Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“ANCAMAN NON MILITER”


Untuk memenuhi salah satu tugas PPKn

YANG MENYUSUN ;
*Anisa Wahyu Ningsih
*Mita Ambarwati
*Wayan Indra Somantri
*M.Aria Bishma Faujan
*Ahmad Rifa
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha
Esa, yang atas rahmat dan bimbingan-Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini merupakan hasil dari tugas mandiri , untuk belajar
dan mempelajari lebih lanjut tentang topik Ancaman Non Militer
berikut solusi dan pemecahannya. Penyusunan makalah ini
bertujuan untuk menumbuhkan proses belajar mandiri kepada
siswa, agar kreativitas dan penguasaan materi pembelajaran
dapat optimal sesuai dengan yang diharapkan.
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu siswa
dalam mengetahui tentang berbagai penyebab adanya ancaman
non militer.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi
sahabat dalam belajar untuk meraih prestasi yang gemilang. Kritik
dan saran dari Guru mata pelajaran yang bersangkutan dan juga
teman-teman sangat kami harapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan dalam belajar pada masa mendatang.

TALAGA,12 APRIL 2018

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2.RumusanMasalah
1.3. Tujuan Penulisan
1.4. Manfaat Penulisan
BAB II : MATERI
2.1 Pengertian Dari Ancaman Non - Militer
2.2 Strategi untuk menghadapi Ancaman di
Bidang Ideologi
2.3 Strategi untuk menghadapi Ancaman di
Bidang Politik
2.4 Strategi untuk menghadapi Ancaman di
Bidang Ekonomi
2.5 Strategi untuk menghadapi Ancaman di
Bidang Sosial Budaya
2.6 Strategi untuk menghadapi Ancaman di
Bidang Teknologi dan Informasi
2.7 Strategi untuk menghadapi Ancaman di
Bidang Keselamatan Umum
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keanekaragaman yang terjadi di Indonesia merupakan sebuah potensi
sekaligus tantangan. Dikatakan sebagai sebuah potensi, karena keanekaragaman
yang dimiliki tersebut akan membuat bangsa kita menjadi bangsa yang besar dan
memiliki kekayaan yang melimpah baik kekayaan alam maupun kekayaan
budaya yang dapat menarik minat wisatawan asing untuk mengunjungi
Indonesia. Keanekaragaman bangsa Indonesia juga merupakan sebuah
tantangan bahkan ancaman.
Walaupun keanekaragaman bangsa Indonesia selalu diarahkan pada
persatuan dan kesatuan bangsa dan negara, tetap saja bangsa Indonesia selalu
menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari
dalam maupun dari luar Indonesia. Salah satunya adalah ancaman terhadap
aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya bangsa Indonesia yang
merupakan ancaman non-militer.
Ancaman non-militer merupakan golongan ancaman pertahanan yang
sifatnya tidak secara langsung mengancam kedaulatan, keutuhan, dan
keselamatan bangsa. Namun, resiko yang ditimbulkan dari ancaman non-militer
dapat berimplikasi mengganggu stabilitas nasional. Terganggunya stabilitas
nasional tidak saja menghambat pembangunan nasional, tetapi lambat-laun
dapat berkembang menjadi permasalahan yang mengancam persatuan dan
kesatuan bangsa. Oleh karena itu, untuk menghadapi ancaman tersebut
diperlukan strategi yang tepat.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan ancaman non-militer?
2. Bagaimana strategi yang tepat dalam menghadapi ancaman dalam bidang
ideologi?
3.Bagaimana strategi yang tepat dalam menghadapi ancaman dalam bidang
politik?
4.Bagaimana strategi yang tepat dalam menghadapi ancaman dalam bidang
ekonomi?
5.Bagaimana strategi yang tepat dalam menghadapi ancaman dalam bidang
sosial budaya?

