Anda di halaman 1dari 4

LAMPIRAN 1:

ICE BREAKING

Tujuan: Peserta saling mengenal dan mengetahui peran-peran mereka dalam keluarga

Teknis pelaksanaan:

1. Para peserta saling memperkenalkan diri secara umum dalam kelompok besar.
2. Para peserta dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil @ 2 orang berpasangan.
3. Diberi waktu 10 menit bagi para peserta untuk lebih mengenal pasangannya.
4. Para peserta mempresentasikan/memperkenalkan pasangannya kepada audience
dengan informasi yang lebih dalam (meliputi peran pasangan dalam keluarganya).

LAMPIRAN 2:

DISKUSI KELOMPOK

Tujuan: -Paserta mampu mengidentifikasi peran-peran yang ada dalam keluarga


-Peserta mampu memikirkan alternatif pembagian peran dalam keluarga
Teknis pelaksanaan:
1. Peserta dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil @ terdiri dari 4-5 orang.
2. Tiap kelompok kecil diberi kasus untuk didiskusikan.

KASUS 1

Ny. Anna, 40 tahun, seorang istri dan ibu dengan 2 anak yang semuanya laki-laki berusia
16 tahun dan 15 tahun, bekerja sebagai kasir di sebuah perusahaan. Suami Ny. Anna bekerja
sebagai PNS di Pemprov. Sejak 6 bulan yang lalu, anak pertama Ny. Anna yang berusia 16 tahun
terdiagnosa skizofrenia dan sempat menjalani rawat inap di Rumah Sakit. Ny. Anna sangat
dekat dengan anak pertamanya ini, sehingga Ny. Anna lah yang sebagian besar menunggui
anaknya di Rumah Sakit. Saat ini anak tersebut sudah kembali ke rumah, tetapi belum dapat
kembali ke sekolah karena merasa tidak kuat mikir. Kegiatan sehari-harinya hanya menonton
TV dan mengurung diri di kamar. Ny. Anna sangat khawatir jika anaknya sewaktu-waktu
kambuh kembali, tetapi ia sendiri pontang-panting antara mengurus anak, mengurus rumah,
dan bekerja. Selama ini ia yang mengawasi minum obat anaknya, mengantar anaknya kontrol
ke poli jiwa di RS, dan membantu anaknya tersebut belajar bersosialisasi kembali. Hal ini
sungguh membuatnya letih. Saat ini Ny. Anna sedang bingung dan sempat memikirkan untuk
resign dari tempatnya bekerja, tetapi ia khawatir memikirkan jika biaya pengobatan anaknya
tidak cukup.

Diskusikan:

1. Peran apa saja yang diemban Ny. Anna


2. Alternatif jalan keluar dari masalah yang dihadapi Ny. Anna saat ini

KASUS 2

Ny. Shinta, 30 tahun, seorang istri dan ibu rumah tangga dari anak berusia 5 tahun
tinggal bersama keluarga kecilnya di rumah yang bersebelahan dengan rumah ibu kandungnya.
Ibu kandung Ny. Shinta sudah berusia 60 tahun dan sering mengeluh nyeri pinggang dan linu-
linu. Di rumahnya, ibu kandung Ny. Shinta tinggal bersama adik bungsu Ny. Shinta: Tn. Edi/27
tahun yang menderita skizofrenia sejak 6 tahun lalu. Sampai saat ini Edi sudah pernah 3 kali
kambuh akibat terlambat minum obat. Aktivitas sehari-hari Edi saat ini hanya di rumah saja
tanpa ada tugas yang jelas. Selama ini Ny. Shinta yang setiap hari mengurus keperluan Edi dan
ibu kandungnya, mulai memasak dan membersihkan rumah, bahkan mengantar Edi kontrol ke
rumah sakit meskipun tidak bisa rutin karena ia sendiri masih harus mengurus keluarganya dan
anaknya yang masih balita. Kebutuhan ekonomi ibu kandung dan Tn. Edi juga ditanggung Ny.
Shinta dari pendapatan suaminya. Saat ini Ny. Shinta merasa letih dan tidak bertenaga
menghadapi aktivitas sehari-harinya yang menurut ia sangat berat: mengurus dua keluarga
sekaligus. Sehingga Ny. Shinta merasa dirinya tidak dapat berperan baik sebagai istri, ibu, anak,
maupun saudara kandung.
Diskusikan:

3. Peran apa saja yang diemban Ny. Shinta


4. Alternatif jalan keluar dari masalah yang dihadapi Ny. Shinta saat ini
LAMPIRAN 3:

DISKUSI KELOMPOK

Tujuan: Peserta mampu berperan baik sebagai keluarga ODS, meliputi


-Mampu mendeteksi tanda dan gejala dini kekambuhan / efek samping pengobatan.
-Tahu bagaimana bersikap menghadapi ODS dengan gejala kekambuhan / dengan efek
samping pengobatan.
-Mampu memikirkan alternatif pemecahan masalah yang telah berhasil ia deteksi.
-Tahu apa yang harus dilakukan jika tidak mampu menangani masalah yang muncul.
Teknis pelaksanaan:
1. Peserta dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil @ terdiri dari 4-5 orang.
2. Tiap kelompok kecil diberi kasus untuk didiskusikan.

KASUS 1

Tn. Alam, 33 tahun, telah 10 tahun menjadi ODS, saat ini bekerja di percetakan, akhir-
akhir ini lebih banyak mengurung diri di kamar. Ia juga mulai telat berangkat ke kantor dan
beberapa kali menolak masuk kerja. Ia juga menjadi lebih pendiam dibanding biasanya, dan
sering memasang tampak masam sepulang dari tempat kerja. Ibu Tn. Alam merasa khawatir
dengan perubahan sikap anaknya tersebut. Padahal anaknya telah berfungsi baik hampir
selama 5 tahun terakhir. 3 hari yang lalu, ibu Tn. Alam melihat anaknya tersebut mengomel
sendiri di depan cermin, saat ditanya apa yang ia lakukan, Tn. Alam mengatakan tidak ada apa-
apa dan kembali terdiam. Selama ini Tn. Alam berobat teratur setiap bulan ke RS. Memang
sudah 6 bulan ini ibu Tn. Alam tidak pernah lagi mengecek konsumsi obat Tn. Alam karena
menurutnya ia sudah mandiri dan bisa mengatur dirinya sendiri.
Diskusikan:

1. Bagaimana tindakan yang sebaiknya dilakukan ibu Ny. Alam?


KASUS 2

Nn. Maya, 29 tahun, telah 5 tahun menjadi ODS. Selama ini Nn. Maya kontrol teratur
setiap bulan dan patuh minum obat yang diberikan dokter. Saat ini Nn. Maya kembali aktif
meneruskan kuliahnya di jurusan ekonomi. Ibu Nn. Maya sangat senang dengan perkembangan
anaknya tersebut, tetapi di satu sisi ia juga khawatir jika sewaktu-waktu Nn. Maya kambuh
kembali. Selama ini Nn. Maya hanya tinggal berdua dengan ibunya, ayahnya sudah meninggal
dan ia merupakan anak tunggal. Seminggu terakhir, Nn. Maya mengeluhkan badannya agak
kaku dan sakit terutama di area leher. Padahal Nn. Maya baru kontrol ke RS sekitar 10 hari yang
lalu dan mendapatkan obat baru. Ia juga tetap rutin mengkonsumsi obat tersebut seperti obat-
obat sebelumnya. Ibu Nn. Maya menjadi sangat khawatir, apalagi ia perhatikan jalan anaknya
menjadi seperti robot, mirip gejala saat ia pertama kali terkena skizofrenia.
Diskusikan:

1. Kemungkinan apa yang dialami Nn. Maya?


2. Bagaimana tindakan yang sebaiknya dilakukan ibu Ny. Alam?

Anda mungkin juga menyukai