Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmu Peternakan, Desember 2009, hal. 47- 52 Vol. 4 No.

2
ISSN 1907 – 2821

Peranan Streptococcus thermophillus dan


Lactobacillus bulgaricus dalam Proses Pembuatan Yogurt : Suatu Review

(Role of Streptococcus thermophillus and


Lactobacillus bulgaricus in Yogurt Making Process)

Siti Chusnul Chotimah


Staf Pengajar Jurusan Produksi Ternak FPPK UNIPA
Jalan Gunung Salju Manokwari 98314

ABSTRACT
Yogurt is one of the milk processing that is fermented as a result of enzime activities, i.e.
Streptococcus thermophillus and Lactobacillus bulagaricus bacteria and has acid tastes. In
fermenting, both bacteria are added in the milk with ratio 1 : 1 and are incubated at temperature
of 430C as long as 4 hours. The role of Streptococcus thermophillus is to produce diasetil that
given cream and butter flavours, while Lactobacillus bulgaricus will produce acid acetat, diasetil
and acetaldehide that give tastes on yogurt.

Key words : Yogurt, milk, enzime,

PENDAHULUAN Dalam proses pembuatan yogurt ke-


dua bakteri asam laktat tersebut ber-
simbiosis memecah laktosa (gula susu)
Yogurt adalah salah satu hasil olahan
menjadi asam laktat sehingga akan me-
susu yang mangalami fermentasi akibat
nurunkan pH air susu dan menciptakan
dari aktivitas enzim yang dihasilkan oleh
rasa asam pada air susu yang difermen-
bakteri Streptococcus thermophillus dan
tasi.
Lactobacillus bulgaricus (Wahyu, 2009),
Yogurt dilaporkan memiliki kandung-
dan memiliki cita rasa asam yang khas.
an gizi yang lebih baik dibanding susu
Anonim (2001) mengemukakan bahwa
biasa yang hanya mengandung 66%
diantara bakteri-bakteri asam laktat ter-
kalori, sedangkan pada yogurt terdapat
sebut, kedua bakteri tersebut jika ditam-
88% kalori serta memiliki daya cerna
bahkan dalam proses pembuatan yogurt
yang lebih tinggi (Davis, 1963). Selanjut-
akan menghasilkan yogurt dengan tekstur,
nya Rahayu dan Sudarmadji (1989)
aroma dan rasa paling baik.
menyatakan bahwa nilai gizi yogurt pada
Streptococcus thermophillus dan Lac-
umumnya lebih tinggi dibanding susu
tobacillus bulgaricus tergolong dalam
segar. Peningkatan tersebut disebabkan
bakteri asam laktat (BAL) yang dapat
selama proses fermentasi terjadi degradasi
digunakan untuk memfermentasi air susu.
komponen-komponen susu dan sintesis
BAL akan menurunkan kadar laktosa
vitamin oleh bakteri.
sebanyak 25-30%, sehingga susu fermen-
tasi aman dikonsumsi oleh orang laktose
intolerant. Air susu yang telah difermen-
tasikan itu, dikenal di pasaran dengan
istilah yogurt (susu asam). Di pasaran
yogurt terbagi dalam dua jenis, yaitu
yogurt plain dan drink yogurt.
48 CHOTIMAH Jurnal Ilmu Peternakan

PENGERTIAN, KOMPOSISI DAN Susilorini dan Sawitri (2006) me-


MANFAAT YOGURT ngemukakan bahwa yogurt merupakan
produk olahan susu dari hasil fermentasi
dua BAL sebagai starter yakni Lacto-
Tamime dan Robinson (1989) men-
bacillus bulgaricus dan Streptococcus
jelaskan bahwa yogurt mengandung asam
thermophillus yang hidup bersimbiosis.
laktat yang cukup tinggi, sedikit atau
Selanjutnya dinyatakan bahwa lama
tidak mengandung alkohol sama sekali,
proses fermentasi akan mengakibatkan
bertekstur semi padat atau smooth,
turunnya pH yogurt dengan rasa asam
kompak seta rasa asam yang menyegar-
segar yang khas. Dinyatakan pula bahwa
kan. Sementara itu menurut Kusrahayu et
yogurt memiliki komposisi umum protein
al (1993) yogurt adalah sebagai produk
4 – 6%, lemak 0,1 – 1%, laktosa 2 – 3%,
olahan susu sapi, baik dari susu skim
asam laktat 0,6 – 1,3% dan pH 3,8 –
maupun susu penuh dengan starter
4,6%.
Lactobacillus bulgaricus dan Strepto-
Bahan dasar pembuatan yogurt adalah
coccus thermophillus sehingga meng-
dapat berasal dari susu sapi atau susu
hasilkan produk dengan tekstur dan cita
kambing (susu segar dan susu pasteuri-
rasa tertentu. Kumalaningsih dan Hidayat
sasi), baik susu full cream maupun susu
(1995) yogurt adalah produk pangan yang
skim. Komposisi masing-masing yogurt
dihasilkan dari proses fermentasi susu
dari kedua bahan tersebut tersaji pada
yang memiliki rasa asam dan merupakan
Tabel 1 berikut ini.
makanan yang banyak dikonsumsi oleh
masyarakat di negara maju.

Tabel 1. Komposisi dari Susu dan Yogurt (per 100 gram bahan).
Susu Full Yogurt Full
Komponen Satuan Susu Skim Yogurt Skim
Cream Cream
Energi kkal 68,0 70,0 35,0 39,0
Protein gram 3,3 3,8 3,5 4,4
Lemak gram 3,8 3,8 0,1 0,1
Karbohidrat gram 4,7 4,6 4,8 4,9
Asam Laktat gram 0,0 0,8 0,0 1,0
Sumber: Sauci et al, 1979 dalam Blanc, 1984.

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bah- laktosa yang terkandung di dalam


wa kandungan energi dari yogurt baik susu telah disederhanakan dalam
yang berasal dari susu skim maupun susu proses fermentasi
full cream mengalami peningkatan. De- 2. Bila dikonsumsi secara rutin bahkan
mikian halnya dengan kadar asam laktat, mampu menghambat kadar kolesterol
dimana pada susu yang belum mengalami dalam darah karena yogurt mengan-
fermentasi tidak terdapat asam laktat, dung bakteri Laktobacillus yang ber-
tetapi pada yogurt dapat dijumpai asam fungsi menghambat pembentukan
laktat yang merupakan produk dari BAL. kolesterol dalam darah kita
Kelebihan yogurt dibandingkan susu 3. Meningkatkan daya tahan tubuh
segar selain nilai gizinya adalah; karena yogurt mengandung banyak
1. Sangat cocok dikonsumsi oleh orang bakteri baik, sehingga secara otomatis
yang sensitif dengan susu karena
Vol. 4, 2009 PERANAN Streptococcus thermophillus DAN Lactobacillus bulgaricus 49

dapat menyeimbangkan bakteri jahat dilanjutkan dengan proses glikolosis


yang terdapat dalam susu. hingga terbentuk asam laktat, asam acetat
Untuk meningkatkan nilai gizi, sering serta sejumlah kecil asam organik volatil
ditambahkan bahan-bahan berupa pe- lainnya, alkohol dan ester dari alkohol
manis, stabilizer, flavour (dapat berupa tersebut.
buah-buahan segar atau esens), serta pe-
warna untuk menarik minat konsumen
PERANAN Streptococcus thermophillus
(Susilorini dan Sawitri, 2006).
DAN Lactobacillus bulgaricus
DALAM PROSES PEMBUATAN
LAKTOSA (GULA SUSU) YOGURT

Eskin (1990) dan Lehninger (1982) Streptococcus thermophillus (ST) dan


mengemukakan bahwa laktosa di alam Lactobacillus bulgaricus (LB) adalah
hanya terdapat pada susu dan memiliki dua spesies dari empat genus yang
rasa manis. Satu molekul laktosa tersusun tergolong dalam Bakteri asam laktat,
dari satu molekul glukosa dan satu yaitu; Lactobacillus, Leuconostoc, Pedio-
molekul galaktosa yang saling mengikat coccus dan Streptococcus. Kedua bakteri
pada atom C-1 dan C-4 dengan ikatan asam laktat tersebut digunakan dalam
β(1-4) galoktosida (Martoharsono, 1983; proses pembuatan yogurt.
Adnan, 1984). Tingkat kemanisan adalah Hui (1993) mengemukakan bahwa
kira-kira seperenam dari kemanisan gula ciri-ciri dari Streptococcus thermophillus
pasir (sukrosa). adalah berbentuk bola, berdiameter 0,7
Laktosa dalam saluran pencernaan sampai 0,9 µm, membentuk rantai yang
akan dihidrolisis enzim laktase yang panjang pasangan-pasangan, homofer-
dihasilkan oleh sel-sel mukosa usus yang mentatif, tumbuh pada suhu 20 sampai 45
aktif terutama pada saat bayi, dan akan °C, dan asam menghasilkan dari glukosa,
menurun sejalan dengan penambahan galaktosa, laktosa, sukrosa dan maltosa.
usia. Oleh karena itu, ada sebagian orang Selanjutnya dikemukakan pula bahwa
apabila mengkonsumsi susu akan terjadi Lactobacillus bulgaricus (LB) memiliki
gangguan pencernaan seperti diare dan ciri-ciri: berbentuk batang, gram positif,
mual-mual. Orang yang mengalami gang- tidak membentuk spora, tumbuh pada
guan tersebut dikenal dengan orang yang suhu 21 sampai 50°C (optimum pada
lactose intolerant. Dikemukakan oleh suhu 40 sampai 45°C) dan bersifat fakul-
Buckle et al (1983) 70% dari orang-orang tatif anaerob serta produksi asam laktat
dewasa di Afrika, Asia dan Indian 1,2-1,5%.
Amerika menunjukkan adanya kekurang- Dalam proses pembuatan yogurt
an enzim laktase. kedua bakteri asam laktat tersebut me-
Dalam proses pembuatan yogurt, miliki hubungan simbiosis obligat, di-
laktosa inilah yang diubah oleh bakteri mana mereka saling memanfaatkan hasil
asam laktat yaitu Streptococcus thermo- metabolisme untuk mempengaruhi pro-
phillus dan Lactobacillus delbrucckii duksi asam. Pada awal pertumbuhan LB
bulgaricus menjadi asam laktat. Dalam dan ST menggunakan asam-asam amino
proses fermentasi, kedua bakteri tersebut bebas yang terdapat dalam susu, selanjut-
akan menghasilkan enzim β-D-galak- nya aktivitas proteolitik LB akan meng-
tosidase yang akan menghidrolisis laktosa hasilkan asam amino asam amino histidin
menjadi unit-unit monosakaridanya, dan dan lisin serta peptida yang dibutuhkan
50 CHOTIMAH Jurnal Ilmu Peternakan

oleh ST. Sementara itu ST akan meng- starter LB sebanyak 3% dan masa in-
hasilkan karbondioksida dan format yang kubasi 32 jam memberikan hasil terbaik.
akan merangsang pertumbuhan LB. Dalam proses fermentasi ST dan LB
Tamime dan Deeth (1980) menambahkan akan bersimbiosis memecah laktosa men-
bahwa pertumbuhan yang cepat dari ST jadi asam laktat sehingga asam laktat
akan menghasilkan asam laktat yang me- akan menyebabkan kenaikan keasaman
nyebabkan penurunan pH yang akan susu dan penurunan pH. Asam laktat yang
memacu pertumbuhan LB. Selanjutnya tinggi ini akan dapat mencegah per-
LB akan terus berkembang dan meng- tumbuhan bakteri pembusuk seperti
hasilkan asam laktat, sehingga pH yogurt Clostridium dan Staphylococcus (Rahayu,
akan semakin rendah. pH yogurt komer- et al, 1983). Selanjutnya Wahyu (2009)
sial biasanya berkisar antara 3,7 sampai mengemukakan bahwa dalam proses
4,3 (Davis dan McLachan, 1974). Davis pembuatan yogurt keberadaan kedua
et al (1974) menyatakan bahwa selain bakteri ini amatlah penting, karena bakteri
menghasilkan asam laktat, ST juga meng- ST membantu menciptakan kondisi ling-
hasilkan diasetil yang akan memberikan kungan yang baik bagi LB untuk meng-
flavor krim atau butter pada yogurt, hasilkan enzimnya.
sementara LB menghasilkan asetaldehid
yang akan memberikan cita rasa yang
PROSES PEMBUATAN YOGURT
spesifik pada yogurt.
Perbandingan antara LB dan ST
dalam proses pembuatan yogurt adalah Secara umum proses pembuatan
1:1, yang akan menghasilkan yogurt yogurt meliputi; homogenisasi, pemanas-
dengan rasa dan bentuk optimal, namun an, pendinginan, inokulasi dan inkubasi
dapat pula digunakan perbandingan 1:5 (fermentasi) serta penyimpanan (Buckle
atau 1:10 yang juga akan menghasilkan et al, 1981 & Hadiwiyoto, 1983).
yogurt yang baik (Wood,1985). Per- Homogenisasi dilakukan untuk men-
bandingan yang sama juga dikemukakan cegah timbulnya lapisan lemak pada
oleh Surono (2004) yang mengemukakan permukaan yogurt, sedangkan pemanasan
dengan perbandingan kedua jenis bakteri dilakukan untuk menginaktifkan enzim
1:1 sebanyak 2 – 5% dengan suhu fer- dan membunuh mikrobia patogen dalam
mentasi optimum adalah 42 - 450C selama susu dan mempersiapkan media tumbuh
3 – 6 jam akan tercapai pH 4,4 dengan yang sesuai bagi bakteri starter. Pemanas-
kadar asam tertitrasi mencapai 0,9 – an (pasteurisasi) dilakukan dalam wadah
1,2%. Dijelaskan lebih lanjut bahwa cita atau botol pada suhu 61 – 63 0C selama
rasa yang enak dari yogurt merupakan 30 menit.
hasil kerjasama protokooperasi antara Proses selanjutnya adalah pendingin-
kedua jenis bakteri tersebut, yang di- an yang bertujuan untuk memberikan
pengaruhi oleh suhu inkubasi dan asam kondisi yang optimum bagi pertumbuhan
yang dihasilkan. Senyawa-senyawa vo- BAL, yaitu sekitar 43°C. Setelah suhu
latile dalam jumlah kecil termasuk asam optimum dicapai dilakukan inokulasi ST
asetat, diasetil dihasilkan dan asetaldehida sebanyak 2 – 3% (3 – 5%) dengan per-
yang dihasilkan oleh LB membentuk cita bandingan 1:1, kemudian aduk hingga ter-
rasa khas yogurt. Selanjutnya hasil campur rata.
penelitian Widodo dan Laily (2009) Tahap selanjutnya adalah inkubasi
menunjukkan bahwa yogurt yang diberi pada suhu 43°C hingga pH mencapai 4,4
atau 4,5. Menurut Buckle et al (1981) pH
Vol. 4, 2009 PERANAN Streptococcus thermophillus DAN Lactobacillus bulgaricus 51

tersebut biasanya dicapai pada masa berisi bahan yogurt dan biarkan selama
inkubasi 4 hingga 5 jam. Setelah pH kurang lebih 24 jam dan hindari goncang-
yogurt tercapai dilanjutkan dengan proses an agar tidak terjadi pemisahan susu
penyimpanan dan dilakukan pada suhu 4 (Susilorini dan Sawitri, 2006). Tahap
hingga 5°C untuk menghambat proses terakhir dari proses pembuatan yogurt
fermentasi yang lebih lanjut. Inkubasi adalah pengemasan dan simpan dalam
juga dapat dilakukan pada suhu ruang, refrigerator.
yaitu dengan cara tutup rapat botol yang

Proses pembuatan yogurt dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:


Susu sapi

Pateurisasi 60 – 630C, 30 menit

Turunkan suhu hingga mencapai 430C

Inokulan starter 3 – 5%

Inkubasi pada suhu 430C selama 4 jam atau pada suhu kamar
selama 24 jam (pemeraman) Suhu kamar, 24 jam

Yoghurt + food additive

Kemas yoghurt, simpan dalam


refrigerator

Gambar 1. Bagan Pengolahan Yogurt (Susilorini dan Sawitri, 2006).

Dalam proses pembuatan yogurt, jika KESIMPULAN


tidak diinginkan rasa yang tidak terlalu
asam, tambahkan zat pemanis (gula, 1. Keberadaan Streptococcus thermo-
sirup) maupun berbagai falvour buatan phillus dan Lactobacillus bulgaricus
dari buah-buahan dan sebagainya (Saleh, dalam proses fermentasi susu akan
2004). meningkatkan nilai gizi dari susu.
2. Streptococcus thermophillus dan
Lactobacillus bulgaricus tergolong
sebagai bakteri asam laktat yang
52 CHOTIMAH Jurnal Ilmu Peternakan

bersimbiosis memecah laktosa dalam Eskin MNA., 1990. Biochemistry of Food.


air susu menjadi asam laktat dalam Academic Press Inc. New York.
proses pembuatan yogurt. Gaman PM dan KB Sherrington, 1991. Ilmu
3. Streptococcus thermophillus meng- Pangan Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan
Mikrobiologi. Edisi Kedua. Gadjah Mada
hasilkan diasetil yang memberikan
University Press. Yogyakarta.
flavor krim atau butter sementara
Lactobacillus bulgaricus meng- Hadiwiyoto, 1982. Teknik Uji Mutu Susu dan
Hasil Olahannya. Penerbit Liberty.
hasilkan asam asetat, diasetil dan Yogyakarta.
asetaldehida yang akan memberikan
cita rasa khas yogurt. Hui, YH., 1993, Dairy Science and Technology
Hand Book 2 Product Manufacturing., Vol 1
VCH Publ. Inc. USA.
DAFTAR PUSTAKA Surono IS., 2004. Probiotik. Susu Fermentasi dan
Kesehatan. PT Tri Cipta Karya (TRICK).
Adnan M., 1984. kimia dan Teknologi Pengolahn
Jakarta.
Air Susu. Edisi Kedua., Andi Offset.
Yogyakarta Wahyu MK. http://blog.beswandjarum.com.
Diakses pada tanggal 20 November 2009.
Anonim, 2001. Yoghurt, Susu Asam Untuk
Masakan dan Kesehatan. Sedap Sekejap Edisi
9/II September 2001.
Buckle KA., RA Edward, GH Fleet dan M
Wooton, 1985. Ilmu Pangan. Terjemahan
oleh Hari Purnomo dan Adiono. Universitas
Indonesia Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai