LANDASAN TEORI
A. Geologi Lokal Daerah Penelitian
menjadi empat, yaitu; Mandala Barat (West & North Sulawesi Volcano-Plutonic
Arc), Mandala tengah (Central Sulawesi Metamorphic Belt), Mandala timur (East
kepulauan paling timur dan tenggara sulawesi yang merupakan pecahan benua
yang berpindah ke arah barat karena strike-slip dari New Guinea. Geologi
geologi lembar lasusua-kendari dapat dibedakan dalam dua lajur, yaitu Lajur
Tinodo dan Lajur Hialu. Lajur Tinodo dicirikan oleh batuan endapan paparan
benua dan Lajur Hialu oleh endapan kerak samudra/ofiolit (Rusmana, dkk., 1985).
Secara garis besar kedua mendala ini dibatasi oleh Sesar Lasolo.
oleh sesar berarah Barat Laut-Tenggara, yang utama terdiri atas Sesar Matano,
kelompok Sesar Kolaka, kelompok Sesar Lawanopo dan kelompok Sesar Lainea.
Berdasarkan hasil penggambaran struktur regional Sulawesi dan daerah
sekitarnya (Surono, 2013). Daerah penelitian ini merupakan salah satu kawasan
daerah yang masih mendapat pengaruh oleh sesar diantaranya sesar Lasolo.
Sesar dan kelurusan umumnya berarah barat laut-tenggara searah dengan
sesar geser lurus mengiri Lasolo meliputi daerah Kecamatan Asera, Kecamatan
memanjang sampai ke Teluk Lasolo. Sesar Lasolo bahkan masih aktif hingga saat
ini. Sesar tersebut diduga ada kaitannya dengan Sesar Sorong yang aktif kembali
pada Kala Oligosen. Sesar naik ditemukan di daerah Wawo sebelah barat
Batuan Ofiolit ke atas Batuan Malihan Mekonga, Formasi Meluhu, dan Formasi
Matano.
dan ujung Selatan Lengan Tenggara. Satuan ini terdiri atas bukit kecil dan rendah
adalah batuan ofiolit (Ku) berumur kapur. Batuan ofiolit merupakan batuan beku
yang tersusun oleh jenis batuan Peridotit, Harzburgit, Dunit, Gabro, dan
yaitu sesar dan kelurusan yang umumnya berarah barat laut-tenggara searah
dengan sesar geser lurus mengiri Lasolo meliputi daerah Kecamatan Asera,
Sawa dan memanjang sampai ke Teluk Lasolo. Sesar Lasolo bahkan masih aktif
hingga saat ini. Sesar tersebut diduga ada kaitannya dengan Sesar Sorong yang
endapan mineral untuk memperoleh gambaran yang ringkas mengenai endapan itu
keyakinan geologi didasarkan pada tahap eksplorasi yang meliputi survai tinjau,
2. Cadangan (Reserve)
bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya yang secara ekonomis, teknis, hukum,
tambang berupa mineral atau batuan yang terdapat di kerak bumi yang terbentuk
mengenai endapan mineral yang meliputi ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan
kuantitas maupun kualitas sumber daya mineral dan cadangan yang masih bisa
dari suatu endapan mineral apakah layak tambang atau tidak berdasarkan kondisi
kriteria dan klasifikasi sumber tingkat kelas sumber daya mineral dan cadangan
dikelompokkan daya mineral dan cadangan dapat dilihat pada gambar 7 yaitu
sebagai berikut :
Urutan sumber daya mineral dan cadangan (Mineral Resources and Reserves)
Sumber daya mineral tereka (Inferred mineral resources) adalah sumber daya
prospeksi.
daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap
eksplorasi umum.
daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap
eksplorasi rinci.
