkalnya dengan menggunakan air dan sabun ketika
mandi. Untuk membersihkan pangkal ini, kita harus sedikit mengangkat
(bukan menarik) tali pusat dengan kasa steril yang sudah dibasahi air/alkohol.
Tenang saja bayi tidak akan merasa sakit. Sisa air atau alkohol yang
menempel pada tali pusat dapat dikeringkan dengan menggunakan kain kasa
steril kering. Setelah itu keringkan dengan cara diangin-anginkan atau
dikipasi perlahan. Biarkan tali pusat lepas dengan sendirinya (dalam waktu 1-
2-4 minggu) (jangan pernah sengaja menarik-nariknya atau mencopotnya
sendiri). Penggunaan antiseptik tergantung kondisi masing-masing negara
jika resiko infeksi tinggi dianjurkan memakai antiseptik biasanya alkohol 70
%.
i. Merawat Tali Pusar dengan memakai antiseptik:
Alat-alat yang digunakan:
1) alkohol 70 % atau tisu alkohol (saat ini banyak tersedia di apotek)
2) kapas kering/ kasa steril/cotton bud
3) tempat sampah
a) Cuci tangan Anda menggunakan sabun sampai bersih, bilas dengan air
mengalir, lalu keringkan.
b) Buka kasa pembungkus tali pusar bayi, buang ke tempat sampah.
c) Pegang ujung tali pusar dengan satu tangan sementara tangan yang lain
memegang kasa beralkohol. Tali pusat sedikit diangkat (bukan
menariknya) Bersihkan tali pusar dengan menggunakan kapas yang telah
dibasahi alkohol atau tisu alkohol atau cotton bud beralkohol , dari
pangkal ke ujung tali pusar, ulangi 2-3 kali atau sampai bersih. Paling
penting bersihkan lipatan tali pusat dengan perut, lipatan ini dibersihkan
dengan menarik sedikit tali pusat ke atas, samping, depan, ke bawah,
kemudian 2 1/2 cm sekitar tali pusat. Bersihkan kerak (sisa-sisa darah dan
jaringan tali pusar yang mengering ) di pinggiran pusar ataupun kotoran di
bagian dalamnya). Bersihkan pangkal tali pusar dengan gerakan melingkar
searah jarum jam, namun jangan menekannya.
d) Tali pusat bisa ditutup dengan menggunakan kasa steril kering, bungkus
kembali tali pusar.(jangan lupa untuk menggantinya setiap kali usai mandi,
si kecil berkeringat, terkena kotor atau basah). Alasan memakai kain kasa
steril yang kering karena menutup dengan kain kasa alkohol jika
alkoholnya sudah menguap tinggal kain kasa basah yang baik untuk
pertumbuhan kuman.
Caranya: seperti membedong, yaitu membentuk segitiga. Jika tali
pusat pendek, kasa cukup dibuat simpul. Kalau ditutup dengan kasa cukup
bagian atasnya saja. Pastikan bagian pangkal terkena udara dengan leluasa.
e) Rapikan sisa peralatan dan buang sampahnya.
f) Cuci tangan Anda kembali sampai bersih.
Daftar Pustaka
www.who.int/country/idn/en/ diakses pada tanggal 29 Desember 2017
pukul 10.00 wita
www.depkes.go.id/ diakses pada tanggal 29 Desember 2017 pukul 10.50
wita

Anda mungkin juga menyukai