Percobaan I Unsur Alkali Tanah PDF Penting
Percobaan I Unsur Alkali Tanah PDF Penting
I. TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai setelah melakukan percobaan ini
adalah praktikan mampu mempelajari sifat unsur alkali.
1
antara 2 -12 yang ditunjukkan dengan adanya hubungan 2itride2 antara besarnya
rapatan muatan ion logam dengan jumlah molekul hidrat pada logam alkali tanah
tersebut
Semua senyawa dari kalsium (Ca), stronsium (Sr) dan barium (Ba), yaitu
logam alkali tanah yang bagian bawah berbentuk senyawa ion, sedangkan senyawa-
senyawa berilium (Be) dan senyawa-senyawa magnesium (Mg) bersifat kovalen.
Sifat kimia logam alkali tanah bermiripan dengan logam alkali, tetapi logam alkali
tanah kurang reaktif dari logam alkali seperiode. Jadi berilium (Be) kurang reaktif
dibandingkan terhadap litium (Li), magnesium (Mg) kurang reaktif dibandingkan
terhadap natrium (Na) dan seterusnya. Hal itu disebabkan jari-jari atom logam alkali
tanah lebih kecil, sehingga 2itrid pengionan lebih besar. Lagi pula logam alkali tanah
mempunyai dua 2itride2 valensi, sedangkan logam alkali hanya satu. Kereaktifan
kalsium (Ca), sronsium (Sr) dan barium (Ba) tidak terlalu berbeda dari logam alkali,
tetapi berilium (Be) dan magnesium (Mg) jauh kurang aktif. Beberapa reaksi logam
alkali tanah berikut menggambarkan kecendrungan sifat unsur-unsur itu.
2. Reaksi dengan air (H2O)
Kalsium (Ca), stronsium (Sr) dan barium (Ba) bereaksi baik dengan air
(H2O) membentuk basa dan gas 2itride2 (H2). Magnesium (Mg) bereaksi sangat
lambat dengan air (H2O) dingin dan sedikit lebih baik dengan air (H2O) panas,
sedangkan berilium (Be) tidak bereaksi.
M(s) + 2H2O(l) M(OH)2(aq) + H2(g)
(M = Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra)
2. Reaksi dengan udara
Semua logam alkali tanah terkorosi terus menerus di udara membentuk oksida,
hidroksida atau karbonat, kecuali berilium (Be) dan magnesium (Mg). Berilium
(Be) dan magnesium (Mg) juga bereaksi dengan oksigen di udara, tetapi lapisan oksida
yang terbentuk melekat pada permukaan logam sehingga menghambat
2
korosi berlanjut. Apabila dipanaskan kuat, semua logam alkali tanah, termasuk
berilium (Be) dan magnesium (Mg), terbakar di udara membentuk oksida dan 3itride.
2M(s) + O2(g) 2MO(s)
3M(s) + N2(g) M3N2
(Suharno Pikir, 1990 : 12)
Logam – logam alkali tanah dibuat melalui elektrolisis lelehan halide
(biasanya klorida) atau melalui reduksi halide atau oksida. Magnesium yang secara
dianggap penting secara komersial, diproduksi melalui elektrolisis leburan
magnesium klorida.air laut menyediakan sumber ion magnesium yang tidak habis –
habisnya, dan kulit kerang yang banyak terdapat di laut menyediakan kalsium
karbonat sebagai sumber yang diperlukan untuk mengisolasi ion magnesium.
Magnesium juga diperoleh dari megnesit atau dolomit melalui penguraian mineral
tersebut membentuk MgO, selanjutnya mereduksi oksida dengan ferosilikon, suatu
paduan antara besi dan silikion.
