Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang selalu ada di setiap
jenjang pendidikan, baik itu di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama(SMP), Sekolah Menengah Atas(SMA), maupun Perguruan Tinggi. Maka
dari itu keberhasilan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) menjadi
penentu keberhasilan pembelajaran matematika di tingkat pendidikan berikutnya.
Adanya usaha untuk mengoptimalkan pembelajaran matematika di SD agar
mencapai tujuan pembelajaran terus dilakukan. Salah satu upayanya adalah melalui
perubahan kurikulum pada tahun 2013.
Kurikulum 2013 menghendaki pembelajaran di SD menggunakan pendekatan
tematik integratif. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata
pelajaran ke dalam berbagai tema.(Prastowo. 2013). Hal ini mengakibatkan
pembelajaran matematika harus terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya. Artinya
matematika tidak lagi menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri namun harus di
integrasikan dengan mata pelajaran lain melalui sebuah tema sebagai pengikat.
Misalnya, tema “Bumi dan Alam Semesta” pada kelas III dapat digunakan untuk
mengenal konsep bangun datar melalui benda-benda yang ada di bumi. Contoh
tersebut menunjukkan integrasi mata pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan
alam (ipa).
Implementasi kurikulum 2013 di SD di lakukan dengan mengacu pada daftar
tema yang telah ditentukan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud) Republik Indonesia. Jumlah tema di setiap kelas berbeda-beda,
paling sedikit ada lima buah dan paling banyak ada Sembilan tema. Tema-tema pada
kelas III SD meliputi : 1) Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan, 2)
Perkembangan Teknologi, 3) Perubahan di Alam, 4) Peduli Lingkungan Sosial, 5)
Permainan Tradisional, 6) Indahnya Persahabatan, 7) Energi dan Perubahannya, 8)
Bumi dan Alam Semesta.
Kemendikbud menerbitkan buku seri pembelajaran tematik untuk pegangan
guru dan siswa. Buku tersebut diterbitkan untuk tiap tema, bukan tiap mata pelajaran.
Sehingga untuk buku kelas III terdiri dari delapan buku, tiap uku meliputi tujuh mata
pelajaran kecuali mata pelajaran pendidikan agama dan budi pekerti. Setiap tema
terdiri dari tiga subtema yang di uraikan menjadi enam pembelajaran dilaksanakan
untuk mencapai lebih dari satu kompetensi dasar yang saling berkaitan satu atau
lebih mata pelajaran.
Hasil observasi dan wawancara pada guru kelas III SDN 19 Kota Jambi yaitu
mereka baru menerapkan kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2016/2017 selama satu
semester (dari bulan juli – desember 2017) karena buku tematik yang dari dinas
pendidikan hanya di pinjamkan oleh siswa dan di kembalikan ke sekolah setiap
selesai mempelajari sebuah tema. Dan buku itu tidak boleh di coret sehingga tugas
dan latihan yang seharusnya di tulis pada tempat yang telah disediakan pada buku
tersebut, tetapi siswa harus menuliskan jawabannya di buku latihan atau catatan yang
mereka miliki. Hal ini mengakibatkan siswa tidak leluasa dalam proses pembelajaran
dan kesulitan untuk mempelajari kembali tema – tema yang telah di ajarkan
sebelumnya.
Hasil wawancara pada guru mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas III
SDN 19 Kota Jambi tentang buku tematik kurikulum 2013 yaitu buku terbitan
kemendikbud di rasa kurang sesuai dengan pemahaman anak . guru menyatakan
pembahasan materi pelajaran terlalu tinggi, yang biasanya menjadi pembahasan
untuk kelas IV sekarang menjadi pembahasan untuk kelas III. Hal ini menuntut guru
kelas berusaha lebih keras dan lebih kreatif agar siswa memahami pembelajaran yang
sedang dibahas. Oleh karena itu, guru juga menggunakan buku terbitan nasional yang
belum mengacu pada kurikulum 2013. Hal ini dilakukan untuk membantu guru
dalam mengajarkan materi yang akan disampaikan dikelas, namun sayangnya buku
penunjang yang dipakai tersebut belum tematik. Makanya di Sekolah Dasar Kota
Jambi masih banyak yang belum menggunakan kurikulum 2013 atau Tematik.
Berdasarkan hal itu, perlu untuk di kembangkan suatu bahan ajar untuk
mendukung implementasi dari pembelajaran tematik pada kurikulum 2013.
Pengembangan bahan ajar ini di harapkan dapat memfasilitasi belajar siswa dalam
memahami materi yang dipelajarinya, serta konteks dari materi yang dipelajarinya
dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, siswa akan dapat merasakan matematika
yang akan membuat siswa tertarik dengan matematika dan akan dihindari kejenuhan
dalam belajar. Salah satu bahan ajar yang akan memfasilitasi belajar siswa tersebut
adalah Lembar Kerja Siswa (LKS).
LKS adalah bahan ajar yang dapat digunakan siswa secara mandiri. Selain dapat
digunakan sebagai bahan ajar mandiri, LKS juga menyesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tetapi LKS selama ini yang dibeli
oleh siswa umumnya memiliki isi yang kurang bermutu, salah cetak dan kurang
sesuai dengan kondisi, situasi, kemampuan siswa, guru dan sekolah. Oleh karena itu,
perlu usaha untuk membuat LKS dengan pendekatan tematik dan sesuai dengan
situasi, kondisi, kemampuan siswa, guru dan sekolah.
Dari hal-hal yang telah penulis jabarkan di atas akhirnya penulis terdorong
untuk melakukan penelitian mengenai “ Pengembangan Lembar Kerja Siswa
(LKS) Matematika pada Pembelajaran Tematik Integratif pada Materi Bangun
Datar untuk Sekolah Dasar Kelas III ”.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana lks matematika pada pembelajaran tematik integratif pada
materi bangun datar menjadi produk valid dan efektif ?
2. Adakah pengaruh penggunaan lks matematika pada pembelajaran tematik
integratif pada materi bangun datar terhadap hasil belajar.

C. TUJUAN PENELITIAN

Anda mungkin juga menyukai