Anda di halaman 1dari 20

M a t a K u l i a h : K E P E R A WATAN J I W A

MODUL PEMBELAJARAN

Keperawatan Jiwa
Konsep Dasar Askep Gangguan
Psikoseksual

Tim Penyusun : Kelompok 2

Rofiatun Nisha (P1337420316001)


Deni Kinasih (P1337420316002)
Eka Fatmawati (P1337420316007)
Nur Hikmah (P1337420316021)
Didik Umar J (P1337420316029)
Ratna Dwi B (P1337420316030)
Dwi Octaviani (P1337420316043)
Dewi Rosawati (P1337420316045)
Nur Susiyamti N
(P1337420316048)
Suhalimah (P1337420316054)

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


Prodi DIII Keperawatan Pekalongan
2017/2018
1
M a t a K u l i a h : K E P E R A WATAN J I W A

VISI DAN MISI


PRODI DIII K E P E R AWATA N P E K A L O N G A N

VISI:Menjadikan Prodi Keperawatan Pekalongan yang


menghasilkan tenaga keperawatan unggul dalam
keperawatan gawat darurat berbasis kearifan lokal dan
diakui internasional 2025

MISI:
1. Melaksanakan tri dharma p e rg u r u a n tinggi sesuai
perkembangan dan kebutuhan masyarakat berdasarkan sistem
penjamin mutu poltekkes kemenkes semarang
2. Melaksanakan, mengembangkan pengelolaan program studi
secara terus menerus dalam menghasilkan lulusan yang
berkualitas, berdaya saing tingi dan berbudi pekerti luhur
3. Menghasilkan lulusan D III Keperawatn yang kompeten yang
unggul dalam pengelolaan keparawatan kegawat daruratan
4. Mengembangkan jejaring dengan pengguna lulusan, baik
berskala lokal, regional, nasional maupun internasional.

SASARAN MUTU:
Sarmut I
a . Te r w u j u d n y a p e n y e l e n g g a r a a n p e n d i d i k a n s e s u a i s t a n d a r
pelayanan pendidikan (standar ISO 9001:2008)
b . Te r s e l e n g g a r a n y a p e n g e m b a n g a n S D M
Sarmut II
a . Te r l a k s a n a n y a k e g i a t a n p e n e l i t i a n k e s e h a t a n o l e h s e t i a p d o s e n
minimal sekali dalam satu tahun
b. Keikutsertaan kegiatan proceeding penelitian baik tingkat
nasional minimal setahun sekali
c . Te r s e l e n g g a r a n y a sosialisasi hasil penelitian dan
implementasinya kepada mahasiswa dan masyarakat
d . Te r s u s u n n y a r o a d m a p p e n e l i t i a n p r o g r a m s t u d i
2
M a t a K u l i a h : K E P E R A WATAN J I W A

Sarmut III
a . Te r s u s u n n y a r e n c a n a p r o g r a m p e n g a b d i a n k e p a d a m a s y a r a k a t
b . Te r l a k s a n a n y a kegiatan pengabdian kepada masyarakat
minimal sekali setiap semester
c . Te r b a n g u n n y a k e r j a s a m a l i n t a s p r o g r a m d a n s e k t o r a l d a l a m
program pemerintah untuk pembangunan kesehatan
masyarakat
d. Mengadakan pelatihan workshop terkait hasil penelitian pada
kegiatan pengabdian masyarakat
Sarmut IV
a . Te r c i p t a n y a k e g i a t a n p e m b e l a j a r a n d e n g a n a m a n , t e r t i b , b e b a s
dari suasana keributan / kebisingan
b. Meningkatnya motivasi belajar mahasiswa di lingkungan
kampus
c. Berjalannya kegiatan kemahasiswaan yang dapat meng-
akomodir terhadap kreativitas mahasiswa
a . Te r s e d i a n y a s i s t e m k e a m a n a n d a n k e s e l a m a t a n b a g i s e l u r u h
civitas akademika
b . Te r c i p t a n y a p e g a u l a n s o s i a l a k a d e m i k y a n g m e n y e n s n g k a n
bagi seluruh civitas akademik

3
M a t a K u l i a h : K E P E R A WATAN J I W A

K ATA P E N G A N TA R

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang


Maha Kuasa, Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa telah dapat diselesaikan.
Modul pembelajaran ini disusun untuk memfasilitasi mahasiswa dalam membantu
dan mengarahkan belajar mahasiswa sehingga memiliki kemampuan internal untuk
belajar secara mandiri.
Modul pembelajaran ini akan mengkondisikan mahasiswa belajar secara
mandiri karena dikemas secara interaktif yang didalamnya tersedia alat ukur (soal-
soal latihan dan tugas uji kompetensi), sekaligus ber-feedback langsung terhadap
kesalahan yang dijawabkan mahasiswa, dan mampu mengoreksi secara cepat
berkenaan seberapa tinggi keberhasilan mahasiswa dalam mempelajari unit materi
tertentu.
Ucapan terima kasih dan penghargaan disampaikan kepada semua pihak yang
terlibat dalam penyusunan modul ini. Akhirnya, penulis berharap modul
pembelajaran ini dapat digunakan untuk mendukung belajar mahasiswa secara
optimal dan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Pekalongan, 21 Maret 2018

4
M a t a K u l i a h : K E P E R A WATAN J I W A

D A F TA R I S I

Vi s i & M i s i P o l t e k k e s K e m e n k e s S e m a r a n g ................................. 2
K a t a P e n g a n t a r ......................................................................................... 4
D a f t a r I s i ...................................................................................................... 5
M a t e r i I n t i M o d u l ..................................................................................... 6
Modul Materi 1: Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Gangguan
Psikoseksual
D e s k r i p s i s i n g k a t ............................................................................... 6
Tu j u a n / K o m p e t e n s i ........................................................................... 6
I n d i k a t o r b e l a j a r ............................................................................... 7
U r a i a n M a t e r i ...................................................................................... 8
L a t i h a n ....................................................................................................1 8
R a n g k u m a n ...........................................................................................1 9
Te s F o m a t i f ...........................................................................................2 0
D a f t a r r e f e r e n s i ........................................................................................2 1

M AT E R I I N T I M O D U L
5
M a t a K u l i a h : K E P E R A WATAN J I W A

Modul ini membahas tentang tentang Keperawatan Jiwa, yaitu Asuhan


Keperawatan psikoseksual Mata kuliah ini akan dibagi 1, menguraikan tentang
:pengertian, etiologi, manifestasi klinis, pathway, patofisiologi, dan asuhan
keperawatan pada psikoseksual

D E S K R I P S I S I N G K AT

Mata kuliah ini akan membahas tentang konsep keperawatan jiwa yaitu
Asuhan Keperawatan psikoseksual menguraikan tentang : pengertian, etiologi,
manifestasi klinis, pathway, patofisiologi, dan asuhan keperawatan pada
psikoseksual.


TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran Umum :



Setelah mempelajari modul konsep keperawatan jiwa yaitu Asuhan Keperawatan
Gangguan psikoseksual. Mata kuliah ini akan menguraikan tentang : pengertian,
etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, pathway, patofisiologi, dan asuhan
keperawatan pada psikoseksual.

 Tujuan Pembelajaran Khusus :


Setelah mempelajari modul askep gangguan psikoseksual, diharapkan
mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian psikoseksual
2. Menyebutkan etiologi
3. Menjelaskan manifestasi klinis
4. Menjelaskan pathway, patofisiologi
5. Konsep asuhan keperawatan jiwa psikoseksual yang dibahas mencakup :
Pengkajian, Diagnosa yang mungkin muncul, Perencanaan, Implementasi,
dan Evaluasi

Indikator Pembelajaran
 6
M a t a K u l i a h : K E P E R A WATAN J I W A

No Kompetensi Dasar Indikator


1. Menjelaskan konsep 1. Menjelaskan pengertian psikoseksual
dasar asuhan 2. Menyebutkan etiologi
keperawatan jiwa 3. Menjelaskan manifestasi klinis
psikoseksual 4. Menjelaskan pathway, patofisiologi
5. konsep asuhan keperawatan jiwa
psikoseksual yang dibahas mencakup :
Pengkajian, Diagnosa yang mungkin
muncul, Perencanaan, Implementasi,
dan Evaluasi