1.3. Tujuan Penulisan


1.Untuk mengetahui definisi dari ancaman non-militer
2.Untuk mengetahui strategi yang tepat dalam menghadapi ancaman di bidang
ideologi
3.Untuk mengetahui strategi yang tepat dalam menghadapi ancaman di bidang
politik
4.Untuk mengetahui strategi yang tepat dalam menghadapi ancaman di bidang
ekonomi
5.Untuk mengetahui strategi yang tepat dalam menghadapi ancaman di bidang
sosial budaya

1.4 Manfaat Penulisan


1.Dapat menambah ilmu
2.Kita dapat lebih mengerti tentang apa arti dari ancaman non-militer
3.Kita dapat lebih memahami tentang bagaimana strategi yang tepat dalam
menghadapi ancaman non-militer untuk menjaga stabilitas nasional serta
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia

BAB II
MATERI
2.1 Pengertian dari ancaman non-militer
Ancaman Non-militer adalah ancaman yang tidak menggunakan kekuatan
senjata tetapi jika dibiarkan akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman non-militer dapat
berasal dari luar negeri atau dapat pula bersumber dari dalam negeri. Yang
bertugas menghadapi ancaman non-militer adalah lembaga pemerintah di luar
bidang pertahanan sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi
dengan di dukung oleh unsur unsur lain dari kekuatan bangsa.
Inti pertahanan nonmiliter adalah pertahanan secara nonfisik yang tidak
menggunakan senjata, tetapi pemberdayaan faktor-faktor ideologi, politik,
ekonomi, psikologi, sosial budaya, dan teknologi melalui profesi, pengetahuan
dan keahlian serta kecerdasan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang
berkeadilan. Sehingga dalam menghadapi ancaman nonmiliter menempatkan
lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai
dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan di dukung oleh unsur-
unsur lain dari kekuatan bangsa.

2.2 Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Ideologi


Strategi di bidang ideologi ditujukan untuk mengatasi segala ancaman,
tantangan, hambatan, serta gangguan yang akan membahayakan kelangsungan
kehidupan Pancasila sebagai dasar filsafat bangsa dan negara. Strategi di bidang
ideologi menurut Noor Ms Bakry dirumuskan sebagai kondisi mental bangsa
Indonesia yang berlandaskan keyakinan kebenaran ideologi Pancasila yang
mengandung kemampuan untuk menggalang dan memelihara persatuan dan
kesatuan nasional dan kemampuan untuk menangkal penetrasi ideologi asing
serta nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
Salah satu ancaman nonmiliter yang membahayakan kehidupan berbangsa
dan bernegara adalah ancaman yang berdimensi ideologi. Upaya menghadapi
ancaman ini adalah dengan kebijakan dan langkah-langkah politik yang tepat
dan intensif untuk mencegah meluasnya pengaruh ideologi lain terhadap ideologi
Pancasila. Strategi menghadapi ancaman ini dihadapi dengan konsep pertahanan
berlapis berikut:
1. Lapisan terdepan dalam konsep penanganannya terdiri atas unsur-unsur
pertahanan nonmiliter, yakni kementrian atau lembaga pemerintah non-
kementrian yang membidangi ideologi.
2. Kementrian serta unsur pemerintahan yang membidangi politik dalam negri
mengerahkan seluruh kekuatan politik serta instrument pemerintahan dalam
negri mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat daerah guna menghadapi
ancaman berdimensi ideologi, sementara kementrian serta unsur pemerintahan
yang membidangi politik luar negri mengerahkan jajarannya yang tersebar
disetiap negara untuk penguatan langkah serta upaya diplomasi dalam
menangkal usaha-usaha pihak lain yang mengancam ideologi Pancasila.
3. Unsur pemerintah yang membidangi informassi mendinamisasikan
kekuatan nasional di bidang informasi untuk melakukan “operasi informasi
imbangan” sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang dapat menangkal
berbagai pengaruh asing yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan
bangsa.
4. Unsur pemerintah yang membidangi pendidikan melaksanakan proses
pembelajaran dan kesadaran akan ideologi Pancasila secara bertingkat dan
berlanjut kepada para siswa dan mahasiswa disemua tingkat dan jenjang
Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan.
5. Unsur pemerintah yang membidangi agama memberdayakan para pemimpin
agama untuk menjadi mitra pemerintah dalam menyinergikan strategi untuk
membentengi masyarakat dari ancaman penetrasi ideologi asing yang
membahayakan keamanan negara.
6. Peran lapis pertahanan militer dalam hal ini dilaksanakan melelui program
pelaksanaan bakti TNI yang secara intensif sesuai dengan wilayah kerja unit TNI.
Titik berat pelaksanaanya adalah dengan peningkatan komunikasi sosial TNI
yang diselenggarakan dalam format meningkatkan kesadaran bela negara,
dengan memanfaatkan program bela negara di lingkungan pekerjaan, pendidikan
dan perumahan dalam rangka revitalisasi Pancasila

2.3 Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Politik


Dalam menghadapi ancaman yang berdimensi politik, strategi pertahanan di
bidang politik ditentukan oleh kemampuan sistem politik dalam menanggulangi
segala bentuk ancaman yang ditujukan kepada keidupan politik bangsa
Indonesia. Menurut Noor Ms Bakry, strategi di bidag politik terwujud dengan
adanya kehidupan politik bangsa yang berlandaskan demokrasi Pancasila yang
telah mampu memelihara stabilitas politik yang sehat dan dinamis serta mampu
melaksanakan politik luar negri bebas aktif.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh untuk melaksanakan strategi dalam
menghadapi ancaman berdimensi politik dilakukan melalui dua pendekatan
berikut:
1. Pendekatan ke dalam, yaitu pembangunan dan penataan sistem politik dalam
negri yang sehat dan dinamis dalam kerangka demokrasi yang menghargai
kebhinnekaan atau kemajemukan bangsa Indonesia. Hasil yang diharapkan
adalah terciptanya stabilitas politik dalam negri yang dinamis serta memberikan
efek penangkal yang tinggi. Pentaan ke dalam diwujudkan melalui pembangunan
dan penataan sistem politik dalam negri yang dikemas kedalam penguatan tiga
pilar berikut.
a) Penguatan penyelenggaraan pemerintahan negara yang sah, efektif, bersih,
bewibawa, bebas KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) dan bertanggung jawab
yang berkemampuan mewujudkan tujuan pembentukan pemerintahan Negara,
seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
b) Penguatan lembaga legislatif sehingga menjadi lembaga yang berkualitas dan
professional pada bidang lainnya. Lembaga legislatif yang mampu bekerja sama
dengan pemerintah dalam memproses dan melahiran produk-produk legislasi
(berupa peraturan perundang-undangan) bagi kepentingan pembangunan
nasional.
c) Penguatan kekuatan politik nasional baik partai politik maupun organisasi
masyarakat sebagai alat untuk memberdayakan masyarakat sebagai subjek
politik dan pembangunan nasional. Kekuatan politik berkewajiban mewujudkan
dan meningkatkan perannya dalam pendidikan politik bagi waga Negara.
2. Pendekatan ke luar yang diarahkan untuk mendinamisasikan strategi dan
upaya diplomatik melalui peningkatan peran instrument politik luar negri dalam
membangun kerjasama dan saling percaya dengan negara-negara lain sebagai
kondisi untuk mencegah atau mengurangi potensi konflik antar negara, yang
dimulai dari tataran internal, regional, supraregional, hingga global. Pendekatan
ke luar diwujudkan dengan cara berikut:
a) Pada lingkup internal, yaitu melalui penciptaan, pembangunan dan
peningkatan kondisi dalam negri yang semakin mantap dan stabil, yang
dibarengi dengan upaya-upaya peningkatan dan perbaikan pertumbuhan
ekonomi yang sehat dan kuat serta penguatan dan peningkatan kehidupan sosial
kemasyarakatan.
b) Pada lingkup regional, politik dan diplomasi Indonesia diarahkan untuk
selalu aktif dan berperan dalam membangun dan meningkatkan kerjasama
dengan negara lain dalam kerangka prinsip saling percaya, saling menghargai,
dan tidak saling mengintervensi urusan dalam negri.
c) Pada lingkup supraregional, politik luar negri dikembangkan untuk berperan
dalam penguatan ASEAN plus Enam yang terdiri atas 10 negara anggota
bersama-sama dengan Cina, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan
Selandia Baru, melalui hubungan bilateral yang harmonis dan terpelihara serta
diwujudkan dalam kerjasama yang lebih konkret. Dalam kerangka penguatan
ASEAN plus Enam tersebut, kinerja politik luar negri Indonesia harus mampu
membangun hubungan dan kerjasama yang memberikan jaminan atas
kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak
adanya intervensi, terutama jaminan tidak adanya agresi terhadap wilayah
kedaulatan Indonesia.
d) Pada lingkup global, politik luar negri harus memainkan perannya secara
maksimal dalam memperjuangkan kepentingan nasional melalui keberadaan
Indonesia sebgai anggota PBB, Gerakan Non-blok, Organisasi Konferensi Islam
(OKI) dan Forum Regional ASEAN (ARF). Peran diplomasi harus mampu
mengidentifikasi potensi-potensi ancaman berdimensi politik yang mengancam
kedaulatan dan kepentingan nasional Indonesia serta melakukan langkah-
langkah pencegahan.

2.4 Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Ekonomi


Pembangunan di bidang ekonomi ditujukan untuk menciptakan kehidupan
perekonomian bangsa Indonesia yang berlandaskan demokrasi ekonomi yang
mampu memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta mampu
menciptakan kemandirian ekonomi nasional berdaya saing yang tinggi. Kondisi
tersebut dapat tercipta apabila Negara Indonesia mempunyai strategi yang tepat
untuk menghadapi berbagai ancaman di bidang ekonomi.
Dalam menghadapi ancaman yang berdimensi ekonomi, sistem dan upaya
pertahanan negara yang ditempuh adalah dengan membangun ketahanan di
bidang ekonomi melalui penataan sistem ekonomi nasional yang sehat dan
berdaya saing. Sasaran pembangunan bidang ekonomi adalah pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi bagi perwujudan stabilitas ekonomi yang
memberikan efek kesejahteraan dan penangkalan yang efektif sekaligus mampu
menjadi pemenang dalam era globalisasi. Untuk menghadapi tantangan tersebut,
diperlukan upaya akselerasi pembangunan perekonomian nasional yang berdaya
saing melalui pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
Adapun strategi untuk menghadapi ancaman dibidang ekonomi diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Untuk menghadapi ancaman yang berdimensi ekonomi dari internal,
prioritas kebijakan dapat berupa penciptaan lapangan kerja padat karya sebagai
solusi memberantas kemiskinan, pembangunan infrastruktur , penciptaan iklim
usaha yang kondusif, dan pemilihan teknologi yang tepat guna sebagai solusi
pemerataan kesempatan kerja.
2. Untuk menghadapi ancaman yang berdimensi ekonomi dari eksternal,
Indonesia harus membangun dan menjaga hubungan baik dengan negara-negara
utama dalam tatanan ekonomi-politik dunia.
3. Unsur pertahanan militer dalam menghadapi ancaman berdimensi ekonomi,
mengembangkan pilihan strategis untuk membantu unsure utama dari
pertahanan non-militer. Dalam hal ini keterlibatan lapis pertahanan militer
diwujudkan dalam meningkatkan usaha pertahanan untuk menciptakan kondisi
keamanan nasional yang terkendali, membantu kelancaran distribusi komoditas
dan kebutuhan pokok masyarakat, terutama di daerah-daerah pedalaman dan
terisolasi yang tidak dapat dijangkau dengan sarana transportasi umum.

2.5 Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Sosial Budaya


Ancaman yang berdimensi sosial budaya dapat dibedakan atas ancaman dari
dalam dan ancaman dari luar. Ancaman dari dalam didorong oleh isu
kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu-isu tersebut
menjadi titik pangkal segala permasalahan , seperti separatisme, terorisme,
kekerasan yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, nasionalisme, dan
patriotisme.
Ancaman dari luar berupa penetrasi nilai-nilai budaya dari luar negri yang
sulit dibendung mempengaruhi tata nilai sampai pada tingkat lokal. Kemajuan
teknologi informasi mengakibatkan dunia menjadi desa global tempat interaksi
antarmasyarakat terjadi secara langsung. Sebagai akibatmya, terjadi benturan
tata nilai sehingga lambat-laun nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa
semakin terdesak misalnya oleh nilai-nilai individualisme, konsumerisme, dan
hedonisme.
Dalam menghadapi pengaruh dari luar yang dapat membahayakan
kelangsungan hidup sosial budaya, Bangsa Indonesia berusaha memelihara
keseimbangan dan keselarasan fundamental, yaitu keseimbangan antara
manusia dengan alam semesta, manusia dengan masyarakat, manusia dengan
Tuhan, keseimbangan kemajuan lahir dan kesejahteraan batin. Kesadaran akan
perlunya keseimbangan dan keserasian melahirkan toleransi yang tinggi,
sehingga menjadi bangsa yang berbhinneka dan bertekad untuk selalu hidup
bersatu dengan memperhatikan perkembangan tradisi, pendidikan,
kepemimpinan, integrasi nasional, kepribadian bangsa, persatuan dan kesatuan
bangsa, dan pelestarian alam.

