Anda di halaman 1dari 11

BABI

SEJARAH KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA A. Sejarall Bahasa Indonesia 1.


Perkemhangan Bahasa Indonesia Sebelum Merdeka Bahasa Indonesia mempakan salah satu dialek
bahasa Melayu. Sudah berabad-abad lamanya bahasa Melayu digunakan sebagai alat perhubungan
diantara penduduk Indonesia yang mempunyai bahasa yang berbeda Bangsa asing yang datang ke
Indonesia juga memakai hahasa melayu untuk berkomunikasi dengan penduduk setempat.

Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantam
dan sebagai bahasa yang digunakan dalam perdagangan antam pedagang dari dalam Nusantara dan
dari luar Nusantara. Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu tampak Iebih jelas dati
berbagai peninggalan-peninggalan diantaranya:

I) Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 1380; 2) Prasasti Kedukan
Bukit, di Palembang pada tahun 683;

3) Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684;

4) Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686;

5) Prasati Karang'Brahi Bangka, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.

Pada saat itu bahasa Melayu juga telah berfungsi sebagai:

I) Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisi aturan-aturan hidup dan sastra.

2) Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antarsuku di Indonesia

3) Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun pedagang yang berasal dari
luar Indonesia.

Bahasa Melayu menyebar kc pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebamya agama Islam di
wilayah Nusantara, serta semakin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya karma bahasa
Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpuiau,
antarsuku, antarpedagang, antarbangsa dan antarkerajaan. Perkembangan bahasa Melayu di
wilayah Nusantara memengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan
bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda Indonesia yang tcrgabung dalam perkumpulan
pergerakan secaia sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia yaitu bahasa
persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia.

Pada masa penjajahan Belanda, bahasa melayu juga tetap dipakai sebagai bahasa perhubungan yang
luas. Pemerintah Belanda tidak mau menyebarkan pemakaian bahasa

Belanda pada penduduk pribumi. Hanya sekelompok kecil orang Indonesia yang dapat

bcrbahasa Beianda. Dengan demikian, komunikasi diantara pemerintah dengan penduduk 1


Indonesia dan diantara penduduk Indonesia yang berbeda bahasanya sebagian besar diiakukan
dengan bahasa MeIayu. Begitupun pada masa pendudukan jepang, pemerintah jepang
memberlakukan peiaiangan penggunaan bahasa Beianda. Pelarangan ini berdampak posiiii’ ternadap
bahasa Indonesia karena bahasa Indonesia dipakai daiam berbagai aspek kehidupan tennasuk
kehidupan politik dan pemen'ntahan yang sebelumnya Iebih banyak diiakukan

dengan bahasa Belanda.

2 Perkembangan Bahasa Indonesia Scsudah Merdeka

Schari sesudah proklamasi kemerdekaan, pada tanggal 18 Agustus I945 ditetapkan Undang-undang
Dasar 1945 yang didalamnya terdapat pasal, yaitu pasal 36, yang menyatakan bahwa “Bahasa
Negara ialah bahasa Indonesia.” Dengan demikian, di samping berkedudukan sebagai bahasa
Nasionai, bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa Negara. Sebagai bahasa Negara,
bahasa Indonesia dipakai dalam semua urusan yang berkaitan dengan pemerintahan dan negara.

Dalam perkembangannya bahasa Indonesia mengalami pembahan akibat penggunaannya sebagai


bahasa keija di Iingkungan administrasi koionial dan berbagai proses pem’oakuan sejak awal abad
ke-ZO. Penamaan “Bahasa Indonesia” diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemucia, pada tanggai
28 Oktober I928, untuk menghindari kesan “Imperialism bahasa” apabila nama bahasa Melayu tetap
digunakan.

Ada empat faktor yang menyebabkan bahasa Meiayu diangkat mcnjadi bahasa Indonesia,

yaitu:

I) Bahasa melayu sebagai lingua nama di Indonesia yaitu bahasa perhubungan dan bahasa
pcrdagangan;

2) Sistem bahasa melayu sederhana dan mudah dipelajari karena dalam bahasa Melayu tidak dikenai
tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halos);

3) Suku Jawa, Sunda, dan suku-suku yang Iainnya dengan sukarela menerima bahasa Melayu
menjadi bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional.

4) Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan untuk dipakai sebagai bahasa kebudayaan daiam ani
yang Iuas.

Sesudah kemerdekaan, bahasa Indonesia mengaiami perkembangan yang pesat. Setiap Iahun jumiah
pemakai bahasa Indonesia bertambah. Kedudukan bahasa Indonesai sebagai bahasa Nasional dan
bahasa Negara juga semakin kuat. Perhatian terhadap bahasa Indonesia, baik dari pcmerintah
maupun masyarakat sangat besar. Pemerintah orde lama dan orde baru menaruh perhatian yang
besar terhadap perkembangan bahasa Indonesia diantaranya mcIaIui

pembentukan Icmhaga yang mengi rus masalah kebahasaan yang sckarang menjadi pusai bahasa
dan penyeIenggaraan kongres bahasa Indonesia.
Daiam era giobaiisasi sekarang ini bahasa Indonesia mendapat saingan berat dari bahasa inggris.
Semakin banyak orang Indonesia yang beiajar dan menguasai bahasa Inggris, tentu saja merupakan
ha] yang positif daiam rangka perkembangan iImu dan teknoiogi. Akan tetapi, ada gejaia semakin
mengecilnya perhatian orang terhadap bahasa Indonesia. Tampaknya orang lebih bangga memakai
bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang dipakai juga banyak yang
dicampur dengan bahasa Inggris. Kekurangpeduiian terbadap bahasa Indonesia ini akan menjadi
tantangan yang berat dalam pengembangan bahasa

Indonesia.

3. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia Kedudukan dan mngsi bahasa Indonesia dibagi menjadi
dua yaitu kedudukan bahasa

Indonesia sebagai bahasa Nasional dan sebagai bahasa Negara.

I. Kedudukan dan Fungsi BahasaI. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional
Tanggal 28 thober 1928, pada hari “Sumpah Pemuda" Iebih tepatnya, dinyatakan

kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional mempunyai empat (4) iimgsi sebagai berikut:

a. Bahasa Indonesia sebagai iambang identitas nasional;

b. Bahasa Indonesia sebagai lambang kebanggaan nasionai;

c. Bahasa Indonesia sebagai aIat pemersatu seluruh bangsa Indonesia;

d. Bahasa Indonesia sebagai alat penghubung antarbudaya dan antardaerah.

I) Bahasa Indonesia sebagai Lambang Identitas Nasional

Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang budaya dan bahasanya berbeda. Untuk
membangun kepercayaan diri yang kuat, sebuah bangsa memerlukan identitas. Identitas sebuah
bangsa bisa diwujudkan diantaranya meiaiui bahasanya. Dengan adanya sebuah bahasa yang
mengatasi berbagai bahasa yang berbeda, suku-suku bangsa yang berbeda dapat mengidcntikan diri
sebagai suatu bangsa meIaIui bahasa tersebut.

2) Bahasa Indonesia sebagai Lambang Kebanggaan Nasional Bahasa Indonesia sebagai Iambang
kebanggaan nasional adalah bahasa Indonesia yang mempunyai nilai-nilai sosial, dan budaya luhur
bangsa. Dengan niiai yang dimiliki merupakan

cumin bangsa Indonesia, untuk itu kita sebagai warga negara Indonesia harus bangga, 3

menjunjung tinggi dan memp uahankan niiai-nilai yang terk ndung di dalamnya sens mengamalkan
sesuai dengan isi nilai sosial dan budaya luhur bangsa.

Sebagai wujud rasa bangga terhadap bahasa Indonesia, kiia hams menggunakan bahasa Indonesia
setiap hari temtama di lingkungan sekolah dan tanpa ada rasa rendah diri, serta acuh tak acuh. Oleh
karena itu, sebagai warga negara Indonesia yang baik kite hams menjaga
bahasa sesuai dengan isi sumpah pemuda.

3) Bahasa Indonesia sebagai Alat Pemersatu Seluruh Bangsa Indonesia

Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu seiuruh bangsa Indonesia ini artinya masyarakat Indonesia
yang beragam latarheiakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya, dapat disatukan melalui
bahasa Indonesia bersatu dalam satu kebangsaan, dan mempunyai cita-cita, rasa senasib dan
sepenanggungan yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa ini dapat merasa harmonis dan
serasi, karena tidak ada lagi persaingan dan tidak merasa lagi dijajah oieh masyarakat suku lain.
ldentitas su‘ku dan niiai-nilai budaya daerah masih dapat kita lihat dan masih tercermin di dalam
bahasa daerah masing-masing yang masih kental. Bahasa daerah dapat memperkaya aneka ragam
bahasa daerah yang dimiliki bangsa Indonesia

4‘

4) Bahasa Indonesia sebagai Alat Penghubung Antarbudaya dan Antardaerah

Dengan bahasa Indonesia kita dapat saling berinteraksi dalam segala bidang kehidupan. Baik
pemerintah, interaksi segala kebijakan dan strategi yang berkaitan dengan ideologi, politik, sosial,
ekonomi, budaya, pertahanan dan keamanan dengan mudah dapat disampaikan kepada seluruh
masyarakat Indonesia. Jika laju pertumbuhan komunikasi antarmanusia meningkat berarti‘akan
mempercepat tingkat wawasan dan pengetahuan manusia. Jika

semakin cepat pengetahuan meningkat maka akan mempermudah perkembangan kehidupan

bangsa.

2. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Negara

Dalam UUD I945 bab XV (pasal 36), telah ditetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara.
Dengan demikian, selain berkedudukan sebagai bahasa Nasional, bahasa Indonesia juga
berkedudukan sebagai bahasa Negara. Berikut merupakan 4 (empat) fungsi bahasa Indonesia
sebagai bahasa Negara: a. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan; b. Bahasa Indonesia
sebagai :iat pengantar dalam dunia pendidikan; c. Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada
tingkat nasional untuk kepentingan

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan sena pemerintahan; 4

-. .JKNJ‘ -__u’.
d. am Indonesia sebagai pengcmbangan kcbudayaan nasional. ilmu dan ickwlngi (IPTEK).

I) Balms: Indonesia sebagai Bahm Rumi Kencgzrnu

Dalam kaitannya dengan fungsi ini bahasa Indonesia dipergunakan (Ham Idmmistnsi kencgaraan,
upacara ntau pen'stiwa kenegaraan baik secan iisan maupun dam hank mlisan. sens komunikasi
timbal-balik antara pemetimah dengan what. Datum dokumen dan keputusan-keputusan sorta
surat-menyurat yang dikeluarkan okh pemeriiah h badan-badan kenegaraan lain seperti DPR dan
MPR ditulis di dalam hahasa Indonesia. Pidaopidato, mama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan
di dalam balms: Eldon-sh. Dcmikian halnya dengan pemakaian bahasa Indonesia oieh warga
masyarakat kiln di chhl hubungannya dengan upacara, peristiwa, dan kegiatan kencgaraan.

2) Balms: Indonesia sebagai Bahasa Pengantar dalam Dania Pendidikal

Sebagai bahasa pengantar, bahasa Indonesia dipergunakan di lembaga-kmhagl pendidikan baik


formal maupun nonformal, dari tingkat Tainan Kamk-Kmak sampai Perguman Tinggi. Masaiah
pemakaian banasa lndonesna sebagai sans-satiny: balm: pengantar disegala jenis dan tingkat
pendidikan di seluruh Indonesia.

3) Ballasa Indonesia sebagai Bahasa Resmi untnk Kepentingal Pete-cam: dag

Pelaksanaall Pembangunan Nasional serta Kepentingan Pent-rimmin

Bahasa Indonesia sebagai alat penghubung pada tingkat nasional, kedndukan balmsIndonesia ini
diwujudkan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam hu'oungan sum badan pemerintah
nasionai dan disebarluaskan semua informasi mggumkan ham Indonesia kepada seluruh masyarakat
Indonesia. Schubungan dengan ha! in, hendaknya diadakan penyeragaman sistem informasi dan
mum media kommxikasi mas: seem: menyeluruh. Tujuannya agar isi pesan atau informasi yang
disampaikan depot dengan eepu dan tepat diterima oleh masyarakat.

