Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.

1 Maret 2017

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1 SAMPAI 5


TAHUN DI KELURAHAN TIDAR UTARA, KOTA MAGELANG

Entie Rosela S1, Tulus Puji Hastuti2, Hermani Triredjeki3

1,2,3Prodi Keperawatan Magelang Poltekkes Kemenkes Semarang


Email: entierosela10@gmail.com

ABSTRACT
Childhood is a very fast of the growth and development period. Nutritional status is an
important factor affecting the children growth and development. The purpose of this study
is to determine the relationship between nutritional status and child development. This
study used a correlational design. This study recruited the respondents using total
techniques. There were 212 respondents in this study. The data were analyzed using a
Spearman rank corelation test. The results showed that the majority of children (83.02%)
had have a good nutritional status and the majority oh the children (67.92%) had have a
good development achievement. The Spearman Rank test result showed that there was no
significant correlation between the nutritional status and the children development (p =
0.633). There was no significant correlation between nutritional status and the children
development.
Keywords: Children, Nutrition status, Development.

ABSTRAK
Pada masa kanak-kanak berlangsung pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah
status gizi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status gizi
dan perkembangan anak. Rancangan penelitian yang digunakan adalah korelasi. Metode
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling total
dengan 212 subjek sebagai responden. Uji analisis yang digunakan adalah uji korelasi
Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak memiliki
status gizi baik (83,02%), dan sebagian besar anak memiliki perkembangan yang sesuai
(67,92%). Hasil uji Spearman Rank menunjukan bahwa p = 0,633 (p> 0,005). Kesimpulan
yang bisa ditarik adalah tidak terdapat hubungan antara status gizi dan perkembangan
anak usia 1 sampai 5 tahun.
Kata kunci: Anak usia 1 sampai 5 tahun, status gizi, perkembangan.

27
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

PENDAHULUAN Berdasarkan Riset Kesehatan


Masa anak-anak merupakan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013
masa kehidupan yang sangat penting terdapat angka prevelensi kekurangan
dan perlu perhatian yang serius. Masa ini gizi 37,2% balita stunting dan 19,6%
berlangsung proses tumbuh kembang balita wasting. Angka stunting tersebut
yang sangat pesat yaitu pertumbuhaan terdiri dari balita dengan tinggi badan di
fisik, perkembangan psikomotorik, bawah normal yang terdiri dari 18,0%
mental dan sosial. Salah satu faktor balita sangat pendek dan 19,2% balita
penting yang mempengaruhi tumbuh pendek. Sedangkan angka wasting
kembang anak adalah faktor gizi. terdiri dari 5,7% balita dengan gizi buruk,
Kekurangan gizi pada anak akan 13,9% berstatus gizi kurang.
berdampak pada keterbatasan (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
pertumbuhan, kerentanan terhadap Dalam rangka mencapai sasaran SDG
infeksi, dan akhirnya dapat menghambat tahun 2019 yaitu angka prevalensi balita
perkembangan anak sehingga anak stunting dari 37,2% menjadi <30% dan
perlu memperoleh gizi dari makanan angka prevelensi balita wasting dari
sehari-hari dalam jumlah yang tepat dan 19,6% menjadi <15%. (Kementerian
kualitas baik (Muaris didalam Indriati R PPN/Bappenas dalam kementrian
dkk, 2016:48). kesehatan RI, 2014).
Kebutuhan gizi pada masa balita Nutrisi adalah salah satu
membutuhkan lebih banyak nutrisi komponen yang penting dalam
karena masa balita (1-5 tahun) adalah menunjang keberlangsungan proses
periode keemasan. Periode kehidupan pertumbuhan dan perkembangan.
yang sangat penting bagi perkembangan Apabila kebutuhan nutrisi seseorang
fisik dan mental, pada masa ini pula tidak atau kurang terpenuhi maka dapat
balita banyak melakukan dan menghambat pertumbuhan dan
menemukan hal-hal baru. Dalam hal ini perkembangan anak (Hidayat, 2013:12).
nutrisi yang baik memegang peran Berdasarkan data persentase balita gizi
penting (Hasdianah dkk, 2014:107). buruk menurut kabupaten atau kota di
Aspek-aspek perkembangan yang Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014,
dipantau adalah motorik kasar, motorik kota Magelang masuk ke dalam 3 besar
halus, kemampuan bicara dan bahasa kabupaten atau kota dengan balita gizi
serta sosialisasi dan kemandirian. Salah buruk tertinggi di Jawa Tengah dengan
satu upaya untuk mengetahui adanya jumlah persentase 0,35% setelah
penyimpangan perkembangan bayi dan Kabupaten Purworejo (0,44%) dan
balita yaitu dengan deteksi dini Kabupaten Cilacap (0,48%).
penyimpangan perkembangan anak. Berdasarkan data status gizi dari
Melalui deteksi dini dapat diketahui Dinas Kesehatan Kota Magelang pada
adanya masalah pada perkembangan tahun 2014 di Magelang Selatan jumlah
anak sehingga pemulihannya dapat status gizi lebih sebanyak 95 anak,
dilakukan lebih awal dan akhirnya status gizi baik sebanyak 1.925 anak,
berefek pada tumbuh kembang anak status gizi kurang sebanyak 204 anak,
yang dapat berlangsung dengan optimal dan status gizi sangat kurang 14 anak.
(Depkes, 2010). Kecamatan Magelang Selatan
merupakan kecamatan dengan status

28
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

gizi kurang tertinggi diantara kecamatan program posyandu yang lebih baik untuk
yang lainnya di seluruh Kota Magelang. meningkatkan status gizi balita.
Data Hasil Pemantauan Status Gizi
(PSG) berdasarkan BB/U di Kelurahan
Tidar Utara binaan Puskesmas
Magelang Selatan Kota Magelang pada
tahun 2016, menunjukkan status gizi
dengan jumlah anak 461 anak, yang METODE PENELITIAN
terdiri dari status gizi buruk 2 anak Penelitian ini menggunakan
(0,41%), status gizi kurang 34 anak desain penelitian observasional analitik
(7,06%) status gizi baik sebanyak 421 dengan pendekatan cross sectional yaitu
anak (87,5%) dan jumlah anak dengan peneliti menggunakan pendekatan one-
status gizi lebih sebanyak 4 anak shot atau observasi dilakukan pada satu
(0,83%). waktu tertentu untuk memberikan
Berdasarkan keterangan gambaran perkembangan suatu kegiatan
Petugas Ruang Tindakan bagian tumbuh atau keadaan pada waktu itu antara
kembang di Puskesmas Magelang variabel bebas (status gizi) dengan
Selatan, pada tanggal 28 maret 2016 variabel terikat (perkembangan anak
terdapat satu anak yang berumur 53 usia 1 sampai 5 tahun) (Silaen S dkk,
bulan di Tidar Selatan (Trunan) RT 04 2013:146). Alat ukur yang digunakan
RW 09, berinisial F mengalami untuk status gizi adalah timbangan dan
keterambatan bicara berupa kesulitan tingkat perkembangan dengan KPSP.
pengucapan kata dengan awalan huruf Penelitian dilakukan di Wilayah
konsonan. Sebagai tndak lanjut anak Kelurahan Tidar Utara binaan
tersebut dirujuk ke bagian tumbuh Puskesmas Magelang Selatan Kota
kembang Rumah Sakit Jiwa Setempat. Magelang pada bulan Januari-Februari
Perkembangan anak harus dioptimalkan 2017. Populasi penelitian ini adalah anak
agar dapat mencapai kondisi yang baik usia 1 sampai 5 tahun yang yang tinggal
dimasa yang akan datang. Stimulasi di Wilayah Kelurahan Tidar Utara binaan
perkembangan menjadi hal yang sangat Puskesmas Magelang Selatan di Kota
penting bagi perkembangan anak Magelang, dengan alat pengukuran
(Nugroho didalam Indriarti R dkk, menggunakan kuesioner KPSP dan
2016:48). Berdasarkan latar belakang di timbangan dengan jumlah 212
atas rumusan masalah penelitian adalah responden. Teknik Sampling yang
apakah ada hubungan status gizi dengan digunakan adalah teknik total sampling
perkembangan anak usia 1-5 tahun”. dengan jumlah 212 responden.
Tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui hubungan status gizi dengan Analisa Data
pertumbuhan dan perkembangan pada Data dari hasil penelitian
anak usia 2-5 tahun. Manfaat dari dianalisa secara statistik dengan
penelitian adalah memberikan informasi bantuan program komputer. Teknik
mengenai status gizi dengan analisa yang digunakan dalam penelitian
pertumbuhan dan perkembangan balita ini menggunakan teknik uji korelasi
sehingga petugas kesehatan dapat Spearman Rank (Rho) yaitu indeks atau
memberikan penyuluhan maupun bilangan yang digunakan untuk
mengukur keeratan hubungan dan

29
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

membuktikan hipotesis gabungan antara


variabel independen dan variabel
dependen. Data kedua variabel tersebut
berbentuk data ordinal dan masing- B. Hubungan status gizi dengan
masing variabel tidak harus membentuk perkembangan anak
distribusi normal. (Silaen S dkk, Berdasarkan hasil penelitian
2013:243). pada tabel 4, jumlah anak dengan status
gizi lebih dan memiliki perkembangan
yang sesuai sebanyak 3 anak (1,42%),
HASIL jumlah anak dengan status gizi baik dan
memiliki perkembangan sesuai sebanyak
123 anak (58,02%), jumlah anak dengan
Tabel. 1 Distribusi Frekuensi status gizi kurang dan memiliki
Responden Berdasarkan Status gizi perkembangan sesuai sebanyak 16 anak
(7,55%) dan jumlah anak dengan status
No. Status Frekuensi Presentase
Gizi (%)
gizi buruk dan memiliki perkembangan
1 Lebih 7 3,30 % sesuai sebanyak 2 anak (0,94%). Jadi
2 Baik 176 83,02 % presentase terbanyak yaitu status gizi
3 Kurang 25 11,79 % baik dengan perkembangan anak sesuai
4 Buruk 4 1,89% sebanyak 123 anak (58,02%).
Total 212 100 % Kemudian anak yang memiliki
status gizi lebih dan memiliki
A. Karakteristik Responden
perkembangan meragukan sebanyak 3
Berdasarkan hasil penelitian anak (1,42%). Anak dengan status gizi
presentasi yang paling banyak yaitu baik dan memiliki perkembangan anak
anak yang memiliki status gizi baik meragukan sebanyak 43 anak (20,28%).
sebanyak 176 anak (83,02%). Anak dengan status gizi kurang dan
Presentase anak yang memiliki status memiliki perkembangan meragukan
gizi kurang sebanyak 25 anak (11,79%), sebanyak 5 anak (2,36%). Status gizi
presentase anak yang memiliki status anak baik dengan perkembangan
gizi lebih sebanyak 7 anak (3,30%) dan meragukan sebanyak 43 anak (20,28%).
presentase anak yang memiliki status Selanjutnya jumlah anak dengan
gizi buruk sebanyak 4 anak (1,89%). status gizi lebih dan memiliki
Hasil penelitian menunjukkan perkembangan penyimpangan sebanyak
bahwa presentase paling banyak yaitu 1 anak (0,47%), jumlah anak dengan
presentase perkembangan anak sesuai status gizi baik dan memiliki
sebanyak 144 anak (67,92%), perkembangan penyimpangan sebanyak
presentase perkembangan anak 10 anak (4,72%), jumlah anak dengan
meragukan sebanyak 51 anak (24,06%) status gizi kurang dan memiliki
dan presentase perkembangan anak perkembangan penyimpangan sebanyak
penyimpangan sebanyak 17 anak 4 anak (1,89%) dan jumlah anak dengan
(8,02%). status gizi buruk dan memiliki
perkembangan penyimpangan sebanyak
2 anak (0,94%). Jadi presentase
Tabel. 2 Distribusi Frekuensi Responden terbanyak yaitu status gizi baik dengan
Berdasarkan Perkembangan anak

No. Perkembangan Frekuensi Presentase


anak (%)
1 Sesuai 144 67,92 % 30
2 Meragukan 51 24,06 %
3 Penyimpangan 17 8,02 %

TOTAL 212 100 %


Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

perkembangan anak yang menyimpang dengan software komputer. hasil dari

Tabel. 3 Karateristik Responden Berdasarkan 4 Aspek yang Tidak tercapainya


Perkembangan Menyimpang

Umur (bulan) 12-24 25-29 30-48 49-60


Frek % Frek % Frek % Frek % Total %
Aspek
Motorik Kasar 7 100% 0 0% 2 33% 1 25% 10 59%
Motorik Halus 2 29% 0 0% 4 67% 3 75% 9 53%
Bicara &
4 57% 0 0% 4 67% 4 100% 12 71%
bahasa
Sosialisasi &
3 43% 0 0% 6 100% 4 100% 13 76%
Kemandirian
Jumlah anak umur 12-24 bulan ada 7 anak, umur 25-29 tidak ada, umur 30-48 ada 6 anak
dan umur 49-60 ada 4 anak.
a. 12-24 bulan : dari 7 anak usia tersebut, mereka 100% tidak memenuhi aspek motorik
kasar.
b. 30-48 bulan : dari 6 anak usia tersebut, seluruhnya tidak memenuhi aspek sosialisasi &
kemandirian.
c. 49-60 bulan : dari 4 anak usia tersebut, seluruhnya tidak memenuhi aspek bicara & bahasa
dan sosialisasi & kemandirian.
d. Dari ke empat aspek tersebut secara menyeluruh, mayoritas aspek yang tidak tercapai

Tabel. 4 Tabulasi Silang Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan


Anak Usia 1 sampai 5 tahun.

