Anda di halaman 1dari 10

BAB 111

METODOLOGI PENILITIAN

A. Lokasi, Waktu Dan Kesampaian Daerah

Perusahaan PT. Paramitha Persada Tama adalah perusahaan tambang yang bergerak

dibidang pertambangan nikel yang memiliki wilayah izin usaha pertambangan (IUP) seluas

175 Ha dengan target produksi bijih nikel sebesar 10.000 ton/minggu. Wilayah izin usaha

pertambangan tersebut yang terletak di Desa Boenaga Kecamatan Lasolo Kepulauan

Kabupaten Konawe Utara Provinsi Sulawesi Tenggara.

Secara umum lokasi dapat dengan mudah dijangkau dengan berbagai sarana

transportasi yang ada, dengan menggunakan jalur darat maupun jalur laut, dengan

menggunakan jalur darat, dapat menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat

dengan rute Kendari – Konut – Kecamatan Tinobu dengan jarak tempuh ± 100 km, kemudian

dilanjutkan dengan menggunakan transportasi laut, dengan menggunakan kapal/speedboat


dengan waktu perjalanan ± 2 jam menuju Desa Boenaga Kecamatan Lasolo Kepulauan

tempat lokasi penelitian.

B. Prosedur Penelitian

Sebagai faktor utama dalam pemecahan masalah pada penelitian ini, diperlukan
sejumlah data dan informasi yang berkaitan dengan persoalan yang dihadapi. Data dan
informasi selanjutnya diolah dan disusun agar dapat menjadi suatu informasi yang akan
memberikan kemudahan-kemudahan dalam usaha pemecahan masalah selanjutnya.

C. Pengumpulan Data

Tahap pengambilan data disesuaikan dengan judul atau penelitian yang akan dilakukan,

beserta data-data penunjang lainnya yang dibutuhkan agar dalam penyusunan laporan tugas

akhir ini mendapatkan hasil yang diinginkan.

1. Jenis Data

A. Data Primer

Data primer adalah data yang di peroleh berdasarkan penelitian lansung di lapangan.

Data primer meliputi :

Data log bor

Adapun data log bor yang dibutuhkan terdiri dari 4 (empat) bagian yaitu :

B. Data Corral

Data collar berupa data koordinat bor yang memiliki data yang terdiri atas: nama titik bor,

koordinat titik bor (x, y, z), dan kedalaman level akhir titik bor.

C. Data Survey

Berupa data arah kemiringan bor dan data kedalaman bor.


D. Data Geologi

Berupa data data zonasi dari kedalaman masing-masing zona lapisan laterit nikel yang terdiri

dari Limonite, Saprolite dan Badrock

E. Data Assay

Berupa data dengan rincian kedalaman dan juga kandungan kadar dari Ni dan Fe.

F. Titik koordinat object penelitian.

Titik koordinat menunjukan lokasi tempat penelitian yang dimana untuk mengambil

titik koordinat menggunakan GPS ( Global Possition System) dengan cara Plotting.

G. Density material (ore)

Density material adalah berat jenis material (ore) yang merupakan penggali tonase.

H. Dokumentasi daerah

Dokumentasi daerah penelitian dilakukan untuk mengambil gambar-gambar


dilapangan guna sebagai data penunjang penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data-data penunjang lainnya yang dibutuhkan dalam


melengkapi hasil penulisan skripsi atau penelitian, antara lain :

- Peta geologi regional daerah penlitian

- Peta laterit daerah penelitian.

- Peta topografi daerah penelitian.

D. Tahap Pengolahan Data

1. Pembuatan Database Drillhole

Data logging bor yang sudah ada dipisahkan menjadi empat bagian data yang terdiri
atas data collar, survey, litologi, assay. Hal tersebut dilakukan untuk membuat suatu basis
data (database) logging bor (drillholes) dengan format basis data yang telah dibuat terlebih
dahulu dalam perangkat lunak Surpac. Data collar berupa data koordinat bor yang memilikki
data yang terdiri atas : nama titik bor, koordinat titik bor (x, y, z), dan kedalaman level akhir
titik bor. Data survey berupa data arah kemiringan bor dan data kedalaman bor. Data litologi
berupa data kedalaman masing-masing zona nikel laterit yang terdiri atas : overburden,
limonit, saprolit, dan bedrock. Data assay berupa data kadar.

2. Metode Invers Distance Weighting (IDW)

Metode ini memiliki asumsi bahwa setiap titik input mempunyai pengaruh yang

bersifat local yang berkurang terhadap jarak. Metode IDW umumnya dipengaruhi oleh

inverse jarak yang diperoleh dari persamaan matematik. Pada metode interpolasi ini titik

dapat menyesuaikan pengaruh relatife dari titik sampel. Nilai power pada interpolasi IDW ini

menentukan pengaruh terhadap titik masukkan (input) dimana pengaruh akan lebih besar

pada titik-titik yang lebih dekat sehingga menghasilkan permukaan yang lebih detail.

Pengaruh akan lebih kecil dengan bertambahnya jarak, dimana permukaan yang dihasilkan

kurang detail dan terlihat lebih halus. Jika nilai power diperbesar berarti nilai keluaran

(output) sel menjadi lebih terlokalisasi dan memilikki nilai rata-rata yang rendah. Penurunan

nilai power akan memberikan keluaran dengan rata-rata yang lebih besar karena akan

memberikan pengaruh area yang lebih luas, jika nilai power diperkecil, maka dihasilkan

permukaan yang lebih halus. Penjelasan interpolasi menggunakan inverse distance weight

adalah sebagai berikut :

- Suatu cara penaksiran di mana harga rata - rata suatu blok merupakan kombinasi linier

atau harga rata-rata berbobot (wieghted average) dari data lubang bor di sekitar blok

tersebut. Data di dekat blok memperoleh bobot lebih besar, sedangkan data yang jauh dari

blok bobotnya lebih kecil. Bobot ini berbanding terbalik dengan jarak data dari blok yang

ditaksir.

- Untuk mendapatkan efek penghalusan (pemerataan) data dilakukan faktor pangkat. Pilihan

dari pangkat yang digunakan (ID1, ID2, ID3, …) berpengaruh terhadap hasil taksiran,
semakin tinggi pangkat yang digunakan, hasilnya akan mendekati metode polygon conto

terdekat.

- Sifat atau perilaku anisotropik dari cebakan mineral dapat diperhitungkan (space

warping).

- Merupakan metode yang masih umum dipakai.

Contoh hasil penaksiran dengan menggunakan Blok Model dapat dilihat pada gambar

5 adalah sebagai berikut:

Gambar 5. Contoh dimensi hasil penaksiran dengan Model Blok. (Agus, 2005)

Adapun menghitung bobot kadar dapat dilihat dibawah ini dengan menggunakan
persamaan 1.

1
𝑑𝑗ⁿ
𝑤𝑗 = 𝑗 1 ………………………………………………………………………….pers 1
∑𝑖=1
𝑑𝑖ⁿ

Ket :

w j = Pembobotan

n = Real Number (Pangkat)

I = Kadar Ke I (i=1,……,n)

di = Jarak Antar Titik Yang Ditaksir Dengan Titik Ke I yang menaksir (m)
Adapun menghitung taksiran kadar dapat dilihat dibawah ini dengan menggunakan
persamaan 2
𝑍 ∗= ∑𝑛𝑖=1 wi. zi……………………………………………………………………….pers 2

3. Metode Daerah Pengaruh

Untuk menentukan batas-batas daerah pengaruh dari masing-masing lubang bor dapat
dilihat pada peta penyebaran titik bor. Menghitung luas derah pengaruh masing-masing luang
bor, dihitung tengah luas daerah pengaruh, disamping kiri dan kanan yang membentuk suatu
bujur sangkar dengan spasi titik bor. Untuk menghitung luas daerah pengaruh masing-masing
lubang bor, dihitung tengah luas daerah pengaruh, di samping kiri dan kanan membentuk
suatu bujur sangkar dengan spasi titik bor 50 x 50 meter. Untuk pengolahan data
mengunakan sebagai berikut.