4) Bahasa Indonesia sebagai Alat Pengembangan Ken-633mm II-I Paganini daTeknologi Dalam kaitan
ini, bahasa Indonesia adalah satu-satlmya alat yang mcmmgkhhn kit: membina serta
mongembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa selfmgg: in mcmilii identitamya sendiri,
yang membedakaxmya dengan bahasa daerah. Dam In! iii uni: pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi modem, haik thhm hunk pcnyajil

pelajamn, penulisan buku atau penetjemahan, dilakuisan Jalam bahasa Indonesia. Dengan demikian
masyarakat bangsa kita tidak bergantung sepenuhnya kepada bangsa-bangsa aging di dalam
usahanya untuk mengikuti perkcmbangan ilmu pengetahuan dan teknologi modem serta unmk ikut
sorta dalam usaha pengembangan ilmu pengctahuan dan tcknologi. Tcrkaii dengan hal itu, bahasa
Indonesia adalah satu-satunya alat yang memungkinkan kita membina serta mengembangkan
kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga ia memiliki ciri-ciri

dan identiiasnya sendiri, yang membedakannya dari kebudayaan daerah.

BAH H SFJARAH EJAAN BAHASA IND! )NESIA

A. Pengcrtlun Elana

Ejaan dapat ditinjau dari dun scgi, yaitu scgi khusus dan wgi umum. 8mm khusns ejaan dapa:
dianikan sebagai peiambangan bunyi-bunyi bahasa dcngan humC baik bcmpa huruf demi huruf
maupun humf yang telah disusun menjadi kam, kelompok kata atau kalim Seem umum. cjaan berarti
keseluruhan ketentuan yang mengatur pciambangan bunyi bahasa, tennasuk pemisahan dan
pcnggabungannya yang diiengkapi puia dcngan pcnggunaan tanda bass. Jadi dapat dialmpulkan
bahwa ejaan merupakan hal-hal yang mencakup penulisan burnt: pcnuiisan kata. singkatan.
akronim, angka dan lambang bilangan, penggunaan tanda baca,

pclafalan dan peraturan daiam penycrapan unsur using. 8. Fungsi Ejnan

Dalam kaitannya dengan pcmbakuan bahasa, baik yang menyangkut pembakuan tata bahasa
maupun kosakata dan peristilahan, cjaan mcmpunyai fungsi yang sangat panting yaitu sebagai
berikut :

a) scbagai lundasan éembakuan tata bahasa, b) sebagai landasan pcmbakuan kosakata dan
pcristilahan. serta c) aiat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa iain kc dalam bahasa Indonesia. Di
samping ketiga fungsi terscbut, ciaan sebcnarnya juga mempunyai fungsi yang lain yaitu untuk
membantu pemahaman pcmbaca di dalam mencema informasi yang

disampaikan secara tertulis.

C. Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia Daiam perkembangannya, ejaan bahasa Indonesia


mengaiami beberapa kali perubahan, dari ejaan van ophuysen, ejaan repubiik (ejaan Soewandi),
cjaan pembaharuan, ejaan melindo,

ejaan barn (ejaan LBK), sampai ejaan bahasa yang disempumakan sekarang ini.

I. Ejaan Van Ophuysen Ejaan Van Ophuysen ditetapkan pada tahun I901 dan ditcrbitkan daiam
scbuah buku kitab

iogat Mciajoe. Sejak ditetapkannya .itqu, Ejaan Van Ophuysen pun dinyatakan berlaku. Sesuai
dengan namanya ejaan itu disusun oleh Ch.A.Van Ophuysen, yang dibantu oieh Engku Nawawi geiar
Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Scbeium Ejaan Van Ophuyscn disusun para
penulis pada umumnya mempunyai aturan sendiri-sendiri dalam

menuiiskan konsonan, vokal, kata, kalimat, dan tanda baca Olen karcna itu, sistem ejaan yang
uigumkan pads wa tu in: sangal beragam. Terblnya Ejaan Van Opium hm mengumngi kekacauan
ejaan yang tcljadi pad: mas: itu. Beberapa ha! yang cukup menonjol dalam Ejaan Van Ophuysen than
Iain xbagai buikut: I) Hurufy dimlis denganj Misalnya: W3 :Sajang Yakin : Jakiu Saya : Scy'a 2) Huruf u
ditulis dcngan ac Misalnya: Umum : Oemoem Sempufm : Sempoema 3) Humf 'k pada akhir kata atau
suku kata dituIis dengan mnda koma di alas Misalnya: Rakyat :Ra’yar

quk .Bapa " Rusak : Rum ’

4) Huruf j ditulis dengan (i Misainya : Jakarta : Q'akarla Raja : Radio Jalan .r Molar:

5) Hurufc dimiis dengan (i Misalnya :

Pacar : Pagiar Cara : Tiara Cums : Wang 6) Gabungan konsonan kh dimlis dengan ch Misalnya :
Khawair : Chawatir Akhir : Achir
P
uigumkan pads wa tu in: sangal beragam. Terblnya Ejaan Van Opium hm mengumngi kekacauan
ejaan yang tcljadi pad: mas: itu. Beberapa ha! yang cukup menonjol dalam Ejaan Van Ophuysen than
Iain xbagai buikut: I) Hurufy dimlis denganj Misalnya: W3 :Sajang Yakin : Jakiu Saya : Scy'a 2) Huruf u
ditulis dcngan ac Misalnya: Umum : Oemoem Sempufm : Sempoema 3) Humf 'k pada akhir kata atau
suku kata dituIis dengan mnda koma di alas Misalnya: Rakyat :Ra’yar

quk .Bapa " Rusak : Rum ’

4) Huruf j ditulis dengan (i Misainya : Jakarta : Q'akarla Raja : Radio Jalan .r Molar:

5) Hurufc dimiis dengan (i Misalnya :

Pacar : Pagiar Cara : Tiara Cums : Wang 6) Gabungan konsonan kh dimlis dengan ch Misalnya :
Khawair : Chawatir Akhir : Achir

2. Ejaan Republik (Ejaan soewandi)

Ejaan rcpublik ialah cjaan ham yang disusun olch Mr. Socwandi. Penyusunan ejaan barn
dimaksudkan untuk mcnyempumakan ejaan yang berlaku scbelumnya yaitu Ejaan Van Ophuysen
scrta untuk menyederhanakan sistem ejaan bahasa Indonesia. Pads tangga! l9 Mamet 1947, setelah
selesai disusun ejaan barn itu dinesmikan dan ditctapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 264!Bhg.A, tanggal l9 Maret
I947. Ejaan baru itu diresmikan dengan nama Ejaan Republik.

Ejaan repubik lazim disebut Ejaan Soewandi karena nama itu discsuaikan dengan nama orang yang
memprakarsainya. Seperti kita ketahui, Socwandi mempakan nama Mentcri Pendidikan, Pengajaran,
dan Kebudayaan ketika ejaan itu disusun. Oleh karcna itu, kimnya wajarjika ejaan yang
disusunnyajuga dikenal sebagai Ejaan Soewandi.

Beberapa perbedaan yang tampak mencolok dalam kedua ejaan itu adalah scbagai berikut:

l) Gabungan huruf 0e dalam Ejaan Van Ophuysen diganti dengan u dalam Ejaan republik; 2) Bunyi
hamzah (‘) dalam Ejaan Van Ophuysen diganti dengan k dalam Ejaan republik; 3) Kata ulang boleh
ditandai dengan angka dua dalam Ejaan republik; 4) Huruf e taleng dan pepet dalam Ejaan republik
tidak dibedakan; 5) Tanda trema (“) dalam Ejaan Van Ophuysen dihilangkan dalam Ejaan republik.
Agar perbedaan kedua ejaan itu menjadi lebih jelas, di bawah ini diberikan beberapa ‘ contoh
sebagai berikut:

Ejaan Van Ophuysen Ejaan Republik

Oemoer Umur 2‘ Ma ’loem Makl um

Rata-rata Rata-rata, rata2

Elwr ekor

Hal ini yang dapat diamati dalam Ejaan Republik ialah digunakan e pepet sebagai bunyi pelancar kata
khususnya pada kata-kata baru yang asalnya tidak menggunakan e pepet
misalnya:

Ejaan yang benar Ejaan yang salah Kritik Keritik

Pabrik Paberik

Praktik Perakrik

Meskipun dimaksudkan untuk menyempumakan ejaan yang berlaku sebelumnya, Ejaan Republik
temyata masih memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan itu antara lain karena huruf-huruf seperti
F, V, X, Y, Z, SJ(Sy) dan Ch(Kh) yang lazim digunakan untuk menulis

xata~katu using tidak dii icarakan dalam cjaan baru itu. Padahal, humf-huruf Sascha: pada mass Itu
masih merupakan permasalahan dalam bahasa Indonesia.

