Sumber 4 OEM
Sumber 4 OEM
Pendahuluan
Otitis eksterna maligna disebut juga otitis eksterna nekrotikans, merupakan
suatu infeksi difus pada liang telinga luar dan struktur lain di sekitarnya yang disebabkan oleh
organisme Pseudomonas. Pada otitis eksterna maligna, peradangan dapat meluas secara
progresif ke lapisan subkutis, tulang rawan dan tulang di sekitarnya. Dengan demikian dapat
menimbulkan kelainan berupa kondritis, osteitis dan osteomielitis yang mengakibatkan
kerusakan tulang temporal. Penyebabnya adalah bakteri patogen pada otitis eksterna akut
adalah pseudomonas (41 %),strepokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides
(11%). Infeksi dimulai pada meatus akustikus eksternus dan menyebar sepanjang dasar tulang
tengkorak. Dari daerah tersebut dapat memberikan efek pada struktur – struktur utama seperti
arteri karotis, vena jugularis, dan saraf kranial dan intrakranial. Otitis eksterna maligna
biasanya ditemukan pada pasien diabetik usia lanjut, tetapi dapat juga ditemukan pada pasien
dengan imunitas yang rendah.
Toulmouche adalah orang pertama yang melaporkan kasus otitis eksterna maligna
pada tahun 1838, dimana dia melaporkan kasus osteomielitis tulang temporal di Gazette
Medicale de Paris. Pada tahun 1959, Meltzer melaporkan kasus osteomielitis tulang temporal,
mandibula dan zigoma pada pasien diabetik yang disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa.
Tahun 1968, Chandler yang menjelaskan tentang otitis eksterna maligna, di mana merupakan
infeksi bakteri yang progresif pada meatus akustikus eksternus, yang dapat berkembang
menjadi osteomielitis tulang temporal, kelumpuhan saraf kranial dan kematian. Chandler
Skenario
Seorang laki-laki 53 tahun datang ke klinik umum dengan keluhan telinga kanan
sakit, nyeri sekali, mulut mencong, telinga sering di korek dan keluar sekret kental.
Pembahasan
Anatomi Telinga.2
Secara anatomi, telinga dibagi atas 3 yaitu telinga luar, telinga tengah dantelinga dalam.
Telinga luar berfungsi mengumpulkan dan menghantarkangelombang bunyi ke struktur –
struktur telinga tengah. Telinga luar terdiri dari dauntelinga (pinna atau aurikel) dan liang
telinga sampai membran timpani. Di dalamtelinga tengah terdapat tiga tulang pendengaran
yaitu maleus, inkus dan stapes.Telinga dalam terdiri dari koklea yang berupa dua setengah
lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari tiga buah kanalis semisirkularis
Anamnesis
Otitis eksterna merupakan radang telinga yang bersifat akut maupun kronik akibat
infeksi virus, jamur maupun bakteri. Anamnesis yang sangat vital dan dapat membantu
menegakan diagnosis adalah sebagai berikut;3
Seberapa sering pasien mengorek telinganya?
Seberapa jauh pasien mengoreknya? Apakah sampai menyentuh bagian dalam
telinga?
Apakah sebelumnya terdapat trauma pada telinga?
Apa penyebab gatal yang dirasakan tersebut?
Bagaimana sifat nyeri yang dirasakan?
Apakah disertai gejala sistemik?
Bagaimana sifat sekret yang keluar? Bau? Warna? Kekentalan?
Apakah pasien mempunyai riwayat penyakit diabetes melitus?
Pasien yang menderita otitis eksterna nekrotikans umumnya usia lanjut, menderita
diabetes. Adanya otalgia, sakit kepala temporal, otore purulent dapat ditemukan pada
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemerikasaan penunjang yang dapat dilakukan. 4
Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium, dapat ditemukan adanya peningkatan jumlahleukosit,
laju endap darah dan gula darah sewaktu2. Pemeriksaan kultur yangdiperoleh dari
sekret liang telinga sangat diperlukan untuk sensitivitas antibiotik. Penyebab
utamanya adalah P. aeruginosa. Organisme ini merupakan bakteri aerob, dan gram
negatif. Pseudomonas sp mempunyai lapisan yang bersifat mukoid yang digunakan
pada saat fagositosis. Eksotoksin dapatmenyebabkan jaringan mengalami nekrosis
dan beberapa golongan lainnyamenghasilkan neurotoksin yang dapat menimbulkan
neuropati.3
Radiologi
CT scan dapat menunjukkan adanya dekstruksi tulang di sekitar dasar
tulangtengkorak dan meluas ke intrakranial. Pemeriksaan dengan teknik nuklir baik
digunakan pada stadium awal. Scan Technetium (99Tc) methylenediphosphonate
menunjukkan area yang mengalami osteogenesis dan osteolisis.Sedangkan Gallium
(67Ga) menunjukkan jaringan lunak yang mengalamiinflamasi.
Histopatologi
Diagnosis
Working Diagnosis
Seorang laki-laki 53 tahun datang ke klinik umum dengan keluhan telinga kanan
sakit, nyeri sekali, mulut mencong, telinga sering di korek dan keluar sekret kental.
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang pasien laki-laki
53 tahun tersebut didiagnosis menderita otitis eksterna maligna.
Otitis eksterna maligna.3
Merupakan infeksi di liang telinga luar dan struktur lain yang ada disekitarnya. Sering
terjadi pada orang tua denganpenyakit diabetes melitus. Pada otitis eksterna malogna
peradangan dapat meluas secara progresif ke lapisan subkutis dan organ sekitarnya sehingga
dapat menimbulkan kelainan berupa kondritis, osteoris dan osteomielitis yang mengakibatkan
kehancuran temporal.
Differential Diagnosis
Otitis eksterna sirkumkripta
Merupakan radang pada 1/3lateral canalis auditori eksterna yang infeksi pada
pilosebaseus sehingga membentuk furunkel. Disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus
dan Staphylococcus albus.
Gejala rasa nyeri yang hebat, nyeri saat aurikula digerakan, nyeri saat membuka mulut
dan tidak sesuai dengan besar bisul/furunkel, karena kulit liang telinga yang tidak
mengandung jaringan longgar di bawahnya sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan
perikondrium. Dapat terjadi penunuran pendengaran, kalau furunkel yang besar menyumbat
telinga.
Tetapi tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah abses diaspirasi secara steril
untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal diberikan antibiotik dalam bentuk salep seperti
Etiologi
5
Kecenderungan Otitis eksterna maligna umumnya ditemukan pada kondisi berikut :
1. Diabetik (90 % ),
Diabetik merupakan faktor resiko utama berkembangnya otitis eksterna maligna.
Vaskulopati pembuluh darah kecil dan disfungsi immun yang berhubungan dengan
diabetik merupakan penyebab utama predisposisi ini.Serumen pada pasien diabetik
mempunyai pH yang tinggi dan menurunnya konsentrasi lisosim mempengaruhi
aktifitas antibakteri lokal.Tidak perbedaan antara DM tipe I dan II.
2. Immunodefisiensi seperti gangguan proliferasi limfosit atau adanya immunosupresi
karena penggunaan obat
Epidemiologi
Di Amerika Serikat, otitis eksterna maligna lebih banyak timbul pada daerah dengan
iklim lembab dan basah, dibandingkan dengan iklim lainnya. Penyakit ini sering ditemukan
lebih banyak pada laki – laki daripada perempuan dan dilaporkan menyerang kelompok
semua umur, tetapi lebih sering pada usia tua, lebih dari 60 tahun. Faktor yang mempermudah
radang telinga luar adalah pH di liang telinga. Biasanya normal atau asam. Bila pH menjadi
basa, proteksi terhadap infeksi menurun. Pada keadaan udara yang sangat hangat dan lembab,
kuman dan jamur mudah tumbuh. Diabetes merupakan faktor risiko utama tetapi tidak ada
hubungan yang jelas dengan berat atau lamanya menderita diabetes dengan otitis eksterna
maligna. 99% pasien otitis eksterna maligna mempunyai riwayat penyakit diabetes mellitus.
Pasien diabetik mempunyai pH serumen yang tinggi dan menurunnya konsentrasi lisosim
yang menghalangi aktivitas antibakteri. Penyakit ini juga pernah dilaporkan pada pasien
dengan imunitas yang rendah, pasien dengan HIV atau pasien yang menjalani ransplantasi
organ, misalnya pada limfoma maligna, dan leukemia. Dapat juga ditemukan pada bayi –
bayi yang mengalami malnutrisi, dan anemia.6
Patofisiologi
Perjalanan penyakitnya sebagai berikut. 7
1. Stage I : Infeksi terbatas pada jaringan lunak dan kartilago liang telinga. ( otalgi yang
menetap, terbatas pada liang telinga luar, belum ada kelumpuhan n. fasialis)
2. Stage II : Dijumpai keterlibatan jaringan lunak dan (kelumpuhan nevus fasialis pada
foramen jugualar bagian lateral)
3. Stage III : Perluasan intrakranial atau erosi di luar tulang temporal. (Ekstensi sampai
foramen jugular dan lebih medial bawah dari kepala)
Penatalaksanaan
Ada tiga aspek dalam pengobatan otitis eksterna nekrotikans. Yang paling penting
adalah mengontrol gula darah pada pasien diabetes mellitus. Mastoidektomi atau reseksi
parsial pada dasar tengkorak mungkin diperlukan jika ada gangguan saraf fasial. Antibiotik
sebaiknya diberikan sejak awal, dalam dosis yang adekuat dan dalam waktu yang lama.5
Pengobatan harus cepat diberikan sesuai dengan hasil kultur dan resistensinya.
Karena kuman penyebab tersering adalah Pseudomonas aeruginosa, maka diberikan
antibiotik dosis tinggi yang sesuai dengan Pseudomonas aeruginosa. Sementara menunggu
hasil kultur dan resistensi, diberikan golongan fluoroquinolone (ciprofloxasin) dosis tinggi
per oral. Pada keadaan yang lebih berat diberikan antibiotika parenteral kombinasi dengan
antibiotika golongan aminoglikosida yang diberikan selama 6 – 8 minggu. Pemberian
antibiotik sistemik kini merupakan bentuk utama terapi. Pemberian antibiotik digunakan
untuk mencegah komplikasi dan morbiditas. Di samping pemberian obat – obatan sering kali
diperlukan tindakan debridement secara radikal. Tindakan debridement yang kurang bersih
Tanda awal adanya respon terapi terhadap penyakit adalah berkurangnya rasa nyeri.
Diabetes yang terkontrol juga merupakan tanda awal adanya perbaikan. Pengobatan otitis
eksterna nekrotikans sebaiknya harus berkelanjutan sampai infeksi betul – betul hilang. Ini
membutuhkan waktu perawatan yang lama di rumah sakit dan penggunaan antibiotik sampai
enam minggu.7
Komplikasi
1. Neuropati
2. Meningitis
3. Abses otak
Prognosis
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Chandler, rata – rata kematian sekitar 50%
tanpa pengobatan. Kematian berkurang sampai 20% dengan ditemukannya antibiotik yang
cocok. Penelitian terbaru melaporkan bahwa angka kematian turun sampai 10%, tetapi
kematian tetap tinggi pada pasien dengan neuropati atau adanya komplikasi intracranial.7
Kesimpulan
Otitis eksterna adalah salah satu jenis dari infeksi telinga yang mengenai saluran
telinga. Karena saluran telinga gelap dan hangat maka dapat dengan mudah terkena infeksi
bakteri atau jamur.
Otitis Eksterna Maligna merupakan infeksi telinga luar yang ditandai dengan adanya
jaringan granulasi pada liang telinga dan nekrosis kartilago dan tulang liang telinga hingga
meluas ke dasar tengkorak.
Daftar Pustaka
1. Sosialisman dan Helmi.Kelainan Telinga Luar. Ilmu Ajar Penyakit THT. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran (EGC); 2001. hal 44-48
2. Thomas james, Monaghan Tanya. Pemeriksaan fisik dan keterampilan praktis. Buku
saku Oxford. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012.
3. Mubin AH. Panduan Praktis Ilmu Penyakit dalam Diagnosis dan Terapi. Edisi ke-2.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007