Anda di halaman 1dari 6

Metabolisme Purin dalam Tubuh dan Pengaruhnya bila Berlebih

Dicky Febrian
102014162
Kelompok: C2
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Email: dickyfebrianarmy@gmail.com

Abstrak

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari mengkonsumsi makanan. Makanan
ialah sumber energi kita yang bisa dibagi menjadi tiga yaitu karbohidrat, protein dan lemak.
Didalam tubuh ketiganya akan diproses lagi menjadi berbagai macam zat yang penting untuk
manusia. Setelah makan, zat yang masuk kedalam tubuh akan dipecah. Glukosa adalah sumber
energi utama bagi sel manusia dan dapat digunakan untuk sintesis zat penting lainnya. Salah
satunya ialah untuk pembentukan purin yang merupakan komponen daripada DNA dan RNA.
oksidasi glukosa ini dilakukan melalui proses HMP Shunt dimana membutuhkan NADP didalam
prosesnya sebagai akseptor daripada H+. Basa purin dapat ditemukan didalam nukleotida dan
dalam asam nukleat. Basa basa tersebut didapatkan melalui sintesis de novo dengan
menggunakan asam amino sebagai precursor untuk menghasilkan nukleotida. Penguraian
nukleotida purin (AMP dan GMP) terjadi terutama dihati yang akan menjadi asam urat

Kata kunci: purin, asam urat, HMP Shunt

In everyday life, people can not be separated from foods. Food is the source of our energy that
containts can be divided into three, namely carbohydrates, proteins and fats. In the body it will
be processed again into various substances that are important for humans. After eating,
substances that enter the body would be going through catabolism. Glucose is the main source of
energy for the human cells and could be used for the synthesis of other important substances.
One of it is purine which is component of DNA and RNA. This oxidation of glucose is done
through the HMP shunt which requires NADP as acceptor of H +. Purine can be found in the
nucleotides and the nucleic acid. The alkaline base obtained through de novo synthesis using
amino acids as the precursor to produce nucleotides. Decomposition of purine nucleotides (AMP
and GMP) occurs mainly in the liver that would be urat acid

Keywords: purine, uric acid, HMP Shunt

Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari mengkonsumsi makanan.


Makanan ialah sumber energi kita yang bisa dibagi menjadi tiga yaitu karbohidrat, protein dan
lemak. Didalam tubuh ketiganya akan diproses lagi menjadi berbagai macam zat yang penting
untuk manusia. Salah satunya ialah untuk pembentukan purin yang merupakan kompunen
daripada DNA dan RNA. Hasil metabolism dari purin akan dibuang dalam bentuk usam urat.
Namun dapat terjadi masalah bila kadarnya terlalu banyak maupun jika mekanisme ekskresinya
terganggu. Dalam Makalah ini akan dibahas mengenai metabolisme purin.

Metabolisme Karbohidrat dan Lemak

Setelah makan, zat yang masuk kedalam tubuh akan dipecah. Salah satunya adalah
karbohidrat. Glukosa adalah sumber energi utama bagi sel manusia dan merupakan sumber
karbon untuk sebagian besar sintesis senyawa lainnya. Proses metabolisme glukosa pertama ialah
melalui glikolisis yang nantinya akan menghasilkan asetil KoA yang akan berlanjut pada siklus
asam sitrat. Proses ini dapat terjadi melalui lemak dan protein pula, setelah mengalami
gluconeogenesis bila glukosa yang berasal dari karbohidrat tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan permintaan tubuh. 1-3
Gambar 1. Metabolisme Karbohidrat, Lemak dan Protein
Sumber: google

Namun selain dengan glikolisis, oksidasi glukosa juga dapat dilakukan melalui proses
HMP Shunt dimana membutuhkan NADP didalam prosesnya sebagai akseptor daripada H +,
proses ini terjadi di sitoplasma dan dapat berlangsung di hati, jaringan adiposa, sel darah merah
dan dibeberapa tempat lainnya. Hasil dari HMP Shunt ini adalah menyediakan ribose 5-P untuk
sintesis nukleotida, sementara NADPH dapat dgunakan untuk berbagai macam seperti sintesis
asam lemak, kolesterol, asam amino. 3

Gambar 1. Lintasan Metabolisme Karbohidrat


Sumber: google
Metabolisme Purin

Basa purin dapat ditemukan didalam nukleotida dan dalam asam nukleat. Basa basa
tersebut didapatkan melalui sintesis de novo dengan menggunakan asam amino sebagai
precursor untuk menghasilkan nukleotida. Sebagian besar sintesisi ini terjadi dihati dan akan
dibawa oleh sel darah merah ke jaringan. Untuk pembentukan purin sendiri ialah 5-fosforibosil-1
pirofosfat (PRPP) yang merupakan sumber gugus ribose. Senyawa ini diperoleh lewat sintesis
ATP dan Ribosa 5-P. Pada reaksi pertama, PRPP akan berikatan dengan glutamin membentuk
fosforibosilamin. Dalam reaksi kedua, keselurihan gugus glisin ditambahakan sebagai prekursor.
3-5

Gambar 1. Purin
Sumber: google

Penguraian nukleotida purin (AMP dan GMP) terjadi terutama dihati. AMP akan
mengalami deaminasi menjadi IMP, kemudian IMP dan GMP mengalami defosforilasi dan
ribose akan diputuskan dari basa. Basa yang terbentuk dari IMP atau disebut hipoxantin akan
diubah oleh xantin oksidase menjadi xantin, sementara guanine akan mengalami deaminasi
sehingga menghasilkan xantin. Xantin akan diubah oleh xantin oksidase menjadi asam urat dan
diekskresikan lewat urin. Xantin oksidase memerlukan molybdenum dalam melakukan
pekerjaannya serta akan menghasilkan H2O2 yang bersifat racun bagi tubuh yang akan dipecah
oleh peroksidase dan katalase. 4,5

Gambar 1. Penguraian Purin


Sumber: google

Makanan dengan kadar purin tinggi

Makanan dengan kandungan tinggi purin adalah emping atau melinjo, daging jeroan
berupa hati,paru,ampela, usus, makanan laut, bayam, kacang, sarden, santan, alpukat, petai,
mentega, durian, tape, alkohol, gorengan. 6
Kesimpulan

Purin merupakan penyusun dari DNA dan RNA yang penting bagi tubuh untuk
menyimpan informasi genetik. Terdiri dari adenine dan guanine, purin dapat disintesis oleh tubuh
dan dari sumber makanan yang kita makan, namun jika kadar didalam tubuh berlebih, akibat
kelarutannya yang rendah purin dapat mengendap dan menyebabkan kelainan seperti gout.

Daftar Pustaka

1. Sumardjo D. Pengantar Kimia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008: h. 246-58
2. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2009: h. 545-618
3. Vasudevan DM, Sreekumari S, Vaidyanathan K. Textbook of biochemistry for medical
student.7 Ed. India: Jaypee; 2013: h. 123-31
4. Kuchel P, Ralston GB. Biokimia Schaum’s easy outline. Jakarta: Erlangga; 2006: h. 98
5. Murray K.R, Granner D.K, Rodwell V.W. Biokimia Harper. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2009: h.311-2
6. Misnadiarly. Rematik asam urat, hiperurisemia, artritis gout. Jakarta: Pustaka Obor
Populer; 2007: h. 11-5

Anda mungkin juga menyukai