Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT(IKM)


“Ekologi Kesehatan”

Oleh:
Nama : NOVITASARI
Nim : 16 3145 353 107
Kelompok Asal :V
Kelompok Ahli : II
Oleh : Dr.Haeruddin S.Si.,M.Kes

Kelas C
D IV Analis Kesehatan
STIKes Mega Rezky Makassar
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Semenjak umat manusia menghuni planet bumi ini, sebenarnya
mereka sudah seringkali menghadapi masalah-masalah kesehatan serta
bahaya kematian yang disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan hidup
yang ada disekeliling mereka seperti benda mati, mahkluk hidup, adat
istiadat,kebiasaan dan lain-lain. Namun oleh karena keterbatasan ilmu
pengetahuan mereka pada saat itu, maka setiap kejadian yang luar biasa
dalam kehidupan mereka selalu diasosiasikan dengan hal-hal yang
bersifat mistik, seperti wabah penyakit sampar yang berjangkit di suatu
tempat dianggap sebagai kutukan dan kemarahan dewata. konsep
pemikiran mengenai faktor-faktor lingkungan hidup eksternal manusia
yang mempunyai pengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap masalah kesehatan terus menerus dipelajari dan berkembang
menjadi suatu disiplin ilmu yang disebut sebagai Ilmu Kesehatan
Lingkungan
Pola penyebaran penyakit sangat berpengaruh pada kesehatan
lingkungan. Pola penyebaran penyakit di negara berkembang seperti
Indonesia dengan pola penyebaran penyakit di negara maju sangat
berbeda. Kecenderungan penyakit yang terjadi di negara berkembang
adalah penyakit menular. Sedangkan di negara maju di dominasi oleh
penyakit tidak menular.
Negara berkembang rata-rata penduduknya memiliki tingkat
pendidikan dan taraf perekonomian yang rendah. Dari kedua faktor
tersebut berimplikasi terhadap kesehatan lingkungan dan kesehatan
masyarakat itu sendiri. Tingkat pendidikan yang rendah menciptakan
masyarakat yang kurang bahkan tidak memiliki pengetahuan tentang
kesehatan. Sebagai contoh sederhana, masyarakat membuang sampah
secara sembarangan. Akibatnya terjadi penumpukan volume sampah
yang berimplikasi terhadap datangnya banjir. Jika banjir terjadi, maka
akan mempengaruhi derajat kesehatan lingkungan itu sendiri. Penyakit
kulit, diare merupakan salah satu contoh kecil penyakit menular dan
lingkungan pun pasti akan mengalami kerusakan.
Sebaliknya, penyakit tidak menular sering kali menimpa pada
masyarakat yang mempunyai kecenderungan tingkat pendidikan dan
tingkat ekonomi menengah ke atas. Korelasi dengan hal tersebut memang
bisa dipahami. Dengan tingkat pendidikan dan ekonomi yang memadai,
maka tingkat pengetahuan tentang kesehatannya pun
diperkirakan/relatif akan meningkat pula. Pola makan yang serba siap
saji (baca: kandungan gizi tinggi) dituding salah satu faktor penyebab
penyakit yang bersifat tidak menular. Misalnya penyakit jantung akibat
kadar kolesterol tinggi.
Secara harfiah, ekologi diartikan ilmu yang mempelajari hubungan
lingkungan dengan komponen di dalamnya. Manusia sendiri adalah
mahluk hidup yang memerlukan lingkungan untuk kelangsungan
hidupnya. Jadi ekologi manusia adalah suatu hubungan timbal balik
antara manusia dan lingkungannya demi keberlangsungan hidup dengan
cara memanfaatkan Sumber Daya Alam didalamnya. Banyak lingkungan
yang mengalami kerusakan akibat ulah manusia. Tapi tidak sedikit alam
lingkungan mempunyai daya dukung terhadap sekitarnya akibat
keramahan terhadap lingkungan itu sendiri.
Lingkungan akan menjadi sahabat ketika kita sebagai manusia
memperlakukannya dengan baik dan memanfaatkan sumber daya yang
ada di dalamnya secara wajar. Dan lingkungan akan menjadi ancaman
terhadap mahluk hidup khususnya manusia ketika kita
memperlakukannya dengan hawa nafsu untuk kepentingan pribadi.
B. RUMUSAN MASALAH
Didalam makalah yang kami susun ini, kami mengambil rumusan
masalah mengenai hubungan ekologi dengan kesehatan lingkungan.
C. TUJUAN
Mengetahui hubungan Ekologi dan Kesehatan Lingkungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFENISI EKOLOGI
Ekologi merupakan salah satu cabang biologi, yaitu ilmu
pengetahuan tentang hubungan antara organisme dan lingkungannya.
Atau ilmu yang mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap jasad
hidup. Ada juga yang mengatakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari hubungan antara tumbuhan, hewan dan manusia beserta
lingkungannya dimana mereka hidup,bagaimana kehidupannya dan
mengapa mereka ada di tempat tersebut. Ekologi berasal dari bahasa
Yunani, yaitu oikos yang mana artinya adalah rumah atau tempat hidup
dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah ekologi adalah pengkajian
hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap
lingkungannya. Ekologi hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang
terjadi dialam dengan tidak melakukan percobaan.
Menurut eberaa ahli ekologi diartikan sebagai:
a. Menurut Ernest Haeckle ekologi adalah “ilmu yang mempelajari seluk
beluk ekonomi alam, suatu kajian hubungan anorganik serta
lingkungan organik di sekitarnya”.
b. Menurut C. Elton (1927) ekologi adalah ilmu yang mengkaji sejarah
alam atau perkehidupan alam (natural history) secara ilmiah,
c. Menurut Andrewartha (1961) ekologi adalah ilmu yang membahas
penyebaran (distribusi) dan kemelimpahan oraganisme.
d. Sedangkan Eugene P. Odum (1963) menyatakan bahwa ekologi adalah
ilmu pengetahuan tentang struktur dan fungsi alam. Charles J.
e. Krebs (1978) menyatakan ekologi adalah ilmu pengetahuan yang
mengkaji interaksi-interaksi yang menentukan penyebaran dan
kemelimpahan organisme.
f. Miller dalam Darsono (1995:16) ”Ekologi adalah ilmu tentang
hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan
lingkungan tempat tinggalnya”
g. Odum dalam Darsono (1995: 16) “Ekologi adalah kajian struktur dan
fungsi alam, tentang struktur dan interaksi antara sesame organism
dengan lingkungannya dan ekologi adalah kajian tentang rumah
tangga bumi termasuk flora, fauna, mikroorganisme dan manusia yang
hidup bersama saling tergantung satu sama lain”
h. Resosoedarmo dkk, (1985:1)“ekologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya”.
i. Subagja , (2001:1.3). “Ekologi merupakan bagian ilmu dasar”
Sebenarnya kata ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernst
Haeckel seorang ahli biologinJerman pada tahun 1866. Beberapa para
pakar biologi pada abad ke 18 dan 19 juga telah mempelajari bidang-
bidang yang kemudian termasuk dalam ruang lingkup ekologi. Misalnya
Anthony Van Leuwenhoek, yang terkenal sebagai pioner penggunaan
mikroskop, juga pioner dalam studi mengenai rantai makanan dan
regulasi populasi. Bahkan jauh sebelumnya, Hippocrates, Aristoles, dan
para filosuf yunani yang menulis beberapa materi yang sekarang
termasuk dalam bidang ekologi.
Menurut Odum pada tahun 1971 ekologi muktahir adalah suatu
studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem atau alam dimana
manusia adalah bagian dari alam. Struktur disini menunjukkan suatu
keadaan dari system ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk
kepadatan atau kerapatan, biomassa penyebaran potensi unsur-unsur
hara, energy, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan
keadaan system tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan
hubungan sebab akibat yang terjadi dalam system. Jadi pokok utama
ekologi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.
Struktur ekosistem menurut Odun (1983),terdiri dari beberapa
indikator yang menunjukan keadaan dari sytem ekologi pada waktu dan
tempat tertentu. Beberapa penyusun struktur ekosistem antara lain
adalah densetas (kerapatan), biomas, materi, energi, dan faktor – faktor
fisik kimia lain yang mencirikan keadaan sytem tersebut. Fungsi
ekosistem menggambarkan hubungan sebab akibat yang terjadi dalam
sytem.
Berdasarkan struktur dan fungsi ekosistem,maka seseorang yang
belajar ekologi harus didukung oleh pengetahuan yang komprehensip
berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan seperti:
taksonomi, morfologi,matematika,kimia,fisika,agama dan lain-lain. Belajar
ekologi tidak hanya mempelajari ekosistem tetapi juga otomatis
mempelajari organisme ada tingkatan organisasi yang lebih kecil seperti
individu, populasi dan komunitas.
Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang banyak memanfaatkan
informasi dari berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia, fisika,
geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya. Penerapan ekologi di
bidang pertanian dan perkebunan di antaranya adalah penggunaan
kontrol biologi untuk pengendalian populasi hama guna meningkatkan
produktivitas.
Ilmu ekologi pada dasarnya menjelaskan hubungan antara
organisme -tumbuhan maupun hewan- dengan lingkungannya. Dalam
studi ekologi digunakan metoda pendekatan secara rnenyeluruh pada
komponen-kornponen yang berkaitan dalam suatu sistem. Ruang lingkup
ekologi berkisar pada tingkat populasi, komunitas, dan ekosistem.
Ruang lingkup ekologi meliputi beberapa unit dalam spektrum
biologi. Unit-unit lingkup ekologi tersebut berturut-turut dari kecil ke
besar adalah individu, populasi, komunitas, ekosistem dan biosfer.
Beberapa Cabang Ilmu dari Ekologi Karena sifatnya yang masih
sangat luas, maka ekologi mempunyai beberapa cabang ilmu yang lebih
fokus, yaitu :
1 Ekologi Tingkah Laku
2 Ekologi Komunitas dan Sinekologi
3 Ekologi Fisiologi
4 Ekologi Ekosistem
5 Ekologi Evolusi
6 Ekologi Global
7 Ekologi Manusia
8 Ekologi Populasi
9 Ekologi Akuatik
10 Ekologi Api
11 Ekologi Fungsional
12 Ekologi Polinasi
13 Ekologi Hutan
14 Ekologi Laut
15 Ekologi Laut Tropis
16 Ekologi Pangan dan Gizi
17 Ekologi Hutan Mangrove
18 Ekologi Kesehatan
19 Ekologi Antariksa
20 Ekologi Pedesaan
21 Ekologi Serangga
22 Ekologi Habitat
23 Ekologi Pelestarian
24 Ekologi Hewan
25 Ekologi Produksi
26 Ekologi Purbakala
27 Ekologi Sosial
28 Ekologi Radiasi
29 Ekologi Tumbuhan Penganggu
30 Ekologi Robot
31 Ekologi Industri
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan
berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor
abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi,
sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,
hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan
tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi,
komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan
suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru
muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh
yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana
makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan
mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak
hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi
dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani
yang menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan
ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai makanan
manusia dan tingkat tropik dengan permasalahan kesehatan.
Peristiwa ekologis telah terjadi sejak mulainya sejarah kehidupan di
alam semesta ini. Ilmu Ekologi sebenarnya juga sudah cukup lama
dikenal dan dipelajari terutama oleh para ahli biologi. Namun sejak
Konferensi Stockholm 1972, ekologi ramai diperbincangkan orang
karena erat hubungannya dengan lingkungan hidup. Cabang ekologi yang
disebut Ekologi Kesehatan masih lebih muda usianya.
Menurut Zoer’aini (2003), seseorang yang belajar ekologi
sebernanya menanyakan berbagai hal antara lain:
a. Bagaimana alam bekerja
b. Bagaimana species beradaptasi dalam habitatnya
c. Apa yang diperlukan organisme dari habitatnya untuk melangsungkan
kehidupan
d. Bagaimana organisme mencukupi kebutuhan materi dan energi
e. Bagaimana interaksi antar species dalam lingkungan
f. Bagaimana individu-individu dalam species diatur dan berfungsi
sebagai populasi
g. Bagaimana keindahan ekosistem tercipta
Kesehatan Lingkungan berasal dari dua kata yaitu kesehatan dan
lingkungan. Kesehatan menurut WHO adalah kondisi fisik, mental dan
social yang sempurna, bukan hanya ketidakhadiran penyakit belaka.
Lingkungan hidup menurut Undang-undang RI No 23 tahun 1997 tentang
pengelolaan lingkungan hidup pasal 1 ayat 1 adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk
manusia serta makhuk hidup lainnya. Jadi Kesehatan Lingkungan adalah
suatu keadaan yang mampu menopang keseimbangan ekologis yang
dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat, sejahtera dan bahagia.
Sedangkan Ekologi Kesehatan adalah ”ilmu yang mempelajari
interaksi antara manusia, lingkungan biologis, lingkungan fisik,
lingkungan sosial di dalam suatu daerah dan waktu tertentu yang
mempunyai pengaruh pada status kesehatan”
Ekologi Kesehatan adalah Ilmu yang mempelajari interaksi antara
manusia dengan lingkungan biologis, lingkungan fisik, lingkungan sosial
didalam suatu daerah dan waktu tertentu yang mempunyai pengaruh
dalam status kesehatan.
B. PEMBAGIAN EKOLOGI
Ekologi dapat dibagi menjadi autekolgi dan sinekologi
a. Autekologi membahas sejarah hidup dan pola adaptasi individu-
individu organisme terhadap lingkungan.
b. Sinekologi membahas golongan atau kumpulan organisme yang
berasosiasi bersama sebagai satu kesaatuan.
C. APLIKASI EKOLOGI
Aplikasi ilmu ekologi dengan prinsip-prinsip dasarnya apabila
dipergunakan secara benar dan bertanggungjawab sebenarnya dapat
memperbaiki segala kerusakan yang telah terjadi mencegah terulangnya
peristiwa-pertiwa yang sangat tidak diinginkan. Ekologi menganut
prinsip keseimbangan dan keharmonisan semua komponen alam.
Terjadinya bencana alam seperti tsunami di Aceh, Sumatra Utara,
pengandaran dan terakhir terjadinya banjir pasang di sebagian Jakarta,
fenomena angin puting beliung dibeberapa tempat di Indonesia dan lain-
lain adalah merupakan salah satu contoh keseimbangan dan harmonisasi
alam terganggu. Ketika timpangan sudah mencapai pada puncaknya maka
alam akan mengatur kembali dirinya dalam keseimbangan baru. Proses
menuju keseimbangan baru tersebut sering kali menimbulkan perubahan
yang dratis dan dianggap bencana bagi komponen alam yang lain
(manusia). Terjadinya ledakan populasi beblalang dilampung, ledakan
populasi hama wereng, kutu loncat, tikus, DBD, flu burung dan lain-lain
adalah merupakan salah satu bentuk terjadinya ketidak seimbangan
dalam ekosistem dan komponen-komponen alam yang terlibat dalam
sytem sedang mengatur strategi masing-masing untuk menuju kearah
keseimbangan baru.
Ekologi memandang hidup mahluk hidup sesuai dengan perannya
masing-masing dan memandang individu dalam species menjadi salah
satu unsur terkecil. Aplikasi ekolgi yang nyata saat ini adalah analisis
mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dari semua kegiatan
pembangunan dan desain lansekap. Lansekap adalah wajah dan karakter
lahan atau tapak bagian dari muka bumi dengan segala kegiatan
kehidupan dan apa saja di dalamnya, baik bersifat alami, non alami atau
kedua-duanya yang merupakan bagian atau total lingkungan hidup
manusia berserta makhluk-makhluk lainnya.
D. KONSEP EKOLOGI
Secara konsep pengelolaan lingkungan hidup bersifat Antroposentris,
artinya perhatian utama dikaitkan dengan kepentingan manusia.
Kelangsungan hidup suatu tumbuhan atau hewan tersebut untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia, baik secara material (bahan
makanan) maupun non material (keindahan, estetika, dan nilai ilmiah).
Oleh karena itu kelangsungan hidup manusia dalam lingkungan hidup
sangat dipengaruhi oleh unsur biotik (tumbuhan dan hewan) dan abiotik
(tak hidup). Alam memiliki sifat yang beranekaragam, namun serasi dan
seimbang. Oleh karena itu perlindungan dan pengawetan alam harus
terus dilakukan untuk mempertahankan keserasian dan keseimabagan
tersebut, terutama dalam bidang kesehatan lingkungan.
Kesehatan lingkungan dapat dilihat dari berbagai segi, tergantung dari
mata angin yang ingin memulai. Kesehatan lingkungan dari “frame-work”
melalui konsep pendekatan ekologis yaitu dikenal dengan “the nature of
man environment relationship”,namun bagi pendekatan tersebut terakhir
ini kesehatan lingkungan dilihat sebagai kumpulan program maupun
kegiatan kesehatan dalam rangka upaya manusia melalui teknologisnya
menciptakan suatu kondisi kesehatan yang kemudian dikenal sebagai
kesehatan lingkungan.
Dalam kaitannya dengan masalah ini kita menempatkan terminology
kesehatan lingkungan dalam deretan akronim setingkat dengan
kesehatan kerja, kesehatan jiwa, kesehatan angkasa dan lain sebagainya.
Disamping kesehatan lingkungan itu dapat dikaji dari segi pendekatan
ekologis maupun pendekatan operasional, ternyata kita masih dapat
mengkaji dari pendekatan perkembangan ilmu terapan baru (applied
science) yang bersifat komprehensif (pendekatan multi disipliner).
Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dibidang lingkungan
(Ecology) kita lebih menekankan sistem tersebut pada arti interaksi antar
elemen didalamnya. Interaksi yang senantiasa bersifat dinamis sehingga
sering dijabarkan dalam pengertian “interactions between environment
and mans biological system”
Bertitik tolak dari model timbangan Gordon, kemudian
dimodifikasikan pada suatu model lanjutannya dijelaskan oleh empat
factor, yaitu:
a. Faktor penentu kahidupan atau life support
b. Aktifitas manusia atau man’s activites
c. Bahan buangan & residu karena kehadiran adan aktifitas manusia
(residues and wastes
d. Gangguan lingkungan (environmental hazards)
Dalam pendekatan ekologis ini justru menekanakan titik masalah
pada man’s activities. Dari titik ini terdapat komunikasi dua arah yang
masing-masing dapat ke arah Life Support, Residues and Wastes serta
Gangguan Lingkungan. Namun di lain pihak dari segi kausal tidak
digambarkan adanya interaksi antar-antar faktor.
Di dalam kaitan ini, kesehatan lingkungan menempatkan dan
menggantungkan diri pada keseimbangan ekologi, sehingga karenanya
berusaha menjalin suatu keseimbangan interaksi manusia dengan
lingkungannya pada tarap optimal dan batas-batas tertentu untuk
menjamin kehidupan yang tetap sehat (well being). Kehidupan yang sehat
meliputi baik dimensi kesehatan fisik, kesehatan mental maupun
hubungan sosial yang optimal dengan lingkungan sekitar. Bila kondisi
yang optimal dapat dicapai karena timbulnya interaksi yang “menekan”
kehidupan, maka kesehatan lingkungan sampai batas-batas
dimungkinkan dapa menyerasikan diri melalui berbagai upaya.
Perubahan yang sesungguhnya ditimbulkan oleh manusia sendiri
pada umumnya, dan dipengaruhi oleh:
a. Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, yang sering dikenal
dengan istilah “peledakan penduduk” dengan segala implikasi
kaitannya lebih lanjut.
b. Urbanisasi, yang dapat menimbulkan perubahan-perubahan yang
terjadi pada kota-desa, dimana dampaknya tidak saja dirasakan bagi
system kehidupan kota melainkan juga ikut merugikan kehidupan
sistem pedesaan sendiri.
c. Industrialisasi, yang menimbulkan berbagai mata rantai implikasi
serta sebagai akses secara luas.
d. Perkembangan teknologi yang sangat cepat, khususnya bagi negara-
negara yang sedang berkembang yang belum dapat menyiapkan diri
dalam sistem sosialnya (infra structural).
e. Kebutuhan yang “meningkat” dari masyarakat untuk memaksakan
meningkatkan standart kehidupan, pada hal syarat-syarat untuk
mendukung ini juga belum disiapkan.
Walaupun demikian ada tiga pokok yang dapat dilakukan dalam
mengembangkan upaya-upaya kesehatan lingkungan yaitu :
a. Di mana dimungkinkan gangguan-gangguan yang dapat berakibat
terhadap kesehatan lingkungan perlu di cegah.
b. Apabila gangguan tersebut telah ada, langkah berikutnya adalah
mengusahakan mengurangi atau meniadakan efeknya terhadap
kecenderungan timbulnya penyakit didalam masyarakat.
c. Mengembangkan lingkungan yang sehat, khususnya pada daerah-
daerah padat melalui sistem perencanaan dan pengendalian yang
mudah terhadap pemukiman,perumahan dan fasilitas rekreasi yang
sesungguhnya bisa menjadi pusat kunjungan manusia dan sumber
penularan.
E. DEFENISI EKOSISTEM
Di dalam ekosisten, organisme yang ada selalu berinteraksi secara
timbal balik dengan lingkungannya. Interaksi timbal balik ini membentuk
suatu sistem yang kemudian kita kenal sebagai sistem ekologi atau
ekosistem. Dengan kata lain ekosistem merupakan suatu kesatuan
fungsional dasar yang menyangkut proses interaksi organisme hidup
dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa
lingkungan biotik (makhluk hidup) maupun abiotik (non makhluk hidup).
Sebagai sistem, di dalam suatu ekosistem selalu dijumpai proses interaksi
antara makhluk hidup dengan lingkungannya, antara lain dapat berupa
adanya aliran energi, rantai makanan, siklus biogeokimiawi,
perkembangan dan pengendalian.
Ekosistem juga dapat didefinisikan sebagai suatu satuan lingkungan
yang melibatkan unsur-unsur biotik (jenis-jenis makhluk) dan faktor-
faktor fisik (iklim, air, dan tanah) serta kimia (keasaman dan salinitas)
yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Gatra yang dapat digunakan
sebagai ciri keutuhan ekosistem adalah energetika (taraf trofi atau
makanan, produsen, komsumen, dan redusen), pendauran hara (peran
pelaksana taraf trofi), dan produktivitas (hasil keseluruhan sistem). Jia
dilihat komponen biotanya jenis yang dapat hidup dalam ekosistem
ditentukan oleh hubungannya dengan jenis lain yang ditinggal dalam
ekosistem ditentukan oleh hubungannya dengan jenis lain yang tinggal
dalam ekosistem tersebut. Selain itu keberadaannya ditentukan juga oleh
keseluruhan jenis dan faktor-faktor fisik serta kimia yang menyusun
ekosistem tersebut.
a. Struktur Ekosistem
Bila kita memasuki suatu ekosistem, baik ekosistem daratan
maupun perairan, akan dijumpai adanya dua macam organisme
hidup yang merupakan komponen biotik ekosistem. Kedua macam
komponen biotik tersebut adalah (a) autotrofik dan (b) hetertrofik.
a) Autotrofik terdiri atas organisme yang mampu menghasilkan
(energi) makanan dari bahan-bahan anorganik dengan proses
fotosintesis ataupun kemosintesis. Organisme ini tergolong
mampu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Organisme ini
sering disebut produsen.
b) Heterotrofik terdiri atas organisme yang menggunakan,
mengubah atau memecah bahan organik kompleks yang telah ada
yang dihasilkan oleh komponen autotrofik. Organisme ini
termasuk golongan konsumen, baik makrokonsumen maupun
mikrokomsumen.
Secara struktural ekosistem mempunyai enam komponen sebagai
berikut :
a. Bahan anorganik yang meliputi C, N, CO2, H2O, dan lain-lain. Bahan-
bahan ini akan mengalami daur ulang.
b. Bahan organik yang meliputi karbohidrat, lemak, protein, bahan
humus, dan lain-lain. Bahan-bahan organik ini merupakan
penghubung antara komponen biotik dan abiotik.
c. Kondisi iklim yang meliputi faktor-faktor iklim, misalnya angin, curah
hujan, dan suhu.
d. Produsen adalah organisme-organisme autotrof, terutama tumbuhan
berhijau daun (berklorofil). Organisme – organisme ini mampu hidup
hanya dengan bahan anorganik, karena mampu menghasilkan energi
makanan sendiri, misalnya dengan fotosintesis. Selain tumbuhan
berklorofil, juga ada bakteri kemosintetik yang mampu menghasilkan
energi kimia. Tetapi peranan bakteri kemosintek ini tidak begitu besar
jika dibandingkan dengan tumbuhan fotosintetik.
e. Makrokonsumen adalah organisme heterotrof, terutama hewan-
hewan seperti kambing, ular, serangga, dan udang. Organisme ini
hidupnya tergantung pada organisme lain, dan hidup dengan
memakan materi organik.
f. Mikrokonsumen adalah organisme-organisme heterotrof, saprotrof,
dan osmotrof, terutama bakteri dang fungi. Mereka ini yang memecah
materi organik yang berupa sampah dan bangkai, menguraikannya
sehingga terurai menjadi unsur-unsurnya (bahan anorganik).
Kelompok ini juga disebut sebagai organisme pengurai atau
decomposer.
Komponen – komponen a,b,c, merupakan komponen abiotik/
nonbiotik, atau komponen yang tidak hidup, sedangkan komponen-
komponen d,e,f, merupakan komponen yang hidup atau komponen biotik.
Secara fungsional ekosistem dapat dipelajari menurut enam proses
yang berlangsung di dalamnya, yaitu :
a. Lintasan atau aliran energi
b. Rantai makanan
c. Pola keragaman berdasar waktu dan ruang
d. Daur ulang (siklus) biogeokimiawi
e. Perkembangan dan evolusi
f. Pengendalian atau sibernetika
F. PARADIGMA EKOLOGI KESEHATAN
a. Manusia adalah bagian tidak terpisahkan dari lingkungannya
b. Lingkungan yang baik dan stabil akan membuat kehidupan manusia
sehat
c. Lingkungan rusak dan tidak stabil membuat manusia sakit / tidak
sehat
G. KEBUTUHAN MANUSIA AKAN LINGKUNGAN
a. Sebagai sumber energi (harus mencakupi kebutuhan tubuh)
b. Sebagai tempat tinggal (harus menunjang aktivitasnya)
H. LINGKUNGAN YANG MENGANGGU HIDUP
a. Rusak : Kehilangan sumber daya alam yang menunjang kehidupan
manusia
b. Tercemar : komposisinya berubah menjadi tidak sesuai lagi dengan
peruntukannya , berbahaya bagi lingkungan manusia
I. PERAN MANUSIA DALAM MENJAGA LINGKUNGAN
Satu hal yang tak dapat dilepaskan dari ekosistem adalah jumlah
populasi manusia yang kian meningkat dari waktu ke waktu akan
berakibat menurunnya nilai ekosistem kita. Pemanfaatan berbagai
sumber daya alam secara tak terkendali dapat membawa ekosistem
secara keseluruhan menjadi tak seimbang. Oleh sebab itu pengendalian
jumlah populasi manusia perlu diatur sediemikian rupa agar tidak
melampaui kemampuan alam untuk mendukungnya. Manusia harus
berperan aktif dalam menjaga keseimbangan lingkungannya agar Ekologi
kesehatan tetap terjaga dan bebas dari segala macam bentuk
permasalahan kesehatan
J. PRINSIP DASAR EKOLOGI KESEHATAN
a. Lingkungan lingkup makro
Harus dikelola supaya bisa memberi kecukupan kebutuhan primer,
sekunder, tersier dengan distribusi yang mencukupi “need” semua
penduduk
Upaya mengatasinya harus melalui Proses manajemn Negara dan
Wilayah yang benar
Tugas semua jajaran birokrasi Pemerintah untuk mengatasi
tantangan sampai ke akar permasalahannya.
b. Lingkungan lingkup meso
Harus memenuhi persyaratan lingkungan kerja sehat, terkendali
tidak eksploitatif dan mencemari sekitar.
Semua penanggung jawab tempat kerja seperti Industri, Pertanian,
Kantor Perdagangan/Jasa termasuk sekolah perguruan tinggi
berkewajiban :
1. Menertibkan lingkungan kerja mereka supaya bebas dari polutan
organik dan anorganik.
2. Bagi kegiatan bisnis tidak melakukan kebijakan eksploitatif pada
masyarakat dan lingkungan luas
c. Lingkungan lingkup mikro
Harus sesuai persyaratan rumah sehat, baik aspek luas dan
kebersihannya
Semua keluarga harus membenahi lingkungan rumah tangganya
seperti aspek makanan, air minum, ruangan, kamar mandi,
pembuangan sampah, selokan, dan lainnya supaya terjaga bersih.
BAB III
PEMBAHASAN
A. HUBUNGAN ANTARA EKOLOGI DAN KESEHATAN MASYARAKAT
Tentu ada hubungan yang erat antara ekologi dan kesehatan
masyarakat. Karena kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi oleh
lingkungan sekitarnya, selain lingkungan sosial kesehatan masyarakat
juga dipengaruhi oleh lingkungan alam sekitar. Tentu apapun perbuatan
yang dilakukan manusia terhadap alam sekitarnya maka akan ada
dampak yang di timbulkan entah itu dampak positif maupun dampak
negatif. Contoh jika masyarakat sekitar mampu melestarikan sumber
daya alam yang disekitarnya misalnya melakukan budidaya suatu
tanaman maka akan ada timbal balik dari lingkungan itu sendiri yaitu
udara menjadi lebih sejuk sehingga tidak mengganggu kesehatan
pernafasan masyarakat sekitar. Sedangkan dampak negatifnya jika
masyarakat sekitar memiliki perilaku membuang sampah sembarangan
tentu dampak yang diberika oleh lingkungan adalah udara yang kotor dan
banyak sumber penyakit yang timbul. Atau contoh lain adalah
penggunaan pestisida pada budidaya tanaman.
Dalam sebuah buku ada contoh kasus yang di ambil dari salah satu
berita dikatakan ada sejumlah petani yang menderita keracunan akibat
pestisida, menurut penelitiian terhadap 1800 petani di sumatera barat
yang sering menyemprot pestisida tercatat 81,6 % keracunan pestisida.
Dari seni jelas terlihat hubungan ekologi dengan kesehatan masyarakat.
Karena sebenarnya apa yang manusia itu lakukan terhadap alam sekitar
maka akan memperolehnya sesuai yang kita lakukan. Allah SWT
berfirman dalam surat Ar-rum ayat 41 : “Telah tampak kerusakan di darat
dan dilaut yang diakibatkan oleh perbuatan tangan manusia; Allah
menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan
mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar)”. Disini terlihat bahwa
adanya permasalahan kesehatan pada masyarakat itu diakibatkan karena
perbuatan masyarakat itu sendiri terhadap lingkungan.
B. HUBUNGAN EKOLOGI DENGAN MASALAH KESEHATAN LINGKUNGAN DI
INDONESIA
Hubungaan kesehatan masyarakat dengan lingkungan juga berkaitan
dengan sanitasi lingkungan. Menurut data PBB , dari 7 miliar penduduk
dunia masih ada sekitar 2,6 miliar orang yang tidak memiliki akses toilet
dan fasilitas sanitasi limbah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
merangking negara-negara dengan sanitasi terburuk di dunia dan
Indonesia menduduki peringkat ke-3. Dari peringkat ini jelas terlihat
bahwa tingkat kesehatan masyarakat indonesia ini masih sangat rendah.