Cadangan terkira (Probable reserve) adalah sumber daya mineral terunjuk dan
sebagian sumber daya mineral terukur yang tingkat keyakinan geologinya masih
lebih rendah, yang berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang
berdasarkan studi kelayakan tambang semua faktor yang terkait telah terpenuhi,
D. Nikel
Nikel adalah unsur kelima yang paling melimpah di bumi, tetapi kebanyakan
dari nikel terletak di inti bumi, lebih dari 1.800 mil di bawah permukaan. Dalam
kerak bumi, dua jenis deposit utama bijih memasok sebagian besar nikel yang
digunakan saat ini deposit nikel sulfat (seperti yang ditemukan di Norilsk, Rusia,
Sudbury, Kanada, dan Kambalda, Australia) dan deposit laterit (termasuk yang
sumberdaya nikel di dunia, Deposit nikel sulfat atau nikel sulfida mengandung
sekitar 40% sumberdaya nikel di dunia. Bijih nikel dapat berkembang jika magma
yang mengandung jumlah rendah silika dan jumlah tinggi magnesium menjadi
jenuh dalam sulfur, biasanya bereaksi melalui batu di kerak bumi. Cairan yang
kaya belerang dapat terpisah dari magma ion nikel, dan beberapa elemen lainnya
bisa bergerak ke dalamnya. Karena cairan magma kaya belerang padat, maka
Kanada dan terbesar kedua endapan nikel sulfida di dunia. Bagian yang terdekat
dari kerak bumi terkena dampak dan meleleh membentuk lapisan magma besar di
kawah yang dihasilkan dari benturan tadi cairan "sulfida nikel bering" kemudian
2. Nikel Laterit
Batuan induk bijih nikel adalah batuan peridotit. Batuan ultrabasa rata-
rata mempunyai kandungan nikel sebesar 0,2 %. Unsur nikel tersebut terdapat
dalam kisi-kisi kristal mineral olivin dan piroksin, sebagai hasil substitusi
terhadap atom Fe. Proses terjadinya substitusi antara Ni, Fe dan Mg dapat
diterangkan karena radius ion dan muatan ion yang hampir bersamaan diantara
unsur-unsur tersebut.
atau batuan serpentinit peroditit. Sedangkan proses kimia dan fisika dari udara,
air serta pergantian panas dingin yang bekerja secara continue, menyebabkan
khususnya, air tanah yang kaya akan CO 2 berasal dari udara dan pembusukan
Adapun skema pembentukan profil nikel laterit dapat dilihat pada gambar
pelapukan batuan ultrabasa yang terjadi diatas permukaan. Proses ini juga dapat
mengoksidasi material pada daerah itu tanpa mengganti kadar bijih tersebut, atau
dengan kata lain proses ini dapat membuat cadangan bijih dengan konsentrasi
dimulai pada batuan ultramafik (peridotit, dunit, serpentinit), batuan ini banyak
mengandung mineral olivin, piroksen, magnesium silikat dan besi silikat, yang
pada mineral yang mudah larut dan silika dari profil laterit pada lingkungan yang
bersifat asam, hangat dan lembab serta membentuk konsentrasi endapan hasil
pengkayaan proses laterisasi pada unsur Fe, Cr, Al, Ni dan Co. (Rose dan
Hawkers 1979).
permukaan tanah sampai pada zona pelindian, fluktuasi air tanah berlangsung.
Akibat fluktuasi ini air tanah yang kaya CO 2 akan kontak dengan zona saprolit
yang masih mengandung batuan asal dan melarutkan mineral-mineral yang tidak
stabil seperti olivin/serpentin dan piroksen. Mg, Si dan Ni akan larut dan terbawa
sesuai dengan aliran air tanah dan akan memberikan mineral-mineral baru pada
dengan permukaan tanah, sedangkan Mg, Ni dan Si akan tetap tertinggal didalam
larutan dan bergerak turun selama suplai air yang masuk ke dalam tanah terus
magnesium (Mg), Silika (Si), dan Nikel, (Ni) akan tertinggal didalam larutan
selama air masih bersifat asam. Tetapi jika dinetralisasi karena adanya reaksi
dengan batuan dan tanah, maka zat-zat tersebut akan cenderung mengendap
garnierit [(Ni, Mg)6Si4O10(OH)8] atau mineral pembawa Ni. Adanya suplai air dan
saluran untuk turunnya air, dalam hal berupa kekar, maka Ni yang terbawa oleh
air turun ke bawah, lambat laun akan terkumpul di zona air sudah tidak dapat
turun lagi dan tidak dapat menembus batuan dasar (bedrock). Ikatan dari Ni yang
berasosiasi dengan Mg, SiO dan H akan membentuk mineral garnierit dengan
rumus kimia (Ni, Mg) Si4O5(OH)4. Apabila proses ini berlangsung terus menerus,
maka yang akan terjadi adalah proses pengkayaan supergen enrichment. Zona
vertikal profil laterit dapat juga terbentuk zona pengkayaan yang lebih dari satu,
hal tersebut dapat terjadi karena muka air tanah yang selalu berubah-ubah,
terutama tergantung dari perubahan musim, (Djadjulit, 1992 dalam Sutisna, 2006).
