Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum

Dasar-dasar Ilmu Tanah

BAHAN ORGANIK

NAMA : NILA NURHALIZAH

NIM : G011171313

KELAS : C

KELOMPOK : VIII

ASISTEN : MARSELIANTI

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Sikstus (2015), bahan organik merupakan bagian dari padatan tanah,
hasil perombakan berbagai material organik, terutama dari flora (misalnya daun,
ranting, cabang, batang, dan akar tumbuhan yang melapuk) dan fauna (misalnya
berbagai fauna tanah, hewan-hewan yang hidup di atas tanah). Bahan organik
berperan penting dalam manifestasi sifat-sifat tanah dari segi fisik, kimia dan
biologi. Bahan organik merupakan komponen tanah yang penting untuk
membangun agregat dan struktur tanah yang baik bagi pertukaran udara yang
baik, ketersediaan air yang cukup, dan sifat olah tanah yang mudah.
Menurut Hanafiah (2005) , Bahan organik adalah kumpulan beragam
senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses
dekomposisi, baik berupa humus hasil humufikasi maupun senyawa-senyawa
anorganik hasil mineralisasi (disebut biontik), termasuk bikrobia heterotrofik dan
ototrofik yang terlibat (biotik).
Bahan organik merupakan bagian dari padatan tanah, hasil perombakn
berbagai material organik, terutama dari flora (misalnya daun, ranting, cabang,
batang dan akar tumbuhan yang melapuk) dan fauna ( misalnya berbagai fauna
tanah, hewan-hawan yang hidup di atas tanah). Bahan organik berperan pentinng
dalam manifetasi sifat-sifat tanah dari segi fisik, kimia dan biologi. Bahan organik
tanah merupakan komponen tanah yang penting utuk mebangun agregat dan
struktur tanah yang baik bagi pertukaran udara yang baik, ketersedian air yang
cukup, dan sifat olah tanah yang mudah (Gusli, 2015)
Sumber utama bahan organik tanah adalah jaringan tanaman, baik yang
beripa serasah atau sisa-sisa tanaman, yang setiap tahunnya dapat tersedia dalam
jumlah yang besar sekali. Batang dan akar tanaman misalnya akan terombak oleng
jasad-jasad renik dan akhirnya akan menjadi komponen tanah,dengan demikian
maka jaringan tanaman tingkat tinggi itu merupakan makanan berbagai jasad
tanah. Sedangkan hewan pemakan tanaman, kotorannya atau hewan yang telah
mati akan mengalami proses perombkan yang sama seperti di atas, yang akhirnya
menjadi bahan organik tanah pula ( Sutedjo dan Kartasapoetra, 2010)
Berdasarkan uraian diatas,maka perlu dilakukan pengamatan tentang bahan
organic secara lebih lanjut.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui ciri-ciri tanah dengan
kandungan bahan organik yang tinggi dan rendah, mengetahui kualitas tanah
secara visual, antara tanah yang memiliki bahan organik yang cukup dan yang
kurang. Kegunaannya adalah sebagai bahan informasi untuk pengelolaan tanah
lebih lanjut serta dapat menentukan letak tanah yang cocok untuk daerah
budidaya.
II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan Organik

Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks
dan dinamis, yang bersumber dari sisa tanaman dan atau binatang yang terdapat di
dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena
dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia (Kononova, 1961).
Bahan organik tanah merupakan fraksi bahan mineral yang ditemukan
sebagai bahan penyusun tanah.Bahan organik ditemukan dalam tanah, jumlahnya
tidak besar hanya sekitar 3-5 % tetapi pengaruhnya pada sifat-sifat tanah besar
sekali. Adapun pengaruh bahan organik terhadap sifat-sifat pertumbuhan tanaman
adalah sebagai granulator yaitu memperbaiki struktur tanah, sumber unsur hara N,
P, S unsur mikro dan lain-lain, menambah kemampuan tanah untuk menahan
unsur-unsur hara (kapasitas tukar kation tanah menjadi tinggi), menambah
kemampuan tanah untuk menahan air, sumber energi bagi mikroorganisme.
Bahan organik didalam tanah terdiri dari bahan organuik kasar dan bahan organik
halus atau humus (Hardjowigeno, 2003).
Menurut Stevenson (1994), bahan organik tanah adalah semua jenis
senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan
organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air,
dan bahan organik yang stabil atau humus. Bahan organik memiliki peran penting
dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung tanaman, sehingga jika
kadar bahan organik tanah menurun, kemampuan tanah dalam mendukung
produktivitas tanaman juga menurun. Menurunnya kadar bahan organik
merupakan salah satu bentuk kerusakan tanah yang umum terjadi. Kerusakan
tanah merupakan masalah penting bagi negara berkembang karena intensitasnya
yang cenderung meningkat sehingga tercipta tanah-tanah rusak yang jumlah
maupun intensitasnya meningkat.
Kerusakan tanah secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga
kelompok utama, yaitu kerusakan sifat kimia, fisika dan biologi tanah. Kerusakan
kimia tanah dapat terjadi karena proses pemasaman tanah, akumulasi garam-
garam (salinisasi), tercemar logam berat, dan tercemar senyawa-senyawa organik
dan xenobiotik seperti pestisida atau tumpahan minyak bumi (Djajakirana, 2001).

