PENDAHULUAN
Sebuah konstruksi bangunan akan sangat baik dan kuat apabila seluruh
elemen pentingnya terpenuhi dengan baik, tak terkecuali pada mortar. Mortar
merupakan salah satu material yang memiliki peran penting dalam bidang
konstruksi. Mortar berfungsi untuk menambah lekatan dan ketahanan ikatan dengan
Penggunaan mortar untuk konstruksi yang bersifat struktural misalnya mortar untuk
pasangan batu belah pada struktur pondasi, bendungan atau tanggul penahan.
Mortar merupakan hasil dari bahan penyusunnya yang terdiri dari semen
hidrolik (portland cement), pasir, dan air. Pencampuran bahan – bahan penyusun
tersebut akan menghasilkan adukan mortar yang mudah dicetak sesuai dengan
wadah atau bentuk yang diinginkan. Fungsi mortar adalah sebagai matrik pengikat
bagian penyusun suatu konstruksi baik yang bersifat struktural maupun non
perawatan plesteran yang baik pula. Perawatan ini dilakukan untuk menjaga
kelembaban dan suhu plesteran agar tidak terjadinya proses dehidrasi semen yang
yang dapat digunakan untuk campuran mortar plesteran umumnya adalah air yang
dapat diminum/ bersih, oleh karena itu kualitas dan sifat mortar akan berbeda
memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia, yaitu sepanjang 54.716 km. Oleh
karena itu tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat bangunan – bangunan yang
terletak di daerah pantai seperti dermaga, talud dan bahkan rumah tinggal. Dalam
kondisi tersebut, tidak menutup kemungkinan bahwa kebutuhan air yang tidak
mengandung garam atau senyawa lain yang terbawa oleh laut akan sulit didapat,
bahkan bisa dikatakan terdapat beberapa daerah yang terisolir dari air bersih.
Melihat potensi sumber air laut yang mencapai 2/3 bagian dari bumi, maka ada
pemikiran untuk menggunakan air laut sebagai bahan perawatan mortar plesteran,
khususnya pada lokasi bangunan yang berada di daerah pantai yang air tanahnya
sudah mengalami ekstrusi dengan air laut/ mengandung NaCl, sehingga penting
untuk mengetahui pengaruh perawatan plesteran menggunakan air laut dan air
2002. Standar spesifikasi ini mengacu pada kuat tekan mortar dalam menerima
beban. Kekuatan mortar dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor air
semen dan kepadatan, jenis semen, jumlah semen, sifat agregat dan umur mortar.
Tidak efektif apabila menguji kualitas kuat tekan beton hanya pada umur 28 hari
perkerasan mortar yaitu pada tahapan umur 1, 3, 7 dan 28 hari perlu dilakukan untuk
mengendalikan kualitas kuat tekan mortar, agar sesuai dengan yang diharapkan,
yaitu tidak kurang dari persyaratan kuat tekan. Maka dari itu, akan dilakukan
penelitian mengenai pengaruh perendaman menggunakan air laut dan air garam
1. Bagaimana pengaruh air laut sebagai air perawatan (curing) terhadap kuat
Agar penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan tepat sasaran dengan apa
yang ingin dicapai, maka penelitian ini diberikan batasan masalah sebagai berikut:
digunakan adalah air laut dan air garam (NaCl). Air laut yang digunakan
7. Jumlah benda uji dibatasi masing – masing 3 sampel untuk setiap variasi.
pengaruh perendaman menggunakan air laut dan air garam (NaCl) terhadap kuat
menggunakan air laut dan air garam (NaCl) pada mortar sebagai plesteran.
2. Referensi para pekerja konstruksi yang berada di daerah pantai atau bahkan
2.1.1. Mortar
(pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan air dengan
secara kimia, sehingga membuat suatu bahan yang padat dan tahan lama (SNI
03-6825-2002).
tergantung pada nilai kohesi pasta semen yang digunakan terhadap partikel
harus tahan terhadap penyerapan air, jika penyerapan air pada mortar terlalu
cepat/ besar, maka mortar akan mengeras dengan cepat dan kehilangan ikatan
adhesinya.
berikut:
1. Murah
yaitu:
bendungan.
pasangan akan lebih banyak menerima beban, sehingga selain kuat untuk
menahan beban tekan, juga harus tahan terhadap beban tarik dan lentur.
Sedangkan mortar untuk plesteran akan menahan beban tekan yang relatif
lebih kecil, namun sifat keawetan dan ketahanannya sangat diperhatikan agar
dapat kedap air, tahan perubahan suhu, dan pengaruh lainnya yang akan
2.1.2.1. Semen
sedang.
pengikatan terjadi.
1. Syarat Kimia
2. Syarat Fisika
d. Kuat tekan:
e. Pengikatan semu:
volume.
alam sebagai hasil dari disintegrasi alami batuan atau pasir yang
dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir 5
milimeter. Agregat halus dapat berupa pasir, baik berupa pasir alami
yang diperoleh langsung dari sungai atau tanah galian, atau dari hasil
pemecahan batu. Agregat yang butir – butirnya lebih kecil dari 1,2
butir yang lebih kecil dari 0,075 mm disebut dengan silt, dan butir –
perilaku dari mortar yang sudah mengeras. Sifat agregat bukan hanya
yaitu:
1. Modulus halus butir 2,3 sampai 3,1
maksimum 3%
atau sejenisnya.
besar dari 90%. Uji tekan sesuai dengan cara ASTM C.87.
15%.
kandungan air yang ada pada agregat tersebut. Keadaan kandungan air
sebagai berikut:
penuh.
air.
adukan mortar.
4. Basah, yaitu agregat mengandung banyak air, baik dipermukaan
sebagai dasar hitungan, yaitu kering oven dan keadaan SSD, karena
jumlah air dari adukan. Selain itu kadar air di lapangan relatif lebih
Oleh karena itu, agregat dianggap dalam kondisi SSD pada saat
adukan mortar akan menyerap air, namun jika agregat dalam kondisi
2.1.2.2. Air
membahayakan.
2. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton
yang sama, dan hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada
kubus uji mortar yang dibuat dari adukan dengan air yang tidak
Air laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5%
bahan organik dan partikel – partikel tak terlarut. Air laut terasa asin
karena memiliki kadar garam rata – rata 3,5%. Hal tersebut berarti
pada beton atau mortar, karena kandungan garam yang tinggi yang
dapat merusak kekuatan dan daya tahan beton atau mortar. Hal ini
disebabkan oleh senyawa klorida (Cl) yang terdapat pada air laut,
2011).
pada air laut, yaitu NaCl dan MgCl. Senyawa ini bila bertemu dengan
magnesium sulfat. Namun bila air bersih tidak tersedia, air laut dapat
kekuatan awal dalam menggunakan air laut ini lebih tinggi daripada
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN