PENDAHULUAN
1
arah. Agar motor listrik dapat berputar 2 arah, maka perlu dibuatkan rangkaian
listriknya dengan memanfaatkan 2 buah relay (magnetic contactor).
Dari permasalahan di atas, maka pada kesempatan ini akan dibuat suatu
mesin pengepres genteng.
1.3 Tujuan
Tujuan perancangan mesin pengepres genteng adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui perhitungan ulir penekan pada mesin pengepres genteng.
b. Mengetahui sistem transmisi yang meliputi roda gigi, diameter pulley, dan
sabuk-V pada mesin pengepres genteng.
c. Mengetahui diameter poros pada mesin pengepres genteng.
d. Mengetahui daya mesin dan daya motor listrik pada mesin pengepres
genteng.
2
1.5 Manfaat
1. Bagi mahasiswa
a. Sebagai suatu penerapan teori yang diperoleh saat di bangku perkuliahan.
b. Mengembangkan, merancang, memodifikasi atau menciptakan karya yang
bermanfaat bagi masyarakat.
c. Membantu dalam penyelesaian proyek akhir.
2. Bagi Dunia Industri
a. Dapat meningkatkan hasil produksi genteng.
b. Dapat mengefisienkan waktu dan proses pembuatan genteng.
3. Bagi Dunia Pendidikan
a. Dapat lebih mengenalkan lembaga pendidikan kepada masyakat sebagai
salah satu mitra dalam pengembangan teknologi tepat guna.
b. Dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap pengembangan
aplikasi keilmuan khususnya pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Malang.
3
BAB II
PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH
Dalam Proyek Akhir ini, penulis akan mencoba merancang mesin pengepres
terjadi karena adanya gerak putar roda gigi yang akan menggerakan poros berulir
baik bergerak naik maupun turun. Karena poros berulir terhubung dengan cetakan
bagian atas maka cetakan akan ikut bergerak jika poros juga bergerak.
gigi yaitu roda gigi hypoid dan roda gigi pinion dan 2 buah pulley yang berukuran
putaran motor listrik. Kemudian pulley tersebut terhubung dengan poros transmisi
ulir, rangka mesin dan kelengkapannya maka pada mesin pengepres genteng ini
perlu dirancang suatu sistem kontrol tertentu. Untuk menggerakan poros penekan
cetakan agar bisa bergerak naik dan turun maka kita perlu mengubah arah putaran
dari motor listrik. Agar motor listrik dapat berputar dua arah, maka perlu
contactor), maka kita bisa mengubah putaran motor listrik ke kanan atau ke kiri.
4
Prinsip kerja alat tersebut dapat digambarkan :
Keterangan gambar :
2. Pulley
5. Cetakan atas
6. Belt
7. Motor listrik
5
B. Tuntutan Alat/Mesin Dari Sisi Calon Pengguna
Pada saat ini umumnya pembuat genteng masih menggunakan mesin yang
yang berada di atas cetakan yang dihubungkan dengan poros berulir sehingga
Mesin tersebut masih memiliki ukuran yang cukup besar, dengan terbuat
dari logam maka berat mesin tersebut juga lumayan berat. Dengan terbuat dari
logam maka mesin tersebut cukup tahan lama. Karena masih manual maka mesin
ini menggunakan tenaga manusia untuk menggerakan cetakan naik atau turun.
Mesin pres yang ada ukurannya cukup besar sehingga untuk mengepres atau
melelahkan.
Maka proses manual tersebut di ubah menjadi semi otomatis, disebut semi
6
sistem kontrol. Mesin ini digerakkan oleh motor listrik 1 HP dengan transmisi
pulley dan roda gigi. Gerak putar dari motor listrik ditransmisikan ke pulley
penggerak, dan dengan v-belt putaran diteruskan ke pulley yang digerakkan dan
diteruskan oleh poros horisontal yang memutarkan roda gigi pinion. Roda gigi
pinion menggerakkan roda gigi hypoid. Dibagian tengah roda gigi hypoid tersebut
terdapat sebuah ulir dalam segi empat. Ulir dalam ini berpasangan dengan ulir luar
segi empat. Dengan adanya ulir luar dan ulir dalam segi empat tersebut, maka
gerak putar dari motor listrik diubah menjadi gerak lurus, yang nantinya akan
Untuk menggerakan cetakan agar bisa bergerak naik dan turun maka kita
perlu mengubah arah putaran dari motor listrik. Agar motor listrik dapat berputar
dua arah, maka perlu dibuatkan rangkaian listriknya. Dengan memanfaatkan dua
buah relay (magnetic contactor), maka kita bisa mengubah putaran motor listrik
ke kanan atau ke kiri. Selain relay juga diperlukan komponen lain seperti: timer,
Secara garis besar pertimbangan dalam merancang alat ini berdasarkan pada :
1. Secara teknis alat harus dapat dipertanggung jawabkan, dalam hal ini alat
harus :
tempat.
orang.
7
2. Secara ekonomi menguntungkan (ekonomis), hal ini terkait dalam :
a. Daya motor yang tidak terlalu besar sehingga dapat menekan penggunaan
listrik.
tenaga manusia yang terlalu besar, walaupun menggunakan motor tetapi tidak
menimbulkan suara yang bising. Alat ini nantinya harus dapat diterima oleh
masyarakat dan menggantikan mesin pres genteng yang sudah ada di pasaran.
persyaratan yang terdiri dari dua kategori yakni keharusan dan keinginan. Berikut
Tuntutan Tingkat
No. Persyaratan
Perancangan Kebutuhan
2. Terjangkau harganya D
3. Baik mutunya W
8
5. Sesuai dengan standar umum D
2. Tidak bising D
3. Mudah dioperasikan D
dimengerti
2. Tidak bising D
memindah
Keterangan :
1. Keharusan ( demands ) disingkat D, yaitu syarat mutlak yang harus
dimiliki mesin bila tidak terpenuhi maka mesin tidak diterima.
2. Keinginan ( Wishes ) disingkat W, yaitu syarat yang masih bisa
dipertimbangkan keberadaanya agar jika mungkin dapat dimiliki oleh
mesin yang dimaksud.
9
Secara fungsional alat ini memiliki komponen sebagai berikut :
2. Penggerak
3. Sistem Transmisi
4. Sistem pengepresan
Dari data di atas maka didapat gambaran komponen yang akan membentuk
mesin pengepres genteng yang sedang dirancang. Dengan demikian maka dapat
disusun suatu skema klasifikasi yang disebut matriks morfologi, dan lebih
1.
Bahan rangka
(Pipa) (Besi C) Besi Siku
(Motor disel)
2. penggerak
(Motor listrik)
(Manual)
10
Sistem
3.
transmisi
4. Sistem
pengepresan
5.
Cetakan
6.
Transmisi
(Rantai) (V – belt)
Dari tabel matriks morfologi mesin pengepres genteng yang terpilih adalah
sebagai berikut:
6. Transmisi : v-belt
11
Tabel 2.3. Tabel Spesifikasi Mesin Pres Genteng
12
D. Gambar Alat
Keterangan gambar :
1. Motor listrik
3. Bearing
4. Poros berulir
6. Bearing poros
7. Cetakan atas
8. Poros cetakan
9. Rangka
13
Langkah-langkah pengoperasian pengepres genteng adalah sebagai berikut:
hypoid.
b. Roda gigi hypoid tersebut terbagi menjadi roda gigi vertikal dan
horisontal. Dalam roda gigi vertikal terdapat ulir dalam segi empat
yang tentu saja berpasangan dengan ulir luar segi empat. Saat roda
gigi vertikal berputar maka ulir dalam segi empat juga akan berputar,
sehingga ulir luar juga akan ikut berputar dan bergerak turun.
c. Jika ulir luar ini bergerak turun maka cetakan bagian atas yang
diikatkan pada ujung poros ini akan ikut bergerak turun sampai
maka ketika cetakan atas dan bawah tergabung putaran motor sudah
terhenti,
14
E. Identifikasi Analisa Teknik yang Digunakan dalam Perancangan
skets atau gambar sederhana dari produk yang akan dibuat. Gambar skets
sehingga dapat dimengerti oleh semua orang yang ikut terlibat dalam proses
pembuatan produk tersebut. Gambar hasil perancangan adalah hasil akhir dari
artinya rancangan hasil kerja perancang tidak ada gunanya jika rancangan
produksi berupa gambar dua dimensi yang dicetak pada kertas dengan aturan
2. Sistem Mekanik
Pengepresan terjadi karena adanya gerak putar roda gigi yang akan
15
menggerakan poros berulir baik bergerak naik maupun turun. Karena poros
berulir terhubung dengan cetakan bagian atas maka cetakan akan ikut bergerak
3. Sistem Transmisi
roda gigi yaitu roda gigi hypoid dan roda gigi pinion dan 2 buah pulley yang
Klasifikasi bahan teknik menurut Beumer (1985:9) dapat dilihat pada Gambar
Bahan Teknik
Logam Non
Logam
16
Ada beberapa aspek yang menjadi bahan pertimbangan seperti yang
1) Kekuatan
2) Kekerasan
3) Elastisitas
4) Keuletan
6) Muai panas
7) Sifat kelistrikan
8) Berat jenis
9) Sifat kemagnetan
1) Ketersediaan barang
2) Waktu perngerjaan
3) Biaya pengerjaan
4) Biaya penyambungan
5) Biaya pemesinan
6) Harga bahan
17
c. Pertimbangan Fabrikasi, meliputi:
1) Mampu cetak
2) Mampu mesin
3) Mampu tempa
4) Mampu tuang
6) Perlakuan panas
5. Perancangan poros
1. Poros dukung
2. Poros transmisi
a. Kekuatan poros
Suatu poros mengalami beban puntir, beban lentur, beban tarik, dan beban
tekan. Kelelahan tumbukan atau konsentrasi tegangan pada poros dan alur
18
b. Kekakuan poros
Sebuah poros dengan kekuatan yang cukup jika lenturan atau defleksi
c. Putaran kritis
Bila putaran suau mesin dinaikkan maka pada suau harga putaran tertentu
dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran
kritis. Hal ini erjadi pada poros dan dapat mengakibakan kerusakan pada
sedemikian rupa hingga putaran kerjanya lebih rendah dari pada putaran
kritisnya.
d. Korosi
e. Bahan poros
19
Poros yang umumnya meneruskan daya melalui sabuk, roda gigi, dan
rantai akan mendapatkan beban puntir dan lentur sehingga pada permukaan
poros akan mengalami tegangan geser (Sularso 1997: 17). Perhitungan yang
digunakan dalam merancang poros utama yang mengalami beban puntir dan
beban lentur
a. Pd f c P (kW ) ......................................................................................(1)
Dimana:
Pd : Daya rencana
fc : Faktor koreksi
P : Daya nominal
P
b. T 9,74 10 5 d ......................................................................................(2)
n1
Dimana:
T : Momen rencana
n1 : Putaran poros
T 5,1T
c. 3 ................................................................................(3)
.d s 16
3
ds
Dimana:
: Tegangan geser
ds : Diameter poros
d. a B Sf1 Sf 2 ...................................................................................(4)
Dimana:
20
1
5,1 3
e. d s K t CbT ..................................................................................(5)
a
Dimana:
Kt : Faktor koreksi
Cb : Faktor karena beban lentur
6. Motor Listrik
Berdasarkan input arus, motor listrik dibagi menjadi dua jenis yaitu motor
arus searah (AC) dan motor arus bolak-balik (DC). Motor listrik dapat lagi
operasi, dan pembagiannya dapat dilihat pada Gambar 2.5. (UNEP, 2006).
MOTOR LISTRIK
Mekanisme kerja seluruh jenis motor secara umum adalah sama, yaitu
21
Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan
tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh
motor listrik yang digunakan pada mesin pencetak briket kotoran lembu
sistem rotary ini yaitu motor listrik jenis motor induksi satu fasa. Konstruksi
dari motor induksi terdiri dari stator merupakan bagian motor yang diam,
penguat tenunan dan tali. Sabuk-V terbuat dari karet dan bentuk
Gaya gesekan yang terjadi juga bertambah karena bentuk bajinya yang akan
menghasilkan transmisi daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah.
22
Gambar 2.5. Penampang Sabuk-V
(Sularso 1997: 164)
dalam ukuran inchi. Jarak antar sumbu poros harus sebesar 1,5 sampai dua
Sudut lilit atau sudut kontak dari sabuk pada alur puli penggerak
harus diusahakan sebesar mungkin untuk mengurangi selip antara sabuk dan
Transmisi sabuk dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu sabuk rata,
sabuk dengan penampang trapesium, dan sabuk dengan gigi. Sebagian besar
harganya yang murah. Kelemahan dari sabuk-V yaitu transmisi sabuk dapat
Pd fc P ..........................................................................................(6)
23
Dimana:
P : Daya
Pd : Daya rencana
Pd
T1 g 10 5 ( ) .............................................................................(7)
n1
Pd
T2 g 10 5 ( ).............................................................................( 8 )
n2
Dimana :
g gaya grafitasi
Pd Daya rencana
n1 Putaran poros penggerak
n2 Puaran poros yang digerakkan
B
a ...................................................................................(9)
(Sf1 Sf 2 )
Dimana :
B = Tegangan tarik
Sf1 = Faktor keamanan
Sf2 = Faktor pengaruh alur pasak
1
P 3
d s1 d K t Cb T1 ..........................................................(10)
a
Dimana:
Kt untuk beban tumbukan = 2
Cb untuk beban lenturan = 2
24
f. Diameter minimum puli (dmin) yang diizinkan adalah 65 mm
d p 76,2 mm
Dp d p i
Dimana:
i = perbandingan putaran
d k d p 2 4,5................................................................................(11)
Dk D p 2 4,5...............................................................................(12)
5
dB d s1 10...................................................................................(13)
3
5
DB d s 2 10...................................................................................(14)
3
d p n1
v ....................................................................................(15)
60 1000
d k Dk
k. C .......................................................................................(16)
2
Dimana:
25
L 2C Dk d k 1
D p d p 2 ..............................................(17)
2 4C
b 2 L 3,14D p d p
b b 2 8D p d p
2
C ................................................................(18)
8
Pd
N .......................................................................................(19)
Po.K
26
BAB III
KONSEP PERANCANGAN
dasar dalam bertindak. Seperti halnya pada perancangan ini diperlukan suatu
perancangan.
berikut:
27
B. Pernyataan Kebutuhan
Dari hasil survey maka dibutuhkan mesin pengepres genteng yang tidak
membutuhkan tenaga manusia yang besar, memiliki dimensi yang lebih kecil
dibandingkan dengan mesin yang sudah ada. Tetap menggunakan material logam
agar lebih kokoh dan lebih awet. Mesin pres genteng ini harus mudah dalam
C. Analisis Kebutuhan
1. Standar Penampilan
yang telah dimodifikasi dari alat/mesin yang sudah ada di pasaran. Sistem
menggunakan tenaga motor listrik dan tidak menggunakan tenaga yang besar.
agar tidak terlihat terlalu kotor saat berproduksi, selain itu warna hitam
ini adalah :
28
c. Pengoperasian mesin mudah, pertama tekan saklar ON CW untuk
diatur.
D. Pertimbangan Perancangan
1. Pertimbangan Teknis
2. Pertimbangan Ekonomi
29
Steel (ST-37), profil siku 50 x 50 x 5 mm. kecanggihan produk karena
3. Pertimbangan Ergonomis
dipindah tempat.
c. Getaran yang dihasilkan mesin tidak terlalu besar karena pada motor
E. Tuntutan Perancangan
1. Tuntutan Konstruksi
tidak mudah bergerak karena tersusun oleh besi siku dan rangka
30
2. Tuntutan Ekonomi
4. Tuntutan Pengoperasian
h. Jika saklar ON (gerak turun) ditekan maka motor akan berputar dan
motor akan memutar puli, puli yang terhubung dengan roda gigi
payung akan ikut berputar dengan adaya belt,
i. Puli ini terhubung dengan roda gigi payung pada posisi horisontal,
j. Kemudian roda gigi payung ini akan memutar roda gigi payung
vertikal
k. Roda gigi payung ini terdapat ulir dalam yang berfungsi mengikat
poros berulir, maka jika roda gigi ini berputar poros akan bergerak
kebawah
l. Jika poros berulir ini bergerak maka cetakan bagian atas yang
diikatkan pada ujung poros ini akan ikut bergerak dan bergabung
dengan cetakan bagian bawah maka terjadi proses pengepresan
31
m. Pada cetakan bagian bawah terdapat LS sebagai pemutus arus listrik,
maka ketika cetakan atas dan bawah tergabung putaran motor sudah
terhenti,
5. Tuntutan Fungsi
besar.
32
BAB IV
PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.1.
Kebutuhan
Konstruksi dan
perhitungan daya
mesin
Perhitungan ulir
penekan
Perhitungan poros
roda gigi
Perhitungan rangka
Perhitungan motor
34
33
Kebutuhan disini mencakup gaya dan kapasitas mesin. Kapasitas mesin
gaya yang dibutuhkan mesin ini untuk dapat mengepres genteng yaitu sebesar 45
Pengepresan terjadi karena adanya gerak putar roda gigi yang akan menggerakan
poros berulir baik bergerak naik maupun turun. Karena poros berulir terhubung
dengan cetakan bagian atas maka cetakan akan ikut bergerak jika poros juga
cetakan ke atas.
Kisar : 12
Bahan : St. 42
W : 22,5 kg
34
Gambar 4.3. Penampang ulir
Dari data diatas maka dapat dihitung diameter poros yaitu dengan cara:
𝑊
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘 =
𝐴
𝐴 = 𝑊 × 𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘
𝐴 = 22,5 × 42
𝐴 = 945
𝜋
𝐴= × 𝐷2
4
3,14 2
945 = 𝐷
4
2 945
𝐷=√
0,785
𝐷 = 34,69 𝑚𝑚 ( diameter dalam poros berulir)
𝑘𝑖𝑠𝑎𝑟 12
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑢𝑙𝑖𝑟 = = = 6mm
2 2
𝑘𝑖𝑠𝑎𝑟 12
𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑢𝑙𝑖𝑟 = = = 6mm
2 2
𝑇 =𝐹×𝑅
𝑇 = 45 × 17,3 = 780,5
35
Jika tegangan geser sama dengan 0,8 kali tegangan tarik maka:
𝐹
𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟 = ×𝑛
𝐴
45
33,6 = 6×3,14×34,69 × 𝑛
45
33,6 = ×𝑛
653,6
33,6
𝑛 = 0,07 = 480 𝑚𝑚 (naf ulir)
𝐹
𝑝=
𝐴
Keterangan:
rumus:
𝐴 = 𝑝×𝑙
Keterangan:
36
p=panjang cetakan (mm)
𝐴 = 𝑝×𝑙
= 360 × 255
= 91.800 mm2
Sehingga tekanan yang terjadi pada cetakan sebesar:
45
𝑝 = 91800 = 0,0006 kg/mm2
T= FxR
Keterangan:
T= 45 x 19,5 = 877,5
𝑇×𝑛
𝑃=
71620
877,5×49
= 71620
= 0,6 HP
C. Perancangan Transmisi
Direncanakan pada mesin pres genteng ini menggunakan dua buah roda
𝑑
𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙 =
𝑧
145
= = 3,9
37
37
𝐻𝑎 = 1𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙 = 3,9
𝐻𝑘 = 1,2 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙 = 4,7
𝑏 = 5𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙 = 19,5
𝑑
𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙 =
𝑧
31
= = 3,4
9
𝐻𝑎 = 1𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙 = 3,4
𝐻𝑘 = 1,2 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙 = 4,1
𝑏 = 5𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙 = 17
Daya yang terjadi pada cetakan untuk menekan genteng dengan gaya
sebesar 45 kg adalah 0,6 HP. Sehingga agar mesin mampu bekerja sesuai dengan
kapasitas daya yang dibutuhkan, maka pemilihan spesifikasi motor listrik sebagai
kebutuhan daya pada mesin pengepres genteng ini digunakan motor dengan daya
1 HP.
adalah:
n = 1400 rpm
Daya = 1 HP,
38
Frekuensi = 50 Hz,
Ulir penekan digunakan untuk mengupah putaran roda gigi menjadi gaya
2𝐹 × 2𝜋𝑅 = 𝑇 × 𝑆
2𝐹×2𝜋𝑅
𝑆= 𝑇
2(45)×2(3,14)𝑅
𝑆= = 12,5(𝑑𝑖𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 12)
877,5
Jadi kisar pada ulir penekan yaitu 12 mm, karena jarak pengepresan tidak terlalu
F. Perhitungan Transmisi
HP dengan putaran 1400 rpm. Putaran akhir poros yang direncanakan adalah
39
sebesar 49 rpm dan putaran poros yang direncanakan pada poros pulley adalah
200 rpm.
daya normal maka faktor koreksi yang digunakan adalah 1, 1 HP sama dengan
= 1 . 0,735 kW
= 0,735 kW
Keterangan :
P = Daya (kW)
Pd
T = 9,74x105 ( Sularso, 2002 : 7 )………………..…………...(4.2)
n2
0,735
𝑇 = 9,74 × 105 = 14610 kg. mm.