Logam alkali tanah yang lain dibuat dalam jumlah seikit. Berilium dapat
diperoleh dengan elektrolisis berilium klorida, BeCl2, dimana natrium klorida
ditambahkan untuk meningkatkan daya hantar listrik lelehan garam. Namun demikian
hampir semua berilium dibuat melalui reduksi fluoridanya oleh magnesium
BeF2 + Mg MgF2 + Be
(Yayan Sunarya.2012:390)
3
III. Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1) Tabung reaksi
2) Rak tabung reaksi
3) Penjepit tabung
4) Pipa penyalur gas
5) Corong
6) Kaca arloji
7) Spatula
8) Gelas ukur
9) Gela kimia 400 mL
3.1.2 Bahan
1) Larutan indikator
2) Logam kalsium
3) Kalsium oksida
4) Magnesium karbonat
5) Barium karbonat
6) Kertas indikator
7) Pita magnesium
8) Magnesium oksida
9) Barium hidroksida
10) Kalsium karbonat
4
3.2 Skema Kerja
3.2.1 Reaksi dengan Air
Sekeping logam
kalsium
Logam kalsium
dalam air dingin
Diamati reaksi
Diperiksa hasil reaksi
Logam Magnesium
HASIL
0,01 gr magnesium
hidroksida dan kalsium
5
MgOH + H2O dan
CaOH + H2O
HASIL
HASIL
6
Dicatat kecepatan timbulnya gas dan
tingkatan kekeruhan air kapur
HASIL
HASIL
7
IV. Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
8
Kelarutan Beberapa a. Ion Ca2+
Senyawa Unsur CaSO4 + MnCO3 Warna larutan
Alkali Tanah kecokelatan, terdapat
endapan cokelat
CaSO4 + PbSO4 Larutan bening,
terdapat endapan
putih
CaSO4 + KOH Larutan keruh,
terdapat sedikit
endapan
b. Mg2+
MgO + MnCO3 Larutan keruh, dan
terdapat endapan
cokelat
MgO + PbSO4 Larutan bening dan
terdapat endapan
putih
MgO + KOH Larutan bening dan
terdapat sedikit
endapan
2+
c. Ba
Ba(NO3)2 + PbSO4 Larutan keruh dan
terbentuk endapan
putih
Ba(NO3)2 + KOH Larutan bening dan
terbentuk endapan
putih
Ba(NO3)2 + MnCO3 Larutan kecokelatan,
sedikit terbentuk
endapan melayang
9
4.2 Pembahasan
Golongan alkali tanah terdiri atas berilium (Be), magnesium (Mg),
kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba) dan radium (Ra). Anggota pertama,
berilium (Be) bersifat mendekati semi-logam dan anggota terakhir radium (Ra)
bersifat radioaktif sehingga sifat-sifat kimianya tidak banyak diketahui secara
mendalam. Unsur alkali tanah memiliki reaktifitas tinggi, sehingga tidak ditemukan
dalam bentuk monoatomik , unsur ini mudah bereaksi dengan oksigen, dan logam
murni yang ada di udara, membentuk lapisan luar pada oksigen.
Pada suhu kamar, berilium tidak bereaksi dengan air, magnesium bereaksi
agak lambat dengan air, tetapi lebih cepat dengan uap air. Adapun kalsium dan logam
alkali tanah yang di bawahnya bereaksi dengan air pada suhu kamar. Logam alkali
tanah bereaksi dengan oksigen membentuk oksida. Dari percobaan yang dilakukan
kebanyakan lebih untuk mengamati sifat serta reaksi yang dapat terjadi pada logam
alkali tanah, berikut penjelasan serta hasil dari percobaan yang telah dilakukan.
4.2.1 Reaksi dengan Air
Logam Alkali Tanah Bereaksi dengan Air membentuk logam hidroksida
[M(OH)2]. Pada percobaan ini, yang dilakukan pengujian untuk melihat reaksi antara
logam alkali tanah dengan air hanya digunakan logam magnesium, yang diuji dengan
dua perlakuan yang berbeda. Pada perlakuan pertama, logam magnesium direaksikan
dengan air dingin dalam tabung reaksi. Hasil pengamatan yang diperoleh yaitu pada
logam magnesium terdapat gelembung – gelembung gas yang menempel. Menurut
literatur, magnesium bereaksi sangat lambat dengan air pada suhu kamar dan hanya
dapat bereaksi dengan air panas.
Pada perlakuan kedua yaitu mereaksikan logam magnesium dengan uap air
panas, dimana logam magnesium yang terbungkus dengan kertas saring diletakan
pada leher corong yang direndam pada air panas selama kurang lebih 30 menit,
seperti yang ditunjukan pada gambar berikut
10
Hasil pengamatan ini hanya dilakukan pengujian dengan kertas lakmus merah,
dimana kertas lakmus merah menjadi sedikit biru, untuk pengamatan kondisi logam
Mg sendiri sulit untuk diamati karena logam Mg yang terbungkus dengan kertas saring,
dan setelah dikeluarkan tidak ada hasil yang dapat diamati. Dari pengujian dengan
kertas lakmus dapat diketahui bahwa logam alkali tanah bersifat basa jika direaksikan
dengan air. Menurut Yayan Sunarya (2012) “magnesium bereaksi agak lambat dengan
air pada suhu normal, tetapi lebih cepat jika dibandingkan dengan uap air”.
Persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah sebagai berikut
Logam alkali tanah jika bereaksi dengan air akan membentuk ion logam.
4.2.2 Sifat Asam – Basa
Logam alkali tanah bersifat basa jika direaksikan dengan air, unsur golongan ini
bersifat basa, sama seperti unsur golongan alkali, namun tingkat kebasaannya lebih
lemah. Sifat basa golongan IIA ini berturut-turut dari atas Be(OH)2 ke bawah
Ba(OH)2 makin kuat, karena jari-jari kation dari Be2+ hingga Ba2+ makin besar,
hingga ion OH- makin mudah dilepaskan. Be(OH)2 tergolong basa amfoter, yaitu
ketika direaksikan dengan asam bersifat basa lemah dan waktu ditambahkan basa
11
kuat sifatnya berubah menjadi asam lemah. Persamaan reaksinya dapat ditulis sebagai
berikut:
Mg(OH)2 adalah basa lemah dan sukar larut dalam air. Sedang Ca, Sr, dan Ba(OH)2
dikelompokkan ke dalam basa kuat, walaupun Ba(OH)2 merupakan basa terkuat.
Pada percobaan ini praktikan mereaksikan MgO dan Ca(OH)2 dengan air dan
ditambahkan dua tetes indikator untuk menguji tingkat keasaman ataupun kebasaan dari
keduanya. Hasil yang diperoleh dari reaksi antara MgO dan air yaitu pada larutan
terdapat endapan putih, dimana endapan ini terbentuk karena MgO sukar larut dlaam
air atau kelarutannya kecil dengan pH yang dihasilkan yaitu 8, ini menunjukan bahwa
larutan bersifat basa.
Dengan cara yang sama, diperoleh hasil pengamatan anatara Ca(OH)2 dengan
air yaitu terbentuk sedikit endapan putih yang berasal dari Ca(OH)2 yang tidak
melarut semuanya, dan pH yang dihasilkan pada larutan ini yaitu 10.
Reaksi antara MgO dan Ca(OH)2 dengan air menghasilkan endapan putih
Mg(OH)2 dan Ca(OH)2 karena memiliki kelarutan didalam air yang kecil atau larutan
tersebut lewat jenuh atau Ksp larutan lebih kecil dari pada hasil kali ion – ionnya
sehingga sukar larut dalam air.
12
Hidroksida logam alkali tanah lebih cenderung bersifat basa, bila jari-jari
atom itu kecil ia akan kuat menarik elektron. Jika elektron tertarik ke arah atom
logamnya maka ikatan antara atom O dengan H pada O-H akan melemah, sifat asam
semakin kuat. Dengan bertambahnya nomor atom, maka besar jari-jari atomnya. Jika
atom logam alkali tanah mempunyai jari-jari atom besar maka atom tersebut sukar
menarik elektron sebagai akibatnya ikatan antara O-H akan kuat dan sifat basa menguat.
Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa larutan yang dihasilkan MgO
bersifat basa lemah dan Ca(OH)2 bersifat basa kuat.
4.2.3 Hidrolisis Klorida
Kekuatan hidrolisis klorida alkali tanah, dapat diperkirakan dengan cara
memanaskan klorida hidrat dan memeriksa gas hidrogen klorida (HCl) yang dihasilkan.
Pada percobaan ini masing-masing klorida hidrat dari magnesium, kalsium
dan barium dipanaskan dalam tabung reaksi pada kamar, tetapi pada percobaan ini
praktikan melakukannya di udara terbuka yaitu di luar laboratorium, dan dipanaskan
mengunakan pembakar bunchen.
Reaksi yang terjadi pada ketiga klorida tersebut sebagai :
Dari hasil percobaan ketika MgCl2 dipanaskan, hanya sebagian dari MgCl2
yang meleleh dan ada asap putih yang keluar dari hasil pembakaran pada tabung reaksi.
Gas yang keluar itu merupakan gas asam klorida (HCl). Begitu juga yang dilakukan
pada pembakaran CaCl2 menghasilkan gas HCl, dimana ketika di bakar semua CaCl2
meleh. Akan tetapi pada pembakaran BaCl2, tidak ada sedikit pun BaCl2 yang meleleh
sehingga tidak diketahui ada atau tidaknya gas HCl yang terbentuk. Pada percobaan
ini, praktikan tidak melakukan pengujian keasaman dari gas HCl yang terbentuk,
sehingga tidak dapat diketahui tingkat keasaman dari gas yang
13
terbentuk. Semua logam Alkali Tanah bereaksi dengan halogen dengan cepat
membentuk garam Halida, kecuali Berilium. Oleh karena daya polarisasi ion Be2+
terhadap pasangan elektron Halogen kecuali F-, maka BeCl2 berikatan kovalen.
Sedangkan alkali tanah yang lain berikatan ion.
Menurut literatur yang didapat reaksi yang terjadi pada percobaan ini yaitu
terjadi penguraian dari garam karbonat itu sendiri sebagai berikut :
dipanaskan
CaCO3 CaO(s) + CO2(g)
dipanaskan
BaCO3 BaO(s) + CO2(g)
dipanaskan
MgCO3 MgO(s) + CO2(g)
BaCO3 memiliki kestabilan thermal yang lebih besar dari CaCO3 lebih besar dari
MgCO3.
14
4.2.5 Kelarutan Beberapa Senyawa Unsur Alkali Tanah
15
Pada ion Ca2+ menghasilkan larutan yang bening dan terbebtuk endapan
putih.
Ada sebagian dari hasil percoban ini yang tidak sesuai dengan literatur yang
ada, dimana seharusnya kecenderungan MgSO4 mudah larut, CaSO4 sedikit larut,
dan BaSO4 sukar larut, dapat dilihat pada harga Ksp masing-masing. Semakin besar
nilai Ksp suatu larutan maka kelarutannya juga besar. Harga Ksp senyawa sulfat
alkali tanah semakin kecil dari atas kebawah berarti semakin sukar larut (Ksp MgSO4
= besar (kelarutan besar ), sedangkan Ksp CaSO4 = 9,1 x 10-6 dan Ksp BaSO4 = 1,1 x
10-10 (kelarutan kecil).
Reaksi yang terjadi pada ketiga alkali tanah dengan ion CO3 2-
Berdasarkan percobaan dan literatur yang ada pada umumnya garam karbonat
alkali tanah sukar larut. Dilihat dari harga Ksp ketiga senyawa karbonat yang
memiliki Ksp terbesar yaitu Mg2+ dalam ion karbonat sehingga kelarutannya cukup
besar juga dan hanya terdapat sedikit endapan.
16
Dari hasil percobaan didapat senyawa karbonat dari atas kebawah pada alkali
tanah Kspnya semakin kecil, berarti semakin sukar larut. Dengan kecenderungan
MgCO3 sedikit larut, CaCO3 sukar larut dan BaCO3 sangat sukar larut.
17
V. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa hal, yakni
sebagai berikut
1. Logam Alkali Tanah Bereaksi dengan Air membentuk logam hidroksida
[M(OH)2]. , magnesium bereaksi sangat lambat dengan air pada suhu kamar dan
hanya dapat bereaksi dengan air panas. Logam alkali tanah jika bereaksi dengan
air akan membentuk ion logam.
2. Logam alkali tanah bersifat basa jika direaksikan dengan air, unsur golongan ini
bersifat basa, sama seperti unsur golongan alkali, namun tingkat kebasaannya
lebih lemah. larutan yang dihasilkan MgO bersifat basa lemah dan Ca(OH)2
bersifat basa kuat.
3. Adanya daya polarisasi ion Be2+ terhadap pasangan elektron halogen kecuali F-,
maka BeCl2 berikatan kovalen. Sedangkan alkali tanah yang lain berikatan ion.
4. BaCO3 memiliki kestabilan thermal yang lebih besar dari CaCO3 lebih besar
dari MgCO3.
5. Urutan endapan dan kekeruhan yang terbentuk pada pencampuran logam
alkali dengan hidroksida (OH)
Mg2+ > Ca2+ > Ba2+
Harga Ksp senyawa sulfat alkali tanah semakin kecil dari atas kebawah berarti
semakin sukar larut.
Umumnya garam karbonat alkali tanah sukar larut, Sehingga kelarutan ion
karbonat dapat diurutkan sebagai berikut :
Mg2+ > Ca2+ > Ba2+
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini yaitu untuk melengkapi dan
melebihkan beberapa alat dan bahan sehingga praktikan dapat melakukan percobaan
18
dengan benar dan untuk praktikan diharapkan benar – benar harus memperhatikan
perubaha dan reaksi yang terjadi pada setiap percobaan yang dilakukan sehingga data
yang diperoleh lebih akurat,
19
VI. Daftar Pustaka
Pikir, Suharno. 1990. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : Rineka Cipta
Sugiyarto, Kristian H. 2010. Kimia Anorganik Logam. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sunarya, Yayan. 2012. Kimia Dasar. Bandung : Yrama Widya
20
LAMPIRAN
21
3. Hidrolisis klorida
a. Apakah ada klorida yang terhidrolisis? Apakah ada kecenderungan dalam
hidrolisis?
Jawab : Sesuai hasil pratikum, tidak ada.
b. Klorida manakah yang bersifat lebih kovalen?
Jawab : Klorida yang bersifat lebih kovalen adalah Ba.
4. Kestabilan termal karbonat
a. Tulis persamaan reaksi yang terjadi.
Jawab : MgCO3 → MgO + CO2
CaCO3 → CaO + CO2
BaCO3 → BaO + CO2
b. Bagaimana urutan kecenderungan kestabilan termal dari karbonat alkali
tanah?
Jawab : Ba memiliki kestabilan termal yang lebih besar dari senyawa lainnya.
Semakin besar nomor atomnya / semakin besarnya jari-jari atom semakin
besar juga kestabilan termal karbonat
Pertanyaan
1. Jelaskan kaitan antara sifat kelarutan suatu zat dengan energi kisi dan energi
hidrasi!
Jawab : Suatu senyawa ion larut dalam air jika energi hidrasi lebih besar
daripada energi kisi. Energi kisi semua ion garam sulfat alkali tanah hampir
sama besar. Ion sulfat sangat besar sehingga meskipun ukuran kation semakin
besar tidak memberikan perbedaan energi kisi yang berarti. Perbedaan kelarutan
sulfat tergantung pada energi kisi.
2. Mengapa terdapat perbedaan kecenderungan kelarutan senyawa hidroksida
unsur alkali tanah? Berikan penjelasan.
Jawab : Karena adanya perbedaan ksp antar senyawa yang digunakan.
22
3. Urutkanlah kelarutan senyawa hidroksida dengan senyawa garam unsur alkali
tanah berdasarkan harga Ksp-nya, mulai dari senyawa yang mudah larut
hingga yang sukar larut!
Jawab : Urutan kelarutan senyawa hidroksida berdasarkan nilai Ksp-nya yaitu:
Yang sedikit mudah larut Ca dengan nilai Ksp-nya 5,5x10-6
Yang mudah larut Ba dengan nilai Ksp-nya 5,0x10-2
Yang sukar larut Mg dengan nilai Ksp-nya 1,8x10-11
4. Jelaskan bagaimana cara meningkatkan kelarutan suatu zat dalam suatu
pelarut tertentu!
Jawab : Cara meningkatkan kelarutan suatu zat dalam pelarut tertentu, yaitu
a) Pembentukan Kompleks
Pembentukan kompleks sekarang banyak dijumpai penggunaannya untuk
perbaikan kelarutan, akan tetapi dalam kasus lain juga dapat menyebabkan
suatu perlambatan kelarutan.
b) Penambahan Kosovlen
Kosolven adalah pelarut yang ditambahkan dalam suatu sistem untuk
membantu melarutkan atau meningkatkan stabilitas dari suatu zat, cara ini
disebut kosolvensi. Cara ini cukup potensial dan sederhana dibanding
beberapa cara lain yang digunakan untuk meningkatkan kelarutan dan
stabilitas suatu bahan. Penggunaan kosolven dapat mempengaruhi polaritas
sistem, yang dapat ditunjukkan dengan pengubahan tetapan dielektrikanya.
c) Penambahan Surfaktan
Penggunaan surfaktan pada kadar yang lebih tinggi akan berkumpul
membentuk agregat yang disebut misel. Sifat terpenting misel adalah
kemampuannya untuk menaikkan kelarutan zat-zat yang biasanya sukar larut
atau sedikit larut dalam pelarut yang digunakan. Proses ini disebut
solubilisasi yang terbentuk antara molekul zat yang larut berasosiasi
dengan misel surfaktan membentuk larutan yang jernih dan stabil secara
termodinamika.
23
5. Bagaimana cara yang paling efektif untuk mengetahui kelarutan suatu zat
dalam pelarut air?
Jawab : Dengan melihat seberapa banyak zat tersebut terlarut dalam air.
24