A. Defenisi
Dengue Haemorhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty.
B. Etiologi
Dengue Haemorhagic Fever (DHF) adalah virus Dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes
Aegypty yang menyerang atau menggigit pada siang hari.Nyamuk Aedes Aegypty tidak senang pada
hal-hal yang kotordan hanya dapat berkembang biak pada air yang bersih.
Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypty antara lain :
Badannya kecil berwarna hitam dan belang putih
Menggigit pada siang hari
Badannya datar pada saat hinggap
Jarak terbangnya kurang dari 100 meter
Suka pada tempat yang gelap dan bersih
C. Manifestasi Klinik
1. Demam tinggi selama 5-7 hari
2. Perdarahan di bawah kulit
3. Epistaksis,hematemesis,melena,hematuria
4. Mual,muntah,anoreksia,diare,konstipasi
5. Nyeri otot,tulang dan sendi,abdomen,ulu hati
6. Sakit kepala
7. Pembengkakan sekitar mata
8. Pembesaran hati,limfa,dan kelenjar getah bening
9. Tanda-tanda renjatan : sianosis,kulit lembab dan dingin pada ekstremitas,tekanan darah
menurun,nadi cemat,lemah dan penurunan kesadaran.
D. Klasifikasi DHF
DHF dibagi atas 4 derajat,antara lain :
1. Derajat 1
Demam mendadak 5-7 hari dengan gejala klinis dan perdarahan spontan atau perdarahan
jaringan,uji turnikel (+),trombositopeni dan hemokonsentrasi.
2. Derajat II
Lebih berat dari derajat 1,tetapi disertai perdarahan di kulit dan atau perdarahan lain,misalnya
perdarahan gusi,epistaksis,hematemesis,dan melena.
3. Derajat III
Mengalami renjatan dengan kegagalan sirkulasi,nadi cepat dan lemah,hipotensi,kulit
dingin,lembab pada ekstremitas,gelisah.
4. Derajat IV
Renjatan berat,denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat diukur.
E. Komplikasi
Ensepalopati : demam tinggi,gangguan kesadaran disertai atau tanpa kejang
Disorientasi
F. Pemeriksaan Diagnostik
Darah lengkap
- Hemokonsentrasi : hematokrit meningkat 20 % atau lebih
- Trombositopeni : 100.000/mm3 atau kurang
Serologi : uji HI (Hemaglutination Inhibition Test)
Rontgen thorax : efusi fleura
G. Penatalaksanaan
Minum banyak 1.5-2 liter/hari
Tirah baring atau istirahat
Diet makanan lunak
Pemberian cairan intravena misalnya Ringer laktat,Nacl
Antipiuretik jika demam
Antikonvulsin jika terdapat kejang
Periksa Hb,Ht dan trombosit
Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam,jika kondisi pasien memburuk,observasi ketat tiap jam
H. Pencegahan
Ada 2 cara pemberantasan vektor :
1. Menggunakan insektisida
Program pemberantasan DHF yang lazim dipakai adalah malathion untuk membunuh
nyamuk dewasa (adultisida) dan temephos (abate) untuk membunuh jentik (larvasida).Cara
penggunaan malathion bubuk dengan pengasapan (thermol-fogging) atau pengabutan (coid
fogging).Untuk pemakaian rumah tangga dapat digunakan berbagai macam insektisida yang
disemprotkan ke dalam ruangan atau kamar,misalnya organofosfat,karbonat atau pyrethiroid.Cara
penggunaan temephos (abate) ialah dengan pasir abate (sad granules) ke dalam sarang nyamuk
Aedes Aegypty yaitu tempat penampungan air bersih.Dosis yang digunakan adalah 1 gram abate
SG 1% ke dalm 10 liter air.
2. Tanpa menggunakan insektisida
Caranya :
a.Menguras bak mandi atau tempat penampungan air minimal 1 kali seminggu (perkembangan
telur ke nyamuk dewasa lamanya 7-10 hari)
b. Menutup tempat penampungan air rapat-rapat
c.Mengubur kaleng-kaleng bekas
d. Mencegah gigitan nyamuk dengan cara memakai obat gosok (repeliant) maupun pemakaian
lotion anti nyamuk.
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
b. Kaji adanya peningkatan suhu tubuh,tanda-tanda perdarahan,mual,muntah,tidak ada nafsu
makan,nyeri ulu hati,nyeri otot dan sendi.Tanda renjatan : nadi cepat dan lemah,hipotensi,kulit
dingin dan lembab pada ekstremitas,sianosis,gelisah dan penurunan kesadaran.
II. Diagnosa Keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus
Tujuan : Suhu tubuh klien normal (36-37 0 C) dan bebas dari demam
Intervensi :
a. Observasi tanda-tanda vital tiap 3 jam
Rasional : Infeksi dapat mempengaruhi tanda-tanda vital sehingga tanda-
Tanda vital setiap saat dpat berubah
b. Anjurkan klien untuk banyak minum ± 1.5-2 liter/hari
Rasional : Peningkatan suhu badan dapat mengakibatkan penguapan tubuh
meningkat sehingga perlu diimbangi asupan cairan yang banyak.
c. Berikan kompres hangat
Rasional : Membantu menurunkan suhu tubuh dengan dilatasi pembuluh darah
d. Penatalaksanaan pemberian cairan intravena
Rasional : Pemberian cairan intravena sangat penting untuk penurunan suhu tubuh.
e. Penatalaksanaan pemberian obat analgetik
Rasional : Mempercepat penurunan suhu tubuh
2. Pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
mual,muntah,anoreksia
Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi
Intervensi :
IV. Evaluasi
Adapun sasaran evaluasi pada pasien DHF sebagai berikut :
Suhu tubuh normal (36-37),klien bebas dari demam
Klien mengatakan rasa nyeri hilang atau berkurang
Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi,klien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang
diberikan atau dibutuhkan
Keseimbangan cairan akan tetap terjaga dan kebutuhan cairan klien terpenuhi
Aktivitas klien sehari-hari terpenuhi
Infeksi dan perdarahan tidak terjadi
Kecemasan klien berkuranfg dan mendengarkan penjelasan dari perawat tentang proses
penyakitnya.
DAFTAR PUSTAKA
63 60 65 63 50 45 43 40
64 56
37 35 30
Keterangan :
: Klien
: garis perkawinan
: garis keturunan
: garis tinggal serumah
- Tinggal serumah dengan klien tidak ada yang menderita penyakit kronis yan gmenular
- Saudara bapak dan ibu klien meninggal karena ketuaan dan ada yang meninggal karena penyakit yang
tidak diketahui penyebabnya.
111.RIWAYAT PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
a. Pola Konsep Diri
Ideal diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan berkumpul dengan
keluarganya.
Identitas diri : Klien adalah seorang ibu rumah tangga
Harga diri : Klien merasa pasrah dengan penyakit yang dideritanya
Gambaran diri : Klien mengatakan penyakit yang dideritanya ialah cobaan dari
Tuhan Yang Maha Esa
b.Pola koping : Klien nampak lemas ,gelisah dan pasrah dengan penyakitnya
c.Pola kognitif : Daya pikir dan daya ingat klien baik ,klien memahami
penyakitnya
d.Pola interaksi : Selama interaksi klien menunjukkan sikap kooperatif dan
perilaku bersahabat baik denan perawat.
1V.RIWAYAT SPIRITUAL
a.Ketaatan klien beribadah : sebelum masuk RS klien rajin beribadah ke gereja dan
setelah di RS klien hanya beribadah dengan berdoa .
b.Kegiatan ibadah : klien rajin mengikuti kegiatan ibadah di lingkungan
V1.PEMERIKSAAN FISIK
1.Keadaan Umum
Klien nampak lemah
Ekspresi wajah nampak cemas
Tanda distres : klien nampak gelisah dan cemas dengan penyakitnya
TTV :
-TD : 130/90 mmHg
-SB : 37 C
-N : 80 x/mnt
-P : 20x/mnt
2.Sistem pernapasan
Hidung
Inspeksi : - Posisi hidung simetris kiri dan kanan
-Tidak ada pernapasan cuping hidung
-Tidak ada polip ,secret dan radang
-Keadaan septum tidak bengkok
Palpasi : -Tidak ada nyeri tekan pada sinus maxillaris ,sinus frontalis ,dan
sinus eithmoidalis.
Leher
Inspeksi : -Tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid.
Palpasi : -Tidak ada nyeri tekan dan massa.
Dada/Thoraks
Inspeksi : -Bentuk dada normal chest
-Pengembangan dada mengikuti gerak napas ,tidak ada retraksi
dinding dada
Palpasi : -Tidak ada nyeri tekan
-Vokal primitus seimbang kiri dan kanan ,ekspansi dada simetris
kiri dan kanan
Auskultasi : -Bunyi napas vesikuler ,tidak ada bunyi napas tambahan
Perkusi : -Bunyi sonor pada area paru.
3.Sistem Kardiovaskuler
Jantung
Inspeksi : -ictus cordis tidak nampak
Palpasi : -ictus cordis teraba pada mid clavikularis sinistra ics 5
Perkusi : -Bunyi pekak ,tidak ada pembesaran pada jantung
Auskultasi : -Bunyi jantung 1(lub)murni karena menutupnya katub mid
clavicularis dan trikuspidalis
-Bunyi jantung 11 (dub) murni karena menutupnya katub aorta dan
Pulmonalis
4.Sistem Pencernaan
Mulut
Inspeksi : -Keadaan gigi bersih ,tidak ada caries dentis ,tidak memakai gigi
palsu
-Gusi berwarna merah muda dan tidak ada radang
- Ludah bersih
Abdomen
Inspeksi : -Perut nampak datar , tedapat luka bekas operasi caesar
-Pergerakan perut mengikuti pergerakan napas
-Warna kulit sama dengan sekitarnya
Palpasi : -Tidak ada nyeri tekan
-Tidak teraba pembesaran hepar
Perkusi : -Bunyi timpani pada abdomen
Auskultasi : -Tidak terdengar bising usus
5.Sistem Indera
Mata
Inspeksi : -Palpebra tidak oedema ,tidak ada radang ,kelopak mata menutup
sempurna
-Pupil isokor kiri dan kanan
-Keadaan bulu mata tumbuh merata
Palpasi : -Tidak ada nyeri tekan pada bulu mata mata
- Tidak menggunakan alat bantu seperti kaca mata
Telinga
Inspeksi : -Posisi telinga simetris kiri dan kanan
-Kanalis auditorius bersih ,tidak ada serumen ,tidak ada pus
-Tidak menggunakan alat bantu pendengaran
-Pendengaran baik
Palpasi : -Tidak ada nyeri tekan
Hidung
Inspeksi : -Tidak terdapat pernapasan cuping hidung
-Tidak ada secret ,polip ,dan radang .
-Keadaan septum tidak bengkok
Palpasi : -Tidak ada nyeri tekan pada sinus maksillaris ,sinus frontalis ,dan
Sinus eithmoidalis
6.Sistem Muskuloskeletal
Kepala
Inspeksi : -Keadaan rambut bersih ,warna hitam,tidak rontok
-Bentuk kepala mesosephal
Palpasi : -Tidak ada massa atau nyaerui tekan
Muka
Inspeksi : -Ekspresi wajah murung / cemas
Palpasi : -Tidak ada nyeri tekan dan massa
Kakai dan tangan
Inspeksi : -Terdapat bintik merah yang banyak pada ekstremitas atas dan
bawah
-Tidak ada oedema
-Klien mampu berjalan walaupun lemah
-Tidak ada nyeri tekan
7.Sistem Integumen
Rambut : Distribusi rambut merata ,warna rambut nitam ,rambut bersih
Kulit : Warna kulit sawo matang tetapi terdapat bintik merah banyak
Pada ekstremitas atas dan bawah ,turgor kulit baik.
Kuku :-Kuku pendek dan berwarna merah muda
-Kebersihan baik
8.Sistem Endokrin
Tidak nampak pembesaran kelenjar tiroid
Tidak terdapat eskresi urine berlebihan
Tidak ada riwayat air urine dikelilingi semut
Suhu badan normal
9.Sistem Perkemihan
Tidak mengalami oedema palpebra
Keadaan vesica urinari baik
Tidak ada peradangan pada kandung kemih
Tidak ada riwayat nocturia ,disturia ,kencing batu.
10.Sistem Reproduksi
Klien tidak bersedia dikaji dan menurutnya tidak ada kelainan pada sistem r
reproduksinya
11.Sistem imun
Tidak ada riwayat alergi pada makanan / minuman obat –obatan,debu dan bulu binatang
Penyakit yang berhubungan dengan cuaca yaitu influensa
12.Sistenm syaraf
Ektremitas atas
a.Motorik :
b.Sensorik : -Rangsangan raba : dapat membedakan halus dan kasar
-Rangsangan suhu : dapat membedakan panas dan dingin
-Rangsangan nyeri : terasa saat di cubit
c.Refleks : -Biceps +/+ (lengan bawah fleksi)
-Trisep +/+ (lengan atas saat ditekuk)
Ekstremitas bawah
a.Motorik :- Menggerakkan kakinya ,dan mampu berjalan sendiri
b.Sensorik :-Rangsangan raba ; dapat membedakan kasar dan halus
-Rangsangan suhu : dapat membedakan panas dan dingin
-Rangsangan nyeri : terasa saat di cubit
c.Refleks :-Patella +/+ (apabila di ketuk akan memberikan rangsangan )
-Babinsky bila telapak kaki digores maka kakinya bergerak.
VIII. TERAPI
IV RL 32x tetes/menit
Ditranex
Vitamin K
HCT
Nopertin
Dexanta
Sotatik
DATA FOKUS
Nama : Ny. “ S “
No.RM : 101958
Ruang rawat : Baji Ada’ II
Stimulasi nervus
vagus,mual,muntah,anoreksia
Intoleransi aktivitas
RENCANA KEPERAWATAN