Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, Kami bersyukur kepada Ilahi Rabbi yang
telah memberikan Hidayah dan Taufik-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Sampling Audit untuk Pengujian atas Rincian Saldo”
makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas dari dosen Auditing II dan untuk
membahas materi “Sampling Audit untuk Pengujian atas Rincian Saldo”. Besar
harapan kami agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah atau penyusunan makalah berikutnya menjadi
lebih baik.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tujuan auditor dalam melaksanakan audit laporan keuangan adalah untuk
menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum (GAAP). Menurut Boynton (2003:190), audit laporan keuangan melibatkan
sejumlah langkah untuk mencapai tujuan tersebut yakni memperoleh pemahaman
tentang bisnis dan industri, mengidentifikasi asersi laporan keuangan yang relevan,
membuat keputusan tentang jumlah yang material bagi pengguna laporan keuangan,
membuat keputusan tentang komponen risiko audit, memperoleh bukti melalui
prosedur audit, menetapkan bagaimana menggunakan bukti untuk mendukung
pendapat audit, dan berakhir pada mengkomunikasikan temuan-temuan. Seringkali,
kegagalan audit disebabkan karena tidak dilaksanakannya prosedur audit yang penting
atau tidak dievaluasinya bukti-bukti audit dengan benar. Uji pengendalian merupakan
salah satu prosedur audit lanjutan sebagai tanggapan atas penilaian risiko auditor
terhadap pengendalian intern perusahaan. Auditor wajib merancang dan
melaksanakan uji pengendalian untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
berfungsinya pengendalian yang relevan secara efektif.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perbandingan sampling audit untuk pengujian atas
rincian saldo dan pengujian pengendalian serta pengujian substantif
atas transaksi ?
2. jelaskan langkah-langkah yang diperlukan dalam sampling audit untuk
pengujian atas rincian saldo?
3. Apa yang dimaksud sampling yunit moneter?
4. Jelaskan pengertian sampling variable?
5.
6. BAB II
PEMBAHASAN
2. SAMPLING NONSTATISTIK
Ada 14 langkah yang diperlukan dalam sampling audit untuk pengujian atas
rincian saldo.
2.6 Menetapkan Risiko yang Dapat Diterima atas Penerimaan yang Salah
Resiko yang dapat diterima atas penerimaan yang salah (acceptable risk of
incorrect acceptance= ARIA ) adalah jumlah risiko yang bersedia ditaggung auditor
karena menerima suatu saldo sebagai benar padahal salah saji yang sebenarnya dalam
saldo tersebut melampaui salah saji yang dapat ditoleransi. ARIA mengukur
keyakinan yang diinginkan auditor atas suatu saldo akun. Untuk memperoleh
keyakinan yang lebih besar ketika mengaudit suatu saldo akun. Untuk memperoleh
keyakinan yang lebih besar ketika mengaudit suatu saldo, auditor akan menetapkan
ARIA yang lebih rendah. ( Perhatikan bahwa ARIA adalah istilah yang ekuivalen
dengan ARACR (acceptable risk of assessing control risk too low) untuk pengujian
pengendalian dan pengujian sebstantif atas transaksi. Seperti ARACR, ARIA dapat
ditetapkan secara kualitatif (seperti rendah, sedang, atau tinggi).
Ada hubungan terbalik antara ARIA dan ukuran sampel yang diperlukan.
Sebuah faktor penting yang mempengaruhi keputusan auditor mengenai ARIA adalah
penilaian risiko pengendalian dalam model risiko audit. Jika pengendalian internal
sudah efektif, resiko pengendalian dapat dikurangi sehingga memungkinkan auditor
untuk meningkatkan ARIA. Pada gilirannya, hal ini akan mengurangi ukuran sampel
yang diperlukan untuk pengujian atas rincian saldo akun yang berkaitan.
3.2 Menggeneralisasi dari Sampel ke Populasi Jika Tidak Ada Salah Saji
yang Ditemukan dengan Menggunakan MUS
Anggaplah bahwa auditor mengkonfirmasi populasi piutang usaha untuk
melihat kebenaran moneternya. Total populasi adalah $1.200.000, dan sampel
sebanyak 100 konfirmasi telah diperoleh. Setelah melakukan audit, tidak ada salah
saji yang ditemukan dalam sampel. Auditor ingin menentukan jumlah lebih saji
maksimum dan jumlah kurang saji yang dapat saja terjadi dalam populasi meskipun
sampel tidak mengandung salah saji. Hal tersebut masing-masing disebut sebagai
batas salah saji atas dan batas salah saji bawah.
3.6.1 Materialitas
Pertimbangan pendahuluan tentang materialitas umumnya merupakan dasar
bagi jumlah salah saji yang dapat ditoleransi yang akan digunakan. Jika diperkirakan
terjadi salah saji dalam pengujian non-MUS, salah saji yang dapat ditoleransi akan
kurang materialitas dari jumlah tersebut. Salah saji yang dapat ditoleransi berupa lebih
saji atau kurang saji mungkin akan berbeda.
3.6.2 Asumsi Persentase Rata-rata Salah Saji untuk Item Populasi yang
Mengandung Salah Saji
Mungkin ada asumsi yang terpisah untuk batas atas dan bawah, yang juga
merupakan pertimbangan auditor. Hal tersebut harus didasarkan pada pengetahuan
auditor mengenai klien serta pengalaman masa lalu, dan jika lebih kecil dari 100
persen yang digunakan, asumsinya harus dapat dipertahankan dengan jelas.
3.6.3 Risiko yang Dapat Diterima atas Penerimaan yang Salah (ARIA)
ARIA adalah suatu pertimbangan auditor dan sering kali dicapai dengan
bantuan model risiko audit.
3.6.6 Hubungan Model Risiko Audit dengan Ukuran Sampel untuk MUS
MUS akan digunakan dalam melaksanakan pengujian atas rincian saldo.
Auditor harus memahami hubungan ketiga faktor-faktor independen itu dalam model
risiko audit, ditambah prosedur analitis dan pengujian substantif atas transaksi dengan
ukuran sampel untuk pengujian atas rincian saldo.
Sampling unit moneter (MUS) memiliki sedikitnya empat fitur yang menarik
bagi auditor:
1. MUS secara otomatis akan meningkatkan kemungkinan memilih item dolar yang
tinggi dari populasi yang sedang diaudit.
2. MUS dapat mengurangi biaya pelaksanaan pengujian audit karena beberapa item
sampel akan diuji sekaligus.
3. MUS mudah diterapkan.
4. MUS menghasilkan kesimpulan statistik dan bukan kesimpulan nonstatistik.
Terdapat dua kelemahan utama MUS
1. Total batas salah saji yang dihasilkan ketika salah saji ditemukan mungkin terlalu
tinggi untuk digunakan oleh auditor.
2. Sulit untuk memilih sampel PPS dari populasi yang besar tanpa bantuan komputer.
Karena semua alasan tersebut, auditor seringkali menggunakan MUS ketika
mengharapkan tidak ada atau sedikit salah saji, menginginkan hasil dolar, dan
mencatat data populasi pada file komputer.
4. SAMPLING VARIABEL
Sampling variable adalah metode statistic yang digunakan oleh auditor.
Sampling variable dan sampling nonstatistik untuk pengujian atas rincian saldo
memiliki tujuan yang sama, yaitu mengukur salah saji dalam suatu saldo akun. Jika
auditor menentukan bahwa jumlah salah saji melampaui jumlah yang dapat
ditoleransi, mereka akan menolak populasi dan melakukan tindakan tambahan.
4.1 Perbedaan antara Sampling Variabel dan Nonstatistik
Penggunaan metode variable memiliki banyak kemiripan dengan sampling
nonstatistik. Ke-14 langkah dalam sampling nonstatistik harus dilaksanakan pada
metode variable, dan sebagian besar tidak jauh berbeda.
4.6.1 ARIA
ARIA adalah risiko statistic bahwa auditor telah menerima populasi yang, dalam
kenyataannya, mengandung salah saji yang material. ARIA mendapat perhatian yang
besar dari auditor karena memiliki implikasi hukum yang serius dakam
menyimpulkan bahwa saldo akun telah dinyatakan secara wajar padahal sebenarnya
mengandung salah saji dalam jumlah yang material.
Saldo akun dapat dinyatakan terlalu tinggi atau terlalu rendah, tetapi tidak
keduanya ; karena itu, ARIA merupakan pengujian statistic satu arah. Karena itu,
koefisien keyakinan untuk ARIA berbeda dengan tingkat keyakinan. Tingkat
keyakinan = 1 – 2 x ARIA.
4.6.2 ARIR
Risiko yang dapat diterima atas penolakan yang salah ( acceptable risk of
incorrect rejection = ARIR ) adalah risiko statistic bahwa auditor telah
menyimpulkan suatu populasi mengandung salah saji yang material padahal
sebenarnya tidak. ARIR hanya akan mempengaruhi tindakan auditor jika mereka
menyimpulkan bahwa populasi dinyatakan secara wajar. Jika auditor menemukan
suatu saldo tidak dinyatakan secara wajar, mereka umumnya akan meningkatkan
ukuran sampel atau melaksanakan pengujian lainnya. ARIR baru dianggap penting
jika diperlukan biaya yang tinggi untuk meningkatkan ukuran sampel atau
melaksanakan pengujian lainnya.
ARIA dan ARIR
Keadaan Aktual Populasi
Keputuan Audit Aktual Salah Saji secara Material Salah Saji yang Tidak Material
Menyimpulkan bahwa populasi Kesimpulan yang benar – Kesimpulan yang tidak benar –
mengandung salah saji yang tidak ada risiko risikonya adalah ARIA
material.
Menyimpulkan bahwa populasi Kesimpulan yang tidak Kesimpulan yang benar – tidak
tidak mengandung salah saji yang benar – risikonya adalah ada risiko
material. ARIA
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perbedaan utama antara pengujian pengendalian, pengujian substantif atas
transaksi, dan pengujian atas rincian saldo terletak pada apa yang ingin diukur oleh
auditor. Pada pengujian pengendalian auditor mengukur keefektifan operasi
pengendalian internal, sedangkan pada pengujian substantif atas transaksi auditor
mengukur tidak hanya keefektifan pengendalian namun juga kebenaran moneter
transaksi dalam sistem akuntansi. Dan pada pengujian atas rincian saldo apa yang
diukur adalah apakah jumlah saldo akun mengandung salah saji yang material..
Terdapat 14 langkah dalam sampling non statistik untuk pengujian atas rincian
saldo. Bagi kebanyakan populasi, auditor memisahkan populasi ke dalam dua atau
lebih subpopulasi sebelum menerapkan sampling audit atau disebut sampling
berstratifikasi ( stratified sampling ). Ketika melaksanakan sampling audit
nonstatistik, auditor menggunakan pertimbangan untuk menggeneralisasi dari sampel
ke populasi guna menentukan apakah sampel dapat diterima.
Sampling unit moneter adalah metode statistik yang paling umum untuk
pengujian atas rincian saldo. Metode ini mendefinisikan unit sampling sebagai
setiapndolar dalam saldo akun yang tercatat, dan akibatnya, akun yang lebih besar
lebih mungkin dimasukkan dalam sampel. Metode sampling statistik variabel
mencakup estimasi perbedaan, estimasi rasio, dan estimasi rata-rata per unit. Metode-
metode tersebut membandingkan nilai sampel yang diambil dengan nilai tercatat
untuk mengembangkan estimasi salah saji nilai akun. Penggunaan sampling variabel
diilustrasikan dengan menggunakan estimasi perbedaan.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., Elder,Randal J., Beasley,Mark S.,Auditing and Issurance Service:An
Integrated Approach, Ninth Edition, New Jersey : Prentince Hall, 2006.
Messier, Glover & Prawit. Auditing & assurance services a systematic approach, Edisi ke-
4.penerbit: salemba empat:2006