Anda di halaman 1dari 45

SPESIFIKASI TEKNIS

1.1 PERSYARATAN UMUM PELAKSANAAN

1.1.1 Standar Rujukan


Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan Standar -standar terpakai
yang menjadi acuan termasuk, namun tidak terbatas pada standar tersebut
dicantumkan dalam:

 BUKU-BUKU PETUNJUK PELAKSANAAN BINA MARGA


 STANDAR INDUSTRI INDONESIA (SII)
 PERSARATAN UMUM BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA (PUBI 1982)
 PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA (NI –2-1971)
 PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA INDONESIA (PPBBI-1984)
 AASHTO = AMERICAN ASSOCIATE OF STATE HIGHWAY AND
TRANSPORTATION OFFICIALS (BAGIAN 1 DAN 2)
 ASTM = AMERICAN SOCIETY FOR TESTING AND MATERIALS
 MPBJ = MANUAL PEMERIKSAAN BAHAN JALAN

Demikian pula apabila bertentangan dengan Spesifikasi Teknik berikut


ini, maka yang berlaku adalah Spesifikasi atau berdasarkan
keputusan Direksi Pengawas.

1.1.2 Kualitas Bahan dan Pekerjaan

a. Kualitas Bahan dan Pekerjaan harus dari tingkat yang prima dan hasil kerja
harus memberikan penampilan dan kesan yang rapi dan baik.
b. Untuk itu tenaga kerja yang digunakan harus berpengalaman (pada
pekerjaan serupa) terampil dan cakap.
c. Apabila diperintahkan oleh Direksi, Kontraktor harus membuat
pembukaan/pembongkaran pada pekerjaan dan/atau bahan agar dapat
diadakan pemeriksaan.
d. Apabila dalam pemeriksaan itu direksi menemukan kesalahan,
kerusakan atau cacat-cacat lain, Kontraktor harus segera membongkar
dan memperbaikinya sampai pada kondisi yang sesuai dengan spesifikasi
ini,dan harus memikul biaya yang diperlukan untuk pembukaan/
pembongkaran pemeriksaan dan perbaikan tersebut.

1.1.3 Pemeriksaan Pekerjaan dan Pengamanan


a. Peralatan Pelaksanaan

59
1) Kontraktor harus mengadakan dan menyiapkan semua peralatan
pelaksanaan yang diperlukan dalam jumlah yang cukup dan kondisi yang
baik dan siap pakai, agar terjamin adanya kualitas pekerjaan yang baik dan
memenuhi persyaratan dan laju pekerjaan yang memadai, hingga seluruh

60
pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu yang tepat seperti ditentukan
dalam pelelangan.

2) Apabila ternyata peralatan yang digunakan menurut pendapat Direksi tidak


efisien pengoprasiannya atau tidak sesuai kegunaannya atau jumlahnya
kurang, hingga mutu pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan
persyaratan atau laju pekerjaannya tidak memadai, Direksi berhak
memerintahkan Kontraktor untuk mengganti atau menambah peralatan
dimaksud.
3) Kegagalan Direksi dalam perintahnya pada
Kontraktor, tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab atas
pemenuhan kualitas pekerjaan dan laju pekerjaan seperti yang
diuraikan dalam Dokumen Kontrak.

b. Perlindungan terhadap Pekerjaan.


1) Kontraktor bertanggung jawab atas perlindungan terhadap semua
Pekerjaan, baik milik pribadi maupun milik
negara/masyarakat termasuk semua sarana dan prasarananya, baik
yang tertera dalam gambar maupun tidak.

2) Kontraktor harus mengambil langka-langka yang dianggap perlu untuk


melindungi bangunan tersebut dari segala macam kerusakan- kerusakan
yang terjadi akibat kegiatan-kegiatan pelaksanaan oleh Kontraktor
harus diperbaiki oleh dan atas bebanbiaya Kontraktor, sesuai dengan
kondisi sebelumnya.
3) Dalam hal terjadi kerusakan, Kontraktor wajib
segera memberitahu pemilik Pekerjaan agar diperoleh kesepakatan tentang
perbaikannya.
4) Kontraktor bertanggung jawab untuk memperoleh informasi semua
Pekerjaan yang terletak didalam tanah. Prasarana yang ada disekitar dan
diperlukan harus dijaga agar tetap berfungsi.
5) Kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat kegiatan
pelaksanaan oleh Kontraktor, harus diperbaiki oleh dan atas
beban biaya Kontraktor sesuai dengan kondisi sebelumnya.

c. Penjagaan dan Pemeliharaan.

Untuk tahap pekerjaan yang telah selesai, Kontraktor bertanggung jawab


atas penjagaan, perlindungan dan pemeliharaannya, seperti pekerjaan
permukaan bagian dalam/luar, perlengkapan peralatan dan lain-lainnya dari
segala macam bentuk noda/kotoran, kerusakan dan cacat-cacat lainnya
selama masa Kontrak berlangsung sampai pada saat pekerjaan diserahkan
untuk kedua kalinya kepada pemilik. Persyaratan
dan ketentuan khusus dibawah ini harus dianggap sebagai standar kondisi
akhir pekerjaan pada saat penyerahan I (pertama) :
1) Pembuatan Jalan
Setelah pekerjaan selesai, Kontraktor harus membuang bahan-bahan
zat-zat organik yang berada didalam, dibawah dan sekitar lokasi dan
60
melakukan desinfektan terhadap dan bekas-bekasnya.Pembuatan Jalan
harus diserahkan dalam kondisi yang rapi dan memuaskan.
2) Permukaan Jalan.
Kontraktor harus membersihkan secara cermat semua permukaan
Jalan, ceceran adukan, noda-noda bekas aspal pada Jalan bekas-bekas
puing sisa pekerjaan dan lain-lain kotoran.
3) Pemeriksaan, Penyediaan Bahan dan Barang
Bila dalam rencana kerja dan syarat-syarat disebutkan nama
dan pabrik pembuatan dari suatu bahan dan barang, maka
hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahan dan barang yang
digunakan setiap penggantian sesuai nama bahan dan pabrik
pembuatan dari suatu bahan dan barang tersebut yang telah disetujui
oleh pihak proyek, dan bila tidak ditentukan dalam rencana kerja dan
syarat-syarat serta gambar kerja, maka bahan dan barang tersebut
diusahakan dan disediakan oleh Kontraktor yang harus mendapat
persetujuan dari pihak proyek. Contoh bahan dan barang yang akan
digunakan dalam pekerjaan harus disediakan atas biaya Kontraktor,
Setelah disetujui pihak proyek atau direksi, dan dianggap bahwa
bahan dan barang tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan nanti. Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan
oleh Direksi atau pemberi tugas untuk dijadikan dasar penolakan bila
ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai kualitas
maupun sifatnya. Dalam pengajuan harga penawaran,
Kontraktor/Pelaksana harus sudah memasukan jumlah keperluan biaya
untuk pengajuan berbagai bahan dan barang.Tanpa mengingat
jumlah tersebut Kontraktor/Pelaksana tetap bertanggung jawab
pula atas biaya pengujian bahan dan barang yang tidak memenuhi
persyaratan yang dibuat oleh Pemberi Tugas/Direksi Pengawas.