URAIAN MATERI

BAB I Pendahuluan

A. Pengertian Psikoseksual
7
M a t a K u l i a h : K E P E R A WATAN J I W A

Seks adalah menjelaskan ciri jenis kelamin secara anatomi dan fisiologi
pada laki-laki dan perempuan, hubungan fisik antar individu (aktivitas seksual
genital) Seksualitas adalah bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka
dan bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang
lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun
perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan
perbendaharaan kata, termasuk pikiran, pengalaman, nilai, fantasi, emosi.
Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi
perasaan dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai,
memperhatikan, dan menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan timbal
balik antara kedua orang individu tersebut. (Hidayat, ) Kesehatan seksual
didefinisikan sebagai pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual,
dan sosial dari kehidupan seksual, dengan cara yang positif yang memperkaya
dan meningkatkan kepribadian, komunikasi dan cinta (WHO).
Perilaku penyimpangan seksual merupakan tingkah laku seksual yang
tidak dapatditerima oleh masyarakat dan tidak sesuai dengan tata cara serta
norma-norma agama.Penyimpangan seks dikuasai oleh kebutuhan-kebutuhan
neorotis dengan dorongan-dorongan non-seks daripada kebutuhan erotis yang
pada akhirnya menutun seseorang pada tingkah laku menyimpang.

Teori Psikoseksual
1. Menurut Teori Libido Freud
Insting seksual dalam perkembangannya dari masa kanak-kanak
menjadi dewasa melalui beberapa fase: oral, anal, falik, dan genital. Tiap
fase didominasi oleh semua organ somatik. Bila pada suatu fase tertentu
8
M a t a K u l i a h : K E P E R A WATAN J I W A

tuntutan tidak dipenuhi secara wajar, maka terjadilah fiksasi atau


pemberhentian pada fase itu. Fiksasi pada fase oral bahwa selanjutnya
sampai dewasa terdapat tuntutan pemuasan oral tak cocok dengan umur.
2. Teori Interpersonal
Memandang gangguan seksual sebagai manifestasi kekacauan
hubungan anatara manusia yang dinyatakan dalam bidang seksual. Teori
kebudayaan menganggap kepercayaan, adat istiadat, dan norma khas bagi
masyarakat tercermin dalam psikologi dan psikopatologi seseorang, juga
dalam bidang seksual. Teori adaptasi mengatakan gangguan seksual ialah
akibat ketakutan hubungan heteroseksual, ketakutan timbul karena
pengalaman hidup yang jelek. Perilaku seksual yang patologik merupakan
adaptasi pada ketakutan ini. Pendekatan lain terhadap perilaku seksual ialah
penelitian sosiologik mengenai praktik seksual pria dan wanita, seperti telah
dilakukan di Amerika Serikat oleh Kinsey.
3. Teori Biologis
Beberapa faktor organik telah diimplikasikan dalam etiologi dalam
parafilia. Hal ini mencakup abnormalitas dalam sistem limbik otak, epilepsi
lobus temporal, tumor lobus temporal, dan kadar androgen abnormal
(Brarford dan McLean, 1984).

4. Teori Psikoanalitik
Pendekatan psikoanalitik mendefinisikan parafilia sebagai seseorang
yang telah gagal dalam proses perkembangan normal ke arah penilaian
heteroseksual (Abel, 1989). Hal ini terjadi saat individu tersebut gagal
memecahkan krisis oedipal, dengan demikian mempertahankan perasaan-
perasaan seksual pada orangtua yang berlawanan jenis kelamin dengan
dirinya. Hal ini menghasilkan ansietas yang sangat memandu individu untuk
mencari kepuasaan seksual dengan cara memberikan suatu ”pengertian yang
9
M a t a K u l i a h : K E P E R A WATAN J I W A

aman” untuk orangtua (Becker dan Kovoussi, 1988).

Tinjauan Seksual dari Beberapa Aspek


Makna seksual dapat ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya:
1. Aspek biologis
Aspek ini memandang dari segi biologi seperti pandangan anantomi dan
fisiologi dari sistem reproduksi (seksual),kemampuan organ seks, dan
adanya hormonal serta sistem saraf yang berfungsi atau berhubungan
dengan kebutuhan seksual.
2. Aspek psikologis
Aspek ini merupakan pandangan terhadap identitas jenis kelamin,sebuah
perasaan dari diri sendiri terhadap kesadaran identitasnya,serta memandang
gambaran seksual atau bentuk konsep diri yang lain.
3. Aspek sosial budaya
Aspek ini merupakan pandangan budaya atau keyakinan yang berlaku di
masyarakat terhadap kebutuhan seksual serta perilakunya di masyarakat.

B. Etiologi
Faktor Predisposisi
1. Riwayat Kesehatan Lalu
Identifikasi penyakit yang pernah diderita klien di masa lalu baik yang
berhubungan dengan penyakit sekarang maupun yang tidak, termasuk
riwayat perawatan yang lalu.
2. Riwayat Penggunaan Alkohol dan Obat-obatan
Identifikasi riwayat penggunaan alkohol
3. Riwayat Stresor Psikososial
Identifikasi masalah mental emosional yang pernah dialami klien
4. Riwayat trauma fisik, psikoseksual, psikososial selama rentang Tumbuh
Kembang
10
M a t a K u l i a h : K E P E R A WATAN J I W A

Identifikasi riwayat trauma fisik, psikoseksual, psikososial selama tumbuh


kembang
5. Riwayat Kehilangan dan Kegagalan
Identifikasi riwayat kehilangan dan kegagalan yang pernah klien alami
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah anggota keluarga lain menderita penyakit fisik ataupun gangguan
jiwa. Identifikasi penyakit yang ada pada anggota keluarga lain yang
berhubungan dengan penyakit yang diderita klien. Identifikasi penyakit
genetic bila mana penyakit yang diderita klien ada hubungannya dengan
genetic.
7. Genogram
Lengkapi dengan genogram untuk penyakit genetic.

C. Manifestasi Klinis
1) Ringan
Berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari dan
Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan
dan kreatifitas.
2) Sedang
Pada tingkat ini lapang pandang terhadap linngkungan menurun, individu
lebih memfokuskan pada hal penting saat itu dan mengesampingkan hal
lain.
3) Berat
Pada tingkat ini lapang persepsi menjadi sangat sempit, individu
cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang lain.
Individu tidak mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan banyak
pengarahan/ tuntunan.
4) Panik

11
M a t a K u l i a h : K E P E R A WATAN J I W A

Terganggu sehingga individu sudah tidak dapat mengendalikan diri lagi


dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun sudah diberi pengarahan/
tuntunan

D. Pathway dan Patofisiologi

Patofisiologi
Berdasarkan proses perkembangannya:
1) Bayi/anak-anak
- Berhubungan dengan perpisahan
- Berhubungan dengan lingkungan atau orang yang tidak dikenal
- Berhubungan dengan perubahan dalam hubungan teman sebaya
2) Remaja
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
- Perkembangan seksual
- Perubahan hubungan dengan teman sebaya
3) Dewasa
Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:
- Kehamilan
- Menjadi orang tua
- Perubahan karir
4) Lanjut usia
12
M a t a K u l i a h : K E P E R A WATAN J I W A

Berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri sekunder akibat:


- Penurunan sensori
- Penurunan motorik
- Masalah keuangan
- Perubahan pada masa pension

E. Konsep Asuhan Keperawatan Jiwa Psikoseksual Yang Dibahas Mencakup :


a) Pengkajian
Pedoman wawancara yang baik dalam mengumpulkan data yang berkaitan
dengan psikoseksual :
1. Menggunakan pendekatan yang jujur dan berdasarkan fakta yang
menyadari bahwa klien sedang mempunyai masalah seksual
2. Mempertahankan kontak mata dan duduk di dekat klien
3. Memberikan waktu yang memadai untuk membahas masalah seksual
4. Menggunakan pertanyaan yang terbuka, umum, dan luas untuk
mendapatkan informasi mengenai pengetahuan, persepsi, dan dampak
penyakit berkaitan dengan seksualitas.
5. Jangan mendesak klien untuk membicarakan mengenai seksualitas,
biarkan terbuka untuk dibicarakan pada waktu yang akan datang.
6. Masalah citra diri, kegiatan hidup sehari-hari dan fungsi sebelum sakit
dapat dipakai untuk mulai membahas masalah seksual
7. Amati klien selama interaksi, dapat memberikan informasi tentang
masalah apa yang dibahas, begitu pula masalah apa yang dihindari klien
8. Minta klien untuk mengklarifikasi komunikasi verbal dan nonverbal yang
belum jelas
9. Berinisiatif untuk membahas masalah seksual berarti menghargai klien
sebagai makhluk seksual, memungkinkan timbulnya pertanyaan tentang
masalah seksual.
Perlu dikaji berbagai mekanisme koping yang mungkin digunakan klien
untuk mengekspresikan masalah seksualnya, antara lain :

13
M a t a K u l i a h : K E P E R A WATAN J I W A

1. Fantasi, mungkin digunakan untuk meningkatkan kepuasan seksual


2. Denial, mungkin digunakan untuk tidak mengakui adanya konflik atau
ketidakpuasan seksual
3. Rasionalisasi, mungkin digunakan untuk memperoleh pembenaran atau
penerimaan tentang motif, perilaku, perasaan dan dorongan seksual
4. Menarik Diri, mungkin dilakukan untuk mengatasi perasaan lemah,
perasaan ambivalensi terhadap hubungan intim yang belum terselesaikan
secara tuntas

b) Diagnosa Keperawatan
1. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur dan fungsi
tubuh, penganiayaan fisik (seksual), depresi.
2. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan pilihan sksual yang
berbeda, penyesuaian diri terhadap seksual terlambat.

c) Intervensi
Dx 1
Batasan Karakteristik :
a. Tidak adanya hasrat untuk aktivitas seksual.
b. Perasaan jijik, ansietas, panik sebagai respons terhadap kontak genital.
c. Tidak adanya pelumasan atau sensasi subjektif dari rangsangan seksual
selama aktivitas seksual.
d. Kegagalan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi penis selama
aktivitas seksual.
e. Ketidakmampuan untuk mencapai orgasme atau ejakulasi.

Intervensi :
a. Kaji riwayat seksual dan tingkat kepuasan sebelumnya dalam hubungan
seksual.
b. Kaji persepsi pasien terhadap masalah.
c. Bantu pasien menetapkan dimensi waktu yang berhubungan dengan
awitan masalah dan diskusikan apa yang terjadi dalam situasi
14
M a t a K u l i a h : K E P E R A WATAN J I W A

kehidupannya pada waktu itu.


d. Kaji alam perasaan dan tingkat energi pasien.
e. Tinjau aturan pengobatan, observasi efek samping.
f. Anjurkan pasien untuk mendiskusikan proses penyakit yang mungkin
menambah disfungsi seksual.
g. Dorong pasien untuk menanyakan hal-hal yang berkenaan dengan
seksual dan fungsi yang mungkin menyusahkan dirinya.

Dx 2
Batasan Karakteristik :
a. Laporan adanya kesukaran, pembatasan atau perubahan dalam perilaku
atau aktivitas seksual.
b. Laporan bahwa getaran seksual hanya dapat dicapai melalui praktik yang
berbeda.
c. Hasrat untuk mengalami hubungan seksual yang memuaskan dengan
individu lain tanpa butuh getaran melalui praktik yang berbeda.

Intervensi :
a. Ambil riwayat seksual, perhatikan ekspresi area ketidakpuasan pasien
terhadap pola seksual.
b. Kaji area-area stress dalam kehidupan pasien dan periksa hubungan
dengan pasangan seksualnya.
c. Catat faktor-faktor budaya, sosial, etnik dan religius yang mungkin
menambah konflik yang berkenaan dengan praktik seksual yang berbeda.
d. Terima dan jangan menghakimi.
e. Bantu therapy dengan perencanaan modifikasi perilaku untuk membantu
pasien yang berhasrat untuk menurunkan perilaku-perilaku seksual yang
berbeda.
f. Jika perubahan pola seksualitas berhubungan dengan penyakit atau
pengobatan medis, berikan informasi untuk pasien dan pasangannya
berkenaan dengan hubungan antara penyakit dan perubahan seksual.

