Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Jamur (fungi) banyak kita temukan disekitar kita. Jamur tumbuh subur
terutama di musim hujan karena jamur menyukai habitat yang lembap. Beberapa
ahli mikologi membagi jamur menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk
tubuhnya, yaitu kapang (mold) dan khamir (yeast).
Kebanyakan jamur masuk dalam kelompok kapang. Tubuh vegetatif
kapang berbentuk filamen panjang bercabang yang seperti benang disebut hifa.
Hifa akan memanjang dan menyerap makanan dari permukaan substrat (tempat
hidup jamur). Sedangkan jamur dalam kelompok khamir bersifat uniseluler
(berinti satu), bentuknya bulat atau oval.
Pengamatan morfologi sangat penting untuk identifikasi dan determinasi.
Bahkan pengamatan morfologi ini lebih penting daripada pengamatan fisiologis.
Terdapat beberapa cara atau metode pengamatan yaitu dengan pembuatan slide
cultur atau hanging drop. Untuk pengamatan morfologi dapat dilakukan
pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis. (Riecka, 2012)
Jamur tidak mempunyai batang, daun, dan akar serta tidak mempunyai
sistem pembulu seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Jamur umumnya berbentuk
seperti benang, bersel banyak, dan semua dari jamur mempunyai potensi untuk
tumbuh, karena tidak mempunyai klorofil yang berarti tidak dapat memasak
makanannya sendiri, maka jamur memanfaatkan sisa-sisa bahan organik dari
makhluk hidup yang telah mati maupun yang masih hidup. (Pracaya, 2007).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Evolusi Fungi


Meskipun catatan fosil jumlahnya sedikit, tetapi terdapat fosil yang dapat
dikenali sebagai jamur sapotrofik besar (bahkan mungkin Basidiomycota). Fosil
ini merupakan fosil prototaxites yang biasa ditemukan di semua bagian dunia
pada periode Devonian pertengahan dan akhir (sekitar 419,2 sampai 358,9 juta
tahun yang lalu). Fosil Fungi bukanlah hal yang biasa dan dapat diterima oleh
ilmuwan sebelum fosil periode Devonian ini. Fosil Fungi pada periode ini
ditemukan berlimpah pada bongkahan sedimen Rhynie (Rhynie chert) yang
terdapat di dekat pedesaan Rhynie, Aberdeenshire, Skotlandia. Fosil Fungi ini
sebagian besar adalah fosil Zygomycota and Chytridiomycota.
Pada saat yang bersamaan, sekitar 400 juta tahun yang lalu, Ascomycota
dan Basidiomycota terpisah, dan semua Fungi modern muncul pada akhir
Carboniferous (Pennsylvanian, sekitar 318,1 sampai 299 juta tahun yang lalu).

Karena minimnya catatan fosil, maka karakteristik biokimia menjadi


penanda peta hubungan evolusi jamur. Kelompok-kelompok jamur dapat
dihubungkan dengan komposisi dinding sel, organisasi enzim triptopan, dan
sintesis lisin. Analisis filogenetik molekuler pada tahun 1990-an telah
berkontribusi sangat besar untuk mengerti asal-usul dan evolusi Fungi. Pada
awalnya, analisis ini menghasilkan pohon evolusi jamur dengan membandingkan
urutan gen tunggal, biasanya adalah gen RNA ribosom (rRNA). Kemudian setelah
itu, informasi dari beberapa gen pengkode protein membantu membetulkan
kesalahan, dan pohon filogenetik Fungi saat ini sedang dibuat menggunakan
bermacam-macam data. [2]

2.2 Sejarah Taksonomi Jamur


Fungi tadinya diklasifikasikan ke dalam kingdom Plantae dan dibedakan
menjadi empat kelas:
a. Phycomycetes (Zygomycetes, Oomycetes, dll)
b. Ascomycetes
c. Basidiomycetes
d. Deuteromycetes (Fungi Imperfecti)
Kelompok tradisional ini membedakan Fungi berdasarkan morfologi organ
seksual, ada tidaknya septa, dan derajat repetisi kromosom (ploidi) pada inti
vegetatif miselium. Pada era ini jamur lendir juga masih termasuk dalam divisi
Fungi.
Pada pertengahan abad 20 terdapat tiga kingdom utama dari eukaryota
multiseluler, yaitu kingdom Plantae, kingdom Animalia, dan kingdom Fungi.
Perbedaan ciri yang krusial adalah dalam hal nutrisi dan dinding sel. Meskipun
Fungi bukan tumbuhan, namun nomenklatur untuk jamur diatur dalam
International Code of Botanical Nomenclature (ICBN). Sebagai tambahan,
“filum” digunakan dalam nomenklatur jamur, namun beberapa referensi juga
menggunakan “divisi” dalam tingkat taksonominya. Karena ensiklopedia main
stream di internet menggunakan “filum,” maka Tentorku juga menggunakan
“filum.”
Kingdom Fungi terpisah dari leluhur bersama (dengan hewan) sekitar 800
sampai 900 juta tahun yang lalu. Saat ini, banyak organisme khususnya di
kalangan Phycomycetes dan jamur lendir, tidak lagi dianggap sebagai jamur
sejati. Perubahan ini juga terjadi pada jamur air yang diklasifikasikan ulang pada
kingdom Chromista, dan Amobidales (parasit pada arthropoda) sekarang dianggap
sebagai Protozoa.
Aneka jamur
Klasifikasi dunia Jamur pada tahun 2007 merupakan hasil dari upaya
penelitian kolaboratif skala besar yang melibatkan puluhan mycologists dan
ilmuwan lain yang bekerja pada taksonomi jamur. Ada tujuh filum yang diakui,
dua di antaranya adalah Ascomycota dan Basidiomycota dalam cabang
subkingdom Dikarya. Filum (divisi) utama Fungi telah diklasifikasikan, terutama
atas dasar karakteristik struktur reproduksi seksual mereka. Saat ini, terdapat tujuh
filum yang diusulkan:
a. Microsporidia
b. Chytridiomycota
c. Blastocladiomycota
d. Neocallimastigomycota
e. Glomeromycota
f. Ascomycota
g. Basidiomycota