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Bahan Organik

Menurut Hakim (1986) , Faktor-faktor yang mempengaruhi bahan organik dalam


tanah adalah kedalaman tanah, iklim (curah hujan , suhu), drainase, tekstur tanah
dan vegetasi. Kadar bahan organik terbanyak ditemukan pada lapisan atas setebal
20 cm, sehingga lapisan tanah makin ke bawah makin kurang bahan organik yang
di kandungnya.
Pengaruh bahan organik terhadap tanah dan kemudian terhadap tetanaman
tergantung pada laju proses dekomposisinya. Secara umum faktor-faktor yang
mempengaruhi laju dekomposisi ini meliputi faktor bahan organik dan faktor
tanah. Faktor bahan organik meliputi komposisi kimiawi, nisbah C/N, kadar lignin
dan ukuran bahan.Sedangkan faktor tanah meliputi temperatur, kelembaban,
tekstur, struktur dan suplai oksigen, serta reaksi tanah, ketersediaan hara
terutama N P, K dan S (Hanafiah, 2010).
Pada tanah dengan drainase buruk, dimana air berlebih, oksidasi terhambat
karena kondisi aerasi yang buruk. Hal ini menyebabkan kadar bahan organik dan
N tinggi daripada tanah berdrainase baik. Di samping itu vegetasi penutup tanah
dan adanya kapur dalam tanah juga mempengaruhi kadar bahan organik tanah.
Vegetasi hutan akan berbeda dengan padang rumput dan tanah pertanian. Faktor-
faktor ini saling berkaitan, sehingga sukar menilainya sendiri. Bahan organik yang
terkandung di dalam tanah lebih tinggi yang mengakibatkan tanah pada lapisan ini
cenderung lebih gelap, terutama pada lapisan I, karena merupakan lapisan paling
atas. Faktor yang mempengaruhi bahan organik tanah adalah kedalaman lapisan
dimana menentukan kadar bahan organik dan N. Kadar bahan organik terbanyak
ditemukan di lapisan atas, setebal 20 cm (15-20) %, makin ke bawah makin
berkurang, contohnya pada setiap lapiasan tanah inseptisol, makin ke bawah
(Lapisan II) warnanya lebih muda daripada lapisan I, dan II. Faktor iklim yang
berpengaruh adalah suhu dan curah hujan. Makin ke daerah dingin kadar bahan
organik dan N makin tinggi. Drainase buruk dimana air berlebih, oksidasi
terhambat karena aerasi buruk menyebabkan kadar bahan organik dan N tinggi
daripada tanah berdrainase baik (Hakim, 1986).

2.3 Peranan Bahan Organik Bagi Kesuburan Tanah

Bahan organik merupakan perekat butiran lepas dan sumber utama nitrogen,
fosfor dan belerang.Bahan organik cenderung mampu meningkatkan jumlah air
yang dapat ditahan di dalam tanah dan jumlah air yang tersedia pada
tanaman.Akhirnya bahan organik merupakan sumber energi bagi jasad mikro.
Tanpa bahan organik semua kegiatan biokimia akan terhenti (Fort, 1988).
Bahan tersebut dapat berupa pupuk organik, yang proses perubahannya
dapat terjadi secara alami atau buatan. Bahan organik merupakan bahan penting
dalam menciptakan kesuburan tanah, baik secara fisika, kimia maupun dari segi
biologi tanah. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang sangat
baik.dan merupakan sumber dari unsur hara tumbuhan. Disamping itu bahan
organik adalah sumber energi dari sebagian besar organisme tanah.Bahan organik
dapat diperoleh dari residu tanaman sepert akar, batang, daun yang gugur, yang
dikembalikan ke tanah.5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar
sekali.
Menurut Doeswono (1983), fungsi bahan organik adalah:
1. Sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah.
2. Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lain-lain.
3. Menambah kemampuan tanah untuk menahan air.
4. Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur- unsur hara (Kapasitas
tukar kation tanah menjadi tinggi).
5. Sumber energi bagi mikroorganisme.
III.METODOLOGI

3.2 Waktu dan Tempat

Pengamatan tekstur tanah dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Oktober 2017 pukul
08:30 - 11:30 di Exfarm Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar

3.3 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis menulis. Adapun bahan
yang digunakan adalah profil tanah (penampang profil) yang telah dibuat pada
praktikum sebelumnya.

