Anda di halaman 1dari 5

Parkinsonisme

Definisi

Parkinsonisme ditandai oleh kombinasi rigiditas, bradikinesia, tremor, dan instabilitas postur yang
dapat terjadi karena berbagai alasan tetapi biasanya idiopatik (penyakit Parkinson atau paralisis
agitans).

Penurunan kognitif terjadi pada banyak pasien seiring dengan perkembangan penyakit. Gejala non-
motorik lain yang semakin banyak diperhatikan adalah gangguan afektif (rasa cemas atau depresi),
perubahan kepribadian, kelainan fungsi otonom (fungsi sfingter atau seksual; tersedak; kelainan
berkeringat; dan gangguan regulasi tekanan darah), gangguan tidur, dan keluhan sensoris atau nyeri.

Penyakitinibiasanyaprogresif, menyebabkandisabilitaskecualidiberiterapi yang efektif.

A. Levadopa
a. Farmakokinetik
Levodopa secaracepatdiserapdariusushalus,
tetapipenyerapannyabergantungpadalajupengosonganlambungdan pH isilambung.
Ingestimakananmemperlambatkemunculanleovodopadalam plasma.

SISANYA DI LAPTOP RENDY

Interaksi Obat (Levodopa)

Dosis farmakologik pridoksin (vitamin B6) meningkatkan metabolisme levodopa di luar otak dan
karenanya mungkin menghambat efek terapeutik kecuali jika pasien juga diberi inhibitor
dekarboksilase perifer. Levodopa seyogianya tidak diberikan kepada pasien yang mendapat
pengobatan inhibbitor monoamin oksidase A atau dalam 2 minggu setelah penghentiannya karena
kombinasi kedua obat ini dapat menyebabkan krisis hipertensi.

Agonis Reseptor Dopamin

Agonis Reseptor Dopamin merupakan obat yang bekerja langsung pada reseptor dopamin yang
memiliki manfaat tambahan lebih yang dihasilkan oleh dopamin. Tidak seperti levodopa obat ini
jarang menimbulkan efek samping, tidak memerlukan konversi enzimatik menjadi metabolik aktif,
tidak berpotensi menghasilkan metabolik toksik dan tidak bersaing dengan bahan lain untuk transpor
aktif menembus sawar darah otak. Agonis dopamin juga diberikan kepada pasien parkinsonisme yang
resisten terhadap pengobatan levodopa.

Jenis-jenis:

1. Bromokriptin
Bromkriptin merupakan prototip kelompok ergolin yaitu alkaloid ergot yang bersifat
dopaminergik, yang dikelompokan sebagai ergolin. Dalam kelompok ini termasuk lesurid dan
pergolid. Walaupun obat-obat ini berbeda sifat farmakokinetiknya maupun afinitasnya
terhadap berbagai subtipe reseptor dopaminergik, efektivitas kliniknya sangat mirip.
Mekanisme Kerja: Bromokriptin merangsang reseptor dopaminergik . obat ini lebih besar
afinitasnya terhadap reseptor D2 dan merupakan antagonis reseptor D1. Orang yang
dipengaruhi ialah organ yang memiliki reseptor dopamin yaitu SSP, kardivaskular, poros
hipothalamus-hipofisis dan saluran cerna. Efektivitas bromokriptin pada penyakit parkinson
cukup nyata dan lebih nyata lagi pada pasien dengan derajat penyakit lebih berat. Kenyataan
ini didukung oleh fakta bahwa: (1) efek terapi bromkriptin tidak tergantung enzim
dekarboksilase. Pada penyakit parkinson terdapat defisiensi enzim tersebut di ganglia basal
dan respon terapi levodopa biasanya kurang memuaskan dalam keadaan penyakit yang berat.
(2) bertambah beratnya penyakit akan lebih menignkatkan sensitvitas reseptor dopaminergik.
Bromokriptin menyebabkan kadar HVA dan CSS menurun yang memberikan kesan obat ini
menghambat pembebasa DA dari ujung saraf di otak. Terapi kombinasi levodopa dan
bromokriptin pada penyakit parkinson dapat mengurangi dosis levodopa sambil tetap
mempertahankan bahkan meningkatkan efek terapinya
Indikasi dan Dosis: indikasi bromokriptin ialah sebagai tambahan levodopa pada pasien yang
tidak memberikan respon memuaskan terhadap levodopa; dan untuk mengatasi fluktuasi
levodopa dengan atau tanpa carbidopa. Bromokriptin diindikasikan sebagai pengganti
levodopa bila levodopa dikontraindikasikan. Dosis levodopa perlu dikurangi sewaktu dosis
bromokriptin ditambah.
Dosis awal: 1,25 mg 2 kali sehari. Dinaikan sampai timbul efek terapi dan efek samping.
Peningkatan dosis dilakukan setiap 2-4 minggu sebanyak 2,5 mg per hari.
Dosis levodopa dikurangi dengan 125-250 mg untuk setiap penambahan 2,5 mg bromokriptin.
Dosis maksimalnya bervariasi untuk setiap pasien. 75 mg sehari dapat diterima bila pasien
tidak mendapat levodopa dosis tinggi. Dosis optimum kira-kira 45 mg sehari yang dapat
dicapai dalam 6 minggu.
Efek Samping: mual-muntah, konstipasi, sakit kepala, ousing, hipotensi postural, mengantuk,
vasospasme jari tangan dan kaki.
Interaksi Obat: alkohol: menurunkan toleransi bromokriptin. Antipsikotik: memberikan efek
antagonis terhadap efek hipoprolaktinemia dan anti parkinson bromokriptin. Metildopa:
memberikan efek antagonsi terhadap efek anti parkinson dopamnergik.
2. Pergolid
Mekanisme Kerja: agonis D1 dan D2 dan lebih poten daripada bromokriptin.
Indikasi dan Dosis: penyakit parkinson terutama bila terjadi toleransi terhadap L-dopa atau
bila hilangnya gejala “berayun” diantara dosis. Dosis awal 264 mcg perhari terbagi tiga.
Gandakan dosis setiap 5-7 hari hingga 1,08 mg perhari dalam dosis terbagi tiga. Dosis
pemeliharaan: 264 mcg-3,3 mg perhari.
Efek samping: mual, konstipasi, bingung, mengantuk, insomnia, pusing, halusinasi,
perubahan libido, edema periferal.
Interaksi Obat: Anti psikotik: memberikan efek antagonis terhadap efek pergolid.Metildopa:
metildopa memberikan efek antagonis terhadap efek anti parkinson dopaminergik. Memantin:
meningkatkan efek dopaminergik. Metoklopramid: memberikan efek antagonis terhadap efek
anti parkinson pergolid.
3. Pramipeksol
Mekanisme Kerja :
Bukan merupakan suatu turunan ergot,tetapi memiliki afinitas terhadap famili D3 reseptor.
Indikasi dan Dosis : Penyakit parkinson yang digunakan tunggal maupun sebagai terapi
tambahan dengan Levo Dopa.Dosis awal 0,125 mg 3 kali sehari ,dilipat duakan setelah satu
minggu dan kembali diulangi seminggu sesudahnya.Peningkatan selanjutnya dalam dosis
harian adalah sebesar 0,75 mg setiap minggunya,bergantung pada respon dan toleransi.
Efek Samping :Mual,konstipasi,bingngung,mengantuk,tiba-tiba tertidur,dan
insomnia,pusing,halusinasi,diskinesia,selama titrasi dosis permulaan,edema periferal dan
perubahan libido.
Interaksi obat : Antipsikotik : Hindari penggunaan bersamaan dengan antipsikotik(efek
antagonis).Anti tukak : Simetidin menurunkan ekskresi pramipeksol,memantin: dapat
meningkatkan efek dopaminergik,Metildopa :dapat memberikan efek antagonis terhadap efek
anti parkinson dopaminergik.
4. Ropinirol
Mekanisme kerja : Suatu turunan non ergolin lainnya,merupakan agonis reseptor d2 relatif
murni yang.
Indikasi dan Dosis : efektif sebagai monoterapi pada pasien dengan penyakit ringan dan
sebagai cara Untuk memperlancar respon terhadap levo dopa pada pasien dengan penyakit
tahap lanjut Dan fluktuasi respon. Dosis awal 0,25mg 3 kali sehari dan dosis harian total lalu
ditingkatkan 0,75 mg setiap minggu sampai minggu keempat dan kemudian 15 mg.

