TEORI BELAJAR KOGNITIF - Kel 2
TEORI BELAJAR KOGNITIF - Kel 2
MAKALAH
disusun oleh:
dosen
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
a. Memusatkan perhatian pada berpikir atau proses mental anak, tidak sekadar
pada hasilnya. Di samping kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami
proses yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut.
(bandingkan dengan teori belajar perilaku yang hanya memusatkan
perhatian kepada hasilnya, kebenaran jawaban, atau perilaku siswa yang
dapat diamati). Pengamatan belajar yang sesuai dikembangkan dengan
memperhatikan tahap kognitif siswa yang mutakhir, dan jika guru penuh
perhatian terhadap metode yang digunakan siswa untuk smapai pada
kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi
memberikan pengalaman sesuai dengan yang dimaksud.
b. Memperhatikan perananan pelik dari inisiatif anak sendiri, keterlibatan aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Dalam kelas piaget, penyajian pengetahuan
jadi (ready-made) tidak mendapat penekanan tetapi, anak didorong
menemukan sendiri pengetahuan itu (discovery maupun inquiry) melalui
interaksi spontan dengan lingkungannya. Oleh sebab itu, guru dituntut
mempersiapkan berbagai kegiatan yang memungkinkan anak melakukan
kegiatan secara langsung dengan dunia fisik. Menerapkan teori piaget
berarti dalam pembelajaran fisika banyak mengguna penyelidikan.
c. Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan
perkembangan. Teori piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh
melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu
berlangsung pada kecepatan yang berbeda. Sebab itu, guru mampu
melakukan upaya untuk mengatur kegaiatan kelas dalam bentuk kelompok
kecil daripada bentuk kelas yang utuh,
Implikasinya dalam proses pembelajaran adalah saat guru memperkenalkan
informasi yang melibatkan siswa menggunakan konsep, memberikan waktu
yang cukup untuk menemukan ide-ide dengan menggunakan pola berpikir
formal.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang teori belajar ini, di
bawah ini disajikan beberapa prinsip penerapannya (Naution, 1982).
orang yang melihat Sembilan buah titik sebagai sebauah bujur sangkar akan
sulit memecahkan persoalan tersebut. Oleh karena itu, agar Sembilan buah titik
dapat dilewati dengan 4 buah tarikan garis, kita harus mengubah struktur kognitif
kita, bahwa kesembilan buah titik itu bukan bujur sangkar.
b. Kelemahan
Adapun kelemahan teori kognitif, antara lain:
1. Pada dasarnya teori kognitifini lebih menekankan pada kemampuan ingatan
peserta didik, dan kemampuan ingatan masing-masing peseta didik,
sehingga kelemahan yang terjadi disini adalah selalu menganggap semua
peserta didik itu mempunayai kemampuan daya ingat yang samaa dan tidak
dibeda-bedakan
2. Adakalanya juga dalam metode ini tidak memperhatikan cara peserta didik
dalam mengeksplorasi atau mengembangkan pengetahuan dan cara-cara
peserta didiknya dalam mencarinya, karena pada dasarnya masing-masing
peserta didik memiliki cara yang berbeda-beda.
3. Apabila dalam pengajaran hanya menggunakan metode kognitif, maka di
pastikan peserta didik tidak akan mengerti sepenuhnya materi yang
diberikan.
4. Jika dalam sekolah kejuruan hanya menggunakn metode kognitif tanpa
adanya metode pembelajaran lain maka peserta didik akan kesulitan dalam
praktek kegiatana atau materi.
5. Dalam menerapkan metode pembelajaran kognitif perlu diperhatikan
kemampuan peserta didik untuk mengembangkan suatu materi yang telah
diterimanya.