A. Rumus Menghitung Cadangan Blok ;

Pb = Ab x tb x ∂………………………………………………………………….pers 3

Dimana:

Ab = Luas Blok (m2)

Tb = Tebal Kadar (m)

∂ = Berat Jenis Bijih (ton/m3)

Pb = Jumlah cadangan tiap blok

B. Cadangan Total :

P = ∑ Pb i………………………………………………………………………..pers 4

Dimana :

Pb = Jumlah cadangan tiap blok (ton)

I = 1.2.3.4…….dst
Untuk menghitung cadangan blok maka volume blok harus diketahui dengan

menggunakan rumus sebagai berikut

C. Rumus Volume titik bor ;

V=PxLxT

Dimana ;

V = Volume blok (m3)

P = Panjang (m)

L = Lebar (m)

hT = Tinggi/tebal ore (m)

4. Block Model 3D Nikel Laterit

Blok model merupakan dataset yang memuat informasi spasial seperti grade values, unit

geologi, informasi geoteknik, dan lain-lain. Blok model adalah media untuk menampilkan

data-data yang dihasilkan dari geological database dengan tujuan untuk mengetahui hasil

atau nilai dalam menaksir besar sumber daya atau cadangan dari kadar yang sudah

ditetapkan sesuai dengan cog dan specivity grafity perusahaan sebagai acuan dalam estimasi

cadangan berdasarkan hasil pemboran (drilling), dan analisis kadar. Langkah ini kombinasi

dari akumulasi data Blok Model yang mempunyai nilai atribut kadar dari setiap lapisan.

Dalam melakukan estimasi cadangan ada beberapa tahap untuk menghasilkan total estimasi,

diantaranya adalah pembuatan Blok Model sebagai dataset untuk menghasilkan nilai atribut

kadar pada blok tersebut. Pembuatan graphical constrain adalah metode untuk

menggabungkan semua constrain, baik lapisan limonit maupun lapisan saprolit. Semua

informasi atribut akan dimasukkan kedalam gabungan constrain, sehingga data constrain

tersebut yang akan digunakan sebagai acuan pada proses estimasi cadangan dengan cog

1.5%, specific gravity 1.60g/cm3.


E. Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan Bahan yang digunakan penulis selama penelitian dapat dilihat pada table 1
yaitu sebagai berikut :

Alat dan
No Kegunaan
Bahan

Buku sebagai alat untuk mencatat data-data yang ada pada saat
1
Lapangan melakukan observasi dan deskripsi sampel

Alat
Tulis sebagai alat untuk menulis dilapangan
2 Menulis
sebagai alat untuk mencari titik koordinat bor dan plotting
GPS
3 koordinat bor

Meter Sebagai alat untuk mengukur core box


4

Kamera Sebagai alat untuk mengambil gambar dilapangan


5
Sebagai alat untuk melakukan pemodelan dan
Laptop
6 mengestimasi cadangan.
Seragam Sebagai bahan perlengkapan dan keamanan selama berada
7 Safety di kantor dan dilapangan
Aplikasi Program untuk memodelkan bahan galian dan estimasi
8 Surpac cadangan nikel laterit
F. Diagram Alir Penelitian

mulai

Observasi dan Pendahuluan


- Pengamatan langsung di lapangan
- Studi literatur
- Hasil peneliti terdahulu

Pengambilan Data
Data sekunder
- Data Assay - Data Litologi
- Data Survey - Data Collar

Pengolahan Data
- Software Surpac 6.0.3
- Geological Database
- Blok Model 3D
- Constrain
- Estimasi Cadangan

Analisis
- Block Modeling
- Volumetric
- Reporting

Hasil
Cadangan Nikel Laterit

Selesai

Anda mungkin juga menyukai