LAPORAN PENDAHULUAN
NON STEMI
1.1 Pengertian
NON STEMI mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai
darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang (Brunner &
Sudarth, 2002).
NSTEMI adalah adanya ketidakseimbangan antara pemintaan dan suplai
oksigen ke miokardium terutama akibat penyempitan arteri koroner akan
menyebabkan iskemia miokardium lokal. Iskemia yang bersifat sementara akan
menyebabkan perubahan reversibel pada tingkat sel dan jaringan. (Sylvia,2006).
Infark miokard gelombang non-Q atau infark miokard tanpa elevasi segmen
ST (Non-ST elevation myocardial infarction/ NSTEMI), dan infark miokard
gelombang Q atau infark miokard dengan elevasi segmen ST (ST elevation
myocardial infarction / STEMI)
1.2 Etiologi
terjadi karena thrombosis akut atau proses vasokonstriksi koroner, sehingga terjadi
derajat lebih kecil, biasanya terbatas pada subendokardium. Keadaan ini tidak
nekrosis.
a. Faktor resiko
1
2
a) Umur
b) Jenis kelamin : insiden pada pria tinggi, sedangkan pada wanita meningkat
setelah menopause
(anggota keluarga laki-laki muda dari usia 55 tahun atau anggota keluarga
d) Hereditas
psikologis berlebihan.
3) Faktor penyebab
karena penyempitan arteri koroner sebagai akibat dari trombus yang ada pada plak
plak yang ruptur, yang mengakibatkan infark kecil di distal, merupakan penyebab
b) Obstruksi dinamik
diakibatkan oleh spasme fokal yang terus menerus pada segmen arteri koroner
otot polos pembuluh darah dan/atau akibat disfungsi endotel. Obstruksi dinamik
koroner dapat juga diakibatkan oleh konstriksi abnormal pada pembuluh darah
karena spasme atau trombus. Hal ini terjadi pada sejumlah pasien dengan
perkutan (PCI).
mengakibatkan SKA.
kondisi pencetus diluar arteri koroner. Pada pasien ini ada penyebab berupa
mereka biasanya menderita angina stabil yang kronik. SKA jenis ini antara lain
karena:
tirotoksikosis.
(3) Berkurangnya pasokan oksigen miokard, seperti pada anemia dan hipoksemia.
Kelima penyebab SKA di atas tidak sepenuhnya berdiri sendiri dan banyak
terjadi tumpang tindih. Dengan kata lain tiap penderita mempunyai lebih dari satu
1.3 Patofisiologi
penurunan suplai oksigen dan atau peningkatan kebutuhan oksigen miokard yang
diperberat oleh obstruksi koroner. NSTEMI terjadi karena trombosis akut atau
proses vasokonstriksi koroner. Trombosis akut pada arteri koroner diawali dengan
Plak yang tidak stabil ini biasanya mempunyai inti lipid yang besar,
densitas otot polos yang rendah, fibrous cap yang tipis dan konsentrasi faktor
jaringan yang tinggi. Inti lemak yang cenderung ruptur mempunyai konsentrasi
5
ester kolesterol dengan proporsi asam lemak tak jenuh yang tinggi. Pada lokasi
ruptur plak dapat dijumpai sel makrofag dan limfosit T yang menunjukkan adanya
proses inflamasi. Sel-sel ini akan mengeluarkan sitokin proinflamasi seperti TNF
Nyeri yang lama yaitu minimal 30 menit, sedangkan pada angina kurang
dari itu. Disamping itu pada angina biasanya nyeri akan hilang dengan istirahat
akan tetapi pada infark tidak. Nyeri dan rasa tertekan pada dada itu bisa disertai
dengan keluarnya keringat dingin atau perasaan takut. Biasanya nyeri dada
menjalar ke lengan kiri, bahu, leher sampai ke epigastrium, akan tetapi pada orang
tertentu nyeri yang terasa hanya sedikit. Hal tersebut biasanya terjadi pada
b. Sesak Nafas
hipervenntilasi. Pada infark yang tanpa gejala nyeri, sesak nafas merupakan tanda
c. Gejala Gastrointestinal
lebih sering pada infark inferior, dan stimulasi diafragma pada infak inferior juga
d. Gejala Lain
6
Termasuk palpitasi, rasa pusing atau sinkop dari aritmia ventrikel dan
gelisah.
1. EKG
2. Enzim Jantung.
3. Elektrolit.
Leukosit ( 10.000 – 20.000 ) biasanya tampak pada hari ke-2 setelah IMA
berhubungan dengan proses inflamasi
5. Kecepatan sedimentasi
6. Kimia
Mungkin normal, tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau
kronis
7. GDA
Dapat menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.
9. Foto dada
10. Ekokardiogram
Talium : mengevaluasi aliran darah miocardia dan status sel miocardia missal
lokasi atau luasnya IMA
1.6 Komplikasi
Perluasan infark dan iskemiapasca infark, aritmia (sinus bradikardi,
supraventrikuler, takiaritmia,aritmia ventrikular, gangguan konduksi), disfungsi
otot jantung (gagal jantung kiri, hipotensi, dan shock), infarkventrikel kanan,
8
1.7 Penatalaksanaan
1. Rawat ICCU, puasa 8 jam
2. Tirah baring, posisi semi fowler
4. Infus D5% 10 – 12 tetes/ menit
5. Oksigen 2 – 4 lt/menit
6. Analgesik : morphin 5 mg atau petidin 25 – 50 mg
7. Obat sedatif : diazepam 2 – 5 mg
8. Bowel care : laksadin
9. Antikoagulan : heparin tiap 4 – 6 jam /infus
10. Diet rendah kalori dan mudah dicerna
11. Psikoterapi untuk mengurangi cemas
Tatalaksana awal pasien dugaan SKA (dilakukan dalam waktu 10 menit):
- Memeriksa tanda-tanda vital
- Mendapatkan akses intra vena
- Merekam dan menganalisis EKG
- Melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
- Mengambil sediaan untuk pemeriksaan enzim jantung, elektrolit serta
pemeriksaan koagulasi.
- Mengambil foto rongten thorax (<30 menit).
EKG harus dilakukan segera dan dilakukan rekaman EKG berkala untuk
mendapatkan ada tidaknya elevasi segmen ST. Troponin T/I diukur saat masuk,
jika normal diulang 6-12 jam kemudian.Enzim CK dan CKMB diperiksa pada
pasien dengan onset < 6 jam dan pada pasien pasca infark < 2minggu dengan
iskemik berulang untuk mendeteksi reinfark atau infark periprosedural.
Tatalaksana awal SKA tanpa elevasi segmen ST di unit emergency:
- Oksigen 4 L/ menit (saturasi oksigen dipertahankan > 90%)
- Aspirin 160 mg (dikunyah).
- Tablet nitrat 5mg sublingual (dapat diualang 3x) lalu per drip bila
masih nyeri dada.
9
-angiografi koroner dini (<72 jam ) diikuti oleh revaskularisasu (PCI atau
bedah pintas koroner) direkomendasikan pada pasien dengan risiko sedang
dan tinggi.
- angiografi koroner urgensi (<24 jam) direkomendasikan pada pasien
dengan angina refrakter atau berulang yabg disertai perubahan segmen ST,
gagal jantung, aritmia yang mengancam hidup dan hemodinamik yang tidak
stabil.
Terapi tambahan: ACE inhibitor atau penghambat reseptor angiotensin.
1. Aspirin
2. Beta-blocker
3. Pertimbangan untuk uji latih jantung (treadmill).
4. Dapat dipulangkan setelah observasi.
11
2.1 Pengkajian
2.1.1 Pengkajian persistem :
a. B1: Breath
Sesak nafas, apnea, eupnea, takipnea
b. B2: Blood
Denyut nadi lemah, nadi cepat, teratur/tidak teratur, EKG Aritmia,Suara jantung
bisa tidak terdengar pada VF. Tekanan darah sukar / tidak dapat diukur/ normal,
Saturasi oksigen bisa menurun < 90%
c. B3: Brain
Menurunnya/hilangnya kesadaran, gelisah, disorientasi waktu, tempat dan orang
d. B4: Bladder
Produksi urine menurun, warna urine lebih pekat dari biasanya, oliguria, anuria
e. B5: bowel
Konstipasi
f. B6: Bone
Perfusi dingin basah pucat, CRT >2 detik, diaforesis, kelemahan
Keluhan Utama Pasien :
a.Kualitas Nyeri Dada : seperti terbakar, tercekik, rasa menyesakkan nafas atau
seperti tertindih barang berat.