3. Elan Pembaharuan Ejaan pcmbaharuan mempakan haI yang dircncanakan untuk mcmpcrbahami
ejaan

republik yang dibcntuk pada umggal I9qui 1956. Konsep Ejaan pembaharuan dikcnal dcngan cjaan
Pn’jono-Katoppo, scbuah nama yang diambil dari dua nama tukoh yang pemah mengetuai panitia
ejaan itu. Awainya profesor Prijono yang mcngetuai panitia itu, Iain manycrahkan kepcmimpinannya
kepada E.Katoppo karena masa itu Profesor Prijono diangkat menjadi Mcnteri Pendidikan,
Pcngajaran dan Kebudayaan schingga tidak sempat Iagi melanjutkan tugasnya sebagai ketua panitia
ejaan kcmudian dilanjutkan oIeh E.Katoppo. Konscp cjaan pembaharuan yang menarik iaIah di
sederhanakannya hurutlhuruf yang berypa gabungan konsonan dcngan huruf-huruf tunggal atau
bersifat fonemis artinya setiap foncm dalam ejaan itu di usahakan hanya diIambangkan dengan satu
humf. Tampak scperti contoh di bawah ini : I) Gabungan konsonan dj di ubah menjadi j; 2) Gabungan
konsonan tj di ubah menjadi ts; 3) Gabungan konsonan ng di ubah menjadi y; 4) Gabungan konsonan
nj di ubah menjadi :7; 5) Gabungan konsonan sj di ubah menjadi .s‘. Gunakan vokal ai, au dan oi (di
sebut ditiong) ditulis berdasarkan pcIafalannya yaitu ay,

aw, dan 0y.

Misal :

Satai -+ satay ’ Hartman -+ harimaw

Amboi --> amboy

Serta huruf j, seperti pada katajang di ubah menjadi y (yang) sesuai dcngan ejaan bahasa

Indonesia.

4. Ejaan Melinda Melindo ialah akronim dari Melayu-Indonesia, merupakan cjaan yang disusun atas
keija
sama antara pihak Indonesia Slamet Muljana dan pihak Persekutuan Tanah Melayu (malaysia) di
pimpin oieh Syed Nasir bin Ismail yang tergabung dalam Panitia Kelja Sama Bahasa McIayu-Bahasa
Indonesia.Tahun I959 berhasil mcrumuskan ejaan yaitu ejaan Melindo.

Awalnya Ejnan Meliudu dimaks. adkan untuk menyeragamkan egmm yang digunakan di km u: aqua
ambut. Namun in em pad: masa itu tevjadi kcmgangan politik mum 1nd mash dengan malaysia.
giaan impun akhirnya gagal diresmikan. Scbagai akibatnya pemberlakuaan ejaan itu tidak pemah
diumumkan.

[Mam ejaan melindo tidak jauh betbeda dengan ejaan pembahaman, karena cjaan itu mutt-sauna
bcmsaha mcnycdcrhanakan ejaan dcngan menggunakan sistcm fonemis. Hal yang barbed: ialah
dalam ejaan melindu gabungan konsonan tj, sepcrti pada kata diam diganti dcngan c menjadi cima.
juga gabungan konsonan a), seperti pada kata ry‘ory‘a di ganti dengan humf ny (nwnyq) yang sama
sekaii masih ham.