Status Gizi Perkembangan Anak


Sesuai % Meragukan % Penyimpangan %
Lebih 3 1,42% 1 0,47%
3 1,42% 3
Baik 123 58,02% 43 20,28% 10 4,72%
Kurang 16 7,55% 5 2,36% 4 1,89%
Buruk 2 0,94% 0 0% 2 0,94%
Total 144 67,93% 51 24,06% 17 8,02%
Total Jumlah 212
Total Persen 100,00%

sebanyak 10 anak (4,72%). pengolahan data diperoleh hasil


Selanjutnya untuk mengetahui ada atau koefisien korelasi sebesar 0,033 dengan
tidaknya hubungan status gizi dengan signifikansi sebesar 0.633 (p > 0,05),
perkembangan anak maka digunakan uji hasil perhitungan tersebut menunjukan
analisis statistik korelasi Spearman bahwa tidak ada hubungan antara status
Rank. Hasil perhitungan data diolah gizi dengan perkembangan anak usia 1

31
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

sampai 5 tahun di Kelurahan Tidar Utara satunya BB/U) menurut (Hasdianah dkk,
Binaan Puskesmas Magelang Selatan 2014). Berdasarkan penelitian ini,
Kota Magelang. apabila kita melihat Tabel. 5 anak yang
mengalami status gizi baik dengan
perkembangan meragukan sebanyak 43
anak dan anak yang memiliki status gizi
PEMBAHASAN baik dengan perkembangan
Hasil penelitian sebelumnya menyimpang sebesar 10 anak dan anak
menunjukkan tidak adanya hubungan yang memiliki status gizi kurang dengan
antara status gizi dengan perkembangan perkembangan sesuai sebesar 16 anak
anak usia 1 sampai 2 tahun di tiga dan anak yang memiliki status gizi buruk
Wilayah kerja Puskesmas pada 24 dengan perkembangan sesuai sebesar 2
posyandu di Kabupaten Bandung telah anak.
dibuktikan juga oleh Gunawan G dkk, Berdasarkan uraian diatas,
(2011) pada penelitiannya dengan judul peneliti dapat menyimpulkan bahwa
“Hubungan status Gizi dengan anak yang berumur 1 sampai 5 tahun
perkembangan anak usia 1 sampai 2 yang berada di daerah Kelurahan Tidar
tahun dengan hasil tidak terdapat Utara Binaan Puskesmas Magelang
hubungan antara status gizi dengan Selatan yang memiliki status gizi baik
perkembangan anak dengan nilai p= tidak pasti memiliki perkembangan yang
(0,394). Hasil dari pengolahan data dari sesuai dan anak yang memiliki status
penelitian ini diperoleh hasil koefisien gizi buruk atau gizi kurang tidak pasti
korelasi sebesar 0,033 dengan perkembangan anaknya menyimpang
signifikansi sebesar 0.633 (p > 0,05), atau meragukan. Dilihat dari angka
hasil perhitungan tersebut menunjukan diatas, bahwa anak yang memiliki status
bahwa tidak ada hubungan antara status gizi baik juga dapat mengalami
gizi dengan perkembangan anak usia 1 perkembangan meragukan atau
sampai 5 tahun di Kelurahan Tidar Utara menyimpang dan anak yang memiliki
Binaan Puskesmas Magelang Selatan status gizi kurang dan buruk dapat
Kota Magelang. mengalami perkembangan sesuai.
Berdasarkan analisis penelitian Berdasarkan data di atas penulis
data tesebut ditunjukkan bahwa hipotesis melihat terdapat kemungkinan faktor-
ditolak yaitu tidak terdapat hubungan faktor lain yang dapat mempengaruhi
antara status gizi dengan perkembangan perkembangan anak selain status gizi.
anak usia 1 sampai 5 tahun di Kelurahan Faktor tersebut adalah lingkungan
Tidar Utara Binaan Puskesmas pengasuhan, lingkungan fisis & kimia,
Magelang Selatan. Nutrisi merupakan sosial ekonomi, makanan, status
salah satu komponen yang penting kesehatan dan psikologi. Berdasarkan
dalam menunjang keberlangsungan uraian diatas, berikut hasil wawancara
proses pertumbuhan dan perkembangan peneliti terhadap anak dengan kategori
anak (Hidayat A, 2013). Salah satu yang perkembangan menyimpang sebanyak
mempengaruhi perkembangan anak 17 anak. Peneliti hanya mengambil
adalah faktor gizi menurut (Rusilianti dkk, jumlah masing-masing aspek yang tidak
2015). Penilaian status gizi secara tercapai dengan frekuensi tertinggi.
langsung dapat dilihat dari antropometri 1. Anak yang mengalami perkembangan
atau ukuran tubuh manusia (salah penyimpangan yang tidak tercapai

