Supaya dapat menghindarkan kesalahan yang dijumpai pada neraca sama lengan,
kita harus memastikan bahwa panjangnya lengan selalu sama dan bebannya selalu
konstan. Kedua persyaratan ini dapat terpenuhi apabila obyek dan anak timbangan
digantungkan pada lengan yang sama. Metoda menimbang ini disebut prinsip
substitusi (gambar 1).
Macam-macam neraca beda lengan :
1. Neraca Analitik dengan Metode Substitusi
Neraca Analitik dengan metode substitusi juga sering disebut
dengan neraca substitusi. Pada metode substitusi ini, piring neraca
bergantung pada lengan yang terpendek. Obyek yang akan ditimbang
diletakkan pada piring ini. Selain itu, pada lengan ini bergantung pula
anak-anak timbangan yang berbentuk gelang. Pada lengan yang panjang
digantungkan beban imbalan yang konstan dan dipasangkan sebuah
mekanisme yang menggambarkan gerakan lengan neraca. Jika pada piring
neraca diletakkan sebuah obyek, maka kita harus menanggalkan sekian
banyak anak timbangan yang berbentuk gelang itu supaya neraca kembali
ke keadaan seimbang. Anak timbangan pada lengan yang pendek
berbentuk gelang agar sistem peggantungnya mendapat beban yang
simetrik. Anak-anak timbangan tersebut dapat ditanggalkan memakai
tombol-tombol yang ada pada neraca. Banyaknya anak timbangan yang
ditanggalkan dapat dibaca secara digital (pembacaan angka-angka).
Baik neraca analitik sama lengan maupun neraca substitusi yang
khusus digunakan untuk pengukuran yang seksama, keduanya harus
ditempatkan dalam sebuah lemari kecil supaya terlindungi terhadap aliran
udara yang buruk pengaruhnya terhadap pengukuran. Oleh karena itu,
harus diingatkan bahwa kamar timbang harus tertutup selama kita
melakukan penimbangan. Hal lain yang harus diperhatikan ialah kapasitas
neraca yang selalu tercantum pada tiap neraca dan yang merupakan batas
pembebanan maksimum. Jika maksimum ini dilampaui, akibatnya akan
merugikan neraca.
Gambar 1. Neraca Substitusi Gambar 7. Neraca duduk
2. Neraca Duduk Mettler
Disamping neraca analitik yang menerapkan metoda substitusi,
ada pula neraca yang disebut neraca duduk dan menggunakan prinsip yang
sama dengan neraca substitusi. Ketelitian neraca duduk lebih rendah
daripada neraca substitusi, tetapi kapasitasnya lebih besar. Pada neraca
duduk, dipergunakan peredaman dengan magnet di samping peredaman
dengan udara (gambar 2).
Alat khusus yang terdapat pada neraca duduk Mettler ialah
perlengkapan yang disebut level-matik (gambar 8).
Gambar 8. Level-matik
Level-matik merupakan peralatan yang automatik yang
menghalangi pergeseran titik nol akibat elastisitas meja timbang. Pada
neraca yang normal, yang dapat bergerak hanyalah pengungkit neraca
sedangkan optiknya bersatu dengan kerangka neraca. Kalau misalnya,
meja timbang bergerak akibat pengaruh dari luar, pengungkit neraca akan
mengikuti gerakan ini sehingga titik nol akan terpengaruh pula. Pada
sistem level-matik Mettler, baik pengungkit maupun optik sama-sama
bergantung bebas. Kalau pengungkit membuat gerakan akibat gerakan oleh
meja timbang, optik pun akan ikut bergerak. Dengan demikian, titik nol
neraca tidak akan berubah dan hal ini menguntungkan ketelitian neraca.
3. Neraca Westphal
Tabung kaca
penyelam
Neraca Westphal adalah neraca yang juga merupakan neraca
beda lengan, tetapi hanya khusus dipergunakan untuk mengukur kerapatan
sebuah cairan terhadap air.
Salah satu lengan ditakik menjadi 10 bagian yang sama dan
lengan lainnya dibebani timbangan yang konstan. Takikan tersebut
merupakan tempat duduk joki-joki. Bobot joki-joki ini mempunyai
perbandingan 1 : 0,1 : 0,001 : 0,0001. Neraca ini mempunyai sebuah
penyelam yang dilengkapi dengan thermometer. Penyelam ini mempunyai
volume yang apabila seluruhnya terbenam dalam air pada suhu 20 oC (suhu
tera), mendapat tekanan keatas yang sama dengan bobot joki yang terbesar.
Neraca harus disetelkan horizontal. Penyelam digantungkan
pada kaitannya dan pengungkitnya diseimbangan dengan mempergunakan
uril penyetel. Setelah itu penyelamnya dimasukkan ke cairan yang harus
diukur dalam sebuah gelas silinder yang layak. Harus dijaga supaya tidak
terdapat gelembung-gelembung udara yang menempel pada dinding
penyelam. Jarak ketinggian penyelam terhadap permukaan cairan harus
diatur. Pada keadaan seimbang, bagian atas penyelam harus terbenam
sedalam 2 cm di bawah permukaan cairan. Gelas silinder harus diatur
sehinggan penyelam bergantung ditengah-tengahnya. Kemudian joki-joki
ditempatkan menurut urutan yang sistematis pada beberapa garis tekik
pada pengungkit sehingga tercapai keseimbangan. Setelah
keseimbangannya tercapai semua joki-joki harus dicatat. Apabila ada dua
joki yang harus ditempatkan pada tekikan yang sama, joki paling besar
harus dipasangkan lebih dahulu.
Cara membaca neraca westphal, misalkan joki-joki terbesar ada
pada skala 9 dan tiga joki-joki lainnya menurut urutan bobotnya berada di
skala 7, 4, dan 8. Seandainya joki-joki terbesar itu berbobot G, maka G ini
ialah tekanan mengarah ke atas pada penyelam seandainya penyelam
dibenamkan dalam air pada suhu tara, dan tekanan mengarah ke atas pada
penyelam dalam cairan yang tidak diketahui ini ialah:
0,9G + 0,07G + 0,004G + 0,0008G = 0,9748G
Menurut hukum Archimedes: tekanan ke atas = bobot cairan
yang dipindahkan = volum cairan yang dipindahkan X berat jenis cairan.
Jadi, untuk air berlaku:
= = 0,9748
= 0,9748.
Daftar pustaka
Kumpulan materi alat ukur, oleh : Drs. Sukiswo Supeni Edie, M.Si
http://rumushitung.com/2013/06/02/neraca-ohaus-dua-lengan-dan-tiga-
lengan/