Bab 3 Metode Pengujian Aktivitas Obat 3.1 Alat Dan Bahan
Bab 3 Metode Pengujian Aktivitas Obat 3.1 Alat Dan Bahan
Alat:
Kotak kelinci
Penggaris
Pipet tetes
Senter
Kapas
Software ExPharm 2.0
Bahan:
1. Larutan fisiologis NaCl 0,9%
2. Fisostigmin 0,5%
3. Atropin sulfat 1%
4. Efedrin 0,5%
5. Adrenalin hidroklorida 0,1%
6. Lignokain hidroklorida 1%
Kingdom : Animal
Phylum : Chordata
Kelas : Mammalia
Genus : Oryctogalus
Dilakukan pengukuran diameter dari pupil kanan dan kiri (dengan menggeser penggaris kea
rah diameter pupil). Dicatat pula tekanan intraokularnya (low, normal, high). Rflkek cahaya
di uji dengan menggunakan senter dan reflex kornea diuji dengan menggunakan kapas
Mata kanan digunakan sebagai control dan mata kiri untuk perlakuan
Larutan fisiologis NaCl 0,9%, diteteskan pada mata kanan dan obat pada mata kiri
Dilakukan pengukuran diameter pupiul, tekan intraocular, reflex cahaya, dan reflex kornea
HASIL PENGAMATAN
Data dari tabel hasil pengamatan di dapatkan bahwa mata kelinci sebelah kiri yang
diberi obat epinefrin pada tensi intraokular mengalami penurunan, pada reflek cahaya dan
reflek korneal mendapatkan hasil yang positif, serta ukuran pupil bertambah besar yaitu 8
mm. Pemberian obat atropin pada tensi intraokular tidak mengalami perubahan, pada reflek
cahaya hasil yang diperoleh negatif yaitu tidak terjadi miosis pupil dan pada reflek kornea
hasilnya positif karena kelopak mata berkedip serta ukuran pupil bertambah besar menjadi 10
mm. Obat efedrin pada tensi intraokular tidak terjadi perubahan, pada reflek cahaya dan
reflek kornea hasil yang diperoleh positif serta ukuran pupil bertambah besar menjadi 9 mm.
Pemberian fisostigmin tensi intraokular mengalami penurunan, untuk reflek cahaya dan
kornea hasilnya positif, untuk ukuran pupil mengalami penurunan menjadi 3 mm. Obat
lignokain pada tensi intraokular tidak mengalami perubahan, untuk reflek cahaya hasil yang
diperoleh positif tetapi pada refleks cahaya hasil yang diperoleh negatif yaitu tidak ada terjadi
pergerakan berkedip pada kelopak mata tetapi untuk ukuran pupil tidak mengalami
perubahan.
BAB 6
PEMBAHASAN
Dari hasil praktikum di dapat bahwa masing masing obat memiliki reaksi yang berbeda-
beda saat di aplikasikan ke mata dan di uji dengan menggunakan kapas dan senter.
Epinefrin
- Pada pengujian tekanan intra okuler di dapat sebelum di berikan obat
tekanannya normal, setelah di berikan tekanannya sedikit menurun di
karenakan kurangnya pembentukan cairan bola mata akibat vasokontriksi dan
karena bertambahnya aliran ke luar
- Pada pengujian refleks cahaya
Sebelum di berikan obat dan sesudah di berikan, di dapat hasil yang sama yaitu
positif.karena epinefrin tidak mempengaruhi refleks cahaya
- Pengujian refleks korneal
Sebelum dan sesudah di berikan obat,di dapat hasil yang positif di karenakan
epinefrin tidak berpengaruh pada refleks kornea
- Ukuran pupil
Pada pengukuran ukuran pupil di dapat hasil setelah di berikan epinefrin
diameter pupil membesar.
Atropin
- Pengujian tekanan intra okuler di dapat hasil yang normal sebelum dan sesudah
pemberian atropin sehingga tidak banyak mengalami perubahan
- Pengujian refleks cahaya; di dapat hasil sesudah di berikan obat refleks cahaya
bernilai (-) karena atropin sukar di eliminasi dari cairan bola mata.alkaloid
beladona menghambat M.constrictor pupillae dan M.ciliaris lensa mata,
sehingga menyebabkan midriasis.midriasis tersebut menyebabkan fotofobia.hal
ini juga memudahkan dalam mengamati keadaan guna mencari tahu penyakit
apa yang di derita oleh pasien.
- Pengujian refleks korneal
Di dapat hasil sebelum dan sesudah di berikan adalah (+).
- Ukuran pupil
Setelah di berikan atropin diameter pupil membesar di karenakan alkaloid
belladona menghambat M.constrictor pupillae dan M.ciliaris lensa mata,
sehingga menyebabkan midriasis.midriasis adalah pelebaran pupil.
Efedrin
- Pengujian tekanan intra okuler
Sebelum dan sesudah di berikan efedrin di dapat hasil yang positif
- Pengujian refleks cahaya
Sebelum dan sesudah di berikan di dapat hasil yang (+)
- Pengujian refleks korneal
Sebelum dan sesudah di berikan di dapat hasil yang (+)
- Ukuran pupil
Setelah di berikan efedrin,ukuran pupil membesar.hal ini di karenakan
Fisostigmin
- Pengujian tekanan intra okuler
Setelah di berikan tekanan intra okuler menurun di karenakan stimulan
muskarinik dan inhibitor kolinesterase mengurangi tekanan intra okuler dengan
menyebabkan kontraksi badan siliaris sehingga aliran keluar aqueous humor
lebih lancar dan mungkin juga dengan mengurangi laju sekresi
- Pengujian refleks cahaya
Sebelum dan sesudah di berikan obat di dapat hasil yang (+)
- Pengujian refleks korneal
Sebelum dan sesudah di berikan obat di dapat hasil yang sama yaitu (+)
- Ukuran pupil
Diameter pupil setelah di berikan obat mengecil, hal ini di karenakan
fisostigmin menyebabkan miosis yang berarti pupil mata mengecil
Lignokain
- Pengujian tekanan intra okuler
Sebelum dan sesudah di berikan obat, tekanan intra okuler nya tetap
- Pengujian refleks cahaya
Sebelum dan sesudah di berikan obat,refleks cahaya bernilai (+)
- Pengujian refleks korneal
Sebelum di berikan obat,hasil yang di dapat (+) dan setelah di berikan obat
refleks korneal bernilai (-). Hal ini di karenakan lignokain merupakan obat
anastesi pada mata yang menyebabkan pupil mengecil.
BAB 7
KESIMPULAN