Anda di halaman 1dari 13

1

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Laju alir udara level 5 dan suhu level 3
Tabel 4.1 Data pengeringan laju alir udara level 3 dan suhu level 2 di Tray 1
Massa
Flow Kelembaban Kadar air N
Waktu pasir
rate (Kg air/Kg ∆X
(menit) Bola Bola basah
(m/s) pasir kering) (kg/m2.jam
basah kering (kg)
0 1,2 39 43 0,60036 0,2372 0 0
10 1,2 39 43 0,5938 0,228773 -0,00843 0,457612098
20 1,22 39 43 0,59009 0,223924 -0,00485 0,263306186
30 1,26 40 44 0,58464 0,21669 -0,00723 0,392857747
40 1,28 40 44 0,57898 0,209032 -0,00766 0,415824375
50 1,27 40 44 0,57387 0,201989 -0,00704 0,38246299
60 1,28 40 45 0,5687 0,194734 -0,00725 0,393948447
70 1,26 42 45 0,55804 0,179352 -0,01538 0,835322629
80 1,28 42 45 0,55328 0,172291 -0,00706 0,383391298
90 1,29 42 45 0,5513 0,169319 -0,00297 0,161427614
100 1,29 42 45 0,55116 0,169108 -0,00021 0,011457977

Tabel 4.2 Data pengeringan laju alir udara level 3 dan suhu level 2 di Tray 4
Massa
Flow Kelembaban Kadar air N
Waktu pasir
rate (Kg air/Kg ∆X
(menit) Bola Bola basah
(m/s) pasir kering) (kg/m2.jam
basah kering (kg)
0 1,2 39 43 0,60036 0,2372 0 0
10 1,2 39 43 0,5938 0,222185 -0,01501 0,815400634
20 1,22 39 43 0,59009 0,217962 -0,00422 0,229367614
30 1,26 40 44 0,58464 0,213449 -0,00451 0,245072745
40 1,28 40 44 0,57898 0,208296 -0,00515 0,279852967
50 1,27 40 44 0,57387 0,202436 -0,00586 0,318213187
60 1,28 40 45 0,5687 0,19864 -0,0038 0,206140185
70 1,26 42 45 0,55804 0,188272 -0,01037 0,563069128
80 1,28 42 45 0,55328 0,183365 -0,00491 0,266464216
90 1,29 42 45 0,5513 0,179811 -0,00355 0,192996138
100 1,29 42 45 0,55116 0,179885 7,34E-05 -0,003988038
2

4.1.2 Laju alir udara level 5 dan suhu level 4


Tabel 4.3 Data pengeringan laju alir udara level 5 dan suhu level 4 pada Tray 1
Massa
Flow Kelembaban Kadar air N
Waktu pasir
rate (Kg air/Kg ∆X
(menit) Bola Bola basah
(m/s) pasir kering) (kg/m2.jam
basah kering (kg)
0 1,24 41 46 0,60005 0,2372 0 0
10 1,24 41 46 0,59491 0,230609 -0,00659 0,35770202
20 1,27 41 47 0,58932 0,223311 -0,0073 0,396101367
30 1,2 42 48 0,58352 0,215591 -0,00772 0,419003885
40 1,28 42 48 0,57766 0,207634 -0,00796 0,431883445
50 1,34 42 48 0,57146 0,199037 -0,0086 0,466584749
60 1,42 42 48 0,56581 0,191039 -0,008 0,434099189

Tabel 4.4 Data pengeringan laju alir udara level 5 dan suhu level 4 pada Tray 4
Massa
Flow Kelembaban Kadar air N
Waktu pasir
rate (Kg air/Kg ∆X
(menit) Bola Bola basah
(m/s) pasir kering) (kg/m2.jam
basah kering (kg)
0 1,24 41 46 0,60014 0,2372 0 0
10 1,24 41 46 0,59658 0,232648 -0,00455 0,247090464
20 1,27 41 47 0,5929 0,227885 -0,00476 0,258538324
30 1,2 42 48 0,58873 0,222416 -0,00547 0,296869573
40 1,28 42 48 0,58545 0,21806 -0,00436 0,236480381
50 1,34 42 48 0,5815 0,212748 -0,00531 0,28832667
60 1,42 42 48 0,57738 0,207131 -0,00562 0,304939028

