Anda di halaman 1dari 11

PEMODELAN KURVA KARAKTERISTIK INVERSE

OVER CURRENT RELAY OLEH USER MENGGUNAKAN ADAPTIVE NEURO


FUZZY INFERENCE SYSTEM

Moch Harun Arrosyid.1, Ir. Anang Tjahjono , MT2, Ainur Rofiq Nansur, ST, MT2
Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-ITS1
Dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-ITS2
Email:harun_semangat@yahoo.com

Abstrak
Over Current Relay (OCR) bekerja dengan membaca masukan berupa besaran arus
kemudian membandingankan dengan nilai setting, apabila nilai arus yang terbaca oleh rele
melebihi nilai setting, maka rele akan mengirim perintah trip (lepas) kepada Pemutus Tenaga
(PMT) atau Circuit Breaker (CB) setelah tunda waktu yang diterapkan pada setting.
OCR dengan karakteristik inverse sangat bermanfaat untuk mengamankan overload /
beban lebih, karena bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya arus secara
terbalik (inverse time), makin besar arus makin kecil waktu tundanya. Kurva karakteristik
inverse pada OCR sesuai dengan standar IEC ada 4 jenis, yaitu : standard inverse (SI), very
inverse (VI), extreme inverse (EI), long time inverse (LTI), yang dapat dipilih (menggunakan
persamaan standar IEC), namun sering sekali pengguna memerlukan kurva karakteristik yang
tidak standard yang memang dibutuhkan, pada proyek akhir ini telah berhasil dibuat OCR
dengan menerapkan kemampuan belajar Adaptive Neuro Fuzzy Interference System (ANFIS)
untuk membuat kurva karakteristik sesuai keinginan pengguna.
Personal Computer (PC) digunakan sebagai sarana untuk menggambar kurva
karakteristik yang dikehendaki, kemudian dilakukan inisialisasi serta learning hingga sesuai
dengan kurva yang diinginkan, dan parameter hasil learning yang telah dilakukan di PC
dikirim ke Microcontroller sebagai parameter running yang dirancang sebagai OCR.
Perangkat OCR yang berhasil dibuat mempunyai dua pilihan penggunaan kurva
karakteristik yakni dengan menggunakan kurva karakteristik standard (4 jenis kurva) atau
didisain sendiri oleh user (pemodelannya menggunakan ANFIS dengan jumlah Membership
Function=5, dan epoch ke-10 menghasilkan error = 1.60E-21) sesuai dengan beban yang
ingin diamankan dari gangguan beban lebih.

Kata Kunci : Over Current Relay, karakteristik inverse, ANFIS, Circuit Breaker

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1
TEORI PENUNJANG ANFIS
OVER CURRENT RELAY (OCR) Adaptive Neuro Fuzzy Inference System
Over Current Relay (OCR) atau relay (ANFIS) merupakan kombinasi Artificial
pengaman arus lebih adalah suatu alat yang Neural Network dan Fuzzy Inference
mendeteksi besaran arus yang melalui suatu System, yang menggunakan model inferensi
jaringan dengan bantuan trafo arus, apabila Sugeno. Untuk memudahkan dalam
nilai arus yang terbaca oleh relay melebihi menjelaskan arsitektur ANFIS, di sini
nilai setting, maka relay akan mengirim diasumsikan fuzzy inference system hanya
perintah trip (lepas) kepada Pemutus Tenaga mempunyai dua input, x dan y. Serta satu
(PMT) atau Circuit Breaker (CB) setelah output yang dilambangkan z. Pada model
tunda waktu yang diterapkan pada setting. sugeno orde satu, himpunan aturan
Harga atau besaran yang boleh melewatinya menggunakan kombinasi linier dari input –
disebut dengan setting. input yang ada dapat diekspresikan sebagai:

KARAKTERISTIK OCR IF x is A1 AND y is B1 THEN f1 = p1x+q1y+r 1


Karakteristik waktu pengaman over
current : IF x is A2 AND y is B2 THEN f2 = p2x+q2y+r 1
 Instant(sesaat/ Instantaneous)
Relay bekerja sangat cepat (langsung Mekanime penalaran pada model ini
trip), yang bekerja seketika (tanpa waktu adalah :
tunda) ketika arus yang mengalir melebihi w1f1 + w2f2
= = w1′ + w2′
nilai settingnya, relay akan bekerja dalam w1 + w2
waktu beberapa mili detik (10 – 20 ms). Selanjutnya arsitektur ANFIS untuk kasus
Dapat kita lihat pada gambar dibawah ini. dua input, x dan y, serta satu output yang
dilambangkan z diilustrasikan oleh gambar
 Difinite Time Lag (waktu tertentu)
dibawah ini :
Terdapat penundaan waktu tertentu
(tidak tergantung besarnya arus yang
mengerjakan relay) antara saat terjadinya
gangguan dan saat bekerjanya kontak-kontak
relay.Relay akan memberikan perintah pada
PMT pada saat terjadi gangguan yang
melampaui settingnya (Is), waktu tertentu,
 Inverse Time Lag (waktu terbalik) Gambar 1. Arsitektur ANFIS
Lama waktu antara terjadinya
gangguan dan saat bekerjanya konta- Arsitektur ANFIS terdiri dari lima layer
kontak, berbanding terbalik dengan (lapisan) yang masing – masing layer
besarnya arus gangguan. memiliki fungsi – fungsi yang dapat
dijelaskan sebagai berikut :
MACAM KARAKTERISTIK INVERSE
Over Current Relay (OCR) dengan Layer 1 : Berfungsi sebagai proses
karakteristik inverse sangat bermanfaat fuzzyfication. Output dari node i pada layer
untuk mengamankan overload / beban lebih. 1 dinotasikan sebagai Oli. Setiap node pada
Berdasarkan standar IEC ada 4 karakteristik layer i bersifat adaptif dengan output :
inverse terdapat tiga jenis, yaitu : Ol,1=µAi, i=1,2
1. Karakteristik standard inverse (SI) Ol,1=µBi, i=3,4
2. karakteristik very inverse (VI) Dimana x dan y adalah nilai – nilai input
3. karakeristik extreme inverse (EI) untuk node tersebut dan Ai atau Bi adalah
4. karakteristik long time inverse (LTI) himpunan fuzzy. Jadi, masing – masing node
pada layer 1 berfungsi membangkitkan
derajat keanggotaan (bagian premis).

2
Layer 2 : Dinotasikan π. Setiap node pada menggunakan hybrid supervised method
layer ini berfungsi untuk menghitung yang berbasis pada dua metode, yaitu least –
kekuatan aktivasi (firing strength) pada squares dan gradient descent.
setiap rule sebagai product dari semua input Pada arah maju (forward), parameter
yang masuk. premis dibuat tetap. Dengan menggunakan
w1= µA1(x) AND µB1 (y) metode Least Square Estimator (LSE),
w2= µA2(x) AND µB2 (y) parameter konsekuen diperbaiki berdasarkan
pasangan data pada training set. Metode LSE
Layer 3 : Dilambangkan dengan N. Setiap dapat diterapkan karena parameter
node pada lapisan ini bersifat non- adaptif konsekuen yang diperbaiki bersifat linier.
yang berfungsi hanya untuk menghitung Setelah parameter konsekuen diperoleh, data
rasio antara firing strength pada rule ke-i masukan dilewatkan jaringan adaptif
terhadap total firing strength dari semua rule kembali dan hasil keluaran jaringan adaptif
: ini dibandingkan dengan keluaran yang
wi diharapkan (target).
O3, i = wi′ = , i = 1,2. Pada arah mundur (backward),
1+ 2
parameter konsekuen dibuat tetap.
Layer 4 : Setiap node pada lapisan ini Kesalahan (error) antara keluaran jaringan
bersifat adaptif sebagai fungsi : adaptif dan target dipropagasikan balik
O4,i= wi’.fi=wi’(pi.x+qi.y+ri) menggunakan gradient descent untuk
Dimana wi’ adalah output dari layer 3 dan memperbarui parameter premis. Satu tahap
(pix+qiy+ri) adalah himpunan parameter pembelajaran maju – mundur ini dinamakan
pada fuzzy model sugeno orde satu. satu epoch.

Layer 5 : Satu node tunggal yang Timer Pada Mikrokontroller


dilambangkan ∑ pada layer ini berfungsi Timer merupakan fitur di setiap
mengagregasikan seluruh output dari layer 4 mikrokontroler yang sangat banyak
(yang didefinisikan sebagai penjumlahan peranannya dalam perancangan sebuah
dari semua sinyal yang masuk) : sistem. Dengan sebuah timer kita bisa
menunda suatu eksekusi dari suatu perintah,
∑ wi. i sehingga sistem mikrokontroler yang
O5, i = wi′. i =
∑ wi berjalan cepat (mungkin dalam orde nano
atau mikro detik), dapat sinkron dengan
Dengan demikian, kelima layer tersebut akan operator (manusia). Dengan timer pula kita
membangun suatu adaptive network yang dapat menghitung lebar pulsa/frekuensi dari
secara fungsional ekivalen dengan fuzzy suatu sinyal, menghitung kecepatan jatuh
model sugeno orde satu. suatu benda,atau kecepatan suatu kendaraan,
Untuk memberi nilai awal pada dan ada lebih banyak lagi fungsi timer dalam
parameter premis (pada bagian membership sebuah mikrokontroler.
function), biasanya digunakan Fuzzy Karena fungsinya yang relatif lebih
Clustering Mean (FCM). Pada arsitektur banyak dalam suatu sistem, maka banyak
ANFIS, node yang bersifat adapatif terdapat vendor memasang timer dalam
pada layer 1 dan 4. Node pada layer 1 mikrokontroler tidak hanya satu, dengan
mengandung parameter premis yang panjang data yang tidak hanya 8 bit, tapi
nonlinier sedangkan pada layer 4 juga 16 bit. Dalam mikrokontroler AVR ada
mengandung parameter konsekuen yang yang berkapasitas 8 bit, dan ada yang
linier. Untuk memperbarui parameter – berkapasitas 16 bit. Timer 8 bit adalah timer
parameter tersebut (dengan kata lain proses yg bisa mencacah/menghitung sampai
belajar dari jaringan saraf), kita memerlukan maksimal nilai 0xFF heksa, sedangkan yang
proses learning atau training. ANFIS 16 bit nilai maksimalnya 0xFFFF heksa.

3
Untuk mengaktifkan suatu Timer kita Perancangan dan Pembuatan Alat
harus mengeset register - register yang Mikrokontroller
berhubungan dengan Timer. Sebagai contoh Mikrokontroller yang digunakan adalah
pada ATMega 128, pada Timer1 merupakan Atmega 128. Pada gambar 3 menunjukkan
Timer 16 bit, Pengaturan Timer 1 dilakukan minimum system yang dibuat dengan
melalui register TCCR1A dan TCCR1B, dan konfigurasi port yang digunakan.
register yg biasa digunakan untuk menset
nilai Timer1 adalah register TCNT. Rumus
yang digunakan adalah :

TCNT = (1+0xFFFF) - (waktu *( XTAL / prescaler) ) )

Timer pada mikrokontroler AVR lebih


leluasa dalam pengendalian lebar waktu
yang digunakan untuk menyelesaikan nilai
timer, karena pada mikrokontroler AVR
tersedia prescaller, sehingga kita dapat
menggunakan timer untuk tunda dari orde
milidetik sampai dengan menit. Timer
membutuhkan clock source. Biasanya clock
Gambar 3. Minimum system
source yang dipakai adalah clock sistem
ATMEGA 128
(XTAL). Dan kita bisa mengatur besarnya
nilai ini. Maximum sama dengan XTAL,
minimum XTAL/1024. Nilai pembagi
(1024) ini yg disebur nilai prescaler.
Macam- macam nilai prescaler yg
diijinkan:1, 8 , 64 , 256 , 1024. Untuk
mengubah nilai prescaler timer 1, kita harus
merubah nilai register TCCR1B bit 0 dan 2.

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN


PERANGKAT KERAS DAN LUNAK Gambar 4. Gambar Hardware Minimum
System ATMEGA 128 yang telah dibuat
Konfigurasi Sistem
Sistem yang akan dibuat terdiri dari Rangkaian driver magnetik kontaktor
mikrokontroller, sensor arus sebagai Untuk memutuskan dan
masukan analog to digital converter, dan menghubungkan supplay dari beban, kami
rangkaian driver magnetik kontaktor untuk menggunakan magnetik kontaktor yang
menghubungkan atau memutuskan supplay dikendalikan dari mikrokontroller.
ke beban. Pada gambar 2 menunjukkan Rangkaian driver magnetik kontaktor,
konfigurasi sistem yang dibuat. menggunakan triac driver output.
Pada gambar 5 menunjukan rangkaian
triac driver output yang dirancang. Dan pada
gambar 6 menunjukkan driver triac output
yang telah dibuat.

Gambar 5. Rangkaian triac driver output


Gambar 2. konfigurasi system

4
Perancangan Software

System Over Current Relay dengan


Karakteristik Inverse

START

Gambar 6. Rangkaian driver magnetik


kontakor yang telah dibuat Inisialisasi nilai :
Iset = 1A
Karakteristik Inverse=normal inv
Status sistem =off
Rangkaian sensor arus, rangkaian
penguat sensivitas
ACS712ELCTR-20A-T merupakan
sensor arus yang presisi untuk keperluan Y
industri, otomotif, komersial, dan sistem Pilih Karakteristik Pemilihan tipe
Inverse ? karakteristik
komunikasi. Arus yang melalui ic
mempunyai nilai nominal arus 20A (pada N
pin 1dan2 , 3dan 4) yang disensor oleh
Y
integrated Hall IC akan menghasilkan medan CB trip?
Pb reset
N
ditekan ?
magnetic dan dirubah menjadi keluaran
tegangan yang linier, dengan sensivitas N Y
output 100 mV/A.
Ic ini merupakan sensor yang dapat
Y
digunakan untuk aplikasi yang Pb start
ditekan?
Status
sistem=0n
membutuhkan electrical isolation tanpa
N
menggunakan opto - isolator atau cara lain
untuk teknik isolasi yang membutuhkan Y
Pb stop Status
biaya tambahan. Berikut ini pada gambar 9 ditekan? sistem=0ff
ditunjukkan rangkaian sensor arus
N
ACS712ELCTR-20A-T.
Pada gambar 7 menunjukan gambar
rangkaian sensor arus ACS712ELCTR-20A-
T, dengan pengkondisi sinyalnya. N
Status sistem=on ?

Baca arus
Gambar 7. Rangkaian Sensor Arus
ACS712ELCTR-20A-T dan pengkondisi sinyal Check Overload

Gambar 8. Flowchart System.

Pada gambar 8. menunjukkan


flowchart sistem yang dibuat, dengan proses
inisialisasi, Pemilihan menu (Setting atau
Monitoring), pemilihan karakteristik, dan
pengecekan terjadinya over current.

Program pemilihan kurva karakteristik,


nilai time dial setting dan arus setting.
Pada gambar 9. menunjukkan flowchart
pemilihan karakteristik inverse untuk OCR,
5
Pada karakteristik inverse untuk standar IEC Clustering Mean (FCM), proses perbaikan
ada 4 buah. Sedangkan pada pemodelan parameter konsekuen menggunakan Least
kurva karakteristik inverse menggunakan Square Estimator (LSE), dan proses
ANFIS, user perlu mendisain terlebih dahulu perbaikan parameter premis menggunakan
kurva inverse yang akan dimodelkan Gradient Descent Backpropagation.
Perbaikan parameter premis dan parameter
konsekuen dilakukan sampai epoch melebihi
nilai maksimal epoch, atau error lebih kecil
dari toleransi error yang diperbolehkan.
Pada gambar 10. menunjukkan
flowchart ANFIS untuk pemodelan kurva
karakteristik inverse yang didisain oleh user.
Pada gambar 11. menunjukkan ANFIS
dengan 1 input, 5 membership function dan
1 output yang mempunyai 5 layer.
Pada gambar 12. menunjukkan flowchart
Fuzzy Clustering Mean untuk inisialisasi
nilai membership Function.

Gambar 9. Flowchart pemilihan


karakteristik inverse pada OCR.

Program pemodelan kurva karakteristik


inverse pada OCR menggunakan ANFIS
Langkah pertama untuk pemodelan
kurva karakteristik inverse pada OCR
menggunakan ANFIS, adalah user
memberikan masukan data training berupa
Gambar 10. Flowchart ANFIS untuk
kurva karakteristik inverse. Data training ini
pemodelan kurva karakteristik inverse
dapat dimasukkan melalui tabel masukan
dan keluaran data training, atau user dapat
langsung menggambarkan kurva
karakteristik inverse tersebut pada picture
box pada visual basic 6.0. Setelah data
training didapatkan.
Proses berikutnya adalah proses Gambar 11. ANFIS dengan 1 input, 5
inisialisasi pada parameter bagian premis membership function dan 1 output yang
yang menggunakan algoritma Fuzzy mempunyai 5 layer.

6
Proses inisialisasi premis
(Fuzzy Clustering Mean)
program perhitungan waktu pemutusan CB,
ditunjukkan pada gambar 3.15.
Tentukan :
Jumlah Cluster (C)
Pembobot (w)
Maksimum Iterasi (MaxItr)
Program Check Overload
Toleransi Error (Eps)

Buat matrik random dengan nilai setiap elemenya (antara 0 sd 1) (matrik U)


yang merupakan matrik transpose dari variabel input pada data training
Normalisasi nilai setiap elemennya agar nilai pemjumlahan semua baris pada
setiap kolom = 1 (matrik U)

Hitung pusat cluster (matrik V)


Hitung jarak setiap data dengan pusat cluster (matrik D)
Update nilai matrik (matrik U)
Hitung nilai delta error
Cari nilai maksimum delta error (DE)

N
DE < Eps atau
Iterasi > maxItr ?

Dari matrik U, diketahui kecenderungan data training untuk masuk ke cluster


mana
Kemudian dicari nilai rata -rata dari setiap cluster (untuk parameter c ij) pada
bagian membership function
Kemudian dicari nilai standar deviasi dari setiap cluster (untuk parameter a ij)
Gambar 14. Flowchart Pengecheckan
pada bagian membership function
overload dan penyesuaian timer yang sedang
berjalan terhadap waktu pemutusan CB.
END

Gambar 12. flowchart Fuzzy Clustering Program perhitungan waktu pemutusan


Mean untuk inisialisasi nilai membership CB saat terjadi gangguan
Function.

Program pembacaan arus

var 1 * tds
t _ pemutusan _ CB 
( I _ Load / I _ set ) var 2  1

read _ adc(0) *5.14


Vout
1024

(vout - vout1) * (imeter2 - imeter1)


I_Load   imeter1
(vout2 - vout1)

Gambar 13. Flowchart pembacaan arus


beban.
Gambar 15. Flowchart perhitungan waktu
Pada gambar 13 menunjukkan pemutusan CB sesuai karakteristik inverse.
flowchart dari pembacaan arus beban,
kalibrasi sensor arus. Pada gambar 14.
menunjukkan pengecheckan terjadinya
gangguan overcurrent. Dan untuk flowchart
7
PENGUJIAN DAN ANALISA OCR dengan karakteristik normal
inverse, tds=1, dan arus setting 1A. saat PB
Pengujian Sensor Arus start/stop ditekan, maka sistem ON dan
Pada saat pengujian sensor arus, arus sensor arus membaca nilai arus beban. Pada
yang melalui rangkaian adalah antara 0A tabel 2 menunjukkan data yang tersimpan
sampai dengan 8A. Sensor arus yang dalam database, terjadi arus beban lebih
digunakan adalah ACS712ELCTR-20A-T yang berubah –ubah, yaitu dimulai dari
yang maksimal nilai arus yang bisa disensing 3.82A sampai dengan 2.57A hal ini juga
adalah 20A dan sensivitasnya adalah akan mempengaruhi nilai waktu pemutusan
100mV/A. pada gambar 16 menunjukkan CB, dan timer yang sedang berjalan.
rangkaian pengujian sensor arus. Pada table
4.1 menunjukkan hasil pengujian sensor arus Tabel 2. Data Arus beban lebih berubah –
ACS dengan beban Resistor 2.5 ohm 250 ubah mulai 3.82A sampai 2.57A pada OCR
W. sedangkan grafiknya ditunjukkan pada dengan karakteristik normal inverse pada
gambar 16. Pada table 1 menunjukkan hasil data base.
pengujian sensor arus ACS dengan beban Is
(A)
IL
(A)
IL
/Is t_run t_cb
t_cb
now inv tds alarm
Resistor 2.5 ohm 250 W. 3.8
1 3.82 2 0 5.15 5.15 1 1 0
3.6
1 3.61 1 1.79 5.38 3.59 1 1 0
1.7
1 1.75 5 2.4 12.37 9.96 1 1 0
1.5
1 1.54 4 3 15.96 12.96 1 1 0
2.2
1 2.27 7 3.6 8.42 4.82 1 1 0
2.5
1 2.57 7 4.2 7.34 3.14 1 1 0
2.5
1 2.52 2 5.39 7.47 2.08 1 1 0
Gambar 16. Rangkaian Pengujian Sensor 2.5
1 2.57 7 7.18 7.34 0.15 1 1 0
Arus ACS ACS712ELCTR-20A-T.
1 0 0 7.34 7.34 0 1 1 1

Tabel 1. Hasil Pengujian Sensor Arus 1 0 0 0 0 0 1 1 0

ACS ACS712ELCTR-20A-T.
No. IL (A) Vout Sensor Arus (ACS) (V) Running OCR dengan karakteristik very
1 0 2.22 inverse dengan arus lebih yang berubah –
2 0.5 2.42 ubah
3 1 2.56
4 2 2.65 Tabel 3. Data Arus beban lebih berubah – ubah
mulai 3.32A sampai 2.27A pada OCR dengan
5 3 2.7 karakteristik very inverse pada data base.
6 4 2.75
Is IL IL t_cb
7 5 2.8 (A) (A) /Is t_run t_cb now inv tds alarm
8 5.4 2.85 1 3.32 3.32 0 5.81 5.81 2 1 0
9 5.8 2.9
1 3.11 3.11 2.98 6.39 3.4 2 1 0
10 6 2.93
1 2.77 2.77 3.58 7.58 4 2 1 0
11 6.4 3.02
1 2.27 2.27 4.17 10.54 6.37 2 1 0
12 7 3.06
13 7.4 3.11 1 0 0 10.54 10.54 0 2 1 1
14 7.8 3.16 1 0 0 0 0 0 2 1 0
15 8 3.21 Pada tabel 3 menunjukkan data yang
tersimpan dalam database, terjadi arus beban
Running OCR dengan karakteristik lebih yang berubah –ubah, yaitu dimulai dari
normal inverse dengan arus lebih yang 3.32A sampai dengan 2.27A hal ini juga
berubah – ubah akan mempengaruhi nilai waktu pemutusan

8
CB, dan timer yang sedang berjalan, pada Pada tabel 5 menunjukkan data yang
OCR dengan karakteristik very inverse. tersimpan dalam database, terjadi arus beban
lebih yang berubah –ubah, yaitu dimulai dari
Running OCR dengan karakteristik extremelly 3.94A sampai dengan 2.27A hal ini juga akan
inverse dengan arus lebih yang berubah - ubah
mempengaruhi nilai waktu pemutusan CB,
Tabel 4. Data Arus beban lebih berubah – ubah mulai dan timer yang sedang berjalan, pada OCR
3.94A sampai 2.94A pada OCR dengan karakteristik dengan karakteristik long time inverse.
extremelly inverse pada data base.
Is IL IL t_cb Pemodelan kurva karakteristik inverse OCR
(A) (A) /Is t_run t_cb now inv tds alarm menggunakan ANFIS
1 3.94 3.94 0 5.49 5.49 3 1 0 User menggambarkan melalui picture
1 3.82 3.82 1.81 5.88 4.07 3 1 0 box data, menggunakan mouse, sesuai
1 3.9 3.9 2.41 5.61 3.2 3 1 0 dengan kebutuhan. Nilai maksimal
1 3.27 3.27 3.01 8.2 5.18 3 1 0
perbandingan arus beban dengan arus
setting, dibatasi sampai 2. Dan nilai
1 3.23 3.23 3.6 8.43 4.82 3 1 0
maksimal waktu pemutusan CB di batasi
1 3.11 3.11 4.21 9.2 4.98 3 1 0
sampai 100s. pada gambar 17. menunjukkan
1 2.98 2.98 8.45 10.09 1.64 3 1 0
salah satu contoh kurva yang telah dibuat
1 2.94 2.94 9.05 10.41 1.36 3 1 0 oleh user. Setelah menggambar, user perlu
1 0 0 10.41 10.41 0 3 1 1 melakukan sample data untuk training
1 0 0 0 0 0 3 1 0 dengan menekan tombol Capture. Gambar
18. menunjukan sample data yang diambil.
Pada tabel 4 menunjukkan data yang
tersimpan dalam database, terjadi arus beban
lebih yang berubah –ubah, yaitu dimulai dari
3.94A sampai dengan 2.94A hal ini juga
akan mempengaruhi nilai waktu pemutusan
CB, dan timer yang sedang berjalan, pada
OCR dengan karakteristik extremelly
inverse.
Running OCR dengan karakteristik long time
inverse dengan arus lebih yang berubah - ubah
Gambar 17. Contoh kurva karakteristik inverse yang
Tabel 5. Data Arus beban lebih berubah – ubah mulai dibuat oleh user melalui picture box menggunakan mouse.
3.94A sampai 2.27A pada OCR dengan karakteristik
long time inverse pada data base.

Is IL IL t_cb
(A) (A) /Is t_run t_cb now inv tds alarm

1 3.94 3.94 0 40.74 40.74 4 1 0

1 3.98 3.98 3 40.17 37.17 4 1 0

1 3.94 3.94 4.2 40.74 36.54 4 1 0

1 3.69 3.69 4.79 44.52 39.72 4 1 0

1 3.57 3.57 5.39 46.68 41.29 4 1 0

1 3.61 3.61 7.18 45.94 38.75 4 1 0 Gambar 18. Pengambilan sample data untuk data
training pada ANFIS.
1 3.57 3.57 7.78 46.68 38.9 4 1 0

1 3.32 3.32 8.37 51.71 43.33 4 1 0


Pada tabel 6. menunjukkan
1 2.77 2.77 8.97 67.43 58.46 4 1 0
perbandingan error dari jumlah membership
1 2.27 2.27 10.17 93.76 83.58 4 1 0
function yang digunakan Sehingga ANFIS
1 0 0 93.76 93.76 0 4 1 1 dengan menggunakan 5 buah membership
1 0 0 0 0 0 4 1 0

