Anda di halaman 1dari 6

Items UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5

TAHUN 1985 TENTANG PENGESAHAN UNITED TAHUN 1983 TENTANG ZONA EKONOMI EKSKLUSIF
NATIONS CONVENTION ON THE LAW OF THE SEA INDONESIA
(KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA
TENTANG HUKUM LAUT)

Jenis Pelanggaran 1. Kapal dan pesawat udara asing yang melakukan 1. eksplorasi dan/atau eksploitasi sumber daya alam
lintas transit melalui alur laut dan rute penerbangan atau kegiatan-kegiatan lainnya untuk eksplorasi
tersebut berlayar atau terbang melampaui 25 mil laut dan/atau eksploitasi ekonomis seperti pembangkitan
sisi kiri dan sisi kanan garis poros tersebut. tenaga dari air, arus dan angin di Zona Ekonomi
2. Mengurangi kedaulatan Negara Kepulauan atas air Eksklusif Indonesia tidak berdasarkan izin dari
serta ruang udara di atasnya, dasar laut dan tanah di Pemerintah Republik Indonesia atau berdasarkan
bawahnya dan sumber kekayaan di dalamnya. persetujuan internasional dengan Pemerintah Republik
3. Negara Kepulauan tidak menghormati hak-hak Indonesia dan tidak dilaksanakan menurut syarat-
tradisional penangkapan ikan dan kegiatan lain yang syarat perizinan atau persetujuan internasional
sah dari negara-negara tetangga yang langsung tersebut.
berdampingan 2. Eksplorasi dan/atau eksploitasi sumber daya alam
4. Kendaraan air asing yang menyelenggarakan lintas hayati tidak mentaati ketentuan tentang pengelolaan
laut damai di Laut Teritorial melakukan ancaman atau dan konservasi yang ditetapkan oleh Pemerintah
penggunaan kekerasan terhadap kedaulatan, keutuhan Republik Indonesia.
wilayah atau kemerdekaan politik negara pantai serta 3. Eksplorasi dan eksploitasi suatu sumber daya alam
melakukan kegiatan survey atau penelitian, hayati di daerah tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif
mengganggu sistem komunikasi, melakukan Indonesia oleh orang atau badan hukum atau
pencemaran dan melakukan kegiatan lain yang tidak Pemerintah Negara Asing ketika jumlah tangkapan
ada hubungan langsung dengan lintas laut damai. yang diperbolehkan oleh Pemerintah Republik
5. Melakukan pelanggaran terhadap peraturan Indonesia untuk jenis tersebut tidak melebihi
perundang-undangannya di bidang bea cukai, fiskal, kemampuan Indonesia untuk memanfaatkannya
keimigrasian dan kesehatan yang berlaku di wilayah 4.membuat dan/atau menggunakan pulau-pulau
darat dan Laut Teritorial negara pantai buatan atau instalasi-instalasi atau bangunan-
6. Tidak menghormati kebebasan bangunan lainnya di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia
palayaran/penerbangan melalui Zona Ekonomi tanpa izin dari Pemerintah Republik Indonesia dan
Eksklusif. tidak dilaksanakan menurut syarat-syarat perizinan
7. Suatu negara menuntut atau melaksanakan tersebut
kedaulatan atau hak berdaulat atas bagian dari 5. melakukan kegiatan penelitian ilmiah di Zona
Kawasan Dasar Laut Internasional atau kekayaan alam Ekonomi Eksklusif Indonesia harus tanpa persetujuan
yang terdapat di dalamnya. terlebih dahulu dari dan tidak dilaksanakan
8. Tidak melakukan Perlindungan dan pemeliharaan berdasarkan syarat-syarat yang ditetapkan oleh
lingkungan Laut Pemerintah Republik Indonesia.
9. Penelitian ilmiah oleh negara asing atau organisasi 6. Dalam melakukan kegiatan-kegiatan di Zona
internasional bertentangan dengan ketentuan- Ekonomi Eksklusif Indonesia, tidak melakukan langkah-
ketentuan sebagaimana diatur dalam Konvensi langkah untuk mencegah, membatasi, mengendalikan
dan menanggulangi pencemaran lingkungan laut.
7. Pembuangan di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia
dilakukan tanpa memperoleh keizinan dari Pemerintah
Republik Indonesia.
ARTIKEL 1
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1985 TENTANG PENGESAHAN UNITED NATIONS CONVENTION ON THE LAW OF THE SEA (KONVENSI
PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA TENTANG HUKUM LAUT)

Nasib Nelayan Tradisional Semakin Terpinggirkan

Ilustrasi perahu nelayan yang tidak melaut karena cuaca buruk ( Foto: ANTARA FOTO / Seno )
Siprianus Edi Hardum / MUT Minggu, 29 Desember 2013 | 19:55 WIB

Jakarta - Saat ini keberadaan nelayan tradisional semakin terpinggirkan dengan banyaknya nelayan tangkap yang menggunakan kapal dan
peralatan yang lebih canggih. Kondisi semakin parah karena tidak adanya keberpihakan pemerintah terhadap nelayan tradisional.