b.Lokasi dan radiasi : retrosternal dan prekordial kiri, radiasi menurun ke lengan
kiri bawah dan pipi, dagu, gigi, daerah epigastrik dan punggung.
c.Faktor pencetus : mungkin terjadi saat istirahat atau selama kegiatan.
d.Lamanya dan faktor-faktor yang meringankan : berlangsung lama, berakhir
lebih dari 20 menit, tidak menurun dengan istirahat, perubahan posisi ataupun
minum Nitrogliserin.
12
Kriteria Hasil:
- Nyeri dada berkurang (skala nyeri 1-3)
13
Intervensi Rasional
1. Monitor nyeri dada (awal serangan, 1-2 data tersebut bermanfaat dalam
sifat, lokasi, lamanya dan faktor menentukan penyebab dan efek nyeri
pencetus). dada, serta menjadi dasar perbandingan
2. Anjurkan klien untuk segera minta
dengan gejala pasca terapi
bantuan perawat atau dokter bila
merasakan nyeri.
3. Upayakan lingkungan tenang. Batasi 3-5 lingkungan tenang mendukung
16
aktivitas selama serangan nyeri dada. istirahat dan tidur nyaman sehingga
Bantu mengubah posisi mengurangi konsumsi oksigen miokard.
4. Upayakan rencana tindakan dan
latihan aktivitas yang tidak
mengganggu periode tidur dan
istirahat kllien.
5. Berikan latihan ROM
6. Nilai respon klien terhadap aktivitas, 6-7 aktivitas yang disertai tanda dan
catat adanya ST depresi, disritmia, gejala tersebut mengindikasikan tidak
kelelahanm pusing, sesak dan nyeri adekuatnya sirkulasi koroner yang
dada. mengakibatkan iskemia.
7. Menilai tanda-tanda vitak saat
istirahat dan setelah aktivitas.
Intervensi Rasional
1. Berikan penjelasan singkat 1.Penjelasan tentang prosedur
tentang tujuan, hasil yang membantu klien menjadi kooperatif.
diharapkan setiap prosedur dan
efek samping.
keperawatan
6. Diskusikan kondisi kllien dan 6-7 perubahan pola hidup dalam masa
perubahan pola hidup yang pemulihan dapat mencegah serangan
harus dijalani setelah pulang ulang. Rehabilitasi kardio terprogram
dari rumah sakkit. dapat menurunkan kecemasan.
Intervensi Rasional
1. Identifikasi pola normal tidur 1-6 perubahan pola tidur
sebelum masuk rumah sakit dan menyebabkan kecemasan yang dapat
perubahan yang terjadi setealh memicu nyeri dada dan meningkatkan
dirawat. konsumsi oksigen miokard.
6. Rencanakan tindakan
keperawatan yang tidak
mengganggu jam istirahat tidur
klien
DAFTAR PUSTAKA
Faqih, R.,. (2006). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Malang: UMM Press
Levefer, J.,. (1997). Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik
dengan
Implikasi Keperawatan. Jakarta: EGC.
Prasetyo, J., B.,. (2003). Ilmu Penyakit Jantung. Surabaya: Airlangga University.
Sudoyo, A., W.,. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna
Publishing.
20
BAB IV
PEMBAHASAN
Kasus NSTEMI
DS:
Tn. S berusia 51 tahun, beragama islam, menikah. Masuk rumah sakit tanggal 12
april 2010, NMR 2008-25-58 dengan diagnosa medis NSTEMI. Tanggal 12 April
2010 dilakukan pengkajian di UGD HARKIT ditemukan keluhan utama nyeri
dada. Riwayat penyakit, pasien mengatakan nyeri dada, terasa dalam 3 hari
terakhir ini dan timbul dengan aktifitas ringan (mandi, makan).Nyeri selama
kurang lebih 10 menit, hilang sendiri.Nyeri tidak menjalar ke lengan atau leher
tetapi terasa berdebar.Malam sering keluar keringat dingin.Riwayat penyakit
dahulu, pasien merupakan pasien lama harapan kita dengan diagnosa CHF, HT,
dan riwayat CVD.Sampai sebelum masuk UGD pasien masih kontrol rutin dan
minum obat seperti cedocard, noperten, digoxin, aldactone, simvastatin, aspilet,
mantate.Pasien tidak ada riwayat alergi.
DO:
Pernapasan: Pasien bernapas spontan dengan nasal kanul 4 LPM. RR pasien 18
X.menit.Sp O2 100%. Paru kanan kiri vesikuler, whezing -/-, dada simetris,
retraksi dada (-), batuk (-), sekret (-), epistaksis(-). Sirkulasi/ Kardiovaskukar:
terpasang IV line, JVP (5+2 mmH2O), TD 144/100 mmHg, nadi 150x/menit, suhu
36,50C. ECG: AF, Rate 150x/menit, axis normal, QRS rate 0,08 detik, Poor R di
V1-V4, T inverted di V5-V6. CKMB 57, Trop T 0,027. ECHO ditemukan EF
45%. Neurosensori: Kesadaran komposmentis, pupil isokor 3mm/3mm, reaksi
cahaya+, konjungtiva tidak ikterik, kebiasaan merokok (-), penggunaan obat
bebas(-), ketergantungan terhadap bahan kimia (-), konsumsi jamu(+). Eliminasi
dan Cairan: BAB-; urin 70-80 cc/ jam. Lab elektrolit dalam batas normal.Ureum
kreatinin dalam batas normal. Pencernaan dan nutrisi: perut lunak, suara dulness,
bising usus (+) , bibir tidak pucat, tidak ada nyeri perut atau asites. TB: 157 cm,
21
BB: 69Kg. Lab gula darah sewaktu 206 mg/dl. Muskulo skeletal dan aktifitas-
istirahat: tidak ada kelainan kongenital, pasien mobilisasi di tempat tidur,
kebutuhan dibantu. Kelembaban cukup.Kulit, rambut dan kuku bersih.Kulit tidak
ada tanda-tanda kemerahan (decubitus), warna kulit kuning langsat, tidak ada
jaringan parut, keadaaan vascularisasi superfisial cukup, kulit teraba hangat,
turgor cukup, kulit kepala bersih.Rambut bersih warna hitam, tidak mudah rontok.
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn S
No. Regester : 2008-25-58
Umur : 51 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Status Marieta : Menikah
Pekerjaan : Swasta (buruh pabrik)
Pendidikan : SLTA
Bahasa : Indonesia
Alamat : Jl. Sethaji 4/54 Gresik
Tanggal MRS : 12 April 2010 Jam 08.00 WIB.
Cara Masuk : IRD RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Diagnosa Medis : NSTEMI
22
NO AKTIFITAS TEMPAT
DI RUMAH DI RUMAH SAKIT
1 Pola Nutrisi Makan 3 kali sehari, porsi Klien belum diberi makan
satu piring habis sakali karena baru datang,
makan habis, komposisi minum 100 cc air putih
makan terdiri dari nasi, lauk untuk minum obat.
seperti tahu, tempe, ikan,
telur dan daging, memakai
sayur seperti bayam dan
sawi, kadang snack, pasien
tidak berpantang terhadap
jenis makanan tertentu,
Minum 6 – 7 gelas /hari air
putih kadang – kadang teh.
23
(beralkohol),
1. Status emosi
Stabil, terbukti klien sering menjawab pertanyaan yang diberikan oleh perawat
dan dokter.
2. Konsep Diri
a. Body Image
Klien mengatakan takut mengenai penyakitnya, saat ini membutuhkan bantuan,
pengobatan dan perawatan dari dokter perawat dan keluarganya, klien
mengatakan sangat terganggu dan menderita dengan keadaannya sekarang
b. Self Ideal
Klien mengatakan terganggu dengan aturan yang diterapkan oleh pihak RS yaitu
tidak boleh berjalan sendiri, tetapi pex mematuhi aturan tersebut karena menurut
klien hal ini adalah untuk kesembuhannya.
c. Self esteem
Klien mengatakan diperlakukan dengan baik, ramah, sopan dan sabar baik oleh
petugas maupun keluarga dan mendapat bantuan dalam menghadapi sakitnya.
d. Role
Klien bersikap kooperatif saat dilakukan tindakan tinpra, penjelasan dari
perawat/dokter.Klien menyadari saat ini sedang sakit dan lemah bukan individu
yang sehat dan mandiri seperti dahulu.
e. Identitas
Px berusia 51 tahun, laiki-laki, memiliki 1 istri dan 3 orang anak, bekerja sebagai
buruh pabrik.
3. Data Sosial
a. Pendidikan : tamat SMP
b. Sumber penghasilan : pasien bekerja sebagai buruh pabrik
c. Pola komunikasi : Klien berkomunikasi dengan bahasa jawa dan
Indonesia dengan nada suara sedang, volume suara datar. Klien sering
25
Pemeriksaan Fisik
B1= Pasien bernapas spontan dengan nasal kanul 4 LPM. RR pasien 18
X.menit.Sp O2 100%. Paru kanan kiri vesikuler, whezing -/-, dada simetris,
retraksi dada (-), batuk (-), sekret (-), epistaksis(-), vocal fremittus normal, perkusi
sonor.
B2= Terpasang IV line, JVP (5+2 mmH2O), TD 144/100 mmHg, nadi
150x/menit, suhu 36,50C. ECG: AF, Rate 150x/menit, axis normal, QRS rate 0,08
detik, Poor R di V1-V4, T inverted di V5-V6. CKMB 57, Trop T 0,027. ECHO
ditemukan EF 45%, S1 dan S2 tunggal, perkusi pekak.
B3= Kesadaran komposmentis, pupil isokor 3mm/3mm, reaksi cahaya+,
konjungtiva tidak ikterik, pergerakan bola mata normal, penciuman, pendengaran
dan pengecapan dalam batas normal, refleks patella +, refleks patologis (-).
B4 = BAK lancar warna jenih, urin 70-80 cc/ jam, Tidak terdapat distensi
kandung kemih, tidak terpasang DC.
B5 = perut lunak, suara dulness, bising usus (+) , tympani (+), bibir tidak pucat,
tidak ada nyeri perut atau asites. TB: 157 cm, BB: 69Kg.
26
ANALISA SINTESA
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tgl/jam Diagnosa Keperawatan
12 April Gangguan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan iskemia
2010/ 08.15 ditandai dengan:
DS=
Pasien mengatakan nyeri dada, terasa dalam 3 hari terakhir ini dan
timbul dengan aktifitas ringan (mandi, makan). Nyeri selama kurang
lebih 10 menit, hilang sendiri. Nyeri tidak menjalar ke lengan atau
leher tetapi terasa berdebar. Malam sering keluar keringat dingin.
DO=
TD= 144/100 mmHg, nadi 150x/menit, suhu 36,50C.
T inverted di V5-V6. CKMB 57, Trop T 0,027. ECHO ditemukan
EF 45%
12 April Risiko Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan
2010/ 08.15 kontraktilitas miokard ditandai dengan:
30
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. NSTEMI adalah adanya ketidakseimbangan antara pemintaan dan suplai oksigen
ke miokardium terutama akibat penyempitan arteri koroner akan menyebabkan
iskemia miokardium lokal. Iskemia yang bersifat sementara akan menyebabkan
perubahan reversibel pada tingkat sel dan jaringan.
2. Presentasi klinis klasik SKA tanpa elevasi segmen ST berupa angina saat istirahat
lebih dari 20 menit, angina yang dialami pertama kali dan timbul asaat aktifitas
yang lebih ringan dari aktivitas sehari-hari, peningkatan intensitas, frekuensi dan
durasi angina.
3. Penentuan risiko berdasarkan skor risiko TIMI (Thrombolysis in myocardial
Infarction):
Skor 0-2 ---- risiko rendah
Skor 3-4 ---- risiko sedang
Skor 5-7 ---- risiko tinggi
5.2 Saran
31
Poskan Komentar
Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
123,422
Google+ Followers
Arsip Blog
▼ 2013 (84)
o ► Juli (29)
o ► Februari (39)
o ▼ Januari (16)
Google Translate
Powered by Translate
Mengenai Saya
Share It
Taufan Arif
Lihat profil lengkapku