Efek Samping Agonis Dopamin :


1. Efek pada saluran cerna : Anoreksia ,muntah,konstipasi,dispepsia,gejala esofagitis
reflux,serta perdarahan akibat tukak peptik .
2. Efek kardiovaskular : Hipotensi postural,vasospasme,jari tangan .tak nyeri,aritmia
jantung,edema perifer dan valvulopati jantung.
3. Diskinesia
4. Gangguan mental:Kekacauan berpikir,halusinasi,waham,dan reaksi psikiatri lainnya dapat
mmerupakan penyulit terapi dopaminergik dan lebih sering serta lebih parah dengan agonis
reseptor dopamine dibandingkan dengan levodopa

INHIBITOR MONOAMINE OKSIDASE

Dijaringan saraf, dibedakan 2 jenis monoamine oksidase. Monoamine oksidase A


memetabolisme norepinefrin.

1. Selegilin
a. Mekanisme kerja
Menghambat monoamine oksidase tipe B secara ireversibel (tetapi tidak tipe A).
Menghambat degradasi dopamine metabolik intraserebral.
b. Indikasi dan dosis
Tambahan untuk levodopa atau karbidopa bila respon terhadap levodopa atau
karbidopa tidak kuat lagi
Dosis baku selegilin adalah 5mg saat sarapan dan 5mg saat makan siang. Selegili
dapat menyebabkan insomnia jika diminum pada sore hari.
c. Efek samping
Mual, halusinasi, kebingungan, hipotensi, pusing, peningkatan tremor, agitasi,
depresi.
d. Interaksi obat
Pernah terjadi reaksi fatal antara meperidin dan MAO inhibitor
2. Rasagilin
a. Mekanisme kerja
Inhibitor MAO B lainnya
b. Indikasi dan dosis
Lebih poten daripada selegilin dalam mencegah parkinsonisme imbas MPTP dan
saat inidigunakan untuk terapi simtomatik dini.
Dosis baku adalah 1mg perhari. Rasagilin juga digunakan sebagai terapi adjuvant
dengan dosis 0,5-1mg perhari untuk memperlama efek levodopa karbidopa pada
pasien dengan penyakit stadium lanjut.
c. Interaksi obat
Jangan diberikan kepada pasien yang sedang mendapat meperidin, tramadol,
metadon, propoksifen, siklobenzaprin atau st. John’s wort. Obat batuk
dekstrometrofan juga harus dihindari pada pasien yang mendapat inhibitor MAO B.

INHIBITOR KATEKOL-O-METILTRANSFERASE

Inhibisi dopa dekarboksilase berkaitan dengan pengaktifan kompensatorik jalur-jalur lain


metabolisme levodopa khususnya katkol-O-metiltransferase,dan meningkatkan kadar 3-O-Metildopa
(3-OMD).Meningkatnya kadar 3-OMD dilaporkan berkaitan dengan buruknya respon terapeutik
terhadap levodopa karena 3-OMD bersaing dengan levodopa memperebutkan pembawa aktif yang
mengatur pengangkutan menembus mukosa usus dan sawar darah otak .Inhibitor COMT misalnya
tolkapon dan entekapon juga memperpanjang kerja levodopa dengan mengurangi metabolisme di
perifer.

1. Tolkapon

Indikasi dan dosis : Terapi tambahan untuk levodopa dengan inhibitor dekarboksilase dopa
pada penyakit parkinson.Dosisnya 100 mg 3 kali sehari maksimal 200 mg 3 kali sehari,dosis
harian pertama sebaiknya diminum pada waktu yang sama dengan levodopa dengan inhibitor
dekarboksilase dopa .Dapat dilanjutkan lebih dari 3 minggu jika terjadi perbaikan yang
bermakna.
Efek samping: Diare,konstipasi,dispepsia,nyeri abdomen,xerostomia,hepatotoksisitas,nyeri
dada ,konfusional ,perubahan warna urin menjadi gelap,syndroma keganasan neuroleptik
pada penghentian mendadak atau pengurangan dosis.
Interaksi obat: Antidepresan : hindari penggunaan bersama tolkapon dengan penghambat
MAO . Memantin : dapat meningkatkan efek dopaminergik.Metildopa :memberikan efek
antagonis terhadap antiparkinson dopaminergik .
2. Entekapon
Indikasi dan dosis: Sebagai tambahan pada levodopa dengan inhibitor dekarboksilase dopa
pada penyakit parkinson.Dosisnya 200 mg dengan setiap dosis levodopa dengan inhibitor
dekarboksilase dopa maksimal 2 gr sehari.
Efek samping : Mual ,muntah,nyeri abdomen,kosntipasi,diare,perubahan warna urin menjadi
kecoklatan,mulut kering,dikinesia,pusing,jarang hepatitis.
Interaksi Obat : Antidepresan disarankan untuk berhati-hati jika diberikan bersama
moklobemid,paroksetin,trisiklik,dan venlafaksin.Hindari bersama penghambat MAO non
selektif.Dopaminergik :entekapon dapat meningkatkan efek apomorfin,enterkapon dapat
menurunkan kadar plasma rasagilin.Memantin dapat menigkatkan efek dopaminergik.
Metildopa : entekapon dapat meningkatkan efek metildopa,dimana metildopa memberikan
efek antagonis terhadap efek anti parkinson dopaminergik.

AMPOMORFIN
Indikasi dan dosis : Penyuntikan subkutis atau morfin hidroklorida efektif untuk meredakan secara
temporer periode off akinesia pada pasien yang mendapat terapi dopaminergik optimal .Dosis optimal
diketahui dengan memberikan dosis tes yang semakin meningkat sampai tercapai manfaat yang
adekuat atau maksimal 10 mg tercapai .sebagian besar pasien memerlukan dosis 3-6 mg dan jangan
diberikan lebih dari 3 kali sehari
Efek samping : Sering timbul mual yang mengganggu khususnya pada awal pemberian
apomorfin.Efek samping lain mencakup dikinesia,mengantuk,nyeri dada,berkeringat,hipotensi dan
memar di tempat penyuntikan .

AMANTADIN
Amantadin merupakan suatu obat antivirus,secara kebetulan memiliki efek antiparkinsonisme.

Mekanisme Kerja : Pada parkinsonisme belum jelas,tetapi obat ini mungkin memperkuat fungsi
dopaminergik dengan mempengaruhi sinstesis ,pelepasan,atau penyerapan kembali dopamin .Obat ini
dilaporkan mengantagonisasi efek adenosin di reseptor adenosin A 2a ,yaitu reseptor yang mungkin
menghambat fungsi reseptor D2 .Pelepasan katekolamin dari simpanan perifer juga telah dibuktikan.
Indikasi dan dosis : Memperbaiki bradikinesia ,rigiditas dan tremor parkinsonisme.Dosis 100 mg per
oral 2 atau 3 kali sehari.
Efek Samping : kegelisahan,depresi,iritabilitas,insomnia,agitasi,kegairahan ,halusinasi,dan
kekacauan pikiran.Kelebihan dosis dapat menimbulkan psikosis toksik akut.Efek samping lain adalah
nyeri kepala,gagal hati,hipotensi postural,retensi urin dan gangguan saluran cerna,reaksi kulit lain
juga pernah dilaporkan.

Anda mungkin juga menyukai