15
M a t a K u l i a h : K E P E R A WATAN J I W A

d)Implementasi
Implementasi yang dilakukan sesuai dengan masalah yang ada
berdasarkan perencanaan yang telah dibuat.

e)Evaluasi
Evaluasi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu :
1. Evaluasi formatif :
evaluasi yang dilakukan berdasarkan respon klien terhadap tindakan yang
dilakukan.
2. Evaluasi sumatif :
evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui secara keseluruhan apakah
tujuan tercapai atau tidak.

LATIHAN

Essay
1. Apa yang anda pahami tentang seks?
2. apa arti dari kebutuhan seksualitas itu sendiri?
16
M a t a K u l i a h : K E P E R A WATAN J I W A

3. Sebutkan beberapa macam yang dapat mempengaruhi perilaku seks!

Jawaban :

1. seks merupakan sesuatu yang menjelaskan tentang ciri jenis kelamin laki-laki
maupun perempuan
2. kebutuhan seksual merupakan kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi
perasaan dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai,
memperhatikan dan menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan timbal
balik antara dua individu tersebut. Seks pada hakekatnya merupakan
dorongan naluri alamiah tentang kepuasan syahwat.
3. perilaku seks dapat dipengaruhi oleh nilai dan norma budaya yang berlaku di
masyarakat karena seks juga merupakan bio-psiko-sosial.

Seksualitas adalah bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan


bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain
melalui tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun
n
a
m
u
k
g
n
a

17
R
M a t a K u l i a h : K E P E R A WATAN J I W A

perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan
perbendaharaan kata, termasuk pikiran, pengalaman, nilai, fantasi, emosi.
Perilaku penyimpangan seksual merupakan tingkah laku seksual yang
tidak dapatditerima oleh masyarakat dan tidak sesuai dengan tata cara serta
norma-norma agama.Penyimpangan seks dikuasai oleh kebutuhan-kebutuhan
neorotis dengan dorongan-dorongan non-seks daripada kebutuhan erotis yang
pada akhirnya menutun seseorang pada tingkah laku menyimpang.
Diagnosa Keperawatan yang muncul yaitu Disfungsi seksual berhubungan
dengan perubahan struktur dan fungsi tubuh, penganiayaan fisik (seksual),
depresi; dan Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan pilihan sksual
yang berbeda, penyesuaian diri terhadap seksual terlambat.

TES
FORMATIF
1. Berikut adalah faktor yang mempengaruhi seks, kecuali ....
a. pertimbangan perkembangan
b. adat
c. Kebiasaan hidup sehat dan kondisi kesehatan
18
M a t a K u l i a h : K E P E R A WATAN J I W A

d. peran dan hubungan


e. konsep diri

2. memandang gangguan seks sebagai manifestasi kekacauan hubungan antara


manusia ang dinyatakan dalam bidang seksual. Teori tersebut merupakan teori...
a. teori interpersonal c. Teori libido freud
b.teori biologis d. Teori sigler dan osmond

3. respon seks yang paling adaptif terlihat dari perilaku yang memenuhi kriteria
sebagai berikut, kecuali ....
a. terjadinya antara 2 orang dewasa
b. tidak ada paksaan
c. tidak membahayakan kedua belah pihak
d. memberikan kepuasan
e. dilakukan ditempat umum

DAFTAR PUSTAKA

Hamid, Achir Yani Syuhaimie. 1999. Buku Ajar Aspek Psikoseksual dalam
Keperawatan. Jakarta: Widya Medika.
https://books.google.co.id/ Asuhan keperawatan psikoseksual. Diakses pada 22
maret 2018, pukul 11.20 WIB

19
M a t a K u l i a h : K E P E R A WATAN J I W A

http://debbynatalia-keperawatan.blogspot.co.id/ Gang Psikoseksual. Diakses pada


22 maret 2018, pukul 20.03 WIB
https://www.scribd.com/ Asuhan Keperawatan Psikoseksual. Diakses pada 22
maret 2018, pukul 11.27 WIB

20

Anda mungkin juga menyukai