Anda di halaman 1dari 5

48

BABAK INTI

BAHAN KURSUS 3
PENDIDIKAN
KEPRAMUKAAN,
PRINSIP DASAR
,DAN METODE

3.1. Program Kegiatan Peserta Didik (PRODIK)


3.2. Kesiagaan
3.3. Kepenggalangan
3.4.a Kepenegakan
3.4.b Kepandegaan
3.5. Memahami Peserta Didik dan
kebutuhannya
3.6. Menciptakan Kegiatan Menarik
49

BAHAN KURSUS 3.2

KESIAGAAN

I. PENDAHULUAN
Siaga adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 07 – 10
tahun. Pada usia tersebut anak-anak memiliki sifat unik yang sangat
beraneka. Pada dasarnya mereka merupakan pribadi-pribadi aktif dan tidak
pernah diam. Sifat unik Siaga merupakan kepolosan seorang anak yang
belum tahu resiko dan belum dapat diserahi tugas dan tanggung jawab
secara penuh. Sifat yang cukup menonjol adalah keingintahuan ( curiosity)
yang sangat tinggi, senang berdendang, menari dan menyanyi, agak manja,
suka meniru, senang mengadu, dan sangat suka dipuji.
Kehidupan siaga masih berkisar di seputar keluarga sebagai pusat
aktivitasnya. Atas dasar hal tersebut pembinaan pramuka Siaga dikiaskan
sebagai “keluarga bahagia” di mana terdapat ayah, ibu, kakak dan adik.
Wadah pembinaan pramuka Siaga disebut Perindukan Siaga yang
mengkiaskan bahwa anak seusia siaga masih menginduk pada ayah dan
bunda (keluarga). Hal ini diperjelas dengan formasi pada upacara
pembukaan dan penutupan latihan Siaga. Formasi barisan pada upacara
pembukaan dan penutupan latihan Siaga adalah berupa lingkaran di mana
Pembina berada di dalamnya, berdiri di tengah lingkaran di belakang
bendera. Bentuk lingkaran menyiratkan dunia Siaga yang masih dilindungi
dan dibina sepenuhnya oleh pembinanya. Hal ini memberi makna bahwa di
dalam pembinaan Siaga, porsi terbesar adalah Ing ngarsa sung tulada , atau
di depan memberi teladan/contoh, sedangkan porsi ing madya mangun karsa
dan tut wuri handayani porsinya lebih kecil. Bentuk upacara ini juga
mengkiaskan bahwa norma dan tata-nilai bagi Siaga mengikuti cermin
kepribadian Pembinanya.

II. MATERI POKOK


1. Perindukan Siaga.
Satuan di gugusdepan sebagai tempat berhimpunnya Pramuka
Siaga disebut Perindukan Siaga. Perindukan idealnya terdiri atas 18-24
Pramuka Siaga yang dibagi ke dalam 3-4 kelompok, disebut Barung.
Barung yang ideal terdiri atas 6 Pramuka Siaga. Perindukan Siaga
dipimpin oleh Pembina Perindukan Siaga disingkat Pembina Siaga dibantu
oleh Pembantu Pembina Siaga.
Untuk melaksanakan tugas di tingkat Perindukan, dipilih Pemimpin
Barung Utama, dipanggil Sulung, yang dipilih dari para Pemimpin Barung.
50

Posisi Pemimpin Barung Utama tidak permanen, dapat berganti setelah


beberapa kali latihan. Hal ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan
lebih banyak bagi anggota Barung berlatih menjadi memimpin.
a. Kata Perindukan berasal dari kata induk. Perindukan berarti tempat
anak-anak menginduk menjadi satu.
b. Pembina Perindukan manakala memanggil seluruh anggota Perindukan
meneriakkan ”Siaagaaaa….! Dijawab oleh seluruh anggota Perindukan
dengan meneriakkan: Siaaap….!
c. Perindukan harus memiliki standar bendera dan tiangnya serta bendera
Merah Putih, untuk upacara pembukaan dan penutupan latihan,
bendera Pramuka, tali-temali, buku-buku ceritera untuk Siaga,
peralatan memasak untuk sarana latihan, dan peralatan perkemahan,
sebagaimana halnya peralatan gugusdepan.
d. Perindukan Siaga Putera dapat dibina oleh Pembina dan Pembantu
Pembina putera maupun Pembina dan Pembantu Pembina puteri,
sedangkan Perindukan Siaga Puteri hanya dapat dibina oleh Pembina
dan Pembantu Pembina puteri.

2. Barung.
Kelompok kecil dalam Perindukan Siaga yang idealnya
beranggotakan 6 Pramuka Siaga, disebut Barung. Kata Barung berarti
rumah jaga suatu bangunan.
a. Setiap Barung baik Siaga putera maupun Siaga puteri memiliki nama
Barung yang diambil dari nama warna seperti Barung Merah, Biru,
Hijau, Putih, dan Barung Kuning. Setiap warna memiliki makna dan
kiasannya, dan nama Barung merupakan cerminan sifat-sifat baik yang
menonjol yang akan ditiru oleh anggota Barung tersebut.
b. Keanggotaan Barung tidak bersifat menetap, dapat diubah setiap 1-2
bulan sekali, dilakukan secara teratur sebagai bagian dari dinamika
Perindukan.
c. Barung tidak memakai bendera barung, karena pelaksanaan kegiatan
Pramuka Siaga pada umumnya dilaksanakan di tingkat Perindukan.
Kegiatan di tingkat barung hanya berupa permainan singkat dan
spontan.
d. Barung memiliki Buku Daftar hadir anggota, dan kas anggota.
e. Barung dipimpin secara bergilir oleh seorang Pemimpin Barung dan
seorang Wakil Pemimpin Barung, dipilih oleh dan dari anggota Barung
dengan bantuan Pembina dan Pembantu Pembina Siaga.
f. Setiap kegiatan Barung didampingi Pembina dan Pembantu Pembina
Siaga.