d. Persyaratan-persyaratan lain.
1) Catatan dan Laporan
Kontraktor harus selalu menjaga kelengkapan catatan dalam buku Direksi
yang sesuai dengan pelaksanaan dan memperoleh persetujuan
Direksi.Semua catatan yang berhubungan dengan pekerjaan selalu harus
disiapkan untuk Direksi. Dan satu set copy gambar
lengkap dan spesifikasi harus selalu tersimpan di direksi keet.
Kontraktor juga harus membuat buku tamu yang akan melaporkan
tentang keperluan tamu proyek tersebut.
2) Gambar sesuai Pelaksanaan (As Built Drawing)
Semua yang belum terdapat dalam gambar kerja karena perubahan atas
perintah Pemberi Tugas/Direksi, maka Kontraktor
wajib membuat gambar kerja (shop drawing). Selanjutnya
sebelum penyerahan I (pertama) pekerjaan, Kontraktor
bekerja sama dengan Konsultan Pengawas membuat gambar
hasil pelaksanaan pekerjaan (as built drawing) guna
memperlihatkan dan menyerahkan kepada Pemimpin Kegiatan,
tentang perbedaan- perbedaan antara gambar kerja
dan hasil
61
pelaksanaan pekerjaan.Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap
3.
3) Foto-foto (Dokumentasi) Mengenai Kemajuan Pekerjaan.
Kontraktor harus mengambil foto lapangan sebelum pekerjaan dimulai
(0%). Selanjutnya saat akan mengajukan pembayaran Kontraktor wajib
melampiri foto-foto kondisi kemajuan pekerjaan dilapangan. Foto-
foto ini hendaknya dicetak berwarna 3 (tiga) rangkap dan
diserahkan kepada Pengguna Jasa dalam bentuk album atau akan
diatur lain oleh direksi teknis.
4) Keamanan Proyek
Kontraktor harus menjaga keamanan proyek untuk memberikan
perlindungan dan pengamanan atas semua bahan,
perlengkapan, peralatan dan pekerjaan yang ada didalam batas
areal proyek dan sekitarnya yang menjadi tanggung jawabnya,
terhadap semua bentuk kerusakan, gangguan atau kerugian yang
dilakukan oleh orang-orang atau pihak-pihak tidak berwenang. Untuk
mempermudah pelaksanaan pengamanan, Kontraktor harus membuat
gudang penyimpan bahan, perlengkapan dan peralatan sesuai dengan
petunjuk Direksi. Untuk pengawasan dan penjagaan keamanan,
Kontraktor harus menugaskan penjaga gudang dan petugas
keamanan yang memadai dan harus melakukan penjagaan terus
menerus selama 24 jam setiap hari.
5) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
Kontraktor harus menyediakan semua fasilitas P3K yang mencakup
obat-obatan, peralatan medis dan tenaga-tenaga para medis
(sewaktu dibutuhkan) untuk memberikan pertolongan pertama kepada
personil Kontraktor, dan semua yang terlibat dalam pekerjaan.Dalam
hal pengamanan P3K Kontraktor harus mengikuti semua ketentuan
dan peraturan yang berlaku tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
serta petunjuk Direksi.
6) Papan Nama Kegiatan/Papan Nama Proyek
Papan nama kegiatan dipasang ditempat strategis dengan ukuran
panjang 2 meter dan lebar 1,5 meter. Tulisan dibuat dengan huruf cetak
yang jelas dan mudah dibaca. Dalam papan nama proyek harus jelas
tercantum Nama Kegiatan, Pekerjaan, Pemilik Proyek, Sumber
Dana, Konsultan Pengawas serta Kontraktor Pelaksana, Pekerjaan
Dimulai dan Masa Pekerjaan Berakhir serta penjelasan lain yang
diperlukan seperti pada contoh dibawah ini :

Pengguna Jasa : Dinas Perhubungan Kabupaten Lombok


Tengah
Nama Pekerjaan : Peningkatan Ruas Jalan

Sumber Dana :Dana Alokasi Khusus (DAK)

Konsultan Pengawas :CV. .........................

Kontraktor Pelaksana :CV...........................

Tanggal Mulai Kontrak :.................................


62
Tanggal Pekerjaan Berakhir:.................................

7) Pengukuran Prosentase Kemajuan Pekerjaan dan Pembayaran


(a) Pengukuran untuk pekerjaan-pekerjaan yang tercakup dalam
persyaratan teknis ini ditentukan berdasarkan ketentuan seperti
ditunjukan dalam Spesifikasi Teknis atau RAB.
(b) Kecuali disebutkan lain dalam RAB pekerjaan-pekerjaan yang
tercakup didalamnya sudah termasuk dalam pekerjaan-pekerjaan
pokok yang bersangkutan.
(c) Dalam hal dihitung terpisah, pengukuran meliputi penyediaan,
pengadaan dan pengangkutan tenaga kerja, bahan, perlengkapan,
peralatan dan pelaksanaan, pemeliharaan, perbaikan, termasuk
pemeriksaan, pengujian dan pekerjaan-pekerjaan penunjang yang
diperlukan seperti diuraikan dalam RAB.
(d) Bobot pengukuran (%) terhadap seluruh nilai Kontrak/Adendum
Kontrak, bersama-sama dengan komponen-komponen pekerjaan yang
lain akan merupakan bobot prestasi yang dicapai Kontraktor pada saat
tertentu, dan akan dijadikan pedoman Kontraktor untuk mengajukan
penagihan pembayaran angsuran kepada Pemimpin Kegiatan.
(e) Perhitungan prosentase kemajuan pekerjaan yang akan digunakan
untuk pengajuan penagihan pembayaran angsuran harus dilakukan
bersama-sama antara Direksi dan Kontraktor.
(f) Pembayaran akan dilakukan apabila selisih bobot
prestasi Kontraktor pada saat tertentu dengan
bobot prestasi pada pembayaran angsuran yang lalu telah
mencapai tidak kurang dari angka seperti disebutkan dalam
syarat-syarat kontrak.
(g) Pembayaran dilakukan dalam jumlah harga satuan dikalikan
dengan volume pekerjaan yang nyata dilaksanakan.

1.2 PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PENUNJANG PROYEK

1.2.1 U m u m
Pekerjaan persiapan dan penunjang merupakan pekerjaan sementara yang
harus dilaksanakan agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan mudah dan
lancar.Pekerjaan-pekerjaan ini pada umumnya bersifat darurat, tetapi
secara struktural harus mampu memikul beban yang ada dan harus
dilaksanakan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan serta sesuai dengan
syarat-syarat teknis.Kontraktor harus membuat dan menyerahkan spesifikasi
dan gambar- gambar pekerjaan sementara kepada Direksi untuk memperoleh
persetujuan, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pekerjaan dimulai.

1.2.2 Pembersihan Lahan.


Kontraktor harus menyingkirkan pohon-pohon, semak belukar, akar, sampah,
bahan-bahan organik dan benda-benda asing lainnya yang dapat mengganggu
jalannya pekerjaan dalam area pekerjaan seperti diuraikan dalam Kontrak,
termasuk lahan-lahan yang digunakan untuk jalan dan lahan-lahan yang
akan digali atau diurug.
63
1.2.3 Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus melakukan pekerjaan
pengukuran untuk memastikan lokasi yang tepat untuk penempatan
komponen-komponen pekerjaan tertentu seperti ditunjukan dalam
gambar.Pengukuran meliputi pengukuran/penentuan koordinat dan
elevasi.Koordinat dan elevasi titik yang diperlukan, ditentukan berdasarkan
titik rujukan (Bench Mark) seperti yang ditetapkan oleh Direksi. Aktualisasi
dan Artikulasi titik-titik tersebut diatas berupa titik-titik yang dipasang pada
bouwplank yang apabila dihubungkan (dengan benang) satu dengan yang lain
akan merupakan garis- garis sumbu melalui titik-titik yang diperlukan.
Bouwplank harus dibuat dan dipasang oleh Kontraktor sedemikian rupa
sehingga mempunyai elefasi (rujukan) tertentu yang letaknya tidak
mengganggu kegiatan pelaksanaan, merusak dan merubah
elevasinya.Konstruksi maupun dimensi bench mark akan ditentukan
kemudian olehDireksi.

1.2.4 Mobilisasi dan Demobilisasi.


Mobilisasi mencakup pengadaan, penyediaan, alat kerja dan
pengangkutan tenaga kerja, perelengkapan dan peralatan yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, termasuk pemasangan,
penyetelan dan pekerjaan penunjang lainnya, sehingga semua
tenaga kerja, perlengkapan dan peralatan kerja tersebut
berada/terpasang dilokasi pekerjaan dalam kondisi baik dan siap pakai.
Mobilisasi mencakup pengadaan, penyediaan dan pengangkutan :
a. Tenaga kerja yang diperlukan sebagai pelaksana-pelaksana pekerjaan;
b. Peralatan pelaksanaan yang terdiri atas alat-alat pengangkutan alat-
alat berat seperti: Dump truck, Mobil Pick Up, Stoom Walls 8 – 10 ton,water
tank kapasitas 5000 liter dan alat bantu 1 set, peralatan pengaduk dan
pemadat beton dan sebagainya.
c. Peralatan penunjang seperti pembangkit listrik, pompa
air, peralatan laboratorium dan sebagainya disediakan oleh
Kontraktor.Dalam mobilisasi sudah termasuk pengadaan, penyediaan dan
pengangkutan suku cadang yang diperlukan agar perlengkapan dan
peralatan tersebut selalu siap dipakai. Demobilisasi dilakukan setelah
berakhirnya pelaksanaan pekerjaan, sebelum pekerjaan diserahkan
untuk pertama kalinya kepada pemilik. Demobilisasi adalah
pembongkaran, pengangkutan tenaga kerja, perlengkapan dan peralatan
yang telah dimobilisasi.
1.2.5 Biaya Asuransi
Dalam penawaran harga Kontraktor dianggap sudah memperhitungkan biaya
Asuransi terhadap pekerja, staf/pelaksana dilapangan,
pengawas lapangan serta staf dari Kegiatan yang ditempatkan dilapangan.
1.2.6 Personil Kontraktor .
a. Kontraktor wajib menempatkan seorang kuasa atau wakil yang cakap dan
berpengalaman untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan
(pelaksana), tenaga ahli sebagai Site Manager minimal D3/S1
Sipil pengalaman minimal 3
Tahun 64
b. Pelaksana yang ditunjuk Kontraktor harus mendapatkan kuasa penuh dalam
bertindak untuk dan atas nama Perusahaan yang dinyatakan dengan Surat
Tugas/Keterangan.
c. Kontraktor wajib laporkan secara tertulis kepada Direksi,
tenaga pelaksana.Jika suatu waktu dianggap kurang mampu/cakap menurut
Direksi, Kontraktor wajib mengganti pelaksana baru dalam kurun waktu 7
(tujuh) hari. Sebelum bekerja harus dikonsultasikan untuk disetujui
Direksi. Jika calon pelaksana ditolak, harus dicari calon pelaksana lain
paling lambat 14 (empat belas) hari. Dalam tenggang waktu tersebut
direktur/penanggung jawab perusahaan yang memimpin pelaksanaan
pekerjaan dilapangan sehari-harinya.

1.2.7 Dokumentasi

Kontraktor harus mernperhitungkan biaya dokumentasi serta pengirimannya


kekantor Pemimpin Kegiatan serta pihak-pihak lain yang diperlukan.
Yang dimaksud dengan pekerjaan dokumentasi ialah:

a. Membuat laporan-laporan perkembangan pelaksanaan yakni


Harian danMingguan.
b. Untuk kelengkapan laporan, Kontraktor wajib
membuat foto- foto dokumentasi ukuran 4R, dibuat sebelum
pekerjaan di mulai (0%), tahap mulai pelaksanaan suatu konstruksi
hingga selesai (setiap kali untuk pembuatan laporan) dan pada setiap kali
akan melakukan tagihan/terminj, foto dokumentasi harus selalu diambil
pada posisi yang sama untuk setiap bagian yang penting antara lain
Bidang aspal, pondasi dan lain-lain.
c. Surat-surat dan dokumen lainnya.

1.3 TENAGA KERJA PENYEDIA JASA KONSTRUKSI


1. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan tenaga kerja inti untuk
dipekerjakan di lapangan sehubungan dengan pelaksanaan dan penyelesaian
pekerjaan. Tenaga kerja harus berpengalaman dalam bidangnya.
2. Tenaga Pelaksana Teknis yang terampil dan berpengalaman dalam
bidangnya, pengawas, mandor , mekanik, Pembantu Mekanik dan kepala

65
tukang yang cukup dalam melakukan pengawasan yang tepat untuk
pekerjaan yang memerlukan pengawasan mereka.
3. Tenaga kerja terampil, setengah terampil dan tidak terampil sesuai dengan
keperluan untuk penyelesaian dan perbaikan yang sesuai dan tepat pada
waktunya.
4. Tenaga kerja inti yang ditugaskan di lapangan sesuai dengan bidang tugas
berdasarkan jenis penanganan.
5. Tenaga kerja / personil inti yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini adalah :

5.1.Tenaga pelaksana terdiri dari :


a. Kepala Pelaksana Pekerjaan Jalan, jumlah 1 (satu) orang, Pendidikan S1
Teknik Sipil pengalaman 5 thn yang memiliki Sertifikat Ahli Madya ( Kode.
202).
b. Pelaksana Pekerjaan Jalan, jumlah 1 (satu) orang Pendidikan STM/SMK
sederajat, pengalaman 5 thn memiliki Sertifikat Keterampilan
(SKT) (kode TS. 045)
c. Juru Ukur Jalan dan Jembatan, Pendidikan SMK/SMA sederajat,
pengalaman 5 thn memiliki Sertifikat Keterampilan (SKT Juru Ukur) (Kode
TS. 025) jumlah 1 (satu) orang
d. Petugas K3, Pendidikan SMA sederajat, Memiliki Sertifikat K3 jumlah 1
(satu) orang

Catatan : Semua personil membuat surat pernyataan


bersedia ditempatkan dilokasi pekerjaan dan dilengkapi dengan
sertifikat asli, Ijazah asli/yg sudah dilegalisir dan E KTP.
5.2. Tenaga Administrasi Teknis terdiri dari :
a. Tenaga Administrasi/Keuangan Pendidikan SMA sederajat Pengalaman 5
Tahun (Ijazah dan KTP yang masih berlaku) jumlah 1 (satu) orang
b. Tenaga Logistik, Pendidikan SMA sederajat pengalaman 5 tahun( Ijazah dan
KTP yang masih berlaku) jumlah 1 (satu) orang

6. 1. Mengeluarkan Tenaga Kerja Penyedia Jasa Konstruksi


Direksi pekerjaan berhak menolak dan mewajibkan Penyedia Jasa Konstruksi
memberhentikan seseorang yang dipekerjakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi
pada atau sehubungan dengan pelaksanaan, penyelesaian,
dan perbaikan pekerjaan yang menurut direksi pekerjaan orang
tersebut berperilaku tidak senonoh, tidak cakap atau ceroboh dalam
melaksanakan
tugasnya atau

66
66

67
menurut direksi orang tersebut tidak patut dipekerjakan dan orang tersebut
tidak boleh dipekerjakan lagi tanpa izin tertulis dari direksi pekerjaan.
Orang yang diberhentikan secara demikian dari pekerjaannya harus diganti
secepat mungkin dengan orang cakap dan mendapat persetujuan dari direksi
pekerjaan.

1.4 PERALATAN
Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan peralatan yang sesuai dengan
kebutuhan di lapangan dan jenis penanganan pekerjaan. Peralatan utama yang
harus disediakan oleh Penyedia Jasa Konstruksi adalah :

No. Jenis Kapasitas Jumlah (Unit)

1. Dump Truck 3.5 M3 44 HP 2


2. Mobil Pick Up 1 Ton 1
3. Mixer Concrete 0,25 m3 10 HP 1
4. Roller 3 Whell 8-10 Ton 37 HP 1
5. Motor Grader 100 HP 1

Catatan :Peralatan no 1 & 2 dilengkapi dengan surat perjanjian sewa alat yang di buktikan
dengan bukti kepemilikan alat berupa BPKB dan STNK.
Peralatan No 3, 4 dan 5 dilengkapi dengan surat perjanjian sewa alat yang dilampiri
dengan daftar inventaris dari Instansi pemberi dukungan.
1.4.1. Surat Dukungan Quarry untuk material batu pecah (3-5, 2-3, 1-2) dan sertu dari
pemilik mengetahui Kepala Desa.
1.4.2. Surat Dukungan aspal.

1.5 SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR KERJ A

1.5.1 Kontraktor diwajibkan meneliti semua gambar-gambar dan speseifikasi


teknis mengenai pekerjaan ini.
1.5.2 Bila ternyata ada perbedaan antara gambar dan SPESIFIKASI TEKNIS,
antara gambar satu dengan gambar lainnya maka yang berlaku adalah :
a. Bestek (SPESIFIKASI TEKNIS)
b. Gambar dengan skala yang lebih besar (detail).
1.5.3 Bila perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan yang mungkin
menimbulkan kekeliruan atau bahaya dikemudian hari,
Kontraktor wajib konsultasikan terlebih dahulu kepada Direksi untuk
mendapatkan petunjuk.

67
68
1.6 RENCANA KERJ A
1.6.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib menyusun suatu
rencana kerja (jadwal pelaksanaan) sebanyak empat rangkap yang
diajukan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah diterbitkan Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK), untuk disetujui oleh Direksi.
1.6.2 Setelah rencana kerja disetujui Direksi, 3 (tiga) salinan untuk
Direksi dan 1 (satu) salinan ditempel pada ruang Direksi Keet.
1.6.3 Kontraktor harus patuh pada rencana kerja tersebut yang menjadi
dasar bagi Direksi untuk menilai prestasi pekerjaan dan segala sesuatu
yang berhubungan dengan percepatan dan kelambatan pekerjaan.

1.7 PENGADAAN BAHAN

1.7.1 Bahan-bahan yang boleh ditempatkan dalam kompleks pekerjaan


hanyalah bahan-bahan yang disyaratkan dalam RKS maupun gambar
kerja.
1.7.2 Cara dan tempat penimbunan/penyimpanan bahan harus memenuhi
syarat atau menurut petunjuk Direksi/Pengawas Teknik.
1.7.3 Bahan yang dipakai adalah yang sesuai dengan kualitas dan kuantitas
serta dimensi yang disyaratkan dalam RKS dan gambar kerja.
1.7.4 Apabila suatu bahan yang disyaratkan tidak terdapat dipasaran, sebelum
diganti Kontraktor harus konsultasi terlebih dahulu
dengan Direksi/ Pengawas Teknik, dan pergantian dapat dilakukan
setelah ada persetujuan secara tertulis.
1.7.5 Pergantian bahan yang tidak terdapat dipasaran lokal dapat diganti
dengan bahan lain yang setara/setingkat kualitasnya.
1.7.6 Bahan yang ditolak oleh Direksi karena cacat atau tidak sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan, harus segera dikeluarkan dari
lokasi pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.

1.8 PENGGUNAAN PERSYARATAN TEKNIS

1.8.1 Persyaratan teknis ini merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan


(yang disebut sebagai proyek) termasuk seluruh area jalan dan pekerjaan
lainnya yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan;
1.8.2 Kecuali disebutkan lain, maka setiap bagian dalam persyaratan teknis ini
berlaku untuk yang termasuk dalam pekerjaan ini, disesuaikan
dengan gambar-gambar, keterangan-keterangan tambahan tertulis dan
perintah- perintah Direksi/Pengawas Teknis.
1.8.3 Standar-standar utama yang dipakai adalah yang dibuat dan berlaku
resmi di negara RI, apabila tidak terdapat standar yang
dapat diberlakukan terhadap suatu item pekerjaan, maka harus
digunakan
standar internasional yang berlaku atas pekerjaan dimaksud atau
digunakan standar dari negara produsen bahan yang menyangkut
pekerjaan dimaksud.

69
68

70
1.9 PEKERJ AAN GALIAN/LAND CLEARING

1.9.1 Lingkup Pekerjaan :

Pekerjaan galian ini meliputi galian tanah untuk pondasi serta pekerjaan
galian yang nyata-nyata tertera dalam gambar kerja.

1.7.2 Pelaksanaan :

a. Dimensi galian tanah pondasi minimal sama dengan gambar kerja atau
maksimal sampai mencapai tanah keras/asli. Kecuali
tanah dasar/keras melebihi dua kali kedalaman yang telah ditentukan,
maka Direksi/Pengawas Teknik dapat mengambil kebijaksanaan
untuk merubah konstruksi dan atau dimensi galian tanpa
mengurangi kekuatan pondasi nantinya.
b. Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang sejauh
minimal 1 meter dari tepi lubang galian.
c. Jika pada galian terdapat air tergenang, harus dipompa keluar. Untuk
iniKontraktor harus menyediakan pompa air yang siap pakai.
d. Semua tanah galian yang tidak dipakai harus diangkut keluar
lokasi pekerjaan.
e. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi
sehingga dicapai kedalaman yang melebihi apa yang telah ditentukan
dalam gambar, maka kelebihan pada galian harus diurug kembali
dengan pasir, dan dipadatkan biaya akibat
pekerjaan tersebut menjadi beban Kontraktor.

1.10 PEKERJAAN URUGAN

1.10.1 Lingkup Pekerjaan :


Pekerjaan ini meliputi semua penimbunan kembali bekas galian,
urugan pasir bawah pondasi, urugan pasir dibawah lantai dan pekerjaan
urugan lainnya yang tertera dalam gambar.

1.10.2 Pelaksanaan :
a. Jika terdapat tempat-tempat tertentu pada lokasi yang menurut Direksi
perlu ditimbun, maka Kontraktor harus menimbun sampai mencapai
ketinggian yang ditentukan, dengan menggunakan bahan timbunan yang
cukup baik, bebas dari rumput, akar-akar dan lain-lain serta
harus mencapai nilai CBR minimal 4% rendam. Dalam hal ini harus
mengikuti petunjuk-petunjuk Pengawas Teknik.
b. Urugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan,
sehingga minimal sama dengan keadaan tanah sebelum digali.
c. Ketebalan lapisan urugan tanah yang diperkenankan maksimum 30 cm
setiap lapis, kemudian dipadatkan sehingga pada ketebalan yang

69
71
ditentukan urugan tanah tersebut mencapai tingkat kepadatan yang
diinginkan.
d. Semua urugan pasir/tanah harus dipadatkan sambil disiram air sampai
jenuh, sehingga mendapatkan angka kepadatan maksimal.
e. Pasir yang dipakai harus pasir kali dan bukan pasir laut, dengan
persyaratan bahwa pasir harus dalam keadaan bersih dari lumpur,
tanah dan tidak mengandung garam atau mineral lainnya.

1.11 LAPIS PERMUKAAN PENETRASI MACADAM (LAPEN)


1.11.1 Umum
(1) Uraian
Lapis permukaan Penetral Macadam terdiri dari pembangunan di atas lapis
pondasi atas atau permukaan dengan penutup yang ada yang sebelumnya sudah
disiapkan, satu lapisan permukaan perkerasan yang tebalnya antara 5 – 7 cm dari
penetrasi batu pecah yang bersih dengan pemakaian aspal pengikat panas.
Biasanya untuk pekerjaan jalan Kabupaten akan diperlukan lapis permukaan
tebal 5 cm dengan lapisan penutup aspal.

(2) Toleransi Ukuran


1) Tebal rata-rata yang sebenarnya dipasang harus sama dengan atau lebih
tebal dari tebal nominal rencana. Dalam beberapa contoh, Direksi
Teknik atas keputusannya sendiri dapat menyetujui atau menerima
ketebalan rata- rata yang lebih tipis dari tebal nominal rencana, asalkan
penetrasi makadam terpasang pada ketebalan baru yang keras dalam semua
arah. Tidak ada satu titikpun akan memiliki tebal lapis padat yang lebih dari 5
mm di bawah tebal nominal rencana.

2) Permukaan akhir harus mematuhi garis, ketinggian dan penampang melintang


tipikal sebagaimana ditunjukkan dalam gambar rencana atau yang disetujui
Direksi Teknik. Bila diuji dengan satu mal dan batang lurus, permukaan akhir
tidak boleh menunjukkan variasi (perbedaan-perbedaan) terhadap
permukaan akhir yang diperlukan lebih besar dar 6 mm untuk panjang 3
meter.

(3) Contoh Bahan


Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan kepada Direksi Teknik paling sedikit
14 hari sebelum pekerjaan dimulai, yang diusulkan digunakan dalam pekerjaan,
beserta data-data berikut :

3) Sertifikat pabrik pembuat mengenai bahan pengikat aspal dengan data


uji yang menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan kualitas .

4) Rincian sumber pengadaan dan cara produksi agregat yang harus digunakan
beserta hasil-hasil pengujian yang menunjukkan kesesuaian dengan
persyaratan kualitas dan gradasi .
72
(4) Pembatasan Cuaca
Campuran beraspal hanya akan dipasang bilamana permukaan agregat kering,
hujan tidak menghantui dan bila dasar jalan yang disiapkan dalam kondisi yang
memuaskan. Penyemprotan akan diizinkan pada waktu yang diperintahkan oleh
Direksi Teknik.

(5) Syarat-syarat Pekerjaan Dan Pengendalian Lalu Lintas

5) Tidak boleh ada bahan aspal dibuang ke dalam saluran tepi, parit atau jalan
air.

6) Permukaan bangunan-bangunan, pohon-pohon atau hak milik di sekitar


pekerjaan jalan harus dilindungi dari setiap kerusakan yang diakibatkan oleh
pekerjaan penyemprotan aspal.

7) Kontraktor harus melengkapi dan memelihara di lapangan pekerjaan


bilamana aspal sedang dipanaskan, perlengkapan pengendalian
dan mencegah kebakaran, dan juga persediaan dan sarana pertolongan
pertama.

8) Pengendalian lalu lintas harus dilakukan Kontraktor yang sesuai dengan


syarat-syarat umum kontrak, serta atas persetujuan Direksi Teknik.

9) Harus dibuatkan penyediaan untuk melaksanakan pekerjaan dengan separuh


lebar jalan, kecuali satu jalan pengalian disediakan dengan mendapat
persetujuan Direksi Teknik.

10) Tidak boleh ada lalu lintas yang diizinkan di atas permukaan jalan yang baru
diselesaikan sampai permukaan penetrasi macadam dipadatkan penuh dan
dilapis tutup hingga memuaskan Direksi Teknik.
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua akibat (konsekuensi)
lalu lintas yang diizinkan lewat, sementara pekerjaan jalan sedang
berlangsung.

(6) Perbaikan Pekerjaan Yang Tidak Memuaskan


Lapisan akhir permukaan harus diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi
ini dan disetujui oleh Direksi Teknik. Perbaikan penetrasi makadam yang tidak
memuaskan harus atas Direksi Teknik, dan dapat meliputi pembuangan dan
penggantian dengan penetrasi makadam baru, menambahkan lapisan tambahan
atau suatu kelengkapan lain yang oleh Direksi Teknik dianggap perlu untuk
memberikan penyelesaian yang memuaskan.
1.11.2 Bahan-Bahan
(1) Agregat
a) Agregat terdiri dari batu pecah berupa agregat kasar, agregat kunci dan
agregat penutup, yang bersih, keras dengan kualitas seragam dan bebas dari
73
kotoran, lempung, bahan-bahan tumbuh-tumbuhan atau bahan lainnya yang
harus dibuang.

b) Batas Perbedaan Agregat

 Agregat kasar berupa lapisan utama yang berada dalam batas-batas ukuran
nominal 2,5 cm – 6,25 cm yang tergantung kepada ketebalan lapisan dengan
ukuran maksimum kurang lebih 2/3 tebal rencana.
 Agregat kunci untuk lapisan utama (pokok) harus lolos saringan 25 cm tetapi
tidak boleh lebih dari 5% akan lolos dari saringan 9,5 cm.
 Bila disediakan dalam daftar penawaran, satu lapisan penutup aspal harus
diletakkan di atas permukaan penetrasi makadam menggunakan agregat
ukuran tunggal nominal 12,5 mm .

c) Gradasi Agregat
Gradasi agregat bersama dengan tebal yang terpakai ditunjukkan dalam
Tabel 1.11.1.

TABEL 1.11.1. GRADASI AGREGAT UNTUK LAPIS


PERMUKAAN PENETRASI MACADAM

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS

(mm) Tebal Lapisan 5,5 – 7 cm Tebal Lapisan 4 – 5 cm

Agregat Pokok
62,5 100 -
50 95 – 100 100
40 35 – 70 95 – 100
25 0 – 15 -
19 0–5 0–5

Agregat Kunci
25 100 100

19 95 – 100 95 – 100

9,5 0-5 0–5

Lapis Penutup
12,5 100

9,5 85 – 100

4,75 10 – 30

2,36 0 - 10

d. Syarat-Syarat Kualitas Untuk Agregat

74
Agregat yang digunakan untuk lapisan Permukaan Penetrasi Macadam harus
mematuhi syarat-syarat kualitas yang diberikan pada Tabel 1.11.1

(2) Bahan Pengikat Beraspal


d) Aspal yang digunakan harus aspal semen gradasi kekentalan atau aspal keras
yang diencerkan (cut back), jika diminta demikian untuk Kontraktor khusus
dan digunakan menurut perintah Direksi Teknik.

Aspal semen = (AASHTO M226-Tabel


2) AC – 10 (ekivalen dengan Pen 80 /
100) AC – 20 (ekivalen dengan Pen
60 / 70)

Aspal keras yang diencerkan (cut back)


AC – 10 } Diencerkan dengan kerosin untuk memnuhi
persyaratan AC – 20 } Tabel 1.11.2. di bawah :

TABEL 1.11.2. RENCANA BAHAN PENGIKAT UNTUK ASPAL CUT BACK

SUHU UDARA PERBANDINGAN KEROSIN TERHADAP SUHU


TERLINDUNG 100 BAGIAN ASPAL PENYEMPROTAN

(OC) AC-10 (80 / 100) AC-20 (60 / 70) (OC)

20 11 13 140
25 7 9 155
30 3 5 165
35 0 2 180

e) Aspal emulsi dapat digunakan sebagai alternatif terhadap aspal cut back,
tergantung kepada persetujuan Direksi Teknik atas sumber pengadaan
kualitas, dan harus mutu CRS1 dan CRS2 cationic, mematuhi spesifikasi
AASHTO M208.

1.11.3 Pelaksanaan Pekerjaan


(1) Peralatan Pelaksanaan

a) Jenis alat dan methoda pengoperasian harus sesuai dengan Daftar Unit Produksi
dan Peralatan serta Program Kerja yang disetujui dan menurut
petunjuk selanjutnya oleh Direksi Teknik.

b) Pada umumnya akan dipilih jenis peralatan berikut :

60
 Distributor / penyemprot aspal bertekanan
 Alat untuk pemanasan aspal
 Mesin gilas, termasuk :
- Tandem 8-10 ton
- Roda baja rata 6 – 8 ton
- Ban Pneumatic 10 – 12 ton
 Sejumlah dump truk yang cukup
 Tangki air (jika musim kemarau)
 Sapu, garu, gerobak dorongan, semua untuk pekerjaan manual.

(2) Volume Bahan Yang Digunakan


Tingkat perkiraan pemakaian dan volume bahan-bahan per meter persegi luas
permukaan untuk lapisan penetrasi makadam diberikan dalam Tabel
1.11.3.berikut. Tingkat pemakaian ini berdasarkan berbagai keperluan tebal
lapisan.Ketebalan sebenarnya serta tingkat pemakaian akhir
harus sesusai dengan daftar penawaran dan sebagaimana ditentukan oleh
Direksi Teknik.
TABEL 1.11.3 TINGKAT PENGGUNAAN PENETRASI MACADAM

TINGKAT
P ENABURA N TINGKAT TINGKAT
PENGGUNAA
TEBAL N
PENGGUNA PENABURA
AGREGAT KASAR PENABURAN AN N
TOTAL ASPAL
ASPAL
LAPEN kg / m2 PERTAMA AGREGAT KEDUA AGREGAT

KUNCI kg / m2 PENUTUP
(50 (62,5
(cm) mm) mm) kg / m2 kg / m2 kg / m2

4* 64 (25) - 2,0 25 1,5 14

4,5 * 72 (22) - 2,3 25 1,5 14


5 80 (20) - 2,5 25 1,5 14
5,5 - 99 (18) 4,0 25 1,5 14
6 - 108 (17) 4,4 25 1,5 14
6,5 - 117 (15) 4,8 25 1,5 14
7 - 126 (14) 5,2 25 1,5 14

CATATAN :
(1) Berat agregat lepas diambil sebagai :
50 mm ukuran maksimum nominal = 1600 kg / m3

61
62,5 mm ukuran maksimum nominal = 1800 kg / m3
a) tingkat penaburan ekivalen dalam m2 / m3 ditunjukkan sebagai ( )
b) untuk pekerjaan jalan kabupaten tebal minimum adalah 5 cm

(3) Penyiapan Lapangan

Penetrasi macadam akan dipasang di atas pondasi yang telah dibangun


sebelumnya atau di atas permukaan dengan lapis penutup yang ada. Penyiapan
akan meliputi :

a) Bila dipasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut harus memiliki bentuk
dan profil tepat benar dengan potongan melintang rencana, dan dipadatkan
benar sampai disetujui oleh Direksi Teknik.

b) Pondasi jalan harus juga ditutup dengan lapis aspal resap pelekat pada satu
tingkat pemakaian 0,6 l / m2

c) Bila diletakkan di atas permukaan dengan lapis penutup yang ada (permukaan
aspal lama), permukaan tersebut harus dilapisi aspal pelekat pada satu tingkat
pemakaian tidak melebihi 0,5 l / m2

d) Permukaan perkerasan harus kering dan bebas dari batu-batu lepas atau suatu
bahan lain yang harus dibuang.

e) Sebelum pemasangan, agregat kasar dan agregat kunci harus ditumpuk secara
terpisah di lapangan untuk mencegah pencampuran dan harus selalu bersih.

(4) Penaburan Dan Pemadatan


a) Penaburan Agregat Kasar Dalam Lapisan Pokok

 Agregat kasar akan ditaburkan dengan tangan atau dengan mesin dan
dipadatkan sampai kedalaman yang seragam hingga mencapai garis,
profil dan kemiringan yang dikehendaki. Sebuah mal pengujian menurut
kemiringan melintang rencana perkerasan selesai, harus digunakan untuk
memperoleh keseragaman permukaan akhir.

 Penaburan tidak boleh dilakukan lebih lanjut melebihi dari operasi


penggilasan dan penebaran panjang yang dapat diselesaikan dalam rata-
rata satu hari bekerja. Agregat segregasi atau agregat bercampur dengan
tanah atau bahan asing lainnya, harus disingkirkan dan diganti dengan
agregat bergradasi yang benar.