5. Ejaan Barn (Ejaan 1.8K)

Mempakan Ianjutan dari rintisan panitia ejaan melindo. Pelaksanaanyapun terdiri dari panitia ejaan
LBK (Lembaga bahasa dan Kasusaatraan, sekarang bemama Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa) juga dari panitia ejaan bahasa Melayu yang berhasil mcrumuskan ejaan yang disebut ejaan
baru. Namun lebih dikenal dangan ejaan LBK. Konsep ejaan ini disusun berdasarkan beberapa
penimbangan antara lain:

I) Penimbangan teknis yaitu pertimbangan yang menghendaki agar setiap fonem dilambangkan
dengan satu huruf; 2) Penimbangan praktis yaitu penimbangan yang menghendaki agar
pcrlambangan secara tcknis itu disesuaikan dengan kepcrluan praktis seperti keadaan percetakan
dan mesin tulis; 3) Penimbangan ilmiah yaitu pcrtimbangan yang menghendaki agar perlambangan
itu mencenninkany studi yang mendalam mengenai kenyataan bahasa dan masyatakat pemakainya.
’ Adapun perubahan yang terdapat dalam cjaan ham a. Gabungan konsonan (9‘ diubah menjadi j
Misalnya: mmaaj'a -9 remcy‘a dialan ajalan r. Gabungan konsonan g‘ diubah menjadi c. Misalnya:
00W -* camp batja *4 baca Gabungan konsonan ry‘ diubah menjadi rgy. Misalnya : iwy'i -’ magi

11

Mala -+ nyala

d. Gabungan konsonan sj diubah menjadi .sy.

Misalnya : Sjarat -+ .syarat Sjair --) syai

e. Gabungan konsonan ch diubah menjadi kh. Misalnya :. T achta -+ takhta Ichlas --> ikhlas f. Huruf j
di ubah menjadi y Misalnya : Padjak --» pqiak Djatah -->jatah

g. Huruf e taling dan e pepet pcnulisannya tidak dibedakan dan hanya ditulis dengan e/tanpa
penanda.
Misalnya : Ségar -+ segar C0pét -->copet

h. Humf asingf v, clan 2 di masukkan kc dalam sistem ejaan bahasa Indonesia karena hurufhuruf itu
banyak digunakan. Misalnya : F asih ‘ Vakum

Zaman

6. Ejaan Bahasa yang Disempurnakan (EYD) Ejaan yang disempumakan (EYD) diresmikan oleh
Presiden Republik Indonesia Soeharto

pada tanggal 16 Agustus I972 yang merupakan lanjutan dari ejaan baru atau ejaan LBK‘ Pedoman
ejaan bahasa Indonesia disebut pedoman umum. karena dasamya hanya mengatur haI-hal yang
bersifat umum. Namun ada hal-hal lain yang bersifat khusus yang belum diatur dalam pedoman yang
disesuaikan dengan bertitik tolak pada pedoman umum itu. Ejaan yang disempumakan mempakan
hasil penyempumaan dari beberapa ejaan yang disusun

sebclumnya, tcrutama ejaan republik yang dipadukan pula dengan konsepkonsep ejaan

pembaharuan, ejaan melindo dan cjaan barn.

Hal-ha] yang terdapat dalam E; D l) Perubahan huruf

Ejaan lama : EYD :

Dj --> djika, wadjar J qjika, wajar

I] -+tjakap, pertjaja C -+ cakap, percaya M‘ --+ njata, sunji Ny --» nyata, sunyi

Ch --> achir, chawatir . [Ch --> akhir, khawatir

2) Huruf j,“ v dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing diresmikan

pemakaiannya. ‘ Misalnya:

Khilaf F isik Zakat Universitas “

3) Huruf q dan x yang iazim digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan tetap digunakan,

misalnya pada katafurqan dan xenon.

4) Penulisan a'isebagai awalan dibedakan dengan di yang merupakan kata depan. Sebagai awalan,
diditulis serangkai dengan unsur yang menyertainya, sedangkan di sebagai kata depan ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya :

Awalan --> di

dicuci
dibelikan , dilatarbelakangi

Kata depan -> di

di [cantor di belakang

di tanah ) Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsumya. Angka dua tidak digunakan
sebagai penanda perulangan. Misalnya: Anak-anak, bukan anakZ Bersalam-salaman, bukan
bersalamZan

Remain-main, bukan bermainZ

Anda mungkin juga menyukai