9
function, masih memberikan error 1.60E-21 standar IEC) memberikan kurva yang sama
pada epoh terakir, yaitu iterasi ke 10. dengan kurva yang dikehendaki. Dan pemodelan
kurva karakteristik inverse pada OCR
Tabel 6. Perbandingan error dari jumlah membership menggunakan ANFIS (yang didisain oleh user)
function. memberikan error yang sangat kecil, yaitu
MF 2 buah 3 buah 4 buah 5 buah E=1.60E-21, dengan parameter ANFIS (masukan
Lonceng,
BETA =1buah, keluaran=1buah, membership
Error 112.322246848 19.818368109 11.731161240 1.60E-21 function=5buah, rule=5buah pada epoch ke 10).
epoh 10 10 10 10  Batasan arus (IL/IS) yang menjadi masukan pada
ANFIS adalah 2, dan data yang disample adalah
Untuk hasil akhir, keluaran ANFIS 10buah, karena bila masukan arus diatas 2
dibandingkan dengan target training, pada (sebagai contoh IL/IS=5) dan data sample lebih
gambar 4.18, keluaran ANFIS berupa banyak, maka jumlah membership functionnya
juga harus ditambah, agar error yang diberikan
lingkaran merah, dan target training berupa cukup kecil.
lingkaran biru.
SARAN
 Sebaiknya untuk manajemen program, dalam
melakukan pembacaan arus beban, tampilan di
LCD dan pengiriman data ke komputer,
dilakukan secara periodik sehingga dapat
membantu untuk menghasilkan kinerja yang
lebih stabil.
 Karena komputer menerima secara periodik,
maka ada kemungkinan jalur komunikasi di
komputer error, oleh karena itu perlu dibuat
program untuk me-refresh jalur komunikasi,
yaitu dengan menutup jalur komunikasi,
Gambar 18. Perbandingan Keluaran ANFIS dengan kemudian membukanya kembali.
target training (menggunakan 5 rule).  Untuk pengembangan lebih lanjut, batasan arus
yang menjadi masukan ANFIS dapat diperluas,
Running OCR dengan karakteristik inverse hasil dan data sample dari data training dapat
pemodelan ANFIS diperbanyak, sehingga keluaran ANFIS lebih
OCR dengan karakteristik inverse mode optimal.
ANFIS, dan arus setting 1A. saat PB start/stop
ditekan, maka sistem ON dan sensor arus DAFTAR PUSTAKA
membaca nilai arus beban. Pada tabel 7 [1] ”Datasheet OVERCURRENT PROTECTION
menunjukkan data yang tersimpan pada RELAYS”, CKR Series.
database, saat arus beban lebih 1.33A dan tcb [2] Heru Dibyo Laksono, M. Nasir Sonni
36.72 s untuk OCR dengan karakteristik inverse “PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
mode ANFIS. RELAY ARUS LEBIH SESAAT BERBASIS
MICROCONTROLLER”. Jurusan Teknik
Tabel 7. Data pada database saat arus lebih 1.33A Elektro, Univeristas Andalas Padang Sumatera
dan tcb 36.72s. Barat. September 2007.
Is IL IL t_cb [3] Hossein Kazemi Karegar, Hossein Askarian
(A) (A) /Is t_run t_cb now inv tds alarm
Abyaneh,Majid Al-Dabbagh “A flexible
1 1.33 1.33 0 36.72 36.72 5 1 0 approach for overcurrent relay characteristics
1 0 0 36.72 36.72 0 5 1 1 simulation”. The Department of Electrical and
Computer Systems Engineering, Monash
1 0 0 0 0 0 5 1 0
University, Australia. May 2003.
[4] M. Geethanjali, S. Mary Raja Slochanal “A
KESIMPULAN
combined adaptive network and fuzzy inference
 Dengan menggunakan relay digital, kita bisa
system (ANFIS) approach for overcurrent relay
mendapatkan fleksibilitas dan kehandalan yang
system”. Department of Electrical and
lebih baik
Electronics Engineering, Thiagarajar College of
 Karakteristik inverse pada reley digital bisa Engineering, Madurai-625 015, Tamilnadu,
dipilih sesuai kebutuhan, dan dapat dikontrol atau India. April 2007.
dimonitor dari local maupun remote.
 Pemodelan kurva karakteristik inverse pada OCR
menggunakan persamaan matematika (sesuai

10
[5] Sri Kusumadewi, Sri Hartati ”Neuro – Fuzzy
Integrasi Sistem Fuzzy dan Jaringan Syaraf”.
GRAHA ILMU, Yogyakarta, 2006.
[6] Suyanto, ST, MSc ”Soft Computing Membangun
Mesin Ber-IQ Tinggi”. Informatika. Bandung.
2008.
[7] Thomas Sri Widodo “Sistem Neuro Fuzzy untuk
Pengolahan Informasi, Pemodelan, dan Kendali”.
GRAHA ILMU, Yogyakarta, 2005.
[8] Zamora, A.J. Mazón, V. Valverde, E. Torres, A.
Dyśko “Power Quality and Digital Protection
Relays”. Department of Electrical Engineering -
University of the Basque Country, Spain.

11

Anda mungkin juga menyukai