Magma adalah cairan atau larutan silikat pejar yang terbentuk secara alamiah,
bersifat mudah bergerak (mobile), bersuhu antara 700-13000C (sekitar 1200-2400
derajat Fahrenheit) dan berasal atau terbentuk pada kerak bumi bagian bawah
hingga selubung bagian atas dan bersifat asam atau basa.Secara fisika, magma
merupakan sistem berkomponen ganda (multi compoent system) dengan fase cair
dan sejumlah kristal yang mengapung di dalamnya sebagai komponen utama, dan
pada keadaan tertentu juga berfase gas.
Lava merupakan suatu cairan larutan magma yang mengalir kearah luar dan
dalam perut bumi melalui kawah gunung berapi atau juga celah (patahan) yang
lalu membeku menjadi batuan yang bentuknya beraneka macam.Jika cairan itu
encer maka akan meleleh jatuh dari sumbernya dan membentuk aliran yang
menyerupai sungai melalui lembah serta membeku menjadi batuan seperti lava
blok (pada umumnya di Indonesia membentuk lava blok). JIka agak kental, akan
mengalir tidak jauh dari sumbernya membentuk kubah lava serta di bagian tepinya
membeku membentuk blok-blok lava namun suhunya masih tinggi, jika posisinya
tidak stabil akan mengalir membentuk awan panas gugutan dari lava.
Para ahli berpendapat bahwa panas bumi berasal dari proses “pembusukan”
material-material radioaktif yang kemudian meluruh atau mengalami
disintegration menjadi unsur radioaktif dengan komposisi yang lebih stabil dan
pada saat meluruh akan mengeluarkan sejumlah energi (panas) yang kemudian
akan melelehkan batuan-batuan disekitarnya. Dimungkinkan
B. Komposisi Magma Komposisi kimiawi magma terdiri dari :
• Senyawa
-senyawa yang bersifat non volatile (senyawa yang tidak mudah menguap) dan
merupakan senyawa oksida dalam magma. Jumlahnya sekitar 99% dari seluruh isi
magma , sehingga merupakan mayor element, terdiri dari SiO2, Al2O3, Fe2O3,
FeO, MnO, CaO, Na2O, K2O, TiO2, P2O5.
• Senyawa volatil
(senyawa yang mudah menguap) yang banyak pengaruhnya terhadap magma,
terdiri dari fraksi-fraksi gas CH4, CO2, HCl, H2S, SO2 dsb.
• Unsur
-unsur lain yang disebut unsur jejak (trace element) dan merupakan minor element
seperti Rb, Ba, Sr, Ni, Li, Cr, S dan Pb. C.
Pada proses ini yang merupakan kebalikan dari proses pencairan, ion-ion
akan saling mengikat satu dengan yang lainnya dan melepaskan kebebasan untuk
bergerak. Ion-ion tersebut akan membentuk ikatan kimia dan membentuk kristal
yang teratur. Pada umumnya material yang menyusun magma tidak membeku
pada waktu yang bersamaan.Kecepatan pendinginan magma akan sangat
berpengaruh terhadap proses kristalisasi, terutama pada ukuran kristal.
Mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral Potasium
Feldspar ke mineral Muscovit dan yang terakhir mineral Kwarsa, maka mineral
Kwarsa merupakan mineral yang paling stabil diantara seluruh mineral Felsik atau
mineral Mafik, dan sebaliknya mineral yang terbentuk pertama kali adalah
mineral yang sangat tidak stabil dan mudah sekali terubah menjadi mineral lain.
