OLEH
MUHAMMAD ANDRY
410016044
TEKNIK GEOLOGI
YOGYAKARTA
Dalam aktivitas gerak lempeng tektonik, pada tepian lempeng tersebut
umumnya muncul aktivitas vulkanisme dan gempa bumi. Benarkah dan
bagaimana itu bisa terjadi? Sebelum kita pelajari lebih jauh, coba kamu lihat dan
pahami gambar di bawah ini, tentang persebaran gunungapi dan titik gempa di
dunia.
Pada gambar tersebut nampak bahwa setiap tepi dari lempeng-lempeng
yang bergerak adalah merupakan rangkaian gunungapi atau juga terdapat titik-titik
pusat gempa. Pola dan sebaran gunungapi serta gempa bumi tersebut tentunya
tidak terlepas dari keterkaitannya dengan proses alam lainnya, yaitu akibat gerak
mendatar lempeng-lempeng, baik secara tumbukan (konvergen), divergen,
maupun berpapasan.
PERSEBARAN GUNUNG API DI DUNIA
Saat ini gunungapi yang aktif di dunia berjumlah 500 sampai 600 buah
yang tersebar di tiga tempat utama, yaitu sebagai berikut :
1. Di sekitar Samudera Pasifik (sekitar 62%) dengan rincian sekitar 45%
tersebar dikepulauan Pasifik Bagian Barat dan 17% di daerah pinggiran Pasifik
Utara dan Pasifik Selatan.
2. Di Indonesia (14%). Terletak memanjang membentuk jalur
pengunungan aktif sepanjang 7.000 – 7.500 km dan lebar 50 – 200 km, mulai dari
Aceh di ujung barat hingga Halmahera di ujung timurnya.
3. Sisanya tersebar di busur kepulauan dan pinggiran Amerika di Pasifik.
Sekitar 3% terletak di Pasifik Tengah (Hawaii dan Samoa), 1% terdapat di pulau-
pulau di Samudera Hindia, 13% di Atlantik (Azores, Cape Verde Island, Kanada,
dan Medeira yang merupakan gunungapi bawah laut), dan 7% tersebar di
Mediteran dan Asia Kecil Utara. Sekitar 4%-nya terletak di tengah benua dan
dikenal sebagai African Rift System
Gunungapi tersebut sebagian besar terdapat di daratan, yaitu sekitar 83%,
sedangkan sisanya tersebar sebagai gunungapi bawah laut atau dinamakan sub
marine volcano. Penyebarannya mengikuti jalur-jalur memanjang, yang diduga
ada kaitannya dengan rekahan-rekahan kulit bumi.
Jalur I merupakan jalur gunungapi yang mengikuti jalur pegunungan
lipatan di sepanjang pinggiran Pasifik, terus menyambung melalui Pegunungan
Andes, Amerika Tengah, Meksiko, Amerika Bagian Barat, dan Kanada, Alaska,
Asia, Kamchatka, Jepang, Filipina, Indonesia Timur, Kepulauan Melanesia, dan
Selandia Baru. Di sebelah barat, di sepanjang pinggiran benua Asia dan Afrika,
deretan gunungapinya mengikuti rangkaian kepulauan dan sisanya membusur ke
samudera. Batas antara rangkaian pulau-pulau tersebut dan Samudera Pasifik
masing-masing mempunyai sifat dan keadaan geologi mulai dari sebelah timur
pulau-pulau Bouier dan Mariana di utara Irian (Papua), melewati Kepulauan
Solomon dan berakhir di Kepulauan Tonga dan Karnadek. Jalur II merupakan
daerah gunungapi yang tak sempurna mengikuti jalur pegunungan lipatan muda.
Mulai laut tengah hingga ke Asia Kecil dan Kepulauan Indonesia. Jalur ini di
bagian timur Asia dipotong oleh deretan pegunungan tinggi Asia. Gunungapi
bawah laut pada jalur ini ditemukan di beberapa tempat, antara lain di Laut
Tengah, yaitu antara Sisilia dan Tunisia, di daerah Kepulauan Lipari dekat pesisir
Arakan dan di Indonesia.
Aktivitas gunungapi merupakan sebab utama adanya sebaran panas bumi,
terutama hidrotermal. Batuan pemanas dari aktivitas vulkanisme akan berfungsi
sebagai sumber pemanasan air. Panas yang ditimbulkan oleh pergerakan sesar
aktif kadang-kadang berfungsi pula sebagai sumber panas. Seperti sumber-sumber
mata air panas di daerah sekitar gunungapi di sepanjang jalur sesar aktif Palu –
Koro, di Sulawesi.
1. LEMPENG EURASIA
4. LEMPENG ANTARTIKA
Lempeng Arab adalah salah satu dari tiga lempeng tektonik (lempeng
kerak Afrika, Arab dan India) yang telah bergerak ke utara selama jutaan
tahun dan bertabrakan dengan lempeng Eurasia.
Batas batas
Lempeng Arab sebagian besar terdiri dari jazirah Arab, melainkan meluas
ke utara sampai Turki. Perbatasan pelat:
Lempeng Arab merupakan bagian dari lempeng Afrika selama banyak Eon
Fanerozoikum (Paleozoikum - Kenozoikum), sampai Epoch Oligosen dari
Era Kenozoikum. Laut Merah fase rifting dimulai pada Eosen, tetapi
pemisahan Afrika dan Arab terjadi di Oligosen, dan sejak saat itu
Lempeng Arab telah perlahan-lahan bergerak menuju Lempeng Eurasia.