32
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

pada aspek Motorik Kasar dengan disebutkan oleh (Depkes dalam


jumlah frekuensi terbesar yaitu 7 Rusilianti dkk, 2015). Anak
pada umur 12-24 bulan. Berdasarkan membutuhkan orang lain dalam
hasil wawancara peneliti bahwa perkembangannya dan orang yang
mayoritas anak tersebut diasuh oleh paling pertama bertanggung jawab
neneknya. Karena orang tua mereka adalah orang tua. Orang tua
sibuk bekerja terutama ibu mereka bertanggung jawab mengembangkan
harus mencari penghasilan keseluruhan eksistensi anak.
sampingan untuk membantu Termasuk tanggung jawab orang tua
suaminya. Mayoritas nenek tersebut adalah memenuhi kebutuhan anak,
tidak teredukasi dengan baik dalam baik dari sudut pandang organis-
pemberian stimulus, hanya dalam fisiologis maupun kebutuhan-
kebutuhan dasarnya saja sehingga kebutuhan psikologis. Hal ini sesuai
mengakibatkan anak mengalami yang dikemukakan dalam penelitian
ketidaktercapaian pada motorik yang dilakukan oleh (Yuniarti dalam
kasar. Apabila anak kurang mendapat Kholifah dkk, 2014).
stimulasi dirumah maka akan Ada 1 dari 7 anak dengan
memperlihatkan gejala-gejala yang Status Gizi baik perkembangan
mengarah pada kemungkinan ada menyimpang memiliki riwayat BBLR
penyimpangan perkembangan. Pada dikarenakan prematur, Anak ini lahir
anak tersebut apabila dilakukan dengan usia 7 bulan dan berat badan
intervensi dini yang dilakukan secara 1500gr. Bayi dengan berat badan
benar dan intensif, sebagian besar lebih besar atau sama dengan 2500 g
gejala-gejala penyimpangan dapat dikatakan memiliki status gizi normal,
diatasi dan anak akan tumbuh dan sedangkan bayi yang terlahir dengan
berkembang normal seperti anak berat badan lebih kecil dari 2500 g
sebaya lainnya. Penyimpangan tanpa memandang usia kehamilan
perkembangan anak anak dikatakan memiliki status gizi kurang
dipengaruhi banyak faktor atau BBLR. Hal ini sesuai dengan
diantaranya tingkat kesehatan dan teori yang dikemukakan oleh
status gizi anak disamping pengaruh (UNICEF dalam penelitian Sutiarti, K.
lingkungan hidup dan tumbuh N dkk, 2011). Bayi berat lahir rendah
kembang anak yang juga merupakan BBLR merupakan bayi yang lahir
salah satu faktor dominan menurut dengan berat kesulitan untuk
Kusbiantoro D (2015). Stimulus beradaptasi dengan lingkungan
adalah kegiatan merangsang hidupnya (Surami A didalam Santri A
kemampuan dasar anak agar anak dkk, 2014). Oleh karena itu, BBLR
mampu tumbuh dan berkembang memiliki risiko untuk mengalami
secara optimal menurut Depkes RI hambatan pertumbuhan dan
dalam Widiantoro E dkk, (2013). perkembangan di masa depan.
Faktor Eksternal yang dapat Hambatan tersebut akan terjadi pada
mempengaruhi perkembangan anak tahun-tahun pertama kehidupan anak
yaitu adalah lingkungan pengasuhan dengan riwayat BBLR (Maretha R
yaitua interaksi ibu dengan anak didalam Santri A dkk, 2014).
sangat mempengaruhi tumbuh Berdasarkan uraian diatas, hal
kembang anak. sebagaimana tersebut juga sesuai dengan

33
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

penelitian yang dilakukan oleh visual bahwa rumah-rumah


Moonik P dkk, dengan hasil penelitian responden sangat berdekatan,
berat lahir rendah berisiko 2,4 kali kurang adanya Ventilasi dan
lipat untuk mengalami keterlambatan kurangnya sinar matahari yang
perkembangan (KI 95%: 0,9-0,7; masuk ke dalam rumah sehingga
p=0,042) dan berat lahir rendah cenderung kumuh. Di samping itu,
berhubungan dengan keterlambatan rumah para responden tidak hanya di
perkembangan anak (Moonik P dkk, tempati oleh orang tua dan anak
2015). melainkan kakek neneknya pun jadi
Ada 1 anak dengan status gizi satu hidup dengan mereka. Hal
baik perkembangan menyimpang tersebut dapat berpengaruh terhadap
mengalami gangguan tumbuh perkembangan bayi disebabkan oleh
kembang yaitu anak belum dapat kurangnya perhatian mengenai
berdiri dan bicara pada usia 17 bulan. lingkungan rumah yang memadai
Tetapi orang tua dari anak tersebut dan sehat. Berdasarkan uraian
terlambat mendeteksi keterlambatan diatas, hal ini sesuai dengan Tinjauan
perkembangan anaknya disebabkan teori mengenai faktor perkembangan
ketidaktauan ibu dan gengsi terhadap yaitu lingkungan fisis dan kimia yaitu
lingkungan, setelah dibawa ke salah lingkungan sebagai tempat hidup
satu Rumah Sakit diketahui bahwa berfungsi sebagai penyedia
anak tersebut memiliki gangguan. kebutuhan bayi, kurangnya sinar
Gangguan keterlambatan matahari dan paparan sinar radio aktif
perkembangan antara lain ditandai menurut Rusilanti dkk, (2015).
dengan lambatnya kematangan sel- 3. Anak yang mengalami perkembangan
sel syaraf, lambatnya gerakan penyimpangan yang tidak tercapai
motorik, kurangnya kecerdasan dan pada aspek bicara & bahasa dengan
lambatnya respon sosial. Menurut jumlah frekuensi terbesar yaitu 4
Hizni A dkk, (2010). Berdasarkan pada umur 49-60 bulan. Berdasarkan
uraian diatas bahwa Penyimpangan hasil wawancara peneliti secara lanjut
tumbuh kembang harus dideteksi bahwa dari 4 anak ada 1 anak
sejak dini terutama sebelum umur 3 dengan gizi baik memiliki kekurangan
tahun karena merupakan periode dalam status kesehatan. Salah satu
masa emas. Selain itu pada usia 3 anak ini mengalami speedelay sejak
tahun jumlah sel otak dua kali lipat umur 2 tahun dan anak memiliki
lebih banyak dari sel-sel otak orang riwayat bahwa ibu kandungnya
dewasa. Apabila deteksi terlambat, mengalami gangguan jiwa. Anak
maka penanganannya juga terlambat tersebut sekarang diasuh oleh ibu
yang mengakibatkan penyimpangan tirinya karena ibu kandungannya
yang sukar diperbaiki menurut Fitri sudah meninggal. Peneliti melihat
dalam Ambarwati R E dkk, (2014). dengan diasuhnya oleh ibu tirinya,
2. Anak yang mengalami perkembangan kasih sayang terhadap anak ini
penyimpangan yang tidak tercapai kurang maksimal, apalagi ibu tirinya
pada aspek Motorik Halus dengan juga bekerja berjualan bakso. Pada
jumlah frekuensi terbesar yaitu 4 lingkungan pengasuhan, interaksi ibu
pada umur 30-48 bulan. Berdasarkan anak sangat mempengaruhi tumbuh
Hasil pengamatan peneliti secara kembang anak. (Rusilianti dkk, 2015).

34
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

Perkembangan dan pertumbuhan diasuh oleh neneknya dirumah dan


anak penting dijadikan perhatian anak ini sangat dimanja oleh
khusus bagi orangtua, khususnya ibu. neneknya. Berdasarkan sumber yang
Jika tumbuh kembang anak tanpa didapat oleh peneliti, anak ini jarang
arahan dan pendampingan serta bermain keluar rumah dan lebih
perhatian orangtua, maka tumbuh sering didalam rumah. Anak tersebut
kembang anak tidak dapat maksimal juga dibatasi dalam hal bermain
menurut Palasari W dkk, (2012). diluar rumah karena lokasi rumah
Berdasarkan sumber yang diperoleh responden dipinggir jalan raya,
bahwa sekarang anak ini sudah dengan begitu neneknya lebih
mendapatkan terapi di poli tumbuh memfasilitasi mainan untuk anak ini
kembang anak disalah satu rumah bermain didalam rumah. Interaksi
sakit di magelang. Status kesehatan anak dengan lingkungan sekitar pada
anak dapat berpengaruh pada saat bermain, membantu anak
pencapaian pertumbuhan dan memperluas kosa kata dan
perkembangan. Hal ini dapat terlihat memperoleh tata bahasa dalam
apabila anak berada dalam kondisi penggunaannya secara tepat
sehat dan sejahtera, maka menurut Khasanah I dkk, (2011).
percepatan anak untuk tumbuh Bahwa interaksi ibu dengan anak
kembang menjadi mudah dan sangat mempengaruhi tumbuh
sebaliknya. kondisi yang dapat kembang anak hal ini sesuai dengan
mempengaruhi tumbuh kembang teori yang dikemukakan Rusilianti
anak misalnya adanya kelainan dkk, (2015). Berdasarkan uraian
perkembangan saraf (seperti diatas, peneliti dapat menyimpulkan
gangguan motorik, gangguan bicara bahwa anak ini tidak dapat
atau gangguan personal sosial). saat bersosialisasi atau bergaul bahkan
tertentu anak seharusnya mencapai mengekplorasi dirinya dengan bebas
puncak dalam pertumbuhan dan dan waktu berinteraksi dengan orang
perkembangan namun apabila saat tua, teman atau orang lain itu sangat
itu pula terjadi penyakit kronis yang kurang. Hal ini yang mungkin memicu
ada pada diri anak maka pencapaian perkembangan anak tersebut masuk
kemampuan untuk maksimal dalam dalam kategori perkembangan
tumbuh kembang terhambat karena menyimpang. Faktor lain yaitu dari
anak memiliki masa kritis (Hidayat A segi keluarga bahwa anak ini
A, 2013). mempunyai berat badan lebih atau
Berdasarkan wawancara gemuk, begitu pula dengan ibunya
ditemukan satu anak umur 49 bulan Bahwa postur tubuh ibunya juga
yang memiliki status gizi lebih dengan gemuk. Ada kecenderungan keluarga
perkembangan menyimpang. yang memiliki postur tubuh tinggi,
Berdasarkan hasil wawancara peneliti pendek, gemuk atau kurus Hal ini
bahwa Faktor yang dapat sesuai dengan teori yang
mempengaruhi anak tersebut yaitu dikemukakan oleh (Rusilianti dkk,
dari faktor lingkungan pengasuhan 2015).
dan keluarga. Berdasarkan 4. Anak yang mengalami perkembangan
wawancara, karena kesibukan orang penyimpangan yang tidak tercapai
tuanya, anak tersebut dititipkan dan pada aspek sosialisasi & kemandirian