E.Evolusi Magma
Proses ini merupakan suatu proses pemisahan kristal-kristal dari larutan magma
karena proses kristalisasi perjalan tidak seimbang atau kristal-kristal tersebut pada
saat pendinginan tidak dapat mengubah perkembangan. Komposisi larutan
magma yang baru ini terjadi sebagai akibat dari adanya perubahan temperatur
dan tekanan yang mencolok serta tiba-tiba.
c. Liquid Immisbility
Larutan magma yang memiliki suhu rendah akan pecah menjadi larutan yang
masing-masing akan membentuk suatu bahan yang heterogen.
d. Crystal Flotation
Pengembangan kristal ringan dari sodium dan potassium akan naik ke bagian
atas magma karena memiliki densitas yang lebih rendah dari larutan kemudian
akan mengambang dan membentuk lapisan pada bagian atas magma.
e. Vesiculation
Vesiculation merupakan suatu proses dimana magma yang mengandung
komponen sepertiCO2, SO2, S2, Cl2, dan H2O sewaktu-waktu naik ke
permukaan sebagai gelembung-gelembung gas dan membawa komponen-
komponen sodium (Na) dan potassium (K). f. Asimilasi magma Proses ini dapat
terjadi pada saat terdapat material asing dalam tubuh magma seperti adanya
batuan disekitar magma yang kemudian bercampur, meleleh dan bereaksi dengan
magma induk dan kemudian akan mengubah komposisi magma.
G.Sifat-sifat Magma
Viskositas merupakan sifat suatu cairan atau gas yang berhubungan dengan
hambatan alir gas/cairan itu sendiri akibat adanya gaya-gaya antar partikel yang
mengalir. Viskositas magma didefinisikan sebagai perbandingan antara shear
stress dan strain rate. Lava akan mengalir pada saat shear stress lebih besar dari
yield strength. Viskositas bergantung pada komposisi/kandungan kristal,
gelembung, gas (H2O), serta temperatur dan tekanan.
b) Suhu Magma
Suhu magma secara umum (seperti yang ada di luar inti bumi atau lapisan outer
core) yang mencapai 5000 derajat celcius, meski jika berada di udara terbuka,
suhunya bisa turun hingga 1300 derajat celcius Secara khusus suhu magma
berdasarkan jenisnya sebagai berikut :
B. Magma Basa
Magma basa, yaitu magma yang sedikit mengandung Silika (SiO2) dan berwarna
lebih gelap karena mengandung mineral yang berwarna lebih tua, seperti gabro
dan basalt. Magma yang bersifat basa biasanya lebih encer dari pada magma
asam, hal ini disebabkan karena magma basa memiliki viskositas yang tinggi
sehingga proses pendinginannya atau pembekuannya lebih cepat dibandingkan
dengan magma asam. Dikarenakan proses pembekuannya yang begitu cepat maka
kristal yang terbentuk akan kecil – kecil bahkan ada juga yang tidak memiliki
kristal sama sekali.
H.Klasifikasi Magma
Magma secara umum dapat dibedakan menjadi tiga tipe magma, yaitu:
1.Magma dengan kandungan gas tinggi, yaitu magma Ryolitik atau Grani
2.Andesit Diorit SiO2 55-65 % berat, kandungan Fe, Mg, Ca, Na dan K menengah
(intermediate).
Lakolit, yaitu magma yang menerobos di antara lapisan Bumi paling atas.
Bentuknya seperti lensa cembung atau kue serabi.
Gang (korok), yaitu batuan hasil intrusi magma yang menyusup dan membeku
di sela-sela lipatan (korok).
Diatermis, yaitu lubang (pipa) di antara dapur magma dan kepundan gunung
berapi. Bentuknya seperti silinder memanjang.
1. Ekstrusi linear, terjadi jika magma keluar lewat celah-celah retakan atau
patahan memanjang sehingga membentuk deretan gunung berapi. Misalnya
Gunung Api Laki di Islandia, dan deretan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa
Timur
2. Ekstrusi areal, terjadi apabila letak magma dekat dengan permukaan bumi,
sehingga magma keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu areal tertentu.
Misalnya Yellow Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai
10.000 km2. 3. Ekstrusi sentral, terjadi magma keluar melalui sebuah lubang
(saluran magma) dan membentuk gunung-gunung yang terpisah. Misalnya
Gunung Krakatau, Gunung Vesucius, dan lain-lain.