Laporan Penyuluhan Penanganan Awal LBP
Laporan Penyuluhan Penanganan Awal LBP
PENDAHULUAN
NPB dapat dialami siapa saja, pada umur berapa saja. Namun demikian
keluhan NPB jarang dijumpai pada kelompok umur 0-10 tahun, hal ini mungkin
berhubungan dengan beberapa faktor etiologi tertentu yang sering dijumpai pada
usia yang lebih tua.Hampir 70-80% penduduk di Negara maju pernah mengalami
NPB. Setiap tahun 14-45% orang dewasa menderita NPB sekitar usia 35-55
tahun. Data epidemiologi mengenai NPB di Indonesia belum ada, namun
diperkirakan 40% penduduk pulau Jawa Tengah berusia diatas 65 tahun pernah
menderita nyeri punggung, prevalensi pada laki-laki 18,2% dan pada wanita
13,6%. Insiden berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di
Indonesia berkisar antara 3-17%
Faktor risiko terjadinya NPB antara lain usia, indeks massa tubuh,
kehamilan dan faktor psikologi. Seorang yang berusia lanjut akan mengalami
NPB karena penurunan fungsi-fungsi tubuhnya terutama tulang, sehingga tidak
lagi elastis seperti diwaktu muda. Sedangkan postur merupakan faktor pendukung
NPB. Kesalahan postur seperti bahu melengkung ke depan, perut menonjol ke
depan dan lordosis lumbal berlebihan dapat menyebabkan spasme otot
(ketegangan otot). Hal ini merupakan penyebab terbanyak dari NPB.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Nyeri punggung bawah (NPB) atau sering disebut juga low back pain
(LBP) merupakan masalah kesehatan di hampir semua negara. Hampir bisa
dipastikan 50-80% orang berusia 20 tahun ke atas pernah mengalami nyeri
punggung bawah. Bahkan umumnya, perempuan usia 60 tahun ke atas lebih
sering merasakan sakit pinggang. NPB merupakan salah satu gangguan
muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik, yang
sering dialami oleh orang usia lanjut, namun tidak tertutup kemungkinan dialami
oleh orang usia muda.
Berdasarkan patofisiologi NPB dibagi menjadi NPB spesifik dan non spesifik.
NPB spesifik (Specific low back pain) berupa gejala yang disebabkan oleh
mekanisme patologi yang spesifik, seperti hernia nuclei pulposi (HNP), infeksi,
osteoporosis, rheumatoid arthritis, fraktur, atau tumor. Sedangkan NPB non spesifik
(Non-specific low back pain) berupa gejala tanpa penyebab yang jelas, diagnosisnya
berdasarkan eklusi dari patologi spesifik. Kata “non spesifik” mengidentifikasi bahwa
tidak terdapat struktur yang jelas yang menyebabkan nyeri. NPB non spesifik
termasuk diagnosa seperti lumbago, mysofascial syndromes, muscle spasm,
mechanical LBP, back sprain, dan back strain. Setiap kondisi ini termasuk nyeri di
area lumbar yang mungkin menjalar ke satu atau kedua paha, tapi tidak dibawah lutut
2.2 Etiologi
Etiologi nyeri punggung bawah menurut John W.Engstrom dalam
Johannes (2010) dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kongenital/
perkembangan, trauma minor (tegang atau keseleo, tertarik), fraktur, herniasi
diskus intervertebral, degeneratif, artritis, metastase neoplasma/ tumor,
infeksi/inflamasi, metabolik, dan lainnya yaitu psikiatri, diseksi arteri vertebral,
postural. Postural dalam hal ini adalah contohnya sikap duduk, dimana sikap
duduk yang tidak baik seperti membungkuk ke depan, tidak tegap, kepala
menunduk, dada kempis, dinding perut menonjol dan cekung kedepan pada
kurvatura lumbal yang berlebihan (hiperlordotic). Semua posisi diatas akan
menyebabkan pusat gaya berat jatuh kedepan. Sebagai kompensasinya, punggung
tertarik kebelakang, menyebabkan hiperlordotic pada daerah lumbal. Jika keadaan
ini berlangsung lama maka akan menyebabkan tulang punggung beserta jaringan
tendon dan otot dipaksa untuk menjaga tubuh bagian atas secara berlebihan,
sehingga terjadi kelelahan pada otot punggung, terutama otot -otot daerah lumbal.
2.3 Patofisiologi
Tulang belakang merupakan struktur yang kompleks, dibagi ke dalam
bagian anterior dan bagian posterior. Bentuknya terdiri dari serangkaian badan
silindris vertebra, yang terartikulasi oleh diskus intervertebral dan diikat
bersamaan oleh ligamen longitudinal anterior dan posterior. Berbagai struktur
yang peka terhadap nyeri terdapat di punggung bawah. Struktur tersebut adalah
periosteum, 1/3 bangunan luar anulus fibrosus, ligamentum, kapsula artikularis,
fasia dan otot. Semua struktur tersebut mengandung nosiseptor yang peka
terhadap berbagai stimulus (mekanikal, termal, kimiawi). Bila reseptor dirangsang
oleh berbagai stimulus lokal, akan dijawab dengan pengeluaran berbagai mediator
inflamasi dan substansi lainnya, yang menyebabkan timbulnya persepsi nyeri,
hiperalgesia maupun alodinia yang bertujuan mencegah pergerakan untuk
memungkinkan perlangsungan proses penyembuhan. Salah satu mekanisme untuk
mencegah kerusakan atau lesi yang lebih berat ialah spasme otot yang membatasi
pergerakan. Spasme otot ini menyebabkan iskemia dan sekaligus menyebabkan
munculnya titik picu (trigger points) yang merupakan salah satu kondisi nyeri.
Postur membungkuk yang dipertahankan dalam jangka waktu yang lama
disertai dengan kelemahan otot-otot paravertebral memicu proses adaptasi postur
yang berkontribusi terhadap terjadinya pembebanan abnormal pada tepi anterior
dari korpus vertebra. Pembebanan ini ditransmisikan pada seluruh segmen tulang
belakang termasuk di dalamnya diskus intervertebralis. Pembebanan anterior ini
menyebabkan kerobekan pada struktur lamellar dari annulus fibrosus. Kerobekan
ini kemudian digantikan oleh sel-sel fibroblast yang berdampak pada proliferasi
jaringan fibrous. Hal ini menurunkan kemampuan tension serabut annulus
fibrosus, menyebabkan adanya protrusi nucleus pulposus yang kemudian akan
menekan struktur dibagian belakang diskus.
a. Umur
Secara teori, nyeri punggung bawah dapat dialami oleh siapa saja dan pada
umur berapa saja. Namun demikian, pada kelompok usia 0-10 tahun keluhan ini
jarang dijumpai, hal ini mungkin berhubungan dengan beberapa faktor etiologik
tertentu yang lebih sering dijumpai pada umur yang lebih tua. Biasanya nyeri ini
mulai dirasakan pada mereka yang berumur dekade kedua dan insiden tertinggi
dijumpai pada dekade kelima. Pada umumnya, nyeri punggung bawah menyerang
remaja yang mempunyai kehidupan sosial yang aktif (20-24 tahun), dan mencapai
puncaknya pada mereka yang berusia lebih dari 40.
b. Riwayat Penyakit
Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih, risiko timbulnya
nyeri punggung bawah lebih tinggi karena beban pada sendi penumpu berat badan
akan meningkat, sehingga dapat memungkinkan terjadinya nyeri pada punggung
bawah. Tinggi badan juga berkaitan dengan panjangnya sumbu tubuh sebagai
lengan beban anterior maupun lengan posterior untuk mengangkat beban tubuh.
d. Aktivitas
Sikap tubuh yang salah merupakan penyebab nyeri punggung bawah yang
sering tidak disadari oleh penderitanya. Terutama sikap tubuh yang menjadi
kebiasaan sehari-hari. Kebiasaan seseorang, seperti duduk, berdiri, tidur,
mengangkat beban pada posisi yang salah dapat menimbulkan NPB. Misalnya,
seorang pelajar/mahasiswa yang seringkali membungkukkan punggungnya pada
waktu menulis.
e. Posisi Tubuh
Posisi lumbar yang berisiko menyebabkan terjadinya NPB meliputi
gerakan fleksi ke depan, rotasi, dan mengangkat beban yang berat dengan tangan
yang terbentang. Beban aksial pada jangka pendek ditahan oleh serat kolagen
annular di diskus. Beban aksial yang lebih lama akan memberi tekanan pada
fibrosis annular dan meningkatkan tekanan pada lempeng ujung. Jika annulus dan
lempeng ujung utuh, maka beban dapat ditahan. Akan tetapi, daya kompresi dari
otot dan beban muatan dapat meningkatkan tekanan intradiskus yang melebihi
kekuatan annulus, sehingga menyebabkan robeknya annulus dan gangguan diskus.
Ukuran panjang tungkai juga berpengaruh terhadap postur tubuh seseorang ketika
dalam posisi duduk jika kursi yang digunakan tidak sesuai dengan ukuran
antropometri penggunanya. Semakin panjang tungkai seseorang maka akan
semakin kecil derajat yang dibentuk ketika dalam posisi duduk ergonomis
a. Panas
b. Getaran
c. Stasiun Kerja
Jika terjadi sikap kerja yang tidak alamiah, berarti ada kekurangserasian
antara manusia dan stasiun kerjanya, sehingga menimbulkan banyak keluhan,
kesalahan dan berkurangnya produktivitas.
d. Peralatan Kerja
Suatu peralatan kerja yang belum sesuai akan cepat menimbulkan
kelelahan, perasaan kurang nyaman, termasuk didalamnya keluhan
musculoskeletal.
1. Sakit
2. Kekakuan
4. Kelemahan
Nyeri tersebut bisa berawal dari pada punggung, namun nyeri dapat
menjalar turun ke bokong, tungkai bahkan ke kaki. Bila nyeri bertambah berat
atau berlangsung dalam waktu yang lama, maka anda dapat mengalami kesulitan
buang air kecil, kesulitan tidur, dan depresi.
2.6 Penatalaksanaan
Pada dasarnya dikenal dua tahapan terapi NPB: konservatif dan operatif.
Terapi konservatif meliputi rehat baring (bed rest), mobilisasi, medikamentosa,
fisioterapi, dan traksi pelvis.
1. Pada rehat baring, penderita harus tetap berbaring di tempat tidur selama
beberapa hari dengan sikap tertentu. Tidur di atas tempat tidur dengan alas
keras dan atau bisa juga dengan posisi semi Flowler. Posisi ini berguna untuk
mengelimir gravitasi, mempertahankan kurvatura anatomi vertebra, relaksasi
otot, mengurangi hiperlordosis lumbal, dan mengurangi tekanan intradiskal.
3. Pada medikamentosa, ada dua jenis obat dalam tatalaksana NPB ini, ialah obat
yang bersifat simtomatik dan yang bersifat kausal.
Back Exercise adalah suatu latihan yang pertama kali di kenalkan dan
digunakan untuk memulihkan kekuatan, ketahanan dan fleksibilitas otot-otot
punggung. Tujuannya adalah untuk mengurangi tekanan tubuh pada facet dan
meregangkan otot daerah lumbal serta mengoreksi tubuh yang salah.
Latihan olahraga harus meliputi empat macam, yaitu: (1) intensitas latihan,
(2) lamanya latihan, (3) frekuensi latihan, dan (4) macam aktivitas latihan, yang
masing-masing dapat diterangkan sebagai berikut:
a. Intensitas Latihan
b. Lamanya Latihan
c. Frekuensi Latihan
Sebuah latihan akan berhasil jika latihan tersebut memiliki metode latihan
yang tepat. Macam aktivitas fisik dipilih disesuaikan dengan tujuan latihan.
Misalnya, bentuk latihan untuk mengembangkan kardiorespirasi ada bermacam-
macam seperti: lari, sepeda, jogging, berenang, senam aerobik, atau jalan kaki.
Latihan yang tepat hendaknya juga menerapkan prinsip-prinsip dasar latihan guna
mencapai kinerja fisik yang maksimal bagi seseorang.
Sebuah latihan akan berhasil jika latihan tersebut memiliki metode latihan
yang tepat. Macam aktivitas fisik dipilih disesuaikan dengan tujuan latihan.
Misalnya, bentuk latihan untuk mengembangkan kardiorespirasi ada bermacam-
macam seperti: lari, sepeda, jogging, berenang, senam aerobik, atau jalan kaki.
Latihan yang tepat hendaknya juga menerapkan prinsip-prinsip dasar latihan guna
mencapai kinerja fisik yang maksimal bagi seseorang.
2.8 Pencegahan Nyeri Punggung Bawah
1. Pencegahan Primer
b. Selalu duduk dalam posisi yang tepat.”Duduk harus tegap, sandaran tempat
duduk harus tegak lurus, tidak boleh melengkung. Posisi duduk berarti
membebani tulang belakang 3-4 kali berat badan, apalagi duduk dalam posisi
yang tidak tepat. Sementara pada posisi berdiri, punggung hanya dibebani satu
setengah kali berat badan normal.
c. Jangan terlalu lama duduk. Untuk orang normal, cukup satu setengah jam
hingga dua jam. Setelah itu, sebaiknya berdiri dan lakukan peregangan dan
duduk lagi lima menit kemudian.
d. Jangan membungkuk ketika berdiri atau duduk. Ketika berdiri, jaga titik berat
badan agar seimbang pada kaki.
e. Jika tidur, pilih tempat tidur yang baik, misalnya yang memiliki matras (kasur)
yang kuat (firm), sehingga posisi tidur tidak melengkung. Yang paling baik
adalah tidur miring dengan satu bantal di bawah kepala dan dengan lutut yang
dibengkokkan. Bila tidur terlentang sebaiknya diletakkan bantal kecil di
bawah lutut.
2. Pencegahan Sekunder
e. Membiasakan diri dengan postur tubuh dan sikap tubuh yang benar.
BAB III
PERMASALAHAN
Pengamatan selama di poli dan berinteraksi dengan peserta penyuluhan,
didapatkan beberapa permasalahan yakni:
1. Masih banyak peserta yang belum mengetahui mengenai NPB
2. Masih banyak peserta yang belum mengetahui posisi yang benar ketika
melakukan pekerjaan sehari-hari
3. Banyak dari peserta yang belum mengetahui penanganan awal yang harus
dilakukan ketika mengalami NPB
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
Berdasarkan masalah yang dijumpai di poliklinik umum dan lansia serta
pada saat kegiatan penyuluhan, maka penting bagi petugas kesehatan memberikan
penyuluhan secara berkala mengenai nyeri punggung bawah, Pemberian materi
penyuluhan meliputi :
BAB V
PELAKSANAAN KEGIATAN
BAB VI
KESIMPULAN
NPB merupakan suatu penyakit yang sering terjadi pada kelompok usia
tua, hal ini diakibatkan oleh penurunan fungsi tulang dan saraf, selain itu
pergerakan dan posisi tubuh yang salah saat beraktivitas dan bekerja juga
merupakan faktor yang akan memperberat terjadinya NPB.
Fathoni H, Handoyo, Girindra S. Hubungan Sikap dan Posisi Kerja Dengan Low
Back Pain pada Perawat di RSUD Purbalingga. The Soedirman Journal of
Nursing. 2009; 4:131-139.
Garnadi. Faktor Risiko Nyeri Punggung Bawah. 2012 (cited 2014 Jan 5). Diunduh
dari : http://familiamedika.net/group-masalah-punggung/faktor-risiko-penyebab-
keluhan-nyeri-punggung-bawah.html#.Ut1LJShm7EY