49
Keterangan :
40
Adapun gambar ilustrasi sistem transmisi mesin pengepres genteng adalah
sebagai berikut :
Dari gambar tersebut di atas, maka diameter puli dan jumlah gigi pada roda
7112 = 200 x D2
Untuk mencari jumlah gigi pada roda gigi maka digunakan rumus sebagai
berikut :
𝑍1
𝑛3 = × 𝑛2
𝑍2
41
Dimisalkan Z1 = 9, maka:
n3x Z2 = n2 x Z1
49xZ2 = 200 x 9
49Z2 = 1800
Z2 = 36,7 (37)
Jadi, diameter puli dan jumlah gigi yang digunakan dalam mesin pengepres
D1 = 50,8 mm.
D2 = 355,6 mm.
Z1 = 9 gigi.
Z2 = 37 gigi.
n1 Dp
i i ( Sularso, 2002 : 166)……………………….…..(4.4)
n2 dp
1400
=7
200
Kemudian perbandingan reduksi (i) dari motor listrik ke roda gigi adalah
n1 Dp
i i
n2 dp
1400
= 28,5
49
42
dimana:
G. Perhitungan Sabuk-V
pulley. Pada pulley ini putaran digunakan untuk menggerakkan roda gigi hipoid.
Alur pemilihan sabuk-V tampak pada Gambar 4.4. Diagram aliran untuk memilih
43
START Z
b. Faktor koreksi fc
o. Jarak sumbu poros C (mm)
q. Jumlah sabuk N
f. Perhitung diameter poros ds1, ds2 (mm)
STOP
g. Pemilihan penampang sabuk
END
h. Diameter minimum puli dmin (mm)
i. Diameter lingkaran
jarak bagi puli dp, Dp
(mm) Diameter luar
puli dk, Dk (mm)
Diameter naf dB, DB
(mm)
STOP
> k. v : 30
END
>
d k Dk
l. C:
2
>
>
44
Gambar 4.4. Diagram aliran untuk memilih sabuk-V
Perhitungannya,
1400
i 7
200
C 470 mm
b. Fakor koreksi
Faktor koreksi (fc) didapatkan dari tabel. Mesin yang akan gerakkan
dalam tabel faktor koreksi termasuk dalam variasi beban yang sedang
dan diperkirakan mesin akan bekarja setiap 8-10 jam tiap hari.
Pd 1,029
T1 g 10 5 ( ) 9,74 10 5 ( ) 716 kg mm
n1 1400
Pd 1,029
T2 g 10 5 ( ) 9,74 10 5 ( ) 5011 kg.mm
n2 200
45
Tenaga geser yang dizinkan ( a ) adalah
B
a
( Sf1 Sf 2 )
42
(5,6 2)
3,75 kg mm
2
1
5,1 3
d s K t Cb T
a
1
5,1 3
2 2 5011
3,75
30,09 mm
Diameter poros ds = 30 mm
d p 50,8 mm
D p d p i 50,8 7 355,6 mm
46
k. Putaran sabuk lebih rendah dari kecepatan sabuk maksimum
d k Dk 50.8 355.6
l. C 470 266.8 mm
2 2
L = 2C d p Dp
1
D p d p 2
2 4C
= 2.470 50,6 355,6 1
355,6 50,62
2 4.470
= 940+637,7+49,5
= 1627,2 mm
b 2 L 3,14D p d p
2 1627 3,14(50,6 355,6)
= 3254-1275,4 mm
= 1978,6
b b 2 8D p d p
2
C
8
= 469.9 mm = 470 mm
47
p. Sudut kontak ( )
57(𝐷𝑝 −𝑑𝑝 )
𝜃 = 1800 𝐶
57 (355.6−50.8)
= 1800 470
1.029
= 0.735×0.91
= 1.71 (2 𝑏𝑢𝑎ℎ)
Sudut lilit atau kontak θ dari sabuk pada alur puli penggerak harus
diusahakan sebesar mungkin untuk memperbesar panjang kontak antara sabuk dan
antara sabuk dan puli. Jika jarak poros pendek sedangkan perbandingan
reduksinya besar, maka sudut kontak pada puli penggerak akan menjadi kecil.
START
a. Daya yang
ditransmisikan: P (kW)
Putaran poros n1 (rpm)
b. Faktor koreksi fc
c. Daya rencana Pd
(kW)
Dalam mesin pengepres genteng ini terdapat poros cetakan dan poros pulley
Di bawah ini akan di bahas perhitungan untuk menentukan diameter poros pulley.
