Anda di halaman 1dari 11

PETUNJUK SINGKAT

TATA CARA PENULISAN KTI

1. BAHAN DAN UKURAN

1.1. Naskah dibuat di atas kertas HVS 70 g/m2 ukuran A4 dan tidak bolak balik.

1.2. Naskah yang siap diuji di print out, di klip rapi dan dimasukkan dalam folder

plastik:

Hijau: medikal bedah, kuning: Kep anak, biru: kep komunitas, merah: kep jiwa,

putih: kep maternitas

2. PENGETIKAN

2.1. Jenis huruf yang digunakan adalah Times New Roman dengan fontasi 12, huruf

miring untuk istilah bahasa asing. Lambang, huruf Yunani atau tanda yang tidak

dapat diketik harus ditulis rapi dengan tinta hitam.

2.2. Bilangan diketik dengan angka, kecuali pada permulaan kalimat. Bilangan

desimal ditandai dengan koma, contohnya, klorfeniramin maleat sebanyak 5,5

mg. Adapun satuan dinyatakan dengan singkatan resminya tanpa titik di

belakangnya, contohnya, mg, kg, dan lain-lain.

2.3. Jarak antara 2 baris adalah 2 spasi, kecuali Intisari, kutipan langsung, judul tabel,

judul gambar, judul lampiran serta Daftar Pustaka, diketik dengan jarak 1 spasi.

2.4. Batas tepi pengetikan, dilihat dari tepi kertas diatur sebagai berikut :

a. tepi atas : 4 cm

b. tepi bawah : 3 cm

c. tepi kiri : 4 cm

d. tepi kanan : 3 cm

2.5. Ruangan pada halaman naskah harus diisi penuh dari batas tepi kiri sampai tepi

kanan,
jangan sampai ada ruang yang terbuang kecuali kalau akan mulai alinea baru,

persamaan

kimiawi, daftar, gambar, sub judul atau hal khusus.

2.6. Alinea baru dimulai pada ketikan ke-6 dari tepi kiri.

2.7. Bilangan, lambang atau rumus kimia yang memulai suatu kalimat harus dieja,

contohnya : Sepuluh ibu hamil.

2.8. Judul, sub judul, anak sub judul dan lain-lain.

2.8.1. Judul harus ditulis dengan huruf besar (kapital) semua dan diatur supaya

simetris, dengan jarak 4 cm dari tepi atas tanpa diakhiri dengan titik.

2.8.2. Sub judul ditulis simetris di tengah-tengah, semua kata dimulai dengan huruf

besar, kecuali kata penghubung dan kata depan, dan semua ditulis tebal tanpa

diakhiri dengan titik. Kalimat pertama sesudah sub judul dimulai dengan alinea

baru.

2.8.3. Anak sub judul diketik mulai dari batas tepi kiri dan ditulis tebal tetapi hanya

huruf pertama saja yang berupa huruf besar, tanpa diakhiri titik. Kalimat

pertama sesudahnya

dimulai dengan alinea baru.

2.8.4. Sub anak sub judul ditulis mulai dari ketukan ke-6 diikuti dengan titik dan

ditulis miring atau diberi garis bawah. Kalimat pertama yang menyusul

kemudian diketik terus ke belakang dalam satu baris dengan sub anak sub

judul. Kecuali itu sub anak sub judul dapat juga ditulis langsung berupa

kalimat, tetapi yang berfungsi sebagai sub anak sub judul ditempatkan paling

depan dan ditulis miring.


2.9. Rincian ke bawah memakai nomor urut dengan angka atau huruf sesuai dengan

derajat rincian. Penggunaan bullet yang ditempatkan di depan rincian tidak

dibenarkan.

3. PENOMORAN

3.1. Halaman

3.1.1. Bagian awal KTI, mulai dari Halaman Judul sampai Intisari, diberi nomor

halaman dengan angka Romawi kecil (i, ii, iii,dan seterusnya).

3.1.2. Bagian utama dan bagian akhir, mulai dari Pendahuluan(Bab I) sampai

halaman terakhir, memakai angka Arab sebagai nomor halaman (1, 2, 3, dan

seterusnya).

3.1.3. Nomor halaman ditempatkan di sebelah kanan atas, kecuali kalau ada judul

atau bab pada bagian atas halaman itu. Untuk halaman yang demikian,

nomornya ditulis di sebelah kanan bawah.

3.1.4. Nomor halaman diketik dengan jarak 3 cm dari tepi kanan dan 1,5 cm dari tepi

atas atau bawah.

3.2. Tabel dan gambar diberi nomor urut dengan angka Arab.

3.3. Nomor urut persamaan yang berbentuk rumus matematis, reaksi kimia dan lain-

lain ditulis dengan angka Arab di dalam kurung dan ditempatkan di dekat batas

tepi kanan.

Contoh : NaHCO3+ HCl

4. TABEL DAN GAMBAR

4.1. Tabel

4.1.1. Tabel dimaksudkan untuk memperjelas presentasi.

4.1.2. Nomor tabel yang diikuti dengan judul, ditempatkan simetris di atas tabel, rata

kiri dan kanan tanpa diakhiri titik. Nomor tabel mengikuti aturan: Bab lokasi
tabel tersebut diikuti dengan nomor urut tabel. Misalnya tabel terdapat pada

Bab II dengan urutan tabel nomor 1 maka ditulis: Tabel 2.1. (judul).

4.1.3. Kolom-kolom diberi nama, tanpa garis vertical dan garis horizontal-dalam

(vertical and

inner-horizontal lines).

4.1.4. Tabel tidak boleh dipenggal, kecuali memang panjangnya tidak mungkin

diketik dalam satu halaman. Pada halaman lanjutan tabel, dicantumkan nomor

tabel dan kata Lanjutan tanpa judul, misalnya: Lanjutan Tabel 2.1.

4.1.5. Kalau lebar tabel mengharuskan diketik memanjang sepanjang kertas, maka

bagian atas tabel diletakkan di tepi kiri kertas.

4.1.6. Tabel ditempatkan di tengah. Bila lebih dari 2 halaman atau tabel yang harus

dilipat maka ditempatkan pada Lampiran. Contoh Tabel dan Judul Tabel dapat

dilihat pada lampiran14.

4.2. Gambar

4.2.1. Gambar dimaksudkan untuk memperjelas presentasi.

4.2.2. Bagan, grafik, dan foto semuanya disebut gambar (tidak dibedakan).

4.2.3. Nomor gambar yang diikuti dengan judul ditempatkan simetris di bawah

gambar, rata kiri dan kanan tanpa diakhiri titik. Nomor gambar mengikuti

aturan: Bab lokasi gambar tersebut diikuti dengan nomor urut gambar.

Misalnya gambar terdapat pada Bab III dengan urutan gambar nomor 7 maka

ditulis: Gambar 3.7. (judul).

4.2.4. Gambar tidak boleh dipenggal.

4.2.5 Keterangan gambar dituliskan pada tempat lowong di dalam gambar dan jangan

pada

halaman lain.
4.2.6. Bila gambar dilukis sepanjang kertas, maka bagian atas gambar diletakkan di

bagian kiri kertas.

4.2.7. Ukuran gambar dibuat proporsional (tidak terlalu kecil atau besar) dan

diletakkan di tengah. Contoh Gambar dan Judul Gambar dapat dilihat pada

Lampiran 15.

5. BAHASA

5.1. Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia baku (ada subyek dan predikat, dan

supaya lebih sempurna ditambah dengan obyek dan keterangan).

5.2. Bentuk kalimat yang dipakai tidak boleh menampilkan orang pertama atau orang

kedua (saya, aku, kami, kita, engkau, dan lain-lain), tetapi dibuat berbentuk pasif.

Pada penyajian ucapan terima kasih pada prakata, saya diganti dengan penulis.

5.3. Istilah yang dipakai adalah istilah Indonesia asli atau yang sudah diIndonesiakan.

Jika terpaksa menggunakan istilah asing, dibubuhkan garis bawah pada istilah

tersebut atau dicetak miring.

6. PENULISAN NAMA

6.1. Nama penulis yang diacu dalam uraian

Penulis yang tulisannya diacu dalam uraian hanya disebutkan nama akhirnya

saja, dan kalau lebih dari 2 orang, hanya nama akhir penulis pertama yang

dicantumkan diikuti dengan dkk atau et al.:

a. Menurut Awaluddin (2008) …..

b. Uji hambatan sintesis protein oleh ricin (Leehuang dan Kung,1994)

membuktikan …..

c. Transformasi DNA plasmid dikerjakan dengan heat shock (Sambrook dkk,

1989) …..
Yang membuat tulisan pada contoh (c) berjumlah 3 orang, yaitu Sambrook, J.,

Fritisch, E.F., dan Maniatis, T.

6.2. Jika suatu pernyataan dikemukakan lebih dari satu sumber, maka harus

dicantumkan semua dengan dipisahkan oleh tanda ; Contoh:

Daya hambat akan berkurang bila diberi ekstrak kunyit (George,1999; Firman,

2001; Herdiman, 2003).

6.3. Nama penulis dalam daftar pustaka

Dalam daftar pustaka, semua penulis harus dicantumkan namanya.

6.4. Nama penulis lebih dari satu suku kata

Cara penulisannya adalah nama akhir diikuti koma, singkatan nama depan,

tengah, dan seterusnya, yang semuanya diberi titik, atau nama akhir diikuti

dengan suku kata nama depan, tengah dan seterusnya.

Contoh : Sri Wahyuni Awaluddin ditulis: Awaluddin, S.W.

6.5. Nama dengan garis penghubung

Jika dalam sumber aslinya nama penulis ditulis dengan garis penghubung di

antara dua suku katanya, maka keduanya dianggap sebagai satu kesatuan.

Contoh :

Sagoe-Moses ditulis Sagoe-Moses.

6.6. Nama yang diikuti dengan singkatan

Nama yang diikuti dengan singkatan, dianggap bahwa singkatan itu menjadi satu

dengan suku kata yang ada di depannya.

Contoh :

1. Lukman H.I. ditulis: Lukman H.I.

2. Williams D. Ross Jr. ditulis: Ross Jr., W.D.


6.7. Jika tulisan lebih dari satu oleh penulis yang sama dan tahun yang sama, maka

pengutipannya harus dibedakan dengan menggunakan huruf a, b, dan seterusnya

dibelakang tahun.

Contoh :

1. Austoker (2003a) menuliskan bahwa …

2. .. dan Austoker (2003b) menuliskan bahwa …

6.8. Derajat kesarjanaan tidak boleh dicantumkan.

7. ISTILAH BARU

Istilah baru yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia dapat digunakan asal

konsisten. Pada penggunaannya yang pertama kali perlu diberikan padanannya

dalam bahasa asing (dalam kurung). Kalau banyak sekali menggunakan istilah

baru, sebaiknya dibuatkan daftar istilah yang disertakan di lampiran.


Contoh Cara Penunjukan Sumber Pustaka

1. Nama penulis pada bagian permulaan kalimat

Barbieri (1993) menyebutkan bahwa ricin mempunyai aktivitas pengaborsi

(abortifacient)

2. Nama penulis pada bagian tengah kalimat

Inisiasi menyusui dini digagas oleh Utami (2005) adalah usaha yang paling

efektif untuk mensukseskan program ASI ekslusif

3. Nama penulis pada bagian akhir kalimat

Etidium bromida akan memperlambat gerak DNA sekitar 15%

(Wongsosupantio, 1991).

4. Penulis 2 orang

Jika penulis terdiri atas 2 orang, maka kedua-duanya harus disebutkan.

Contoh:

Philips dan Andrew (1966) menemukan spermatozoa pada testis Hereford

yang berumur 224 hari.

5. Penulis lebih dari 2 orang

Jika penulis terdiri atas lebih dari 2 orang, maka yang disebutkan hanya

penulis pertama diikuti dengan dkk atau et al. Contoh:

Daun Annona squamosa mampu menguntraksi otot uterus marmut in vitro

(Farnsworth dkk, 1985) atau (Farnsworth et al., 1985).

6. Yang diacu lebih dari 2 orang

a. Kalau nama penulis masuk dalam uraian, semua sumber disebutkan, contoh:
Menurut Feng dkk (1982) dan Glauce dkk (1990), daun Annona squamosa

mempunyai aktifitas oksitosin.

b. Jika penulis tidak masuk dalam uraian, maka antara sumber-sumber itu

dipasang tanda titik koma, contoh:

Daun Annona squamosa mempunyai akvitas oksitosin (Feng dkk, 1982;

Glauce dkk, 1990).

7. Pengutipan dari sumber kedua, harus menyebutkan nama penulis aslinya dan nama

penulis yang buku atau majalahnya dibaca, contoh:

Hasil yang sama ditunjukkan pula oleh Stirpe (1993) dalam Barbieri (2005).

Dalam hal ini yang terdapat dalam daftar pustaka hanyalah tulisan Barbieri (2005).

Diusahakan yang dibaca adalah sumber aslinya.


Contoh Penulisan Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Austoker, J., 2003a, Breast Cancer How Many Women Get Breast Cancer?, BMJ, 04,

1-2.

Austoker, J., 2003b, Breast Self Examination: Does Not Prevent Deaths Due toBreast

Cancer, but Breast Awareness is Still Important, BMJ, 07, 11-23.

Baribieri, L., Battelli, M.G., Stirpe, F., 1993, Ribosome-Inactivating Proteins from

Plants, Boichem. et Biophys. Acta., 1154, 237-282

Birnboim, H.C., Doly, J, J., 1979, A Rapid Alkaline Extraction Procedure for

Screening Recombinant Plasmid DNA, Nucleic Acids Res, 7, 23

Freifelder, D., 1983, Molecular Biology, A Comprehensive Introduction to

Prokaryotes and Eukaryotes, Jones and Bartlett Publishers Inc.,

Boston,701-717

Hanahan, 1983, Studies on Transformation of E. coli with Plasmids, J. Mol. Biol.,

166, 557580

Kusminarto. 19-09-06. Deteksi Sangat Dini Kanker Payudara, Jawaban untuk

Menghindar. Departemen Kesehatan. Dalam:

Http://www.litbang.depkes.go.id/aktual/kliping/payudara190906.htm.

Dikutip tanggal 16 Desember 2006.

Leehuang, S., Kung, H.F., Huang, P.L., Bourinbaiar, A.S., Morell, J.L., Brown, J.H.,

Tsai, W.P., Chen, A.Y., Huang, H.L, Chen, H.C., 1994, Human

Immunodeficiency virus Type 1 (HIV-1) Inhibition, DNA-Binding,RNA-


Binding, and Ribosome Inactivation Activities, Proceedings ofthe National

Academy of Sciences of the United States of America, 91,12208-12212

Li, M.X., Yeung, H.W., Pan. L.P., Chan, S.I., 1991, Trichosanthin, a Potent HIV-1

inhibitor, Can Cleave Supercoiled DNA In Vitro, Nucleic Acids Res., 19,

6309-6312

Anda mungkin juga menyukai