“Seharusnya pemerintah berpihak pada nelayan tradisional,” kata Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Anak Nelayan, Himpunan
Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Sandra Paramarthi Siswaryudi, kepada Suara Pembaruan, Minggu (29/12) malam.
Sandra berharap, ke depan pemerintah mengambil langkah-langkah yang pasti untuk membela dan memberdayakan nelayan tradisional ini.
Menurutnyamasalah seperti, kurangnya bahan bakar bersubsidi untuk nelayan tradisional bisa diselesaikan dengan bekerjasama dengan Dinas
Perikanan di setiap daerah kabupaten atau provinsi. Masalah lain yang dihadapi nelayan tradisional adalah cuaca.

"Mereka hanya nelayan dan akan selamanya menjadi nelayan. Itu sebabnya kami mengkonsentrasikan diri terus menerus para keluarga nelayan
yang menjadi warisan budaya Indonesia,” ujar Sandra.

Selain itu, nelayan tradisional kerap tertangkap polisi laut negeri tetangga. “Itu semua akibat ketidaktahuan mereka tentang batas laut Indonesia,”
jelas wanita yang juga pernah aktif di Kerukunan Usaha Kecil Menengah ini.

Kehidupan nelayan tradisional saat ini tidak hanya menghadapi tantangan dengan banyaknya kapal ikan berukuran besar yang menggunakan alat
tangkap canggih. Nasib mereka juga memprihatinkan akibat berkurangnya hasil tangkapan.

“Imbasnya adalah kehidupan keluarga yang kian hari kian tidak menentu,” kata Sandra.

Sumber: Suara Pembaruan


ARTIKEL 2
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1983 TENTANG ZONA EKONOMI EKSKLUSIF INDONESIA

Indonesia Kembali Tangkap Dua Kapal Ikan Asing Ilegal di Laut


Natuna
Moh. Nadlir Kompas.com - 23/09/2017, 05:24 WIB

Foto dokumentasi pengungkapan kasus bom ikan (illegal fishing) di perairan Bira, Sulawesi Selatan yang dilepas oleh anggota Polres
Bulukumba. Foto dokumentasi pengungkapan kasus bom ikan (illegal fishing) di perairan Bira, Sulawesi Selatan yang dilepas oleh anggota
Polres Bulukumba.(Dokumentasi Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan)

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali berhasil menangkap dua kapal perikanan asing (KIA) ilegal.
Penangkapan itu dilakukan oleh kapal pengawas (KP) Perikanan ORCA 02, Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan
Perikanan (PSDKP), KKP. Sekretaris Direktorat Jenderal PSDKP, Waluyo Sejati Abutohir mengatakan bahwa dalam penangkapan tersebut,
kedua kapal mengibarkan bendera Malaysia. "Namun berdasarkan pengamatan di lapangan diduga kuat kedua kapal tersebut merupakan kapal
yang berasal dari Vietnam," kata Waluyo dalam keterangan tertulisnya, Jumat (22/9/2017). Penangkapan dua kapal itutelah dilakukan pada
(17/9/2017) di perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEEI) Laut Natuna, Kepulauan Riau. "Saat ditangkap kapal ditemukan tidak mengantongi izin
yang sah dari Indonesia," ucap Waluyo. Kedua kapal yang ditangkap itu yakni, KM BD 95599 TS, dan KM BD 96623 TS, dengan jumlah Anak
Buah Kapal (ABK) sebanyak 29 orang berkewarganegaraan Vietnam. "Kedua kapal dan seluruh ABK dikawal dan telah tiba di Pangkalan
PSDKP Batam pada tanggal (20/9/2017)," kata Waluyo. Selanjutnya untuk proses hukum akan dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS) Perikanan Pangkalan PSDKP Batam. Kapal-kapal tersebut diduga melakukan pelanggaran dengan sangkaan tindak pidana perikanan
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
45 Tahun 2009 dengan ancaman pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling banyak Rp 20 miliar. Penangkapan kedua kapal
tersebut menambah jumlah kapal perikanan ilegal yang berhasil ditangkap oleh armada Kapal Pengawas Perikanan KKP selama tahun 2017.
Sepanjang Januari-September 2017, telah ditangkap sebanyak 107 kapal perikanan ilegal yang terdiri dari 68 KIA berbendera Vietnam, 4 KIA
berbendera Philipina, dan 9 berbendera Malaysia. Sedangkan 26 kapal lainnya berbendera Indonesia.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Indonesia Kembali Tangkap Dua Kapal Ikan Asing Ilegal di Laut Natuna ",
https://nasional.kompas.com/read/2017/09/23/05245851/indonesia-kembali-tangkap-dua-kapal-ikan-asing-ilegal-di-laut-natuna.
Penulis : Moh. Nadlir

Anda mungkin juga menyukai