3.4 Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan dalam pengamatan bahan oganik adalah dengan
melaksanakan metode demonstrasi penampang profil tanah.dan presentasi di
lapangan, diikuti sesi tanya.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan praktikum dari percobaan bahan organik yang telah dilakukan maka
diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel I. Hasil Pengamatan Bahan Organik

Faktor yang diamati Deskripsi

Warna tanah Tanah pada lapisan atas bewarna cokelat


kehitaman dan lebih gelap dibandingkan
lapisan bawah

Biota Tanah Terdapat berbagai biota dalam tanah


yang menjadi bahan organik diantaranya
adalah cacing dan semut.

Serasah Terdapat berbagai serasah dalam tanah


yang menjadi bahan organik diantaranya
adalah akar-akar tanaman, serasah-serasah
daun dan ranting tanaman.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Warna Tanah


Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa warna tanah yang diamati yakni
cokelat kehitaman serta cenderung berwarna gelap. Ini menandakan bahwa tanah
tersebut mengandung cukup banyak bahan organik. Hal ini sesuai dengan
pendapat Hanafiah (2005) yaitu, tanah yang berwarna gelap berarti banyak
mengandung bahan organik tanah atau belum mengalami pelindian (leaching)
hara secara instensif, sehingga relatif subur, sedangkan tanah yang berwarna
terang atau pucat berarti berBOT (bahan organik tanah) rendah atau telah
mengalami pelindian hara instensif, sehingga relatif miskin.

4.2.2 Biota
Jenis biota yang didapati dalam sampel tanah sangat beragam diantaranya
cacing dan semut yang jumlahnya cukup banyak. Bahan organik juga sumber
energi sejumlah organisme atau biota yang hidup dalam tanah, dimana jika jumlah
biota yang ditemukan banyak maka dapat dipastikan kandungan bahan organiknya
banyak. Hal ini didukung oleh Arsyad (2007) yang menyatakan bahwa bahan
organik merupakan salah satu sumber energi dari biota dan mikroorganisme tanah.

4.2.3 Serasah
Serasah yang didapati dalam sampel tanah banyak dan beragam yakni akar
tanaman, serasah daun, dan ranting tanaman. Hal ini menandakan bahwa tanah
tersebut mengandung banyak bahan organik dan tergolong tanah yang subur
karena nantinya serasah-serasah ini akan mengalami dekomposisi sehingga
menjadi bahan organik. Hal ini sesuai dengan pendapat Fontaine (2004) yang
menyatakan bahwa bahan organik terdiri dari bahan yang berasal dari jaringan
tanaman dan hewan yang telah mengalami dekomposisi baik sebagian maupun
seluruhnya, yang telah mengalami humifikasi maupun belum.
V.PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa semakin


atas lapisan tanah maka warnanya akan semakin gelap, cenderung lebih kasar,
serta semakin banyak mengandung bahan organik. Tanah yang baik untuk
tanaman yakni tanah yang mengandung banyak bahan organik. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi bahan organik tanah adalah pengaruh cuaca dan iklim,
vegetasi, tekstur, kedalaman, dan drainase.

5.2 Saran

Sebaiknya untuk praktikum bahan organik dilakukan juga pengamatan di dalam


laboraturium menggunakan alat lab agar data kandungan bahan organik dalam
tanah dapat diperoleh secara lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Brady. 1990. Kimia Universitas Asas dan Struktur, Jilid satu. Jogjakarta :
Binarupa Aksara.
Djajakirana. 2001. Peranan Bahan Organik. LPT Bogor. Indonesia.

Foth, D Hendry, 1988. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gajah Mada University Press:
Yogyakarta.
Gusli, Sikstus. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jurusan Ilmu
Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Hakim, N et al. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Penerbit Univ. Lampung.

Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Harjowigeno,S. 2003. Ilmu Tanah. Akademik Pressindo: Jakarta

Kononova, M. M., 1961. Soil Organic Matter. T. Z.Nowakowski and greenwood


(trans.). Pergamon, Oxford.
Stevenson, F. J. 1994. Humus Chemistry: Genesis, Composition, Reactions. 2th ed.
John Wiley & Sons, Inc. New York.

Sutedjo, M.M dan Kartasapoetra, A, G. 2010. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta:


Rineka Cipta

Sutedjo. 2006. Dasar-dasr Ilmu Tanah. Rhineka Cipta: Jakarta


LAMPIRAN

Gambar 1&2. Demonstrasi di Lahan Mengenai Bahan Organik

Anda mungkin juga menyukai