DISUSUN OLEH:
NAMA : SOBIRIN
DOSEN : Dr. FAKHRY ZAMZAM, M.M
PRODI : MAGISTER MANAGEMENT
PENDAHULUAN
Dalam dunia yang semakin berkembang ini, sudah pastinya kita sudah
sering kali mendengar kata resiko dalam kehidupan sehari-hari kita. Resiko
macam resiko, seperti resiko kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan, resiko
menanggung kerugian jika resiko - resiko tersebut tidak kita antisipasi dari awal.
tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang
menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah risiko (risk). Dalam
beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam
perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret
Oleh sebab itu resiko sangat perlu diolah karena resiko mengandung biaya
yang tidak sedikit. Bayangkan suatu kejadian di mana suatu perusahaan sepatu
kerugian finansial akibat asset yang terbakar (misalnya gedung, material, sepatu
setengah jadi, maupun sepatu yang siap untuk dijual). Namun juga dilihat
beberapa bulan sehingga menghentikan arus kas. Akibat lainnya adalah macetnya
pembayaran hutang kepada supplier dan kreditor karena terhentinya arus kas yang
resiko yang sangat berlebihan yang dapat membuat perusahaan gulung tikar, oleh
sebab itu kita perlu melakukan ha-hal yang lebih terarah, salah satunya dengan
mengukur dimensi resiko yang akan terjadi pada diri sendiri pada khususnya dan
Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele.
Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari
Kemijen menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas
jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada hari Sabtu, 10 Agustus 1867.
kota Semarang – Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk
panjang jalan rel antara 1864 – 1900 tumbuh de-ngan pesat. Kalau tahun 1867
baru 25 Km, tahun 1870 menjadi 110 Km, tahun 1880 mencapai 405 Km, tahun
1890 menjadi 1.427 Km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 Km. Selain di Jawa,
Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawasi
Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, pernah dilakukan studi pembangunan
jalan KA.
akan menimbulkan risiko yang akan memberikan ancaman (biaya, kerugian dll)
bagi perusahaan. Oleh karena itu setiap risiko yang terjadi didalam aktivitas bisnis
tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang
menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah resiko (risk). Dalam
beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam
Resiko harus dikelola karena resiko mengandung biaya yang tidak sedikit.
akibat asset yang terbakar. Namun juga dilihat kerugian tidak langsungnya, seperti
kepada supplier dan kreditor karena terhentinya arus kas yang akhirnya akan
tersebut.
adanya tujuan, sehingga apabila tidak ada tujuan yang ditetapkan maka tidak ada
bagian yang tak terpisahkan dari proses organisasi, pengendalian risiko menjadi
bagian yang tak terpisahkan dari tanggung jawab manajemen, dalam memastikan
efektifitas dan efesiensi manajemen, karena semua risiko yang dapat menghambat
proses organisasi telah diidentifikasikan dengan baik, maka cara untuk mengatasi
bila gangguan tersebut memang terjadi maka organisasi telah siap untuk
identifikasi masalah yang ada yaitu lemahnya penerapan manajemen risiko pada
menjadi masalah utama pada PT Kereta Api Indonesia (KAI) ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah penerapan manajemen risiko yang diterapkan pada PT
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas yaitu
sebagai berikut:
manajemen risiko.
2. Secara Praktis, penelitian ini menjadi bentuk kontribusi yang positif dan