35
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

dengan jumlah frekuensi terbesar


yaitu 6 pada umur 30-48 bulan. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil wawancara Berdasarkan uraian diatas,
mayoritas orang tua dari anak peneliti dapat menyimpulkan bahwa tidak
tersebut terutama ibunya mengalami ada hubungan antara status gizi dengan
stress depresi atau tertekan ketika perkembangan anak di Kelurahan Tidar
saat sedang mengandung. Utara Binaan Puskesmas Magelang
Berdasarkan wawancara yang selatan Kota Magelang. Hal ini
dilakukan oleh peneliti, ada beberapa disebabkan karena kemungkinan faktor-
faktor pemicu yang menyebabkan faktor lain yang dapat mempengaruhi
ibu balita ini mengalami hal tersebut : perkembangan anak yang memerlukan
a. Bertengkar dengan suaminya penelitian lebih lanjut yaitu psikologi,
yang berselingkuh dan pergi dari lingkungan fisis & kimia, makanan, status
Rumah. kesehatan, stimulus, lingkungan
b. Banyak beban pikiran yang pengasuhan dan sosial ekonomi.
harus dipikirkan sendiri, karena
hidup Single parent. DAFTAR PUSTAKA
c. Merasa belum siap menjadi ibu, Ambarwari, R. E. Yahya, P. A. &
karena masih terlalu muda dan Sutanto, V. A. (2014.) Tingkat
kehamilannya belum diinginkan. Pengetahuan Ibu Tentang
d. Salah satu anak belum pernah Stimulasi Tumbuh Kembang
bertemu dengan seorang Dengan Perkembangan Pada
ayahnya sampai sekarang, Anak. Jurnal Kesehatan
sehingga hanya ibunya yang “Samodra IImu” 5(2) 95.
mengasuhnya. Depkes RI. (2010). Pedoman
Berdasarkan uraian diatas, bahwa Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi
hal semacam ini yang yang dapat dan Intervensi Dini Tumbuh
memicu perkembangan anak menjadi Kembang Anak Di Tingkat
terhambat. bahwa seorang bayi yang Pelayanan Kesehatan Dasar.
tidak dikehendaki oleh orang tuanya Gunawan, G. Fadlyana, E. & Rusmil, K.
atau bayi yang selalu merasa (2011). Hubungan Status Gizi
tertekan akan mengalami hambatan dan Perkembangan Anak Usia
di dalam pertumbuhan dan 1-2 Tahun. Jurnal Sari Pediatri.
perkembangan. Hal ini merupakan 13(2) 142-146.
salah satu faktor yang mempengaruhi Hasdianah, H. S. Siyoto & Y.
perkembangan yaitu psikologis Peristyowati. (2014). Gizi
sebagaimana disebutkan oleh pemanfaatan gizi,diet dan
Rusilanti, dkk (2015). Hal ini juga obesitas. Yogyakarta. Nuha
sesuai dengan penelitian yang Medika.
dilakukan Martianto yang melaporkan Hidayat, A. A. (2013). Pengantar Ilmu
bahwa pemberian stimulasi terhadap Kesehatan Anak untuk
perkembangan anak menurun Pendidikan Kebidanan. Jakarta.
dengan tidak adanya partsipasi Salemba Medika.
anggota keluarga terutama ayah Hisni, A. Julia, M. & Gamayanti, L. I.
(Martianto dalam Briawan D dkk, (2010). Status Stunted dan
2008). Hubungannya dengan

36
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017

Perkembangan Anak Balita di dan perkembangan anak usia


Wilayah Pesisir Pantai Utara toddler 1-3 tahun dengan
Kecamatan LemahWungkuk riwayat bayi berat lahir rendah.
Kota Cirebon. Jurnal Klinik Jurnal Ilmu Kesehatan
Indonesia, 6.(3)131. Masyarakat, 5( ) 63-64.
Indriati, R. Kresti, Y.(2016). Hubungan Silaen, S. & Widiyono. (2013).
Status Gizi dengan Metodologi Penelitian Sosial
Perkembangan Anak Usia 1-5 Untuk Penulisan Skripsi dan
Tahun di Posyandu Desa Tesis. Jakarta. In Media.
Srinoboyo Kabupaten Wonogiri. Sutiarti, K.N. & Wulandari, R.A.D. (2011).
Kosala, 4(1) 47-55. Hubungan Status Gizi waktu
Kementrian RI. (2014). Profil Kesehatan Lahir dengan Pertumbuhan dan
Indonesia. Kementerian Perkembangan Anak Usia
Kesehatan RI. Prasekolah di Desa
Khasanah, I. Prasetyo, A. & Peguyangan Kota Denpasar.
Rakhmawati, E. Jurnal Iimu Gizi, 2 (2) 112
(2011).Permainan Tradisoinal
Sebagai Media Stimulasi Aspek
Perkembangan Anak Usia Dini.
Jurnal Penelitian PAUDIA, 1(1)
95
Kholifah, N. S. Fadillah, N. & A.
Hasyaim, dkk. (2014).
Perkembangan Motorik Kasar
bayi melalui Stimulus ibu
dikelurahan Kemayoran
Surabaya. Jurnal Sumber Daya
Manusia Kesehatan, 1(-) 108.
Moonik, P. Lestari, H. H. & Wilar, R.
(2015). Faktor- Faktor yang
Mempengaruhi Keterlambatan
Perkembangan Anak Taman
Kanak-Kanak. Jurnal e-Clinic
(eCl), 5(1) 124.
Palasari, W. Purnomo, H. (2012).
Keterampilan Ibu dalam Deteksi
Dini Tumbuh Kembang
Terhadap Tumbuh Kembang
Bayi. Jurnal Stikes, 5(1) 12.
Rusilanti, D. Mutiara & Y. Yeni. (2015).
gizi dan kesehatan anak
prasekolah. Bandung. PT
Remaja Rosakaryahal.
Santri, A. Indriyani, A & Girsang, B.M.
(2014). Faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan

37

Anda mungkin juga menyukai