Anda di halaman 1dari 1

Imelda

15.I1.0158

Hilangnya Negara Athena dan Sparta

Sebuah pepatah berkata, “Behind every successful man there is a woman”. Hal inilah yang
mendasari pilihan saya untuk membahas sedikit mengenai keruntuhan Athena-Sparta dari
perbedaan kehidupan sosial terutama dari sisi gender wanita. Menurut O’Pry (2012),
kehidupan wanita Athena seakan terisolasi, bahkan untuk mengetahui kehidupan mereka
hanya dapat diperoleh dari sejarah lelaki Athena. Kehidupan di Athena didominasi oleh
kaum lelaki, wanita dianggap sebagai “pengasuh” anak-anak yang tinggal didalam suatu
rumah (gynaeceum) dengan hanya sedikit kontak dengan kehidupan kaum lelaki. Hal ini
berbeda dengan kehidupan wanita Sparta, yang cenderung lebih “bebas” bahkan
dibandingkan kota-kota di Yunani lainnya. Bahkan setelah bayi perempuan lahir akan
diperlakukan seperti bayi laki-laki (equality). Meskipun dibidang politik, baik wanita
Athena, Sparta dan kota-kota di Yunani lainnya bahwa peran wanita memang cenderung
kurang bahkan disingkirkan.

Segala sesuatu pasti didasari oleh suatu hal, jika dasar yang digunakan terlalu timpang
dan kaku maka bangunan diatasnya pun juga akan terpengaruh, apalagi jika semakin
tinggi. Hal ini sama dengan kehidupan wanita di Athena dan Sparta. Wanita Athena
cenderung terkurung sedangkan Sparta terlahir terlalu bebas, tetapi keduanya berakhir
dengan keruntuhan. Kembali lagi bahwa tidak mungkin hanya mendominasikan satu
kelompok (laki-laki), dan melupakan wanita ataupun melebihkan peran (wanita) yang
memang bukan bagiannya, karena memang pria dan wanita itu berbeda tetapi bukan
berarti tidak dapat berjalan beriringan. Dalam kehidupan (sosial-budaya), setiap orang
punya peranan dan mereka seakan “terhubung” didalam satu interaksi sosial.

- A human is a social creature -


Aristoteles

DAFTAR PUSTAKA

O’Pry, K. (2012). Social and Political Roles of Woman in Athens and Sparta. Saber and
Scroll: Vol 1: Iss, 2, Article 3

Anda mungkin juga menyukai