3. Dewan Siaga (Dewan Satuan Siaga)


Dewan Siaga dibentuk untuk memenuhi hak anak dan melatih
kepemimpinan Pramuka Siaga. Dewan Siaga beranggotakan seluruh
anggota perindukan. Ketua Dewan Siaga adalah Pemimpin Barung Utama
atau Sulung. Pertemuan Dewan Siaga diadakan tiga bulan sekali atau
sesuai kebutuhan program atau aktivitas.
Dewan Siaga bertugas:
51

 Memilih dan membahas kegiatan yang diusulkan Pembina,


 Mengatur kegiatan perindukan,
 Menjalankan keputusan-keputusan yang diambil Dewan, termasuk
pemberian penghargaan.
Pada Perindukan Siaga tidak dibentuk Dewan Kehormatan, semua tugas
Dewan Kehormatan berada di tangan Pembina.

4. Kegiatan Siaga
Kegiatan Siaga adalah kegiatan yang menggembirakan, dinamis,
kekeluargaan, dan berkarakter. Pembina adalah kunci pokok di dalam
mengemas bahan latihan, dan kreativitas Pembina sangat diperlukan.
Semakin akrab hubungan antara Pembina dengan Siaga maka akan
semakin tinggi tingkat ketertarikan Siaga untuk tetap berlatih.
Untuk menjadi Pembina Siaga diperlukan kesabaran, pandai berceritera,
lebih baik bila pandai menyanyi, bertubuh sehat dan energik, pandai
senam, dan tentu saja berbudi pekerti yang luhur sebagaimana syarat
menjadi Pembina Pramuka.
Di dalam kegiatan latihan, dapat dilakukan pemenuhan/pengujian Syarat-
syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat Kecakapan Khusus (SKK)
Siaga.
SKU Siaga adalah syarat kecakapan yang wajib dimiliki oleh Siaga
untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum yang merupakan alat
pendidikan sebagai perangsang dan pendorong untuk memperoleh
kecakapan yang berguna bagi kehidupannya.
Tingkat pengadopsian nilai-nilai kepramukaan dan keterampilan dilakukan
melalui pendadaran Syarat Kecakapan Khusus (SKK).

Ada 4 jenjang kenaikan tingkat kecakapan umum bagi Pramuka Siaga


yakni:
- Siaga Mula
- Siaga Bantu
- Siaga Tata
- Siaga Garuda

Syarat Kecakapan Khusus Siaga.


Selain kecakapan umum Siaga dapat mengambil kecakapan khusus yang
sesuai dengan minat dan bakatnya. Secara umum Syarat Kecakapan
Khusus ada tingkatan yakni tingkat:
- Purwa
- Madya
- Utama

Secara garis besar kegiatan Siaga dibagi menjadi:


a. Kegiatan Latihan Rutin
1) Mingguan
Kegiatan latihan dimulai dengan:
- Upacara pembukaan latihan.
52

- Upacara penutupan latihan. Di sini jangan lupa Pembina


Upacara menyampaikan rasa terima-kasih dan titip salam pada
keluarga adik-adik Siaga, serta jangan lupa latihan yang akan
datang mengajak teman yang lain untuk ikut menjadi anggota
baru Siaga.
2) Bulanan/ dua bulanan / tiga bulanan/ menurut kesepakatan.
Kegiatan ini bisa diselenggarakan atas dasar keputusan Dewan
Siaga dan Pembinanya, dengan jenis kegiatan yang biasanya
berbeda dengan kegiatan rutin mingguan.

b. Pertemuan Besar Siaga


Pertemuan ini diikuti oleh beberapa Perindukan Siaga yang
dilaksanakan pada waktu tertentu dalam rangka peringatan hari-hari
besar /Pramuka.
Acara Pertemuan Besar Siaga disebut Pesta Siaga merupakan
pertemuan yang bersifat kreatif,senang-senang, rekreatif, edukatif dan
banyak bergerak.
Pesta Siaga dapat berbentuk:
 Bazar Siaga, memamerkan hasil hasta karya Pramuka Siaga.
 Permainan bersama.
 Darmawisata.
 Perkemahan Siaga/perkemahan sehari.
 Karnaval Siaga.
Dengan banyaknya jenis kegiatan maka tidak mungkin seorang
Pembina kekurangan bahan latihan.

III. PENUTUP
Peserta didik pada proses pendidikan dalam Gerakan Pramuka berperan
sebagai subjek pendidikan, oleh karena itu pendapatnya, keinginannya, harus
dihargai. Dalam membina Siaga konsep Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan
memberi keteladanan) porsinya lebih banyak dibandingkan dengan Ing
Madya Mangun Karsa (di tengah-tengah membangun /menggerakkan
kemauan) dan Tut Wuri Handayani (dari belakang memberi dorongan)

IV. WAKTU
2 Jam pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai