Sekolah
Bagaimana cara membuat Karya Tulis Best Practices untuk kepala sekolah?
Dalam membuat akarya tulis Best Practices seorang kepala sekolah harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
1. Benar-benar TELAH diterapkan dan nyata hasilnya, bukan angan-angan yang ingin
ditumpahkan
2. Asli, bukan imitasi atau tiruan, bisa menggunakan inspirasi sebagai landasan, tapi bukan
adopsi mentah-mentah
3. Karya terbaik di dalamnya ada hal yang "BEDA"
4. Bukan Presentasi School Profile, Presentasi School Profile cenderung menampilkan sekolah
secara utuh, menarik, cerita keseluruhan sekolah ada dalam tampilan. Best Practice
memberikan nukilan karya terbaik dari sekian banyak karya baik yang ada
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berdasarkan peraturan pemerintah No.19 Tahun 2005 Bab 1 pasal 1 ayat 6,
standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan. Dalam implementasi Standar Proses Pendidikan, guru
merupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan pelaksanaan
proses pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai ujung tombak. Salah satu
kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana mengelola proses
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
Guru harus memiliki kComposeemampuan mengelola proses pembelajaran
yang dapat menyesuaikan antara karakteristik siswa, materi pelajaran, dan sarana
prasarana yang ada. Oleh karena itu, guru harus selalu mencari alternatif atau
solusi kreatif yang tepat agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan pengamatan penulis, masalah yang dihadapi dalam proses
pembelajaran adalah kurangnya disiplin siswa dalam mengikuti pembelajaran
terutama pada pembelajaran produktif yang dilaksanakan di ruang
bengkel/workshop. Banyak pelanggaran yang dilakukan siswa terhadap peraturan
yang telah ditetapkan. Adapun pelanggaran disiplin yang sering dilakukan siswa
antara lain adalah tingginya persentase ketidak hadiran (alpa), keterlambatanmasuk
keruang bengkel, tidak menggunaan atribut, tidak mematuhi keselamatan
kerja,penggunaan peralatan yang menyimpang. Keterlambatan masuk keruang
bengkelmerupakan pelanggaran yang paling sering terjadi, sehingga berpengaruh
terhadap kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.
Sebagai seorang guru produktif Kria Kayu, penulis selalu berharap agar
proses pembelajaran dapat berkualitas. Untuk itu penulis sudah menerapkan
berbagai strategi untuk mendisiplinkanserta menurunkan tingkat pelanggaran yang
dilakukan oleh siswa. Strategi yang sudah dilakukan mulai dari mengajak siswa
untuk tetap berdisiplin, membuat kesepakatan atau komitmen untuk melaksanakan
peraturan dan mengikuti jadual yang telah disepakati sampai dengan memberi
hukuman bagi siswa yang melanggar peraturan. Semua strategi yang
diterapkanmemang memberi hasilpositif. Namun, belum konsisten merubah watak
serta tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik. Siswa selalu lupa dengan apa yang
telah disepakatinya, terutama ketepatan waktu masuk ke ruang bengkel.Ketika diberi
hukuman mereka selalu menerima karena sudah terlanjur dan siap untuk dihukum
apa saja.Ternyata hukuman tidak membuat mereka berubah kearah lebih baik
namum membuat mereka menjadi kebal terhadap hukuman.Hal ini berulang terus
tanpa ada solusi yang tepat, ketika siswa banyak melanggar peraturan, tentu
mengganggu proses pembelajaran. Seluruh siswa yang sedang belajar di bengkel
terganggu. Akibatnya siswa tidak dapat mencapai target waktu dan hasil belajar
yang telah ditetapkan.Sebagai seorang guru, penulis bertekadterus-menerus
mencari solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan tersebut. Hingga akhirnya
penulis menemukan salah satu solusi yangtepat yaitu menciptakan data kontrol
berwarna. Penerapan datakontrol berwarna ini dilaksanakan untuk
mengontrolkeadan siswa atas pelanggaran yang dilakukannya agar dapat berubah
menjadi lebih disiplin. Temuan ini dapat membentuk disiplin siswa menjadi lebih baik
dan mengurangi pelanggaran secara konsisten sehingga dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut
maka judul bestpacticeini adalah “Pemanfaatan Data Kontrol Berwarna untuk
meningkatkan Disiplin dan Hasil Belajar Kria Kayu diSMK Negeri 1 Berastagi”.
2. Permasalahan
Adapun permasalahan yang akan dipaparkan dalam artikel ini adalah:
Apakah Pemanfaatan Data Kontrol Berwarna dapat meningkatkan Disiplin dan Hasil
Belajar Kria Kayu diSMK Negeri 1 Berastagi.
1. Strategi Pemecahan Masalah
Untuk meningkatkan disiplin siswa, yang harus dilakukan adalah
mengatasipelanggaran disiplin yang dilakukan siswa secara kontinyu. Untuk itu
penulis menciptakan dan menerapkan data kontrol berwarna. Data kontrol berwarna
ini dibuat dengan program excel yang terdiri dari: data absensi siwa,data
pelanggaran disiplin dan data pencapaian kompetensi.
Data absensi siswa dimodifikasi dari absensi yang ada selama ini. Pada data
absensi ini diberi rambu-rambu dengan warna pada kolom data absen siswa. Bagi
siswa yang alpa dan cabut diberi warna merah. Terlambat masuk ke ruangan diberi
warna kuning, dan apabila terlambat tiga kali maka data ketiga diberi warna merah.
Izin, sakit, diberi warna hijau dan bagi siswa yang hadir tepat waktu kolom datanya
putih dan tidak diberi warna.
Data pelanggaran disiplin terdiri dari pelanggaran disiplin yang dilakukan
siswa pada saat pembelajaran produktif. Pelanggaran disiplin berat diberi warna
merah, pelanggaran disiplin sedang diberi warna kuning, dan pelanggaran disiplin
ringan diberi warna hijau.Pelanggaran disiplin sedang yang dilakukan tiga kali, yang
ke tiga kalinya diberi warna merah. Dan pelanggaran disiplin ringan yang dilakukan
ketiga kalinya diberi warna kuning.
Data pencapaian kompetensi terdiri dari kolom pencapaian kompetensi siswa
pada setiap kegiatan. Pada kolom ini juga diberi warna,pencapaian
kompetensidibawah 25% warna kolomnya merah, antara 25%-50% warna kuning,
antara 50%-75% warna hijau, dan diatas 75% tidak berwana.
Data kontrol ini ditayangkan dengan infokusdiawal dan akhir pembelajaran.
Diawal pembelajaran pendataan absensi siswa dan siswa terlambat serta cabut. Di
akhir pembelajaran seluruh perolehan data ini ditayangkan kembali sambil memberi
pengarahan kepada siswa untuk tindak lanjut.
BAB II
PEMBAHASAN
.Siswa praktek membubut dengan konsentrasi Praktek mengasah dan merawat pahat bubut.
penuh
Kelas XII.KK.
SEBELUM SESUDAH
Disiplin dalam sikap kerja rendah. Bekerja Disiplin kerja tinggi, bekerja pada tempatnya
disembarangan tempat, tidak menggunakan masing-masing, teratur dan rapi, semua
pakaian praktek. memakai pakaian praktek
c. Dampak.
KELAS XI KK KELAS XII KK
Menggelar pameran di pelataran parkir Stand Pameran Tugas Akhir siswa di
kantor Dinas Pariwisata Berastagi Kabupaten pelataran parkir Kantor Dinas Pariwisata Kab
Karo tanggal 11-14 Maret 2013. Karo Berastagi, 11-14 Maret 2013.
4. Faktor-faktor pendukung .
Adapun faktor- faktor pendukung dari kegiatan ini adalah; dengan adanya
program MGMPKria Kayu yang difasilitasi oleh PPPPTK Medan yang memberi
bantuan kepada guru-guru Kria Kayu berupa peminjaman laptop, infokus, Wifi,
dll.Disamping itu diberikan dana operasional untuk melakukan pelatihan komputer.
Sehingga melalui kegiatan MGMP ini penulis mendapat pelatihan mengoperasikan
komputer serta diberikan peralatan Laptop dan infokus yang dipinjamkan untuk
mengembangkan media pembelajaran. Dengan demikian peralatan Laptopdan
Infocus telah tersedia disetiap kegiatan pembelajaran yang diampu oleh penulis.
Melalui kesempatan ini penulis memanfaatkan fasilitas tersebut untuk membuat
program data kontrol berwarna dalam rangka meningkatkan disiplin pada diri siswa.
5. Alternatif pengembangan.
Adapun alternatif pengembangan model yang akan dilakukan adalah dengan
membuat kartu atau pin warna yang dipakai oleh siwa setiap kegiatan praktek
sesuai dengan predikat yang diperolehnya saat itu. Apabila siswa memperoleh
predikat merah maka siswa tersebut akan menggunakan pin merah selama
pembelajaran itu . Namun siswa dapat menurunkan warna merahnya menjadi
kuning dengan melakukan prestasi. Tiga kali prestasi yang dilakukan siswa akan
menghapus warna merah menjadi kuning, dan yang kuning menjadi hijau dan yang
hijau menjadi putih. Dengan demikian siswa akan selalu berusaha untuk
meningkatkan prestasi. Sehingga melalui alternatif pengembangan ini disamping
membentuk disiplin pada diri siswa akan terbentuk pula pada diri siswa komitmen
untuk berprestasi.
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI OPERASIONAL.
1. Rumusan Simpulan.
a. Pelanggaran disiplin yang sering dilkukan siswa antara lain adalah tingginya
persentase ketidak hadiran (alpa), keterlambatan masuk keruang bengkel, tidak
menggunaan atribut, tidak mematuhi keselamatan kerja,cara penggunaan peralatan
yang menyimpang
b. Data Kontrol Berwarna terbukti dapat Meningkatkan disiplin siswa, kualitas proses
pembelajaran, yang menghasilkan peningkatan kualitas siswa dan hasil belajar.
c. Adapun hasil penerapan data kontrol berwarna antara lain adalah: menurunnya
tingkat alpa, sakit dan ijin siswa secara drastis, Penggunaan pakaian praktek dan
semangat belajar siswa semakin baik,Kualitas produk semakin tinggi, kecepatan
kerja semakin meningkat.
d. Dampak penerapan Data Kontrol Berwarna adalah pelaksanaan uji kompetensi
tahun 2013 berjalan lancar, seluruh siswa kelas XII KK lulus ujian nasional. Siswa
mampu mengadakan pameran hasil karya siswa di luar lingkungan sekolah.
e. Data kontrol berwarna berpengaruh dalam meningkatkan nilai Kompetensi Kejuruan
dari tahun sebelumnya, dari rata-rata 8,1 menjadi 8,34