Manusia hidup di bumi tidak sendirian, melainkan bersama makhluk
lainnya yaitu : tumbuhan, hewan, dan jasad renik. Makhluk hidup yang
lain itu bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral
atau pasif terhadap manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat
pada mereka. Tanpa mereka manusia tidaklah dapat hidup. Karena itu
anggapan bahwa manusia adalah makhluk yang paling berkuasa
sebenarnya tidaklah betul. Seyogyanya kita menyadari bahwa kitalah
yang membutuhkan makhluk hidup yang lain untuk kelangsungan hidup
kita dan bukannya mereka yang membutuhkan kita untuk kelangsungan
hidup mereka.
Manusia bersama tumbuhan, hewan, dan jasad renik menempati
suatu ruang tertentu yang dinamakan biosfer. Biosfer dikatakan juga
alam atau dunia kehidupan yang terdirimdari semua jasad hidup, air,
udara, tanah dan materi yang mengelilingi dan merupakan suatu lapisan
yang agak tipis dipermukaan bumi. Biosfer juga sebagai suatu hubungan
jasad hidup serta materi dan energy yang mengelilinginya dan manusia
merupakan sebagian dari system itu. Dalam ekologi semua itu harus
dipelajari.
Untuk hidup dan hidup berkelanjutan bagi manusia harus belajar
memahami lingkungannya dan pandai mengatur pemakaian sumber-
sumber daya alam dengan cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan
demi pengaman dan kelestarian. Inti permasalahan lingkungan hidup
adalah hubungan makhluk hidup, khususnya manusia, dengan lingkungan
hidupnya. Seperti halnya dengan Indonesia, Indonesia tidak mungkin
terhindar dari dampak yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan
global yang langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kesehatan.
Di samping itu Indonesia juga menghadapi masalah lingkungan yang
bersifat lokal meliputi dampak proses industrialisasi dan urbanisasi,
dampak pembukaan hutan untuk pemukiman dan pertanian serta
hilangnya hutan hujan dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
Pada dasarnya masalah lingkungan timbul karena kegiatan manusia
yang tidak mengindahkan atau tidak mengerti tentang prinsip-prinsip
ekologi.Secara alamiah manusia mempunyai misi mempertahankan
keberadaanya dimuka bumi ini dalam kondisi lingkungan yang seoptimal
mungkin. Hal ini diwujudkan dalam berbagai bentuk upaya manusia
untuk menciptakan kehidupan yang aman dan nyaman. Namun ironinya,
disadari atau tidak upaya-upaya tersebut dalam beberapa hal telah
memberikan dampak samping negative bagi lingkungan baik berskala
local, regional, maupun global.
Dalam beberapa dekade terakhir dapat disaksikan betapa kemajuan
ilmu dan teknologi telah menimbulkan transformasi lingkungan fisik yang
luar biasa dimuka bumi. Teknologi memang mampu menciptakan
kemudahan, rasa aman dan nyaman bagi manusia, namun teknologi telah
pula memberikan dampak negative bagi kondisi tata lingkungan,
tentunya bila digunakan secara tidak terkendali,yang dapat mengancam
kelesstarian lingkungan dan kehidupan makhluk hidup. Perubahan
lingkungan yang dapat mempengaruhi masalah kesehatan lingkungan
antara lain :
a. Pemanasan global
Pemanasan global salah satunya diakibatkan oleh efek rumah
kaca, gas-gas yang dapat menyebabkan pemanasan global adalah CO2,
CH4, N2O dan senyawa halocarbon serta turunannya seperti CFC,
HCFs dan HFCs gas ini berasal dari kegiatan manusia. Efek rumah
kaca sebenarnya sudah ada sejak dahulu kala dan merupakan proses
geofisika. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dunia, proses
industrialisasi dan kegiatan pertanian, keseimbangan tersebut
menjadi terganggu dan mengakibatkan peningkatan suhu permukaan
bumi.
b. Hujan asam
Di atmosfer gas-gas sulfur oksida ( SO2 ) dan nitrogen oksida
(NO2) akan diubah menjadi asam yang akhirnya akan jatuh ke tanah
sebagai hujan atau salju asam. Efek utama polusi asam pada manusia
adalah pada system pernafasan seperti asma, batuk kering, sakit
kepala, mata, hidung, dan iritasi tenggorokan. Efek tidak langsung
berupa keracunan logam berat yang larut dalam air yang kemudian
terminum atau diserap oleh buah-buahan, sayuran, dan organ serta
jaringan hewan ternak.
c. Penipisan dan lubang pada ozon
Lapisan ozon berfungsi melindungi makhluk hidup di muka bumi
dari pancaran sinar ultraviolet matahari. Dari ketiga jenis sinar UV
yang ada, sinar UV-B lah yang paling berbahaya karena banyak
system biologic yang sensitive terhadapnya. Kanker kulit non-
melanoma ( sel basal dan squama ) diketahui sangat erat
hubungannya dengan keterpaparan kumulatif radiasi UV selama
hidup. Penyakit kulit lainnya yang terkait dengan radiasi UV antara
lain adalah keratosis, actinic, actinic elastosis, photo aging of skin, dan
sunburn.
d. Penurunan keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati mempunyai fungsi biologic yaitu secara
alami mengontrol hama tanaman dan kuman pathogen bagi manusia.
Dalam menghadapi masalah keanekaragaman hayati sering kali
terjadi benturan kepentingan yaitu di satu sisi ada upaya untuk
menekan atau membasmi spesies tertentu yang secara langsung
berbahaya bagi kesehatan atau dalam rangka memenuhi kebutuhan
manusia.
Selain hal-hal yang telah disebutkan, adapun perubahan
lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan lingkungan, seperti
pola hidup, perubahan tata nilai dan perilaku akibat tranformasi
social budaya, yang mengakibatkan berbagai masalah pada tingkat
individu, keluarga dan masyarakat.
C. PENYEBAB BURUKNYA EKOLOGI KESEHATAN DI INDONESIA
Dari beberapa kasus diatas dapat diketahui ada beberapa penyebab
buruknya ekologi dan kesehatan masyarakat diindonesia diantaranya:
a. Pencemaran lingkungan akibat sampah. Ini bisa diakibatkan karena
kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya
masih sangat kurang. Selain itu penanganan dari pemerintah terhadap
tumpukan sampah yang ada ditengah masyarakat masih kurang
tanggap. Sehingga lama-kelamaan akan mencemari lingkungan sekitar
dan menimbulkan berbagai macam penyakit terhadap masyarakat
sekitar seperti di kota salatiga tadi.
b. Selanjutnya ada pencemaran yang diakibatkan oleh industri setempat
terhadap kesehatan masyarakat. Pencemaran udara yang disebabkan
industri dapat menimbulkan asphyxia dimana darah kekurangan
oksigen dan tidak mampu melepas CO2 disebabkan gas beracun besar
konsentrasinya dedalam atmosfirseperti CO2, H2S, CO, NH3, dan CH4.