Alur merencanakan poros tampak pada Gambar 4.1. Diagram aliran untuk
lain:
Perhitungannya:
49
a. P = 1HP = 0.735 kW
n1 = 200RPM
b. Fakor koreksi
Faktor koreksi (fc) didapatkan dari tabel faktor koreksi daya yang
Pd fc P
1,4 0,735
1,029 kW
Pd 1,029
T 9,74 10 5 ( ) 9,74 10 5 ( ) 5011 kg mm
n1 200
B
a
( Sf1 Sf 2 )
42
(5,6 2)
3,75 kg mm
2
50
h. Perhitungan diameter poros (ds)
1
5,1 3
d s K t Cb T
a
1
5,1 3
2 2 5011
3,75
30,09 mm
Diameter poros ds = 30 mm
j. Tegangan geser yang terjadi yaitu 1,84 kg/mm2 lebih kecil dari pada
I. Konstruksi Rangka
dan pembautan. Ada dua tipe sambungan las yang paling umum adalah 45 ˚ dan
sudut takik. Dalam perencanaan konstruksi rangka mesin pengepres genteng ini
menggunakan sambungan las, karena lebih mudah dan hasilnya lebih kuat.
Berat motor kurang lebih 10 kg. Batang yang digunakan pada rangka ini
37 kg/mm2.
J. Analisis Ekonomi
51
Penentuan harga mesin pengepres genteng dapat dilihat pada Tabel
52
Jadi harga yang dikehendaki untuk dijual adalah sebesar Rp 2.556.700,00
pengepresan sebesar 45 kg dan daya mesin yaitu 0,6 HP, sehingga dibutuhkan
motor listrik dengan daya 1 HP. Untuk ulir penekan mempunyai kisar 12mm
0.735 kW, Putaran poros penggerak (n2): 200 RPM, Bahan poros :
daya yang akan ditransmisikan. Daya ini termasuk daya normal.Sehingga dari
tabel, faktor koreksi dipakai adalah fc = 1,4, Daya rencana (Pd) =1,029 kW,
kg/mm2, Tegangan geser yang terjadi yaitu 1,33 kg/mm2 lebih kecil dari pada
tegangan geser yang direncanakan yaitu 1.84 kg/mm2. Sehingga poros dengan
53
Motor yang digunakan pada mesin pengepres genteng ini memiliki
daya 1HP dengan putaran 1400 rpm. Putaran yang direncanakan pada
transmisi sabuk V adalah sebesar 200 rpm, sehingga dari hasil perhitungan
diperoleh ukuran puli yang digunakan yaitu untuk puli pada poros motor 2
inchi sedangkan puli pada poros 14 inchi. Sedangkan untuk sabuk yang
4. Aspek finansial
L. Uji Kinerja
Setelah dilakukan uji kinerja dari mesin pengepres genteng ini dapat
disimpulkan bahwa mesin belum dapat bekerja maksimal sesuai dengan harapan.
Dari hasil analisis yang telah dilakukan, penyebab kurang maksimalnya mesin
M. Kelemahan-kelemahan
54
1. Pengepresan harus dilakukan beberapa kali agar mendapatkan hasil yang
maksimal.
3. Karena tidak menggunakan rol sehingga pada saat menarik cetakan bagian
mesin beroperasi.
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
b. Ulir penekan pada mesin pengepres genteng meliputi diameter minimal ulir
yaitu 34,69 mm, Torsi ulir yaitu 780.5, tinggi ulir 6 mm sedangkan lebar ulir
c. Sistem transmisi pada roda gigi dengan diameter 145 mm meliputi jumlah
gigi (z) 37, modul (m) 3.9, tinggi kepala gigi (Ha) 3.9, tinggi kaki gigi (Hk)
4.7, lebar gigi (b) 19,5. Sedangkan untuk roda gigi dengan diameter 31 mm
meliputi jumlah gigi (z) 9, modul (m) 3.4, tinggi kepala gigi (Ha) 3.4, tinggi
kaki gigi (Hk) 4.1, lebar gigi (b) 17. Untuk perhitungan pulley meliputi,
tipe A, L = 1626 mm, No 64, dp = 50,8 mm, Dp = 355,6 mm, jarak sumbu
poros 470.
dibutuhkan adalah 1 HP
46
56
B. Saran
sempurna baik dari hasil maupun pada sistem kerjanya. Oleh karena itu, untuk
lebih jauh lagi dengan segala pertimbangannya. Beberapa saran untuk langkah
berikut :
bahan tersebut.
membahayakan pengguna.
57