62
b) Penggilasan Dan Pemadatan Lapisan Pokok

 Lapisan agregat kasar pokok harus digilas kering dengan mesin gilas roda
baja 6 – 8 ton sampai terpadatkan seluruhnya. Penggilasan awal akan
dimulai dari sebelah pinggir, melapis bahu jalan selebar paling sedikit 30
cm, dan akan berlangsung menuju ke tengah perkerasan. Pinggiran
roda mesin gilas akan melapis tindih hamparan sebelumnya dengan
sekitar sepertiga lebar roda.

 Setelah penggilasan awal, permukaan tersebut harus diperiksa dengan


mal punggung dan batas lurus 3 meter, dan harus mematuhi toleransi
ukuran yang ditetapkan dengan cadangan diberikan untuk kebutuhan
pemadatan berikutnya. Semua ketidakrataan permukaan yang melebihi
batas di atas harus dibetulkan dengan membuang atau menambah
agregat seperlunya.

 Penggilasan akan berhenti sebelum rongga-rongga dalam agregat


tertutup sedemikian jauh sehingga mencegah penetrasi yang bebas dan
merata dari aspal dan agregat kunci.

c) Pemakaian Bahan Aspal (sebelum Agregat Kunci)

 Setelah agregat kasar digilas dan diperiksa, bahan pengikat aspal akan
disemprotkan pada satu suhu yang cocok kepada jenis dan mutu bahan
pengikat aspal sebagaimana ditetapkan dalam item (ii) di bawah. Tingkat
pemakaian harus sesuai dengan Tabel 6.5.4. atau sebagaimana
ditentukan lain oleh Direksi Teknik.

d) Suhu pemanasan dan penyemprotan yang diperlukan untuk bahan pengikat


aspal harus berada dalam batas-batas berikut :

Aspal keras :
AC – 10 (pen 80 / 100) : Batas beda 125oC – 180oC
AC – 20 (Pen 60 / 70): Batas beda 135oC – 185oC
Aspal cair (cut back)
:
MC – 800 : Batas beda 77oC – 115oC
MC – 300 : Batas beda 60oC – 100oC

Aspal cair (cut back) di lapangan, harus sesuai dengan persyaratan yang
diberikan

 Setiap bahan pengikat aspal yang telah dipanaskan sampai suhu


penyemprotan lebih dari 10 jam atau telah dipanaskan sampai satu panas
yang melebihi suhu maksimum yang diberikan dalam item c.ii, diatas
harus ditolak, kecuali Direksi Teknik menentukan bahwa bahan pengikat
aspal tersebut masih mematuhi kekentalan yang diperlukan.
 Sebelum menyemprotkan bahan pengikat aspal, bahan agregat harus
kering permukaan sampai seluruh kedalamannya.

63
 Bahan aspal akan disemprotkan secara lebih baik dengan distributor
bertekanan merata ke atas permukaan pada tingkat
yang sudah ditetapkan. Diatas luas yang kecil, dimana
pemakaian batang penyemprot tidak praktis, bahan tersebut akan
disemprotkan dengan slang tangan. Sebuah ceret curah hanya
dapat digunakan bilamana diberikan persetujuan oleh Direksi Teknik.

 Apapun persyaratan bilamana digunakan penyemprot aspal, aspal


tersebut harus diterapkan pada temperatur yang diperlukan untuk
menghasilkan kekentalan penyemprotan koreksi.

e) Penggunaan Agregat Kunci

 Secepatnya setelah pemakaian aspal, agregat kunci akan ditaburkan


merata di atas permukaan dengan alat mesin penabur atau cara manual
yang disetujui, digilas, dibersihkan dengan sapu seret untuk menjamin
distribusi yang merata dan digilas lagi. Agregat kunci
ekstra akan ditambahkan dengan tangan, dimana diperlukan,
serta penggilasan dan pembersihan akan berlanjut sehingga agregat
tersebut tertanam dengan baik. Setiap batu lebihan harus disingkirkan
dengan disapu.

f) Penggunaan Bahan Aspal (Setelah Agregat Kunci)

Setelah ageregat kunci selesai digilas dan diperiksa, bahan aspal harus
diterapkan sesuai yang ditentukan .

g) Penggunaan Agregat Penutup

Secepatnya setelah pemakaian aspal, agregat kunci akan ditaburkan merata


di atas permukaan dengan alat mesin penabur atau cara manual yang
disetujui, digilas, dibersihkan dengan sapu seret untuk menjamin
distrisbusi yang merata dan digilas lagi. Agregat kunci ekstra akan
ditambahkan dengan tangan, dimana diperlukan, serta penggilasan
dan pembersihan akan berlanjut sehingga agregat tersebut tertanam
dengan baik. Setiap batu lebihan harus disingkirkan dengan disapu.
h) Sambungan-Sambungan
Sambungan memanjang dan melintang harus diakhiri dengan potongan tegak
serta digaruk kembali secukupnya bila diperlukan untuk lapis tindih.
Bilamana permukaan baru perbatasan dengan permukaan lama,.Permukaan
lama harus dipotong lagi membentuk permukaan tegak semua sambungan
harus dengan hati-hati diperiksa untuk disetujui.

i) Tebal Lapisan Dan Permukaan Selesai


 Tebal terpadatkan lapisan permukaan penetrasi makadam tidak boleh
kurang dari yang telah ditetapkan berada dalam toleransi seperti
yangdiuraikan ,pemeriksaan ketebalan penetrasi makadam harus sepreti
yang diperintah oleh Direksi Teknik.

64
 Pada setiap tahap pemadatan, kehalusan permukaan harus dipelihara.
Harus ditambahkan bahan-bahan pada setiap tempat dimana ada bagian
ambles.

1.11.4 Pengendalian Mutu

(1) Test Laboratorium


Agregat dan bahan pengikat aspal harus diuji mengenai syarat
kualitas pada sumber pengadaan, yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi
ini dan untuk memenuhi test laboratorium yang diberikan pada Tabel 1.11.5
sertifikat pabrik pembuat serta data uji harus dilengkapi untuk mendapatkan
persetujuan
Direksi Teknik, dan pengujian lebih lanjut harus dilaksanakan jika diminta
demikian oleh Direksi Teknik.

65
TABEL 1.11.4 TEST LABORATORIUM PENETRASI MACADAM

RUJUKAN TEST
URAIAN
AASHTO BINA MARGA

T 27 PB 0201 – 76 Analisa saringan agregat kasar dan halus


Ketahanan terhadap abrasi agregat kasar ukuran
T 96 PB 0206 – 76 kecil
dengan menggunakan mesin Los Angeles

BS 812 - Indeks serpihan (British Standard Test)


Pelapisan dan Pengelupasan Campuran Agregat
T 182 PB 0205 – 76 Aspal
M 226 - Standar spesifikasi untuk aspal semen gradasi
kekentalan

T 201 PA 0308 – 76 Kekentalan kinematik aspal

T 53 PA 0302 – 76 Titik leleh aspal (test cincin dan bola)

T 49 PA 0301 – 76 Penetrasi bahan aspal

T 59 - Pengujian aspal emulsi

66
1.11.5 Pengendalian Lapangan

Test pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakan selama pelaksanaan


pekerjaan, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik.

1.11.6 Cara Pengukuran Pekerjaan


a) Volume lapis permukaan penetrasi makadam yang harus diukur untuk
pembayaran harus ditentukan dalam meter persegi berdasarkan hasil
perkalian lebar rata-rata (diukur dan disetujui bersama antara Direksi Teknik
dan Kontraktor, dengan pengukuran lebar rata-rata setiap 50 meter) kali
panjang, sepanjang sumbu jalan, yang disetujui dan diterima oleh
Direksi Teknik.

b) Bila lapis aspal resap pelekat atau lapis aspal pelekat terpasang, sesuai
dengan persyaratan kontrak khusus dan daftar penawaran, lapis resap lekat
atau lapis lekattersebut harus diukur dalam liter dan dibayar di bawah iterm
pembayaran spesifikasi ini,

67
c) Bilamana perbaikan-perbaikan lapis permukaan yang tidak memuaskan telah
diminta sesuai dengan spesifikasi ini, tidak ada tambahan pembayaran yang
akan dibuat untuk pekerjaan ekstra atau volume yang diperlukan oleh
perbaikan-perbaikan tersebut.

d) Tidak ada pengukuran atau pembayaran tambahan akan dibuat untuk


penyiapan lapangan atau pengujian bahan-bahan yang diperlukan di bawah
spesifikasi ini, dan semua pekerjaan tersebut akan
dianggap telah dimasukkan dalam item pembayaran untuk lapis
permukaan penetrasi makadam.

1.11.7 Dasar Pembayaran

Volume yang ditentukan seperti yang diberikan di atas akan di bayar untuk
satuan pengukuran pada harga-harga yang dimasukkan dalam daftar penawaran
untuk item-item pembayaran yang diberikan di bawah, yang mana harga-harga
dan pembayaran akan merupakan kompesasi penuh untuk semua pekerjaan dan
biaya-biaya yang diperlukan dalam penyelesaian Lapis Permukaan Penetrasi
Macadam sebagaimana diuraikan sebelumnya dalam bab ini.

Nomor Item Satuan


URAIAN
Pembayaran Pengukuran

a Lapis Permukaan Penetrasi Macadam Meter persegi

1.12 PEKERJAAN BETON

1.12.1 Uraian
a) Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding antara semen, air
dan agregat bergradasi, campuran beton akan mengendap dan mengeras
menurut bentuk yang diminta/disyaratkan dan membentuk satu bahan
yang padat, keras dan tahan lama (awet). Yang memiliki karakteristik
tertentu.

b) Agregat meliputi baik yang kasar maupun yang halus, bergradasi tetapi
jumlah agregat halus yang dipertahankan sampai jumlah minimum yang
diperlukan, apabila dicampur dengan semen akan cukup
untuk mengisi rongga-rongga antara agregat kasar serta memberikan
suatu permukaan akhir yang
halus.

68
c) Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air
yang dimasukkan ke dalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah
minimum yang diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama
pencampuran.
d) Bahan tambahan kepada campuran beton seperti bahan masukan udara atau
bahan kimia untuk memperlambat atau mempercepat waktu pengerasan,
tidak diperbolehkan kecuali diminta demikian didalam persyaratan Kontrak
Khusus.
1.12.2 Peraturan (Code) Beton.
Persyaratan-persyaratan Peraturan Beton Bertulang Indonesia PBI tahun 1971
atau perbaikan yang terakhir harus sepenuhnya diterapkan kepada semua
pekerjaan beton, terkecuali dinyatakan secara lain atau yang mengacu
kepada pemeriksaan AASHTO dan spesifikasi khusus yang tidak disebut dalam
PBI 1971.
1.12.3 Kelas-kelas Beton
Klasifikasi dan rujukan mutu beton harus seperti yang diberikan pada Tabel

Tabel . Kelas-kelas Beton


Rujukan
Kelas Jenis Uraian
Mutu
Untuk alas beton kurus dan
I B0 Non Struktural perataan
pondasi

II Beton massa tanpa tulang untuk


dasar
K125 pondasi, penutup pipa-
Struktural pipa

penulang
Beton dengan an ringan
digunakan untuk pondasi pelat,
K175 Struktural dinding-
dinding kaison, Kereb dan jalan
setapak

Konstruksi termasu
beton bertulang k
gelegar-gelegar, kolom-kolom
lantai /
pelat lantai/ dinding penahan,
K225 Struktural gorong-
gorong pipa, gorong-gorong
kotak /
persegi.

Beton bertulang mutu tinggi untuk


K275 lantai
Sampai Struktural jembatan, dan bagian-bagian

69
konstruksi
K350 utama lainnya.

Konstruks
Bagian-bagian i beton
pratekan dan tiang – tiang
K400 Struktural beton
pracetak.

1.12.4 Perencanaan Campuran Beton


Untuk semua pekerjaan beton utama dan pekerjaan beton kontruksi,
perbandingan-perbandingan bahan untuk perencanaan campuran harus
ditentukan menggunakan cara yang ditetapkan dalam PBI terakhir, dan harus
sesuai dengan batasan yang diberikan pada Tabel .

TABEL PERBANDINGAN DISAIN CAMPURAN BETON (


BERDASARKAN BERAT )
UKURAN AGREGAT
MAX. PERBANDINGAN AIR/
BERAT SEMEN YANG DISARANKAN
KELAS (MM) SEMEN OPTIMUM

TOTAL

BETON PERBAN - Dg.BERAT


Kg/m3 KELAS A KELAS B
DINGAN Kg/m3

K 400 425 25.0 19.0 0.35 150


K 350 425 25.0 19.0 0.42 180
K 275 400 25.0 19.0 0.42 170
K 225 350 37.5 25.0 0.46 160
K 175 300 37.5 25.0 0.50 150
K 125 250 50.0 25.0 0.52 130
BI / 0 225 50.0 37.5 0.60 135

K225 (di- 400 37.5 25.0 or 0.53 210


dalam air) 19.0

70
Catatan :

Berat semen total yang diperlukan untuk K 400 harus ditentukan oleh
Persyaratan yang ditetapkan

1.12.5 Persyaratan Perencanaan Campuran (Berdasarkan Volume)


Untuk pekerjaan beton yang kecil, dan tergantung kepada persetujuan Direksi
Teknik secara tertulis, bahan-bahan untuk beton dapat ditakar berdasarkan
volume atau suatu kombinasi berat dan volume tindakan-tindakan pencegahan
berikut ini harus dilakukan : a. Semen harus selalu diukur berdasarkan berat 40
atau 50 Kg tiap kantong.
1) Agregat dapat diukur berdasarkan volume, menggunakan kotak-kotak
ukuran yang direncanakan secara baik dengan kapasitas yang ditentukan
secara jelas. Kotak-kotak tersebut harus diisi sampai berlebih dan agregat
lebihan (surplus) diratakan dengan perata diatas.
2) Jika pasir diukur berdasarkan volume, harus dibuatkan persyaratan mengenai
pasir yang mengembang karena kadar air.

3) Pasir basah biasanya akan mengembang kurang lebih 25% berdasarkan


volume dan untuk pekerjaan yang kecil, nilai-nilai berikut ini dapat
diambil untuk kadar air.

Kondisi Pasir Kandungan Air


Kg/m
Pasir amat basah 100 – 130 3
Kg/m
Pasir basah sedang 60 – 65 3
Kg/m
Pasir lembab 30 – 35 3

Jika diperluka demikian oleh Direksi Teknik, pengujian lapangan harus


dilakukan untuk menentukan besarnya pengembangan.

4) Air untuk pencampuran harus diukur secara teliti dalam sebuah tempat yang
sesuai

5) Penakaran beton berdasarkan volume, akan dipilih dari salah satu campuran
berikut, yang diberikan pada Tabel 7.1.5.

1.12.6 Pelaksanaan Pekerjaan


(1) Pencampuran Beton di Lapangan
a. Mencampur dengan pencampur (mixer) beton.

- Beton akan dicampur dilapangan dengan sebuah pencampur yang


dijalankan dengan mesin serta jenis yang disetujui, mengenai syarat dan

71
ukuran-ukuran yang akan menjamin suatu campuran yang merata /
homogen

- Untuk semua pekerjaan besar dan jika diminta demikian oleh Direksi
Teknik, pencampur tersebut harus dilengkapi dengan sarana penyimpanan
air dan satu sarana pengukuran untuk mengendalikan jumlah air yang
digunakan dalam setiap takaran.

- Waktu pencampuran tidak boleh kurang dari 1,5 menit untuk mesin-mesin
sampai kapasitas ¾ m3. Diatas ukuran ini, jangka
waktu pencampuran minimum harus ditambah 15 detik untuk
setiap penambahan ½ m3 campuran beton.

- Pencampur tersebut pertama-tama harus dimuati dengan agregat yang


sudah ditakar beserta semen dan dicampur kering untuk waktu yang
pendek sebelum ditambah air.

- Sebelum mencampurkan satu takaran beton baru, mesin pencampur


tersebut harus dikosongkan sama sekali dari takaran sebelumnya.

b. Pencampuran dengan Tangan.


Untuk pekerjaan-pekerjaan kecil, dan yang tidak
dimungkinkan menggunakan sebuah pencampur mesin, Direksi Teknik
dapat menyetujui pencampuran beton secara manual sesuai dengan prosedur
berikut ini :

 Pencampuran dengan tangan harus dilakukan diatas satu permukaan


yang keras bersih dan kedap air.

 Urutan pencampuran haruslah :


- Ukurlah volume agregat kasar dan agregat halus yang diperlukan
dengan alat takaran kotak, dan ditempatkan agregat halus diatas
agregat kasar.

- Tempatkan kantong semen diatas agregat, buka dan sebarkan semen


tersebut.

- Aduklah bahan-bahan kering tersebut berkali-kali sehingga bahan-


bahan tersebut bercampur menyeluruh.

- Tambahkan air, lebih baik dari sebuah kaleng yang dilengkapi dengan
ujung semprotan, campurkan terus, dan aduklah dengan
sekop sampai beton tersebut berwarna dan kekentalan yang
merata.

72
(2) penyiapan Lapangan.
a. Lapangan pekerjaan untuk penempatan beton harus disiapkan dan semua
pemasangan yang diperlukan diselesaikan hingga disetujui Direksi Teknik.
Bahan-bahan harus telah diuji yang sesuai dan ditempatkan, serta peralatan
dalam keadaan bersih siap untuk digunakan.

c. Semua kaki pondasi dan galian-galian harus diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Teknik serta dirawat dalam keadaan kering sebelum beton dicor.

d. Semua acuan, penulangan dan pokok-pokok (item) pelengkap lainnya harus


secara benar dan ditempatkan secara aman dan didukung untuk mencegah
perpindahan tempat.

(3) Pemadatan Beton

1) Beton harus dipadatkan dengan mesin penggetar di dalam, yang disetujui,


dilengkapi apabila diperlukan dengan batang tangan.

Pemadatan manual hanya diijinkan jika disetujui demikian oleh Direksi


Teknik dan akan terdiri dari pemadatan didalam campuran beton dengan
tongkat pemadat, bersama-sama dengan pemukulan yang menerus sisi luar
cetakan.

2) Pemadatan dengan penggetar dan pemadat harus dibatasi sampai waktu yang
diperlukan untuk menghasilkan pemadatan yang memuaskan tanpa
menyebabkan segregasi bahan-bahan.

3) Penggetar didalam harus dilaksanakan dengan memasukkan penggetar


mesin atau alat penggetar kedalam beton yang cor masih segar,
bebas penulangan. Alat penggetar harus dimasukkan kedalam campuran
beton sejajar dengan sumbu memenjang, dan digetar selama 30 menit pada
setiap lokasi berjarak masing-masing 45 cm (lihat PBI 1971).

4) Jumlah penggetar yang diperlukan harus ditentukan dengan volume beton


yang dicor setiap jam, dengan persyaratan minimum dua penggetar beton
empat meter kubik

1.12.7 Penyelesaian dan Perawatan Beton

1. Pembongkaran Cetakan

Tidak ada acuan yang akan dibongkar sebelum beton telah cukup kaku dan
mengeras dan telah meraih kekuatan yang cukup untuk berdiri (mendukung)
sendiri. Harus diperoleh izin dari Direksi Teknik sebelum pembongkaran
berlangsung, namun hal ini tidak boleh melepaskan tanggung jawab kontraktor
terhadap keselamatan pekerjaan.

73
Jangka waktu minimum yang diperlukan antara pengecoran dan
pembongkaran acuan diberikan pada tabel

TABEL WAKTU PENCOPOTAN UNTUK MEMBONGKAR ACUAN

WAKTU PERSYARATAN
LOKASI DALAM STRUKTUR
MINIMUM KEKUATAN
Pinggiran dinding, kolom,
balok, 2 hari Acuan yang didukung oleh
kereb penyokong atau perancah
lain, tidak
boleh dibongkar
sampa tersebu
Dasar lantai (Slab) 12 – 14 hari i beton t telah
merai palin
h g sedikit 60%
Dukungan dibawah gelagar kekuatan
bawah, 14 hari rencana
balok, rangka atau lengkungan

Untuk memudahkan penyelesaian, acuan yang digunakan pada pekerjaan


hiasan, tangga, parapet dan lain-lain, dapat dibongkar setelah 12 jam.

2. Permukaan Selesai

i. Kecuali diperkenankan lain permukaan beton harus diselesaikan segera


setelah pembongkaran cetakan. Seluruh sarana penunjang dari kayu atau
dari logam dan lidah-lidah tonjolan dari adukan harus dibongkar.

ii. Permukaan yang tidak sempurna harus dibuat bagus sehingga disetujui
oleh Direksi Teknik. Apabila ada rongga-rongga besar nampak
keluar, beton harus disumbingkan kembali sampai bahan yang keras,
dibasahi dengan air dan dilapisi dengan lapisan pasta semen tipis.
Adukan beton terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir
harus dilapiskan kemudian sampai bentuk permukaan yang
diperlukan.

74
3. Perawatan Beton

i. Dimulai segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi terhadap


hujan lebat, panas matahari, atau setiap kerusakan fisik yang dapat
memindahkan beton tersebut.

ii. Untuk menjamin pengerasan dan hidrasi beton, harus dirawat dengan
menutup dengan pasir basah, anyaman, atau selimut
rawatan yang harus direndam dengan air untuk satu jangka
waktu paling sedikit 3 hari dan kemudian dirawat dalam
keadaan lembab untuk 4 hari berikutnya.

iii. Cetakan yang dalam posisinya harus jaga dijaga tetap basah.

4. Pemeriksaan Akhir Pekerjaan Beton

Pada umumnya, pekerjaan beton tersebut dapat diterima setelah berumur 28


hari, asalkan semua cara dan kondisi sebagaimana diatur dalam spesifisikasi
dan ditunjukkan pada Gambar Rancangan telah diisi selengkapnya.
Penyimpangan dari Gambar Rancangan, Spesifisikasi –spesifisikasi dan/atau
petunjuk-petunjuk Direksi Teknik yang dapat menyebabkan kesalahan atau
kerusakan kepada pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud dan memerlukan beton
tersebut harus dibongkar dan harus diperbaharui yang sesuai dengan
spesifisikasi dan petunjuk-petunjuk Direksi Teknik, harus merupakan tanggung
jawab kontraktor dan biaya untuk perbaikan atau pembaharuan harus
sepenuhnya ditanggung oleh kontraktor.

1.12.8 Pengendalian Mutu


(1) Pengujian-pengujian Laboratorium

Pengujian-pengujian laboratorium berikut ini harus merupakan rujukan dan


pengujian-pengujian dilaksanakan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik
untuk memenuhi persyaratan-persyaratan spesifisikasi ini.

TABEL PENGUJIAN LABORATORIUM UNTUK BETON


PENGUJIAN REFERENSI TIPE
PENGUJIAN
AASHTO BINA
MARGA
Analisa saringan Agregat T 27 PB. Untuk memenuhi
halus dan agregat kasar 0201-76 persyaratan gradasi
menentukan ukuran dan
ditribusi partikel agregat
kasar dan agregat halus

Kekeruhan organik dalam T 21 PB. 0207- Menentukan kekeruhan

75
pasir untuk beton 76 organik dengan
menggunakan larutan
sodium hydroxida dan
mengacu pada
penyelesaian (solusi)
warna standar.
Jumlah bahan-bahan yang T 11 PB. 02 08- Menentukan total
lebih halus dari saringan 76 volume bahan-bahan
0,075 dalam agregat yang lebih halus dari
0,075 mm. Catatan :
Mungkin diperlukan
penera-pan prosedur
basah dan prosedur
kering dibawah T27
Mutu air yang harus di T 26 PB. 0301- Penentuan kesamaan
gunakan dalam beton 76 atau dekalinitas, total
zat padat dan inorganik

Gumpalan Lempung dan T 112 -- Menentukan dengan %


partikel pecahan dalam gumpalan lempung dan
agregat partikel-partikel
pecahan dasar agregat
halus (setelah
pengujian T11 ).
Kekerasan agregat oleh T 104 -- Menentukan kekerasan
penggunaan Sodium Sulfat agregat terhadap keausan
atau Magnesium Sulfat cuaca
Ketahanan terhadap T 96 PB. 0206 – Test abrasi untuk pengujian
abrasi, agregat kasar 76
ukuran kecil dengan
menggunakan Los Angeles

Kekuatan tekan contoh T 22 -- Pengujian kekuatan tekan


uji beton silinder contoh bahan beton pada 7
hari dan 28 hari

76
(2) Pengendalian Lapangan

Pengujian- pengujian pengendalian lapangan berikut ini harus


dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi.Memotong suatu
contoh bahan inti beton dan pemulihannya harus dikerjakan oleh Kontraktor
memenuhi perintah dan berdasarkan persetujuan oleh Direksi Teknik.

TABEL PERSYARATAN PENGUJIAN LAPANGAN

TEST PENGENDALIAN PROSEDUR


a. Menempatkan dan Merawat beton Pemeriksaan setiap hari untuk
persiapan
pekerjaan termasuk galian, cetakan,
penulangan, dan untuk pemadatan,
pengakhiran, serta perawatan.
b. Pembongkaran Cetakan Pemeriksaan setiap hari catatan-
catatan dan jadwal kerja Kontraktor,
pemeriksaan dan persetujuan untuk
pembongkaran.
c. Test untuk Pemeriksaan Agregat Test-test pengendalian yang sederhana