2.6 Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Teknologi dan


Informasi
Perkembangan teknologi dan informasi semakin lama semakin pesat. Sebagai
negara yang ingin masyarakatnya maju dan tidak mau tertinggal dengan negara-
negara lain, Indonesia harus mengikuti perkembangan tersebut. Ancaman di
bidang teknologi dan informasi tidak jauh berbeda dengan bidang sosial budaya,
yaitu melalui perkembangan IPTEK banyak pengaruh budaya dan kebudayaan
luar yang sesuai ataupun tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia
masuk dengan mudahnya. Selain itu, dengan perkembangan teknologi semakin
marak terjadi kejahatan teknologi atau cybercrime.
Strategi bangsa Indonesia dalam mencegah terjadinya ancaman bidang
teknologi dan informasi adalah dengan membatasi diri dalam mengakses
internet. Selain itu, dengan peningkatan pemahaman terhadap agama dan
Pancasila sehingga dapat menjadi benteng terhadap hal-hal yang bertentangan
dengan kepribadian kita, misalnya gaya hidup, sikap dan budaya asing.
2.7Strategi untuk menghadapi Ancaman di Bidang Keselamatan
Umum
Ancaman bagi keselamatan umum dapat terjadi karena bencana alam,
misalnya gempa bumi, meletusnya gunung, dan tsunami. Ancaman karena
manusia, misalnya penggunaan obat-obatan dan bahan kimia, pembuangan
limbah industry, kebakaran, serta kecelakaan transportasi. Strategi dalam
menghadapi ancaman keselamatan umum misalnya sebagai berikut:
1. Menjaga keseimbangan alam.
2. Menjaga kebersihan lingkungan.
3. Membuat kebijakan atau peraturan yang jelas dan tegas terhadap pemakaian
obat-obatan sesuai dosisnya.
4. Menegakkan hukum terhadap pemakaian bahan kimia yang melebihi dosis
yang dapat membahayakan manusia khususnya dan makhluk hidup lain pada
umumnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ancaman Non-militer adalah ancaman yang tidak menggunakan kekuatan
senjata tetapi jika dibiarkan akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Yang bertugas menghadapi
ancaman non-militer adalah lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan
sesuai dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan di dukung oleh
unsur unsur lain dari kekuatan bangsa.
Inti pertahanan nonmiliter adalah pertahanan secara nonfisik yang tidak
menggunakan senjata, tetapi pemberdayaan faktor-faktor ideologi, politik,
ekonomi, psikologi, sosial budaya, dan teknologi melalui profesi, pengetahuan
dan keahlian serta kecerdasan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang
berkeadilan. Sehingga dalam menghadapi ancaman nonmiliter menempatkan
lembaga pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai
dengan bentuk dan sifat ancaman yang dihadapi dengan di dukung oleh unsur-
unsur lain dari kekuatan bangsa.
Beberapa strategi yang diperlukan untuk menghadapi ancaman non-militer
yaitu diantaranya : strategi dalam menghadapi ancaman di bidang ideologi,
strategi dalam menghadapi ancaman di bidang politik, strategi dalam
menghadapi ancaman di bidang ekonomi, strategi dalam menghadapi ancaman
di bidang sosial budaya.

3.2 Saran
Dalam membuat makalah seharusnya kita lebih memperhatikan
sistematika makalah. Menyusun sebaik mungkin sehingga pembaca mudah
dalam memahami isi makalah. Jika membuat makalah alangkah baiknya tidak
bertele-tele dalam menguraikan isi sehingga pembaca tidak merasa bosan.
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti,
dan lugas. Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan
dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di
hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Anda mungkin juga menyukai