4.1.3 Laju alir udara level 6 dan suhu level 3


Tabel 4.5 Data pengeringan laju alir udara level 6 dan suhu level 3 pada Tray 1
Massa
Flow Kelembaban Kadar air N
Waktu pasir
rate (Kg air/Kg ∆X
(menit) Bola Bola basah
(m/s) pasir kering) (kg/m2.jam
basah kering (kg)
0 1,53 41 46 0,6001 0,2372 0 0
10 1,53 41 46 0,58604 0,218899 -0,0183 0,993353417
20 1,48 39 46 0,58087 0,211947 -0,00695 0,377358113
30 1,45 39 46 0,5757 0,20487 -0,00708 0,384135746
3

40 1,52 39 46 0,57039 0,197468 -0,0074 0,401786874


50 1,48 39 46 0,5647 0,189381 -0,00809 0,438926631
60 1,39 39 46 0,56013 0,182768 -0,00661 0,358987176

Tabel 4.6 Data pengeringan laju alir udara level 6 dan suhu level 3 pada Tray 4
Massa
Flow Kelembaban Kadar air N
Waktu pasir
rate (Kg air/Kg ∆X
(menit) Bola Bola basah
(m/s) pasir kering) (kg/m2.jam
basah kering (kg)
0 1,53 41 46 0,60005 0,2372 0 0
10 1,53 41 46 0,59674 0,232969 -0,00423 0,229642563
20 1,48 39 46 0,59318 0,228366 -0,0046 0,249847686
30 1,45 39 46 0,58955 0,223614 -0,00475 0,257867413
40 1,52 39 46 0,58574 0,218564 -0,00505 0,274092045
50 1,48 39 46 0,58184 0,213326 -0,00524 0,284284468
60 1,39 39 46 0,57792 0,20799 -0,00534 0,289608798

4.1.4 Laju alir udara level 6 dan suhu level 4


Tabel 4.7 Data pengeringan laju alir udara level 6 dan suhu level 4 pada Tray 1
Massa
Flow Kelembaban Kadar air N
Waktu pasir
rate (Kg air/Kg ∆X
(menit) Bola Bola basah
(m/s) pasir kering) (kg/m2.jam
basah kering (kg)
0 1,45 42 47 0,60038 0,2372 0 0
10 1,45 42 47 0,59571 0,23122 -0,00598 0,324735904
20 1,4 42 48 0,58986 0,223596 -0,00762 0,414044066
30 1,49 42 48 0,58373 0,215442 -0,00815 0,442765781
40 1,56 42 48 0,57785 0,207459 -0,00798 0,433535564
50 1,49 42 48 0,57227 0,199731 -0,00773 0,419655227
60 1,43 42 48 0,56638 0,191409 -0,00832 0,451940167

Tabel 4.8 Data pengeringan laju alir udara level 6 dan suhu level 4 pada Tray 4
Massa
Flow Kelembaban Kadar air N
Waktu pasir
rate (Kg air/Kg ∆X
(menit) Bola Bola basah
(m/s) pasir kering) (kg/m2.jam
basah kering (kg)
0 1,45 42 47 0,60009 0,2372 0 0
10 1,45 42 47 0,59396 0,229327 -0,00787 0,427308732
4

20 1,4 42 48 0,5897 0,22376 -0,00557 0,302187262


30 1,49 42 48 0,58557 0,218285 -0,00547 0,297163173
40 1,56 42 48 0,58149 0,2128 -0,00548 0,297710379
50 1,49 42 48 0,57765 0,207567 -0,00523 0,284039721
60 1,43 42 48 0,57371 0,202125 -0,00544 0,295388719

4.2 Pembahasan
4.2.1 Laju alir udara level 5 dan suhu level 3
Pada percobaan ini dilakukan pengaliran udara pada sampel pasir halus dengan
laju alir udara pada level 5 dan suhu pada level 3, dimana pengaliran udara dilakukan
selama 100 menit dengan pengukuran berat bahan setiap 10 menit. Udara yang
dialirkan menggunakan tray drier bertujan untuk mengurangi kadar air didalam sampel
pasir halus. Percobaan ini diawali dengan pengukuran kadar air mula-mula pada
sampel, hal ini bertujuan untuk mengetahui berapa kadar air yang hilang jika percobaan
selesai dilakukan, dalam percobaan ini didapatkan data dalam bentuk grafik kadar air
vs laju pengeringan:
0.9

0.8
Laju Pengeringan (kg/m2.jam

0.7

0.6

0.5

0.4 Tray 1

0.3 Tray 4

0.2

0.1

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
-0.1
Waktu (jam)

Gambar 4.1 Grafik Laju Pengeringan VS Waktu pada Percobaan 1


Dari grafik diatas dapat dilihat pada kedua tray bahwa laju pengeringan
mengalami fluktasi yang tidak terlalu signifikan. Pada awal pengeringan, tampak grafik
naik, hal ini disebabkan pada awal pengeringan kadar air yang terdapat didalam sampel
5

cukup banyak sehingga massa air mudah teruapkan. Tetapi mendekati menit akhir
terjadi penupercobaanan laju pengeringan yang disebabkan oleh berkurangnya kadar
air didalam bahan yang mampu teruapkan. Hal ini lah yang menyebabkan terjadinya
penupercobaanan kecepatan pengeringan pada sampel. Sedangkan fluktuasi yang
terjadi merupakan bagian dari fase pengeringan dimana adanya fase awal, konstan serta
fase akhir sesuai grafik diatas. Setelah dibandingkan, laju pengeringan pada Tray 1
lebih baik daripada Tray 4, hal ini dikarenakan pengaruh posisi Tray 1 yang lebih besar
mendapatkan panas serta laju udara pengeringnya.
0.25
Kadar air (Kg air/kg pasir kering)

0.2

0.15

Tray 1
0.1
Tray 4

0.05

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
Waktu (jam)

Gambar 4.2 Grafik Kadar air VS Waktu pada Percobaan 1


Selanjutnya, kadar air pada percobaan didapati menupercobaan seiring
berjalannya waktu, hal ini disebabkan oleh besarnya laju pengeringan diawal proses
sehingga air yang teruapkan cukup besar, dengan berjalannya waktu jumlah kadar air
pada sampel semakin sedikit sehingga semakin susah untuk menguap ataupun
membutuhkan waktu yang lebih lama agar kadar airnya hilang.
6

0.25

Kadar air (Kg air/kg pasir kering)


0.2

0.15

Tray 1
0.1
Tray 4

0.05

0
40.5 41 41.5 42 42.5 43 43.5 44
Suhu(℃)

Gambar 4.3 Grafik Kadar air VS Suhu pada Percobaan 1


Berdasarkan grafik, dapat dilihat bahwa semakin tinggi level suhu maka kadar
air yang terdapat pada sampel juga akan semakin berkurang, hal ini disebabkan oleh
kenaikan suhu yang dapat mempercepat proses penguapan molekul air ke udara. Jika
semakin besar suhu pada proses maka proses pengeringan akan berjalan lebih cepat.
4.2.2 Laju alir udara level 5 dan suhu level 4
Pada percobaan ini dilakukan pengaliran udara pada sampel pasir halus dengan
laju alir udara pada level 5 dan suhu pada level 4, dimana pengaliran udara dilakukan
selama 60 menit dengan pengukuran berat bahan setiap 10 menit. Udara yang dialirkan
tersebut bertujan untuk mengurangi kadar air didalam pasir halus. Perbedaan pada
percobaan sebelumya ialah peningkatan suhu aliran udara, yang bertujan untuk
mempercepat laju pengeringan, dari percobaan didapat data dalam bentuk grafik
berikut ini :
7

0.5

Laju Pengeringan (kg/m2.jam


0.45
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2 Tray 1
0.15 Tray 4
0.1
0.05
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Waktu (jam)

Gambar 4.4 Grafik Laju Pengeringan VS Waktu pada Percobaan 2


Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pada percobaan terjadi peningkatan laju
pengeringan di fase awal yang mana pada saat ini kadar air didalam sampel cukup
banyak dan menyebabkan mudah teruapnya molekul-molekul air ke udara sehingga
laju pengeringannya meningkat. Selanjutnya ketika memasuki fase konstan, laju
pengeringan mulai stabil. Pada percobaan tidak dijumpai fase akhir, sehingga tidak
terdapatnya titik kritis pengeringan yang terjadi sebab tidak terdapatnya
penupercobaanan laju pengeringan.
0.25

0.2
Kadar air

0.15

0.1 Tray 1
Tray 4
0.05

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Waktu (jam)

Gambar 4.5 Grafik Kadar air VS Waktu pada Percobaan 2


Sama halnya dengan grafik di percobaan pertama, terlihat juga bahwa kadar air
pada sampel mengalami penupercobaanan seiring semakin lamanya proses yang terjadi
akibat proses pengeringan yg dilakukan.
8

0.25
Kadar air (Kg air/kg pasir kering)

0.2

0.15

Tray 1
0.1
Tray 4

0.05

0
43.2 43.4 43.6 43.8 44 44.2 44.4 44.6 44.8 45 45.2
Suhu(℃)

Gambar 4.6 Grafik Kadar Air VS Suhu pada Percobaan 2


Sama halnya dengan percobaan pertama, kadar air pada percobaan juga
semakin menupercobaan seiring meningkatnya suhu akibat penguapan yang lebih besar
pada suhu yang lebih tinggi.
4.2.3 Laju alir udara level 6 dan suhu level 3
Pada percobaan ini dilakukan pengaliran udara pada sampel pasir halus dengan
laju alir udara pada level 6 dan suhu pada level 3, dimana pengaliran udara dilakukan
selama 60 menit dengan pengukuran berat bahan setiap 10 menit. Udara yang
dialirkan tersebut bertujan untuk mengurangi kadar air didalam pasir halus. Perbedaan
pada percobaan sebelumya ialah peningkatan laju aliran udara, sehingga dari percobaan
didapat grafik beikut ini:
9

1.2

Laju Pengeringan (kg/m2.jam


1

0.8

0.6
Tray 1
0.4
Tray 4
0.2

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Waktu (jam)

Gambar 4.7 Grafik Laju Pengeringan VS Waktu pada Percobaan 3


Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pada 10 menit pertama terjadi peningkatan
laju pengeringan yang mana pada saat ini kadar air didalam sampel cukup banyak yang
mengakibatkan mudah teruapnya molekul-molekul air ke udara. Setelah itu terjadi
penupercobaanan laju pengeringan pada Tray 1 yang disebabkan oleh kadar air yang
terdapat pada sampel berkurang pesat sehingga penguapan molekul air jadi semakin
sulit yang disebabkan molekul air dan udara sudah hampir mencapai titik kejenuhan.
Namun pada Tray 4 didapati laju pengeringan yang mulai stabil yang bisa disebabkan
oleh pemerataan laju udara pengering serta panas yang didapatkannya.
0.25

0.2
Kadar air

0.15

0.1 Tray 1
Tray 4
0.05

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Waktu (jam)

Gambar 4.8 Grafik Kadar air VS Waktu pada Percobaan 3


10

Seiring berjalannya waktu proses yang lebih lama, terlihat pada grafik bahwa laju
pengeringan semakin menupercobaan karena kadar air didalam sampel yang semakin
berkurang.
4.2.4 Laju alir udara level 6 dan suhu level 4
Pada percobaan ini dilakukan pengaliran udara pada sampel kacang hijau
dengan laju alir udara pada level 6 dan suhu pada level 4, dimana pengaliran udara
dilakukan selama 60 menit dengan pengkuran berat bahan setiap 10 menit. Percobaan
ini menggunakan level tertinggi laju alir udara dan suhu udara pengeringan, hal ini
yang menyebabkan penupercobaanan kadar air berlangsung lebih cepat dari percobaan
sebelumnya, dari percobaan didapat grafik beikut ini:
0.5
Laju Pengeringan (kg/m2.jam

0.45
0.4
0.35
0.3
0.25
0.2 Tray 1
0.15 Tray 4
0.1
0.05
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Waktu (jam)

Gambar 4.9 Grafik Laju Pengeringan VS Waktu pada Percobaan 4


Dari grafik diatas data yang didapat mengalami sedikit fluktuasi hal tersebut
disebabkan oleh besarnya suhu dan laju alir yang digunakan yang mengakibatkan
perpindahan massa air tidak stabil, yang mana pada 10 menit pertama mengalami
kenaikan laju pengeringan yang disebabkan banyaknya kadar air yang terdapat didalam
sampel dan selanjutnya mengalami laju pengeringan yang konstan. Hal ini
menunjukkan fase yang terjadi merupakan fase awal pengeringan serta fase konstan,
walaupun pada tray 4 terdapat penupercobaanan laju pengeringan yang disebabkan laju
pengeringan awal yang terlalu besar.
11

4.2.5 Perbandingan Perbedaan Laju alir udara dan Perbedaan suhu


Dari data yang didapat, dilakukan perbandingan pada laju alir udara level 5 dan
6 dengan menggunakan suhu level 3 dan 4, yang mana suhu mempengaruhi laju
pengeringan dengan membantu melepaskan partikel air menuju udara, dimana ketika
suhu meningkat maka pertikel udara akan bergerak semakin cepat hal ini yang
menyebabkan putusnya rantai atau gaya tarik antar partikel air, yang menyebabkan
penguapan air. Penguapan diperlukan untuk proses pengeringan untuk mengurangi
kadar air didalam sampel. Berdasarkan grafik-grafik diatas didapatkan hasil bahwa
kecepatan pengeringan sampel pada laju alir udara level 6 dan suhu level 4 lebih besar
daripada laju pengeringan sampel pada suhu level 3, hal ini disebabkan semakin tinggi
suhu pengeringan maka partikel air didalam sampel akan mudah menguap sehingga
mempercepat terjadinya pengeringan, namun hal tersebut dapat mempengaruhi laju
pengeringan yang bisa saja tidak stabil (mengalami fluktuasi) akibat penguapan
molekul air yang tidak konstan.
4.2.6 Pengaruh Perbedaan Tray pada Laju Pengeringan Sampel
Pada percobaan ini perbedaan tray yang digunakan juga berpengaruh terhadap
nilai kadar air serta laju pengeringan yang didapat walaupun tidak terlalu signifikan.
Hal ini dapat terjadi karena posisi Tray bagian atas lebih besar mendapatkan ruang
pemanasan serta celah lebih besar untuk menguapkan molekul-molekul air diudara
dibandingkan Tray dibawah yang harus terhalang dengan tray diatasnya, itu
menunjukkan bahwa lebih efektif ketika melakukan pengeringan ketika tidak adanya
penghalang bagi molekul air untuk dapat teruapkan diudara.
12

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
1. Laju pengeringan mengalami peningkatan pada fase penyesuaian awal di menit
ke 10.
2. Titik kritis didapat pada percobaan dimenit ke 50 sampai 60.
3. Kadar air kesetimbangan mengalami penupercobaanan seiring lamanya waktu
pengeringan.
5.2 SARAN
1. Pratikan harus berhati-hati dalam pengoperasian alat.
2. Pratikan harus menggunakan standar keselamatan lab.
3. Mengikuti prosedur pratikum dengan baik.
4. Bekerjasama dalam tim.
13

Anda mungkin juga menyukai