Anda di halaman 1dari 5

A.

DEFINISI
Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang
disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah di otak
(Muttaqin, 2010).

B. ETIOLOGI
Penyebab stroke menurut Arif Muttaqin (2010) :
1. Trombosis Cerebral
2. Haemorhagi
3. Hipoksia Umum
4. Hipoksia setempat

C. KLASIFIKASI
Stroke dapat diklasifikasikan menurut patologi dan gejala kliniknya
(Muttaqin, 2010) :
1. Stroke Hemoragi
a. Perdarahan intracerebra
b. Perdarahan subaraknoid
2. Stroke Non Hemoragi
Dapat berupa iskemia atau emboli dan thrombosis serebral,
biasanya terjadi saat setelah lama beristirahat. Menimbulkan hipoksia
dan selanjutnya dapat menimbulkan edema sekunder.

Menurut perjalanan penyakit atau stadiumnya, yaitu :


1. TIA (Trans Iskemik Attack)
Gangguan neurologis setempat yang terjadi selama beberapa menit
sampai beberapa jam saja. Gejala yang timbul akan hilang dengan
spontan dan semourna dalam waktu kuran dari 24 jam.
2. Stroke involusi
Stroke yang masih terus berkembang dimana gangguan neurologis
terlihat semakin berat dan bertambah buruk. Proses dapat berjalan 24
jam atau beberapa hari.
3. Stroke komplit
Gangguan neurologis yang timbul sudah permanen. Sesuai dengan
istilahnyadapat diawali oleh serangan TIA berulang.
D. MANIFESTASI KLINIK
1. Hemiparese atau Hemiplegia
2. Afasia
3. Disatria
4. Gangguan persepsi
5. Homonimus Hemianopsia
6. Vertigo
7. Tonus otot lemah atau kaku
(Suzanne, 2013).

E. KOMPLIKASI
1. Komplikasi ini dapat dikelompokkan berdasarkan :
2. Berhubungan dengan immobilisasi : infeksi pernafasan, konstipasi,
dekubitus, dan tromboflebitis.
3. Berhubungan dengan paralisis : nyeri pada punggung, dislokasi sendi,
deformitas dan terjatuh.
4. Berhubungan dengan kerusakan otak : epilepsi dan sakit kepala.
5. Hidrocephalus : individu yang menderita stroke berat pada bagian otak
yang mengontrol respon pernapasan atau kardiovaskuler dapat
meninggal.
(Hudak C.M, 2014).

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Angiografi serebral
2. Single Photon Emission Computed Tomography (SPECT)
3. CT Scan
4. MRI (Magnetic Imaging Resonance)
5. EEG
6. Pemeriksaan laboratorium
(Hudak C.M, 2014).
G. PENATALAKSANAAN
Penalaksanaan keperawatan :
Penatalaksaan keperawatan pada klien dengan stroke bertujuan
untuk mencegah keadaan yang lebih buruk dan komplikasi yang dapat
ditimbulkan. Untuk itu dalam merawat klien dengan stroke perlu
diperhatikan faktor-faktor kritis seperti mengkaji status pernafasan,
mengobservasi tanda-tanda vital, memantau fungsi usus dan kandung
kemih, melakukan kateterisasi kandung kemih, dan mempertahankan
tirah baring (Muttaqin, 2010).

Penatalaksaan medis :
1. Membatasi atau memulihkan infark akut yang sedang berlangsung
dengan menggunakan trombolisis dengan rt-PA (recombinant tissue-
Plasminoen Activator).
2. Edema yang progresif dan pembengkakan akibat infark yaitu terapi
dengan manitol.
3. Ekstensi teritori infark yaitu dengan pemberian heparin.
4. Koversi hemoragik yaitu jangan memberikan antikoagulan.
5. Tindakan pembedahan yang bertujuan utama adalah memperbaiki
aliran darah serebri (Muttaqin, 2010).
H. PENGKAJIAN
1. FAST (Face, Arm, and Speech)
Digunakan di pre hospital bertujuan untuk mengenali secara dini
adanya stroke pada pasien. Terdiri dari 3 item yaitu face, arm and
speech. Waktu penerapan <3 jam setelah tanda gejala pertama
muncul.
2. ROSSIER Scale Stroke Assasment
Digunakan di ruang emergency bertujuan untuk menentukan tindakan
dengan segera setelah mengetahui onset kejadian serta dapat
membedakan stroke mimics (gejala yang menyerupai stroke yaitu
syncope dan kejang). Terdiri dari 7 item yaitu kesadaran, kejang,
kelemahan ajah, lengan,kaki, angguan bicara, dan lapang pandang.
Waktu penerapan 3 jam.
3. ABCD Scale (TIA Assasment)
Digunakan di pre hospital, dapat mendiagnosa adanya stoke yang
berulang setelah terjadinya TIA. Terdiri dari 5 item yaitu usia, TD,
kelemahan, durasi, dan diabetes. Waktu penerapan <3 jam.
4. NIHSS (National Institutes of Health Stoke Scale)
Digunakan di ruang perawatan, tidak hanya mengkaji derajat
keparahan gangguan neurologis tetapi juga dapat mengidentifikasi
adanya sumbatan pembuluh darah. Terdiri dari 11 item yaitu tingkat
kesadaran, gerakan mata, lapang pandang, paresis ajah, motorik
lengan, motorik kaki, ataksia, sensori, afasia, disatria, rentang
perhatian. Waktu penerapan stroke akut.
5. HUNT&HASS Scale
Digunakan di ruang perawatan, dapat menentukan tingkat keparahan
stroke non hemoragik, sehingga membantu dalam penanganan yang
lebih optimal. Terdiri dari 5 grade keparahan dari grade 1 sampai 5.
Waktu penerapan stroke akut (Price, Sylvia A, 2011).
Dalam pengkajian neurologis pada pasien stroke, faktor yang harus
dikaji :
1. Umum
Tanda vital, bising kardial, meningismus
2. Kognitif
Tingkat kesadaran, behavior, orientasi, perhatian, gangguan lapang
pandang, fungsi bahasa (kelancaran, komprehensi, repetisi), refleks
primitif (grasping, kurang inisiasi, perseverasi), gangguan memori
jangka pendek (3 kata dalam 5 menit)
3. Nervus kranial
Ptosis, refleks cahaya pupil, konfrontasi lapangan pandang, gerakan
okuler, nistagmus, paralisis fasial dan sensasi, deviasi lidah dan
palatum, disatria
4. Anggota gerak
Kedua lengan dan kaki serta kemampuan untuk mengangkat dan
kekuatannya, ataksia, sensasi, refleks (refleks tendo, refleks kutaneus
plantar) (Price, Sylvia A. (2011).

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan edema
serebral,embolisme, aterosklerosi, koagulasi intravaskuler
2. Gangguan Persepsi Sensori berhubungan dengan defisit neurologi
3. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan disfungsi motorik
sensorik (penekanan syaraf motorik), kelemahan anggota gerak
4. Resiko Cedera Faktor resiko : Disfungsisensorik (penekanan sensorik
patologi intrakranial ), Penurunan ketidaksadaran
5. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan kelemahan, kerusakan
kognitif atau perceptual, kerusakan neuromuskular/ otot-otot saraf
6. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan berhubungan
dengan intake yang menurun
(Herdman, 2012).

Anda mungkin juga menyukai