2.3 Taksonomi Jamur Modern


Pada bagian ini, akan dibahas secara singkat tujuh filum utama Fungi:
Microsporidia, Chytridiomycota, Blastocladiomycota, Neocallimastigomycota,
Glomeromycota, Ascomycota, dan Basidiomycota.
Microsporodia adalah parasit uniselular pada hewan dan Protista.
Microsporodia merupakan jamur endobiotik yang tinggal pada jaringan spesies
lain. Tadinya, Microsporidia dianggap sebagai eukariota yang sangat primitif,
terutama karena ketiadaan mitokondria, dan ditempatkan bersama dengan
Protozoa lain seperti diplomonads, parabasalia, dan archamoebae di kelompok
Protista Archezoa. Namun, penelitian yang lebih baru merevisi pengelompokan
ini. Saat ini, Microsporidia ditempatkan dalam Fungi atau sebagai sister-group
dari Fungi dengan leluhur yang sama. [3]
Chytridiomycota umumnya dikenal sebagai chytrids. Chytrids
menghasilkan zoospora yang dapat bergerak aktif pada zat cair dengan flagela
tunggal. Hal ini membuat ilmuwan tadinya mengklasifikasikan Chytrids sebagai
Protista. Chytrids adalah salah satu dari garis keturunan Fungi yang bercabang di
awal, bersifat saprobik dengan menguraikan kitin dan keratin, atau bertindak
sebagai parasit. Keanggotaan pada kingdom Fungi ditunjukkan dengan adanya
kitin pada dinding selnya, memiliki flagela, menyerap nutrisi, menggunakan
glikogen sebagai senyawa penyimpanan energi, dan mensintesis lisin. [4]
Blastocladiomycota tadinya merupakan ordo Blastocladiales dalam filum
Chytridiomycota. Hal ini terjadi sampai ciri molekuler dan ciri ultrastruktur
zoospora digunakan untuk menunjukkan bahwa mereka tidak monofiletik dengan
Chytridiomycota. Blastocladiomycota merupakan sapotrof, mengambil makanan
dari menguraikan zat organik, dan merupakan parasit dari semua kelompok
eukaryota. Tidak seperti kerabat dekatnya, Chytrids, yang menampilkan meiosis
zigot, Blastocladiomycota menjalani meiosis spora. [5]
Neocallimastigomycota tadinya termasuk dalam filum Chytridomycota. Anggota
dari filum kecil ini adalah organisme anaerobik, hidup pada sistem pencernaan
hewan herbivora besar, juga lingkungan darat dan air yang kaya akan selulosa.
Organisme ini tidak memiliki mitokondria dan membentuk zoospora berflagel. [6]
Glomeromycota memiliki sekitar 230 spesies. Anggota Glomeromycota
membentuk mikoriza arbuskula (AM) dengan akar atau talus dari tanaman darat.
Sebagian bukti menunjukkan bahwa Glomeromycota bersimbiosis dengan
tanaman darat untuk karbon dan energi, tetapi ada bukti baru bahwa beberapa dari
mereka mungkin dapat hidup independen. Spesies mikoriza arbuskula tersebar
secara luas di seluruh dunia, di mana mereka membentuk simbiosis dengan akar
dari mayoritas (> 80%) spesies tanaman. Mereka juga dapat ditemukan di lahan
basah, termasuk rawa bergaram, dan dikaitkan dengan tanaman epifit.
Ascomycota umumnya dikenal dengan jamur kantong, adalah filum
terbesar dari Fungi dengan lebih dari 64.000 spesies. Ciri yang menentukan dari
kelompok ini adalah askus, yaitu struktur seksual mikroskopis (berbentuk
kantong) di mana askospora dibentuk. Ascomycota adalah kelompok monofiletik
yang berisi semua keturunan dari nenek moyang. Kelompok ini bermanfaat bagi
manusia sebagai sumber senyawa penting obat-obatan, seperti antibiotik, juga
untuk membuat roti, minuman beralkohol, dan keju. Namun demikian, sebagian
juga menjadi patogen bagi manusia dan tanaman. Contoh jamur kantung ini
adalah truffle, ragi, ragi roti, dan jamur mangkok.
Basidiomycota umumnya dikenal sebagai jamur payung, adalah jamur
kelas tinggi yang bereproduksi secara seksual dengan pembentukan sel berbentuk
batang yang disebut basidia. Spora yang dihasilkan disebut basidiospora. Contoh
dari jamur kelompok ini adalah jamur merang, jamur kuping, jamur karat, jamur
api, dll.
DAFTAR PUSTAKA

Riecka.2012.http://rieckamissziiph.blogspot.com/2012/03/pengamatan-morfologi-
fungi-praktikum.html. diakses tanggal 31 januari 2013

Pracaya, 2007. Hama Dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.

Trie. Ita. 2012. http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-mikrobiologi-


pengamatan-jamur.html. diakses tanggal 31 januari 2013

Coyne, Mark S. 1999. Soil Microbiology: An Exploratory Approach. USA :


Delmar Publisher

Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi. Erlangga :Jakarta.

http://farmakologi.files.wordpress.com/2011/02/antijamur.pdf Diakses pada


tanggal 20 Januari 2013

https://www.tentorku.com/sejarah-dan-taksonomi-fungi-jamur/

Anda mungkin juga menyukai