Kekurangan ini bersifat akurat dan keracunan bersifat sistemik
penyebab adalah timah hitam, Cadmium,Flour dan insektisida . karena
biasanya industri ataupun pabrik banyak melakukan aktifitas yang
banyak menghasilkan gas-gas beracun. Selain itu limbah industri atau
pabrik ini juga dapat mencemari air yang ada dilingkungan
masyarakat sekitar. Pengaruh air sangat besar terhadap keshatan
masyarakat karena air adalah sumber kahidupan bagi seluruh mahluk.
Dari pencemaran air ini bisa timbul berbagai macam penyakit yang
menyerang masyarakat sekitar.
Air dari limbah pabrik banyak mengandung bahan-bahan kimia
berbahaya seperti limbah fosfat dan sulfat pada pabrik kertas.
c. Penebangan Hutan juga adalah salah satu penyebab terganggunya
ekologi dan kesehatan masyarakat. Akibat dari penebangan hutan
tidak ada lagi tumbuhan yang dapat menyerap air ketika melimpah,
akibatnya wilayah tersebut terserang banjir. Dari banjir inilah timbul
penyakit-penyakit di kalangan masyarakat sekitar.
d. Selanjutnya penyebab terganggunya ekologi dan kesehatan
masyarakat di indonesia bisa disebabkan adanya limbah pertanian,
kita tahu bahwa sebagian besar penduduk indonesia bekerja dalam
bidang pertanian, sehingga jika tidak memperhatikan lingkungan
sekitar limbah pertanian dapat mencemari lingkungan. Limbah
pertanian ini bisa berupa urea, Pestisida, insektisida dan lain
sebagainya. Menurut penelitian di Reston Amerika Serikat
menunjukan bahwa pestisida dalam pertanian serta obat pembasmi
hama dapat mengakibatkan penyakit kanker dan jantung. Bagi mereka
yang sensitif, penggunaan pestisida sedikit saja bisa mengakibatkan
asma, bronkitis, eksim.
e. Masalah sanitasi lingkungan yang kurang baik. Kita tahu bahwa
indonesia menjadi urutan ke tiga dengan sanitasi terburuk. Hanya
38,4 persen penduduk perdesaan yang memiliki akses pada sanitasi
yang layak. Menurut data WSP (World Bank's Water and Sanitation
Program), akses sanitasi perdesaan tidak bertambah secara berarti
selama 30 tahun terakhir.
Setiap tahun tercatat sekitar 121.100 kasus diare yang
memakan korban lebih dari 50.000 jiwa akibat sanitasi yang buruk.
D. LANGKAH-LANGKAH MENGHADAPI MASALAH EKOLOGI KESEHATAN
Perubahan lingkungan global mengancam sistem infrastruktur
pendukung kehidupan(life supporting) bumi serta menimbulkan
kerusakan pada bisofer, yang selanjutnya akan memberikan dampak bagi
derajat kesehatan. Resiko kesehatan yang ditimbulkannya tidak lagi
berupa masalah kesehatan lingkungan local yang biasanya berada pada
tingkat toksikologi dan mikrobiologi, tetapi telah mempunyai skala gobal.
Dilakukan beberapa langkah-langkah untuk mengantisipasi masalah
kesehatan lingkungan tersebut, antara lain meliputi upaya untuk memacu
perkembangan teknologi dan produk industry yang akrab lingkungan
(green technologi dan green products ).
Pemanfaatan energy alternative yang bukan berasal dari bahan bakar
fosil, program untuk mengatasi masalah urbanisasi dan pengentasan
kemiskinan, serta pendekatan sosio budaya. Untuk menghadapi dan
mengantisipasi pengaruh lingkungan terhadap kesehatan maka perlu
melakukan kegiatan-kegiatan yang terprogram dan terkoordinasi seperti
mendirikan Pusat Nasional Kesehatan Lingkungan ( National Center for
Environtment Health ) di Indonesia. Pusat ini bertugas memantau
perubahan lingkungan dan mengkaji dampaknya terhadap kesehatan,
anggotanya para ahli, seperti ahli kedokteran dan kesehatan, ekologi,
meteorology, kependudukan dan ilmu social serta ahli dari disiplin ilmu
lain yang terkait. Kegiatan pusat ini antara lain :
a. Melakukan pemantauan dan pengumpulan data tentang perubahan
faktor-faktor lingkungan.
b. Menyusun indicator biologi dan kesehatan yang berkaitan dengan
perubahan lingkungan.
c. Melakukan survey epidemiologi tentang penyakit yang berkaitan
dengan faktor lingkungan.
d. Melakukan pengkajian tentang dinamika social dan kependudukan
yang mempunyai dampak terhadap perubahan lingkungan dan
kesehatan.
Dalam melaksanakan kegiatannya perlu menjalin kerjasama dengan
pusat-pusat serupa di Negara-negara lain serta badan-badan
Internasional melalui jaringan lingkungan global.
Untuk mengantisipasi masalah lingkungan di Indonesia ini akan
sangat membutuhkan biaya yang tidak sedikit, oleh sebab itu
pemerintah perlu mengadakan pendekatan ekonomi efisien, yang
merupakan suatu konsep yang mengkombinasikan efisien ekonomi dan
efisien ekologi. Nampaknya memang mustahil untuk mengkombinasikan
dual hal yang dianggap mempunyai prinsipil yang berlawanan. Tetapi
dengan kajian sepintassaja sudah nampak bahwa dengan meningktkan
efisien produks, bahan baku yang terbuang akan berkurang. Ini berarti
bahwa limbah yang terbentuk juga akan berkurang. Jadi dengan ekonomi
efisien, pada satu pihak kebutuhan bahan baku per unit produk
berkurang sehingga biaya produksi per unit produk juga berkurang. Pada
lain pihak limbah yang diproduksi oleh perusahaan pun menurun, biaya
pengolahan limbah berkurang dan dampak potensial terhadap
lingkungan juga menurun. Ekonomi efisien juga berusaha untuk
mengurangi produk limbah bahan berbahya dan beracun(B3).Ekonomi
efisien ini mempunyai dua prinsip,yaitu:
a. Memaksimumkan layanan ekologi lingkungan
Lingkungan memberikan berbagai layanan ekologi yang sangat
berguna bagi manusia. Layanan itu ada yang bersifat global dan ada
pula yang bersifat local.
b. Sumber daya terbarukan (renewable)
Matahari merupakan sumber energy kita yang paling utama.
Energi matahari bersifat terbarukan, dari energy matahari ini kita
dapatkan sumberdaya alamlain yang terbarukan, sepeerti energy
angin dan air serta biomassa berupa tumbuhan, hewan dan jasad
renik. Sumber alam terbarukan merupakan layanan ekologi
lingkungan yang tak ternilai harganya. Energi terbarukan bersifat
bersih tidak mencemarkan kecuali bahan bakar biomassa.
c. Industri
Sebuah contoh layanan pada tingkat global yang terkait dengan
industry ialah perlindungan makhluk hidup dari sinar UV-B dari
matahari, hal ini disebabkan karena terbentuknya lubang ozon
diatmosfer sehingga sinar ultara violet akan langsung mengenai
makhluk hidup dimuka bumi. Lubang ozon ini salah satu
penyebabnya adalah oleh KFK, yang dimana KFK merupakan bahan
yang digunakan untuk membuat karet busa yang dimanfaatkan untuk
pembuatan kasur, bantal dan jok kursi. Dan masih banyak lagi hasil
buangan industry yang berbahaya bagi kesehatan lingkungan yang
berdampak pada manusia sendiri.
d. Pertanian
Contoh layanan ekologi pada tingkat local ialah musuh alami
hama. Di dalam alam populasi hama, misalnya insekta, dikendalikan
oleh musuh alaminya, antara lain: katak, capung, laba-laba, sertaa
kelelawar dan burung pemakan insekta.
Untuk meningkatkan produksi pertanian banyak digunakan
pestisida. Fungsi pestisida ialah untuk membunuh hama. Tetapi
pestisida tidak hanya membunuh hama, melainkan juga musuh alami
hama sehingga layanan ekologi lingkungan untuk mengendalikan
hama menurun. Sementara itu hama membentuk kekebalan terhadap
pestisida. Kertergantungan pada pestisida pun naik sehingga dosis
pestisida harus dinaikkan. Biaya penggunaan insektisida juga naik.
Demikian pula tingkat pencemaran pestisida. Penggunaan pestisida
secara terbatas mengurangi kematian musuh alami hama sehingga
layanan ekologi pengendaian hama data berjalan dengan maksimal.
Bersama dengan itu proses pembentukan kekebalan terhadap
pestisida pada hama dihambat.
e. Taman kota
Layanan ekologi taman dan jalur hijau didaerah perkotaan belum
kita sadari dan hargai. Akibatnya di kota-kota luas taman berkurang.
Padahal dengan adanya taman, air hujan diintersepsi oleh pohon-
pohonan, semak dan rumput sehinga volume air larian berkurang.
Banyak jenis pohon juga dapat menyerap zat pencemar udara dan
tanah. Pohon dan semak juga meredam kebisingan. Tumbuhan yang
hijau mengurangi kesilauan dan menambah keasrian kota. Alhasil
taman dan jalur hijau menambah kenyamanan kota serta
memberikan tempat untuk bersantai warga kota dan tempat bermain
yang aman untuk anak-anak. Semuanya itu berdampak positif pada
kesehatan fisik dan mental penduduknya.
1. Memaksimumkan efisiensi penggunaan bahan baku
Prinsip kedua ekonomi efisiensi, yaitu meningkatkan efisiensi
penggunaan bahan baku, sangat relevan dengan pembangunan
industry dan transport.
2. Rumah tangga
Peningkatan efisien seyogyanya dimulai di rumah tangga
keluarga dengan perbaikan pengelolaan rumah tangga. Dengan
perbaikan pengelolaan rumah tangga, anggaran belanja rumah
tangga berkurang antara lain seperti rekening listrik, air, dan
telepon serta kebutuhan pupuk untuk tanaman. Karena
pengunaan listrik menurun, pencemaran dari pembangkit listrik
oleh PLN juga turun.
3. Transpor
Energi juga banyak digunakan dalam sektor transpor,
efisiensinya juga rendah sehingga menimbulkan dampak yang
serius seperti pencemaran udara yang tinggi dan kerugian
ekonomi. Pb yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor dapat
memberikan dampak yang serius pada kesehatan, terutama pada
anak-anak. Seyogyanya kadar Pb didalam bensin diturunkan,
walaupun mempunyai konsekuensi biaya yang cukup besar.
Dengan ekonomi efisiensi pembangunan bersifat ramah
lingkungan dan dengan pembangunan yang ramah lingkungan,
lingkungan menjadi ramah pada pembangunan. Keduanya saling
mendukung dan memperkuat menuju pembangunan
berkelanjutan.
E. KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT EKOLOGI KESEHATAN
Sebenarnya untuk melindungi masyarakat indonesia terkait dengan
kesehatan, pemerintah telah mengaturnya dalam UU Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman. UU
No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan, UU No. 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan, UU No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Semua peraturan tersebut dibuat untuk melindungi
kesehatan masyarakat indonesia sendiri. Tapi yang perlu ditekankan
disini adalah bagaimana peraturan-peraturan tersebut dapat berjalan
dengan baik.
Sebagai lembaga negara seharusnya pemerintah terus melakukan
penyuluhan dan pemahaman kepada masyarakat terhadap pentingnya
hidup sehat dengan tidak membuang sampah sembarangan. Karena
selain tanggung jawab pemerintah perlu ada kesadaran sendiri dari
masyarakat untuk menjaga linagkungannya.
Selanjutnya terkait dengan industri pemerintah juga harus dengan
tegas memberikan peraturan bahwa setiap industri harus
memperhatikan kelestarian lingkungan sekitarnya agar tidak mencemari.
Adanya penebangan hutan ini bisa dilakukan penindakan terhadap
oknum-oknum yang bersangkutan serta pergerakan penanaman kembali
pohon-pohon untuk tetap menjaga keseimbangan alam.
Adanya limbah pertanian ditengah masyarakat, pemerintah dapat
memberikan dukungan terhadap budidaya pertanian dengan sistem
organik karena selain lebih sehat pertanian organik juga baik untuk
lingkungan. Baik itu mendukung dalam bidang financial maupun dalam
hal pendidkan petani terkait pertanian organik tersebut. Dan sudah
sepatutnya pemerintah menyediakan teknologi tepat guna yang dapat
menangani sampah dan limbah yang ada di tengah masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai