Anda di halaman 1dari 15

Tinjauan pustaka

Otitis Eksterna Maligna


Maria Sarche Kuna
102012117
B6
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11520
Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731
e-mail: kunasarche@ymail.com

Pendahuluan
Otitis eksterna maligna disebut juga otitis eksterna nekrotikans, merupakan
suatu infeksi difus pada liang telinga luar dan struktur lain di sekitarnya yang disebabkan oleh
organisme Pseudomonas. Pada otitis eksterna maligna, peradangan dapat meluas secara
progresif ke lapisan subkutis, tulang rawan dan tulang di sekitarnya. Dengan demikian dapat
menimbulkan kelainan berupa kondritis, osteitis dan osteomielitis yang mengakibatkan
kerusakan tulang temporal. Penyebabnya adalah bakteri patogen pada otitis eksterna akut
adalah pseudomonas (41 %),strepokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides
(11%). Infeksi dimulai pada meatus akustikus eksternus dan menyebar sepanjang dasar tulang
tengkorak. Dari daerah tersebut dapat memberikan efek pada struktur – struktur utama seperti
arteri karotis, vena jugularis, dan saraf kranial dan intrakranial. Otitis eksterna maligna
biasanya ditemukan pada pasien diabetik usia lanjut, tetapi dapat juga ditemukan pada pasien
dengan imunitas yang rendah.
Toulmouche adalah orang pertama yang melaporkan kasus otitis eksterna maligna
pada tahun 1838, dimana dia melaporkan kasus osteomielitis tulang temporal di Gazette
Medicale de Paris. Pada tahun 1959, Meltzer melaporkan kasus osteomielitis tulang temporal,
mandibula dan zigoma pada pasien diabetik yang disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa.
Tahun 1968, Chandler yang menjelaskan tentang otitis eksterna maligna, di mana merupakan
infeksi bakteri yang progresif pada meatus akustikus eksternus, yang dapat berkembang
menjadi osteomielitis tulang temporal, kelumpuhan saraf kranial dan kematian. Chandler

Otitis Eksterna Maligna Page 1


mempresentasikan 13 kasus pasien dengan infeksi Pseudomonas aeruginosa yang dimulai
dengan infeksi pada meatus akustikus eksternus dan menyebar sepanjang dasar tulang
tengkorak dan menimbulkan neuropati.1

Skenario
Seorang laki-laki 53 tahun datang ke klinik umum dengan keluhan telinga kanan
sakit, nyeri sekali, mulut mencong, telinga sering di korek dan keluar sekret kental.

Pembahasan
Anatomi Telinga.2

Secara anatomi, telinga dibagi atas 3 yaitu telinga luar, telinga tengah dantelinga dalam.
Telinga luar berfungsi mengumpulkan dan menghantarkangelombang bunyi ke struktur –
struktur telinga tengah. Telinga luar terdiri dari dauntelinga (pinna atau aurikel) dan liang
telinga sampai membran timpani. Di dalamtelinga tengah terdapat tiga tulang pendengaran
yaitu maleus, inkus dan stapes.Telinga dalam terdiri dari koklea yang berupa dua setengah
lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari tiga buah kanalis semisirkularis

Otitis Eksterna Maligna Page 2


.
Daun telinga merupakan struktur tulang rawan yang berlekuk – lekuk dandibungkus
oleh kulit tipis. Lekukan – lekukan ini dibentuk oleh heliks, antiheliks,tragus, antitragus,
fossa skafoidea, fosa triangularis, konkha dan lobulus.Permukaan lateral daun telinga
mempunyai tonjolan dan daerah yang datar. Tepidaun telinga yang melengkung disebut
heliks. Pada bagian postero-superiornyaterdapat tonjolan kecil yang disebut tuberkulum
telinga (Darwin’ tubercle). Pada bagian anterior heliks terdapat lengkungan yang disebut
antiheliks. Bagian superior antiheliks membentuk dua buah krura antiheliks dan bagian
dikedua krura inidisebut fosa triangular . Di atas kedua krura ini terdapat fosa skafoid. Di
depananteheliks terdapat konka. Di bawah krus heliks terdapat tonjolan kecil berbentuk
segitiga tumpul yang disebut tragus. Bagian di seberang tragus dan terletak pada batas bawah
anteheliks disebut antitragus.
Jaringan subkutan daun telinga bagian superior sangat tipis, terutama di permukaan
anterior, sehingga kulit langsung menempel pada tulang rawan. Makinke bawah lapisan
subkutan bertambah dan berakhir di lobulus yang tidak mempunyai rangka tulang rawan.
Perdarahan daun telinga bagian posterior berasaldari cabang posterior A.karotis eksterna yang
mendarahi juga sebagian kecil permukaan depan daun telinga. Sebagian permukaan belakang
daun telinga jugadiperdarahi oleh A. oksipitalis. Permukaan depan daun telinga terutama
diperdarahioleh cabang anterior A. Temporalis superfisialis anterior. Persarafan daun
telingadisuplai oleh cabang – cabang aurikularis magnus dan oksipitalis minor dari pleksus
servikalis, juga dari cabang aurikulotemporal saraf trigeminal serta cabang auricular N.
vagus.
Liang telinga berbentuk huruf S, dengan bagian tulang rawan pada sepertigaluar dan
bagian tulang pada dua pertiga dalam. Panjang liang telinga kira – kira2,5 cm – 3 cm. Bentuk
liang telinga seperti huruf S akibat perbedaan sudut bagiantulang rawan dan bagian tulang

Otitis Eksterna Maligna Page 3


karena itu membran timpani biasanya tidak dapatterlihat langsung dari luar. Diameter liang
telinga dari luar ke dalam tidak selalusama, yang paling sempit di bagian isthmus yang
terletak sedikit di medial batas bagian tulang dan bagian tulang rawan. Berbatasan dengan
membran timpani, bidang liang telinga tidak datar, di bagian anteriorinferiornya membentuk
sudut tajam(acute anterior tympanic angle) , sehingga bagian tepi anteriorinferior membran
timpani sukar dilihat langsung dari luar. Lekukan ini juga menyebabkandiameter membran
timpani paling panjang pada bagian obliq anteroinferior ke posterosuperior. Sedikit di lateral
bagian yang bersudut tajam ini liang telingamenonjol bertepatan dengan sendi
temporomandibula. Kulit liang telinga bagiantulang rawan mempunyai struktur menyerupai
kulit di bagian tubuh lain,mengandung folikel rambut dan kelenjar – kelenjar, sedangkan kulit
di bagiantulang merupakan kulit yang tipis sekali dan berlanjut ke kulit membran
timpani,tidak mempunyai folikel rambut dan kelenjar – kelenjar.
Hubungan antara liang telinga dengan struktur sekelilingnya juga mempunyaiarti
klinis yang penting. Dinding anterior liang telinga ke arah medial berdekatandengan sendi
temporomandibular dan ke lateral dengan kelenjar parotis. Dindinginferior liang telinga juga
berhubungan erat dengan kelenjar parotis. Dehisensis pada liang telinga bagian tulang rawan
( fissure of Santorini) memungkinkaninfeksi meluas dari liang telinga luar ke dalam parotis
dan sebaliknya pada ujungmedial dinding superior liang telinga bagian tulang membentuk
lempengan tulang berbentuk baji yang disebut tepi timpani dari tulang temporal, yang
manamemisahkan lumen liang telinga dari epitimpani. Dinding superior liang telinga bagian
tulang, di sebelah medial terpisah dari epitimpani oleh lempengan tulang baji ke arah lateral
suatu lempengan tulang lebih tebal memisahkan liang telingadari fossa krani medial. Dinding
posterior liang telinga bagian tulang terpisah darisel udara mastoid oleh suatu tulang tipis.
Pada kulit yang normal di liang telinga, ada bakteri flora seperti Micrococcus dan
Corynebacterium sp. Infeksi pada liang telinga oleh bakteri patogen dipengaruhi kondisi host
misalnya adanya trauma lokal, adanya perubahansifat serumen, dermatitis, dan perubahan pH
di liang telinga. Kulit yang melapisi bagian kartilaginosa lebih tebal daripada kulit bagian
tulang, selain itu juga mengandung folikel rambut yang banyaknya bervariasi antar individu
namun ikut membantu menciptakan suatu sawar dalam liang telinga. Anatomi liang telinga
bagian tulang sangat unik karena merupakan satu – satunya tempat dalam tubuh dimana kulit
langsung terletak di atas tulang tanpa adanya jaringan subkutan. Dengan demikian daerah ini
sangat peka, dan tiap pembengkakan akan sangat nyeri karena tidak terdapat ruang untuk
ekspansi.

Otitis Eksterna Maligna Page 4


Ada tiga makroskopik mekanisme pertahanan dari liang telinga dan permukaan lateral
membran timpani yaitu tragus dan antitragus, kulit denganlapisan serumen dan isthmus.
Salah satu cara perlindungan yang diberikan telinga luar adalah dengan pembentukkan
serumen atau kotoran telinga. Sebagian besar struktur kelenjar sebasea dan apokrin yang
menghasilkan serumen terletak pada bagian kartilaginosa. Eksfoliasi sel – sel stratum
korneum ikut pula berperan dalam pembentukkan materi yang membentuk suatu lapisan
pelindung penolak air pada dinding kanalis ini. pH gabungan berbagai bahan tersebut adalah
sekitar 6, suatufaktor tambahan yang berfungsi mencegah infeksi. Serumen diketahui
memiliki fungsi sebagai proteksi. Dapat berfungsi sebagai sarana pengangkut debris epitel
dan kontaminan untuk dikeluarkan dari membran timpani. Serumen juga berfungsi sebagai
pelumas dan dapat mencegah kekeringan dan pembentukan fisura pada epidermis.
Saluran limfatik merupakan bagian yang penting dalam penyebaran infeksi.Bagian
anterior dan superior dari meatus akustikus eksternus, disalurkan ke pembuluh limfe
preaurikuler di kelenjar parotis dan kelenjar limfe servikal bagiansuperior. Bagian inferior,
disalurkan ke infraaurikuler dekat angulus mandibula.Bagian posterior disalurkan ke kelenjar
limfe postaurikuler dan kelenjar limfeservikal bagian superior. Rangsangan pada aurikel dan
meatus akustikus eksternus berasal dari saraf perifer dan kranial, yaitu dari saraf trigeminus
(V), fasial (VII),glossopharingeal (IX) dan nervus vagus (X).
Suara yang ditangkap oleh daun telinga diteruskan melalui saluran telinga kemembran
timpani. Membran timpani berbentuk hampir lonjong, terletak obliq diliang telinga,
membatasi liang telinga dengan kavum timpani. Diameter membrantimpani rata – rata sekitar
1 cm, paling panjang pada arah anterior – inferior kesuperior posterior. Membran timpani
terdiri dari 3 lapis yaitu lapisan luar, lapisantengah dan lapisan dalam. Lapisan luar
merupakan kulit terusan dari kulit yangmelapisi dinding liang telinga. Lapisan tengah
merupakan jaringan ikat yang terdiriatas dua lapisan yaitu lapisan radier yang serabut –
serabutnya berpusat dimanubrium maleus, lapisan sirkuler yang serat – seratnya lebih padat
di lingkaranluar dan makin jarang ke arah sentral. Lapisan dalam merupakan bagian dari
lapisan mukosa kavum timpani. Membran timpani dibagi menjadi dua bagian yaitu
parsflaksida di bagian atas dan pars tensa di bagian bawah.

Otitis Eksterna Maligna Page 5


Fisiologi Pendengaran.2
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh dauntelinga
dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang kekoklea. Getaran
tersebut menggetarkan membran timpani diteruskan ke telingatengah melalui
rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaranmealui daya ungkit
tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membrantimpani dan tingkap
lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasi ini akanditeruskan ke stapes yang
menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa padaskala vestibuli bergerak.
Getaran diteruskan ke membrana Reissner yangmendorong endolimfa, sehingga akan
menimbulkan gerak relatif antara membran basalis dan membran tektoria. Proses ini
merupakan rangsang mekanik yangmenyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel
rambut, sehingga kanal ionterbuka dan terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari
badan sel. Keadaan inimerupakan proses depolarisasi sel rambut sehingga melepaskan
neurotransmitter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf
auditoris, laludilanjutkan ke nukleus auditorius samapai ke korteks pendengaran (area
39-40) dilobus temporalis.

Anamnesis
Otitis eksterna merupakan radang telinga yang bersifat akut maupun kronik akibat
infeksi virus, jamur maupun bakteri. Anamnesis yang sangat vital dan dapat membantu
menegakan diagnosis adalah sebagai berikut;3
 Seberapa sering pasien mengorek telinganya?
 Seberapa jauh pasien mengoreknya? Apakah sampai menyentuh bagian dalam
telinga?
 Apakah sebelumnya terdapat trauma pada telinga?
 Apa penyebab gatal yang dirasakan tersebut?
 Bagaimana sifat nyeri yang dirasakan?
 Apakah disertai gejala sistemik?
 Bagaimana sifat sekret yang keluar? Bau? Warna? Kekentalan?
 Apakah pasien mempunyai riwayat penyakit diabetes melitus?

Pasien yang menderita otitis eksterna nekrotikans umumnya usia lanjut, menderita
diabetes. Adanya otalgia, sakit kepala temporal, otore purulent dapat ditemukan pada

Otitis Eksterna Maligna Page 6


pasien ini. Kadang – kadang pasien mempunyai riwayat penggunaan antibiotik dan obat
tetes telinga pada otitis eksterna tanpa adanya perubahan gejala yang bermakna.

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan inspeksi dapat ditemukan adanya kulit yang mengalami


inflamasi, hiperemis, udem dan tampak jaringan granulasi pada dasar meatus akustikus
eksternus. Biasanya disertai dengan kelumpuhan saraf fasial, dan perlu memeriksa
saraf kranial V – XII.

Dapat ditemukan hasil sebagai beritkut dalam pemeriksaan fisik;3

 Jaringan granulasi pada dinding liang telingadekat sambungan tulang kartilago


menimbulkan otalgia hebat
 Paresis/paralisis saraf fasialis
 Sindrom foramen jugularis

Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemerikasaan penunjang yang dapat dilakukan. 4
Laboratorium
Pada pemeriksaan laboratorium, dapat ditemukan adanya peningkatan jumlahleukosit,
laju endap darah dan gula darah sewaktu2. Pemeriksaan kultur yangdiperoleh dari
sekret liang telinga sangat diperlukan untuk sensitivitas antibiotik. Penyebab
utamanya adalah P. aeruginosa. Organisme ini merupakan bakteri aerob, dan gram
negatif. Pseudomonas sp mempunyai lapisan yang bersifat mukoid yang digunakan
pada saat fagositosis. Eksotoksin dapatmenyebabkan jaringan mengalami nekrosis
dan beberapa golongan lainnyamenghasilkan neurotoksin yang dapat menimbulkan
neuropati.3
Radiologi
CT scan dapat menunjukkan adanya dekstruksi tulang di sekitar dasar
tulangtengkorak dan meluas ke intrakranial. Pemeriksaan dengan teknik nuklir baik
digunakan pada stadium awal. Scan Technetium (99Tc) methylenediphosphonate
menunjukkan area yang mengalami osteogenesis dan osteolisis.Sedangkan Gallium
(67Ga) menunjukkan jaringan lunak yang mengalamiinflamasi.

Histopatologi

Otitis Eksterna Maligna Page 7


Mekanisme invasi liang telinga berhubungan dengan nekrosis tulang. Prosesinfeksi
meluas ke submukosa dan terdapat destruksi tulang. pada gambaranhistology juga
dapat terlihat rusaknya jaringan menunjukkan luasnya nekrosis pada lapisan
epidermis dan dermis disertai infiltrate PMN. Kartilagodikelilingi oleh jaringan
inflamasi dan tampak destruksi. Pada dinding pembuluh darah menunjukkan
hialinisasi. Tulang mastoid menunjukkanadanya sel – sel inflamasi akut.

Diagnosis
Working Diagnosis
Seorang laki-laki 53 tahun datang ke klinik umum dengan keluhan telinga kanan
sakit, nyeri sekali, mulut mencong, telinga sering di korek dan keluar sekret kental.
Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang pasien laki-laki
53 tahun tersebut didiagnosis menderita otitis eksterna maligna.
Otitis eksterna maligna.3
Merupakan infeksi di liang telinga luar dan struktur lain yang ada disekitarnya. Sering
terjadi pada orang tua denganpenyakit diabetes melitus. Pada otitis eksterna malogna
peradangan dapat meluas secara progresif ke lapisan subkutis dan organ sekitarnya sehingga
dapat menimbulkan kelainan berupa kondritis, osteoris dan osteomielitis yang mengakibatkan
kehancuran temporal.

Differential Diagnosis
Otitis eksterna sirkumkripta
Merupakan radang pada 1/3lateral canalis auditori eksterna yang infeksi pada
pilosebaseus sehingga membentuk furunkel. Disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus
dan Staphylococcus albus.
Gejala rasa nyeri yang hebat, nyeri saat aurikula digerakan, nyeri saat membuka mulut
dan tidak sesuai dengan besar bisul/furunkel, karena kulit liang telinga yang tidak
mengandung jaringan longgar di bawahnya sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan
perikondrium. Dapat terjadi penunuran pendengaran, kalau furunkel yang besar menyumbat
telinga.
Tetapi tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah abses diaspirasi secara steril
untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal diberikan antibiotik dalam bentuk salep seperti

Otitis Eksterna Maligna Page 8


polimixin B atau bacitrasin atau antiseptik (asam asetat2-5% dalam alkohol 2%). Bila
terdapat furunkel dilakukan insisi kemudian dipasang drain untuk mengeluarkan nanah.
Diberikan obat simptomatikseperti analgetik dan penenang.

Otitis eksterna difus


Merupakan radang canalis auditori eksterna 2/3 medial. Tampak kulit liang telinga
hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya. Disebabkan oleh golongan Pseudomonas dan
dapat juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif kronik. Gejalanya adalah nyeri tekan
tragus, liang telinga sangat sempit, kadang kelenjar getah bening regional membesar dan
nyeri tekan, terdapat sekretyang keluar dari kavum timpani pada otitis media.
Terapi dengan membersihkan liang telinga, memasukan tampon yang mengandung
antibiotik ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang
meradang. Kadang-kadang diperlukan antibiotik sitemik.
Otomikosis
Infeksi jamur di liang telingayang tersering disebabkan oleh Pityrosporum,
Aspergilus, dan dapat pula ditemukan Candida albicans. Pityrosporum menyebabkan
terbentuknya sisik menyerupai ketombe dan merupakan predisposisi otitis eksterna
bakterialis.
Gejala biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di telinga tengah tetapi sering pula
tanpa keluhan.
Tetapi dengan membersihkan telingah dengan larutan asam asetat 2% dalam alkohol,
larutan iodium povidon 5% diteteskan ke liang telinga . kadang-kadang diperlukan obat anti
jamur yang diberikan secara topikal yang mengandung nistatin,klotrimazol.

Etiologi
5
Kecenderungan Otitis eksterna maligna umumnya ditemukan pada kondisi berikut :
1. Diabetik (90 % ),
Diabetik merupakan faktor resiko utama berkembangnya otitis eksterna maligna.
Vaskulopati pembuluh darah kecil dan disfungsi immun yang berhubungan dengan
diabetik merupakan penyebab utama predisposisi ini.Serumen pada pasien diabetik
mempunyai pH yang tinggi dan menurunnya konsentrasi lisosim mempengaruhi
aktifitas antibakteri lokal.Tidak perbedaan antara DM tipe I dan II.
2. Immunodefisiensi seperti gangguan proliferasi limfosit atau adanya immunosupresi
karena penggunaan obat

Otitis Eksterna Maligna Page 9


3. Irigasi telinga, dilaporkan sebanyak 50% kasus otitis eksterna maligna karena trauma
irigasi telinga pada pasien diabetik.

Epidemiologi
Di Amerika Serikat, otitis eksterna maligna lebih banyak timbul pada daerah dengan
iklim lembab dan basah, dibandingkan dengan iklim lainnya. Penyakit ini sering ditemukan
lebih banyak pada laki – laki daripada perempuan dan dilaporkan menyerang kelompok
semua umur, tetapi lebih sering pada usia tua, lebih dari 60 tahun. Faktor yang mempermudah
radang telinga luar adalah pH di liang telinga. Biasanya normal atau asam. Bila pH menjadi
basa, proteksi terhadap infeksi menurun. Pada keadaan udara yang sangat hangat dan lembab,
kuman dan jamur mudah tumbuh. Diabetes merupakan faktor risiko utama tetapi tidak ada
hubungan yang jelas dengan berat atau lamanya menderita diabetes dengan otitis eksterna
maligna. 99% pasien otitis eksterna maligna mempunyai riwayat penyakit diabetes mellitus.
Pasien diabetik mempunyai pH serumen yang tinggi dan menurunnya konsentrasi lisosim
yang menghalangi aktivitas antibakteri. Penyakit ini juga pernah dilaporkan pada pasien
dengan imunitas yang rendah, pasien dengan HIV atau pasien yang menjalani ransplantasi
organ, misalnya pada limfoma maligna, dan leukemia. Dapat juga ditemukan pada bayi –
bayi yang mengalami malnutrisi, dan anemia.6

Patofisiologi
Perjalanan penyakitnya sebagai berikut. 7

Otitis Eksterna Maligna Page 10


Gejala Klinis
1. Gejalanya dapat dimulai dengan rasa gatal pada liang telinga
2. Diikuti oleh nyeri yang hebat dan sekret yang banyak
3. Pembengkakan liang telinga.
4. Rasa nyeri tersebut semakin meningkat menghebat, liang telinga tertutup oleh
tumbuhnya jaringan granulasi secara subur.2
5. Saraf fasial dapat terkena, sehingga menimbulkan paresis dan paralisis fasial.
6. Kelainan patologik yang penting adalah osteomielitis yang progresif, yang disebabkan
akibat oleh infeksi kuman pseudomonas aeroginosa.
7. Penebalan endotel yang mengiringi diabetes melitus berat bersama-sama dengan
kadar gula darah yan tinggi yang diakibatkan oleh infeksi yang sedang aktif
menimbulkan kesulitan pengobatan yang adekuat.

Otitis Eksterna Maligna Page 11


Pembagian Derajat.8

1. Stage I : Infeksi terbatas pada jaringan lunak dan kartilago liang telinga. ( otalgi yang
menetap, terbatas pada liang telinga luar, belum ada kelumpuhan n. fasialis)

2. Stage II : Dijumpai keterlibatan jaringan lunak dan (kelumpuhan nevus fasialis pada
foramen jugualar bagian lateral)

3. Stage III : Perluasan intrakranial atau erosi di luar tulang temporal. (Ekstensi sampai
foramen jugular dan lebih medial bawah dari kepala)

Penatalaksanaan

Awalnya, pembedahan merupakan pilihan utama untuk penanganan pasien dengan


otitis eksterna nekrotikans. Tetapi sejak ditemukannya aminoglikosida, penisilin sintetik,
generasi ketiga Cephalosporin dan quinolon, maka penggunaan antibiotik merupakan pilihan
utama pengobatan. Sejak teknik pembedahan pada dasar tulang tengkorak berkembang,
beberapa ahli otologi mulai menggunakan teknik radikal sebagai pilihan terapi.

Ada tiga aspek dalam pengobatan otitis eksterna nekrotikans. Yang paling penting
adalah mengontrol gula darah pada pasien diabetes mellitus. Mastoidektomi atau reseksi
parsial pada dasar tengkorak mungkin diperlukan jika ada gangguan saraf fasial. Antibiotik
sebaiknya diberikan sejak awal, dalam dosis yang adekuat dan dalam waktu yang lama.5

Pengobatan harus cepat diberikan sesuai dengan hasil kultur dan resistensinya.
Karena kuman penyebab tersering adalah Pseudomonas aeruginosa, maka diberikan
antibiotik dosis tinggi yang sesuai dengan Pseudomonas aeruginosa. Sementara menunggu
hasil kultur dan resistensi, diberikan golongan fluoroquinolone (ciprofloxasin) dosis tinggi
per oral. Pada keadaan yang lebih berat diberikan antibiotika parenteral kombinasi dengan
antibiotika golongan aminoglikosida yang diberikan selama 6 – 8 minggu. Pemberian
antibiotik sistemik kini merupakan bentuk utama terapi. Pemberian antibiotik digunakan
untuk mencegah komplikasi dan morbiditas. Di samping pemberian obat – obatan sering kali
diperlukan tindakan debridement secara radikal. Tindakan debridement yang kurang bersih

Otitis Eksterna Maligna Page 12


dapat menyebabkan semakin cepatnya penyebaran penyakit. Pembedahan sebaiknya dibatasi
pada pengangkatan sekuestra, drainase abses dan debridement lokal jaringan granulasi.

Tanda awal adanya respon terapi terhadap penyakit adalah berkurangnya rasa nyeri.
Diabetes yang terkontrol juga merupakan tanda awal adanya perbaikan. Pengobatan otitis
eksterna nekrotikans sebaiknya harus berkelanjutan sampai infeksi betul – betul hilang. Ini
membutuhkan waktu perawatan yang lama di rumah sakit dan penggunaan antibiotik sampai
enam minggu.7

Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul adalah sebagai berikut

1. Neuropati
2. Meningitis
3. Abses otak

Prognosis

Rekurensi penyakit dilaporkan sekitar 9% - 27%. Hal ini berhubungan dengan


lamanya pemberian terapi yang tidak adekuat dan manifestasi klinik berupa sakit kepala dan
otalgia, bukan otorea. Otitis eksterna nekrotikan dapat kambuh kembali setelah satu tahun
pengobatan komplit.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Chandler, rata – rata kematian sekitar 50%
tanpa pengobatan. Kematian berkurang sampai 20% dengan ditemukannya antibiotik yang
cocok. Penelitian terbaru melaporkan bahwa angka kematian turun sampai 10%, tetapi
kematian tetap tinggi pada pasien dengan neuropati atau adanya komplikasi intracranial.7

Kesimpulan
Otitis eksterna adalah salah satu jenis dari infeksi telinga yang mengenai saluran
telinga. Karena saluran telinga gelap dan hangat maka dapat dengan mudah terkena infeksi
bakteri atau jamur.
Otitis Eksterna Maligna merupakan infeksi telinga luar yang ditandai dengan adanya
jaringan granulasi pada liang telinga dan nekrosis kartilago dan tulang liang telinga hingga
meluas ke dasar tengkorak.

Otitis Eksterna Maligna Page 13


Otitis eksterna adalah salah satu jenis infeksi telinga yang mengenai saluran telinga
baik itu akut maupun kronis yang disebabkan oleh bakteri, seperti staphylococcus aureus,
staphylococcus albus, E.coli, cuaca yang panas dan lembab, tetapi kebanyakan di sebabkan
oleh termasuknya air dalam kanalis auditorius eksterna (telinga perenang), trauma kulit
kanalis yang memungkinkan masuknya organisme ke dalam jaringan dan kondisi sistemik
seperti defisiensi vitamin dan kelainan endokrin, dan banyak factor yang lainnya. Otitis
eksterna ini di bagi lagi menjadi beberapa jenis seperti : otitis eksterna difus, otitis eksterna
sirkumskripta, dan otitis eksterna maligna.
Dari ke tiga jenis ini masing-masing mempunyai kesamaan dan perbedaan, yang
ditandai dengan : gatal pada liang telinga, adanya benjolan di telinga, nyeri hebat saat
membuka mulut, pendengaran berkurang, telinga terasa ada cairan. Komplikasinya bisa
berupa : paresis atau paralisis nervus fasial, kondritis, osteitis, osteomielitis, hingga
kehancuran tulang temporal, meningitis, abses otak, tromboflebitis, sinus lateralis, kerusakan
pada saraf VII dan VII.
Adapun upaya untuk mencegah hal ini terjadi diantaranya yaitu, liang telinga di
bersihkan secara teratur, jangan mengoreknya terlalu dalam, dan gunakan bahan yang tidak
menimbulkan iritasi.

Daftar Pustaka
1. Sosialisman dan Helmi.Kelainan Telinga Luar. Ilmu Ajar Penyakit THT. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran (EGC); 2001. hal 44-48
2. Thomas james, Monaghan Tanya. Pemeriksaan fisik dan keterampilan praktis. Buku
saku Oxford. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012.
3. Mubin AH. Panduan Praktis Ilmu Penyakit dalam Diagnosis dan Terapi. Edisi ke-2.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007

Otitis Eksterna Maligna Page 14


4. Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku saku Diagnosa Keperawatan Edisi VIII, EGC,
Jakarta.
5. Sastrodiningrat, Abdul Gofar. Otitis Eksterna Maligna. Suplemen Majalah Kedokteran
Nusantara Volume 39 No 3. Dept. THT-KL FK-USU/RSUP H. Adam Malik. Medan;
2006
6. Jurnal : Suplemen, Majalah Kedokteran Nusantara Volume 39, No. 3, September 2006
7. Tanta C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Kepita Selekta Kedokteran. Edisi ke-4.
Jakarta: Media Aesculapius; 2014.
8. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorokan Kepala & Leher. Edisi ke-6. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2007.

Otitis Eksterna Maligna Page 15

Anda mungkin juga menyukai