ultramafik. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan
dengan ketebalan dan kadar yang bervariasi. Daerah yang mempunyai intensitas
tergantung pada faktor-faktor batuan dasar (source rock), laju pelapukan, struktur
oksida. Pengkayaan unsur Fe ini diakibatkan karena berat jenis unsur Fe yang
besar dan mempunyai mobilitas yang rendah. Semakin ke bawah dari profil, unsur
Sedangkan unsur Co akan terakumulasi pada zona limonit dan akan turun terus
unsur Ni yang akan berupa larutan pada kondisi oksidasi dan akan berupa padatan
tumbuhan. Pengkayaan Fe terjadi pada zona ini kerena terdiri dari konkresi Fe
nikel relatif rendah. Tebal lapisan bervariasi antara 0-2 M. Tekstur batuan asal
tidak dapat dikenali lagi. Kandungan unsur Ni pada zona ini <1% dan Fe>30%.
2. Zona limonit
pasir, tekstur batuan asal mulai dapat diamati walupun masih sangat sulit, dengan
tebal lapisan berkisar antara 1–10 M. Lapisan ini tipis pada daerah yang terjal, dan
sempat hilang karena erosi pada zona limonit hampir seluruh unsur yang mudah
larut hilang terlindi, kadar MgO hanya tinggal kurang dari 2% berat dan kadar
SiO2 berkisar 2-5% berat. Sebaliknya kadar hematite menjadi sekitar 60–80%
berat kadar Al2O3 maksimum 7% berat. Kandungan Ni pada zona ini berada pada
selang antara 1% sampai 1,4%. Zona ini didominasi oleh mineral goetit,
disamping juga terdapat magnetit, hematit, kromit, serta kuarsa sekunder. Pada
3. Zona saprolit
Merupakan lapisan dari batuan dasar yang sudah lapuk, berupa bongkah-
tekstur batuan asal masih terlihat. Perubahan geokimia zona saprolit yang terletak
diatas batuan asal ini tidak banyak, H2O dan nikel bertambah dengan kadar Ni
keseluruhan lapisan antara 2–4 % sedangkan magnesium dan silikon hanya sedikit
yang hilang terlindi. Zona ini terdiri dari garnierit yang menyerupai bentuk vein,
jaring laba-laba), krisopras dan beberapa tempat sudah terbentuk limonit yang
mengandung Fehidroksida.
4. Bedrock
kehijauan, terdiri dari bongkah- bongkah batuan dasar dengan ukuran >75 cm, dan
mendekati atau sama dengan batuan asal, yaitu dengan kadar Fe ± 5% Ni dan Co
morfologi dan relief, umumnya endapan laterit terakumulasi banyak pada bagian
bawah bukit dengan relief yang landai. Sedang relief yang terjal endapan semakin
tinggi dijumpai pada zona-zona retakan, zona sesar dan rekahan pada batuan
sebagai berikut:
1. Batuan Asal
Batuan asal yang merupakan syarat utama terbentuknya endapan bijih nikel
adalah peridotit yaitu yang termasuk jenis batuan ultrabasa dengan kadar (Ni)
kecil dari 0,20%. Batuan asal ini mengandung unsur-unsur Ca, Mg, Fe, Si, Al, Cr,
Mo, Ni dan Co yang kemudian mengalami perubahan bentuk dan struktur kimia
sebagai akibat dari pelapukan mekanis dan kimiawi, yang mana kandungan
endapan nikel.
2. Iklim
Adanya pergantian musim kemarau dan musim hujan akan terjadi kenaikan
dan penurunan permukaan air tanah yang dapat menyebabkan terjadinya proses
pelapukan. Air tanah yang memegang peranan yang sangat penting dalam proses
pelapukan kimia. Selain itu, vegetasi dapat berfungsi untuk menjaga hasil
4. Struktur geologi
pembentukan endapan nikel laterit adalah struktur kekar (joint). Dengan adanya
rekahan-rekahan pada batuan maka akan lebih memudahkan masuknya air dan
5. Topografi
Topografi pada daerah yang landai, air akan bergerak perlahan-lahan melalui
pori-pori batuan dan pada daerah yang curam, jumlah air yang meluncur lebih
banyak daripada air yang meresap ini dapat menyebabkan pelapukan kurang
intensif
6. Sifat Batuan
Hal ini sangat bergantung pada tekstur dan komposisi mineral penyusun
7. Waktu
Penampang endapan nikel laterit yaitu suatu tempat dimana yang banyak
tempat yang dalam sesuai dengan rekahan-rekahan yang ada, sedangkan pada
endapan laterit masih mampu untuk ditopang oleh permukaan topografi sehingga
intensitas erosi endapan laterit, sehingga endapan laterit tersebut relatif tidak
terganggu.