Anda di halaman 1dari 4

ABSTRAK

Latar belakang: Tindakan penundaan penjepitan tali pusat (delayed cord clamping/DCC)
banyak direkomendasikan, tetapi tidak secara sering dilakukan pada tindakan sectio caesarea
transperitoneal profundal (SCTP)

Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tindakan penundaan
penjepitan tali pusat selama periode antepartum SCTP terhadap pengeluaran plasenta dan
perdarahan post-operasi

Metode: Penelitian ini menggunakan metode randomised controlled trial (RCT) pada subjek
sebanyak 156 orang dengan usia kehamilan 37 – 39 minggu yang akan menjalani tindakan
SCTP di Bagian Pendidikan Obstetri, Rumah Sakit Pendidikan Mahamodara, Galle dari
tanggal 21 Januari sampai dengan 30 April 2013. Seluruh tindakan SCTP terhadap subjek
dilakukan oleh satu operator dan dengan metode yang sama. Penjepitan tali pusat akan
dilakukan kurang dari 15 detik (n=52), antara 60 – 75 detik (n=52) dan antara 120 – 135 detik
(n=52) berdasarkan kriteria randomisasi yang digunakan. Pada penelitian ini dilakukan
penilaian terhadap perdarahan post operasi, waktu pengeluaran plasenta, kebutuhan untuk
dilakukan tindakan manual plasenta dan zat uterotonik tambahan, serta penurunan kadar
hemoglobin dan hematokrit ibu 48 – 60 jam setelah tindakan SCTP. Pada penelitian ini juga
dilakukan pengamatan terhadap kondisi janin selama 72 jam

Hasil: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap perdarahan post operasi atau
morbiditas janin pada seluruh kelompok. Terdapat peningkatan waktu yang dibutuhkan untuk
pengeluaran plasenta yang tidak signifikan secara klinis. Tidak terdapat tren yang signifikan
terhadap kebutuhan untuk dilakukan tindakan manual plasenta, zat uterotonik tambahan, serta
kebutuhan fototerapi untuk mengatasi kondisi kuning pada janin

Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap risiko perdarahan post
operasi, kebutuhan untuk dilakukan tindakan manual plasenta, atau morbiditas ibu serta janin
antara tindakan penjepitan tali pusat secara dini (early cord clamping/ECC) dan tindakan
penundaan penjepitan tali pusat
PENDAHULUAN

Tindakan penundaan penjepitan tali pusat (delayed cord clamping/DCC) merupakan

suatu metode yang menyebabkan transfusi plasenta secara fisiologis terhadap janin. Berbagai

literatur sudah menjelaskan tentang tindakan penundaan penjepitan tali pusat sejak periode
1, 2
1950-an . Tindakan penundaan penjepitan tali pusat memiliki hubungan terhadap

peningkatan berat badan janin (perbedaan rata-rata 101g; 95% CI 45 – 157), peningkatan

hemoglobin janin (perbedaan rata-rata 2,2 g/dl; 95% CI 0,3 – 4,0 g/dl), peningkatan

hematokrit janin > 45% (RR 16,2; 95% CI 2 – 127,4) selama 48 jam, serta mengurangi risiko

defisiensi zat besi selama tiga sampai dengan enam bulan usia janin (RR 2,7; 95% CI 1,0 –

6,7) 3. Tindakan penundaan penjepitan tali pusat juga dapat mengurangi kebutuhan tindakan

fototerapi untuk mengatasi kondisi kuning pada janin (RR 0,62; 95% 0,41 – 0,96)

dibandingkan dengan tindakan penjepitan tali pusat secara dini (early cord clamping/ECC) 3.

Tindakan penundaan penjepitan tali pusat tidak memiliki hubungan terhadap skor Apgar yang

rendah, penanganan intensif, gagal nafas, dan kondisi kuning yang akut pada janin serta efek
3 – 7
samping jangka panjang lain . Tindakan penundaan penjepitan tali pusat juga tidak

memiliki hubungan terhadap peningkatan risiko perdarahan postpartum, transfusi darah,


3, 6 – 8
tindakan manual plasenta atau peningkatan durasi kala III persalinan . Tindakan

penundaan penjepitan tali pusat meningkatkan tekanan darah, mengurangi kebutuhan

transfusi darah serta risiko perdarahan intra-ventrikular serta enterokolitis nekrotikan pada

janin pre-term 9. Tindakan penundaan penjepitan tali pusat juga dapat mempertahankan

sirkulasi plasenta sehingga oksigenasi dapat terpelihara yang dapat memiliki manfaat jika
10 – 13
terjadi gangguan atau penundaan terhadap respirasi paru-paru janin secara spontan .

Istilah “penangguhan” penjepitan tali pusat lebih direkomendasikan untuk digunakan

daripada istilah “penundaan” yang dapat didefinisikan sebagai penjepitan tali pusat pada

waktu yang melebihi waktu ideal 14.


Tindakan penundaan penjepitan tali pusat banyak direkomendasikan untuk dilakukan

pada seluruh proses persalinan. Namun, tindakan penundaan penjepitan tali pusat lebih

banyak dilakukan pada persalinan pervaginam daripada persalinan per abdominal/ sectio

caesarea (SC) 15. Hal tersebut disebabkan oleh kekhawatiran tindakan penundaan penjepitan

tali pusat yang dilakukan pada SC akan mengakibatkan kemungkinan peningkatan risiko

perdarahan post operasi. Pada beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Cochrane

Review, hanya tiga penelitian yang melibatkan subjek dengan persalinan secara SC dari 15

jenis randomisasi dengan 3911 sampel dari 12 negara 3. Dari ketiga penelitian tersebut, salah

satunya bertempat di Argentina dengan melibatkan 79 subjek yang melakukan persalinan


16
secara SC dari keseluruhan 276 subjek . Dua penelitian lain melibatkan subjek yang

melakukan persalinan secara SC dengan jumlah sangat sedikit 5, 17. Berdasarkan penjelasan di

atas, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh tindakan penundaan

penjepitan tali pusat selama periode antepartum SCTP terhadap pengeluaran plasenta,

perdarahan post operasi, serta komplikasi yang dapat terjadi terhadap janin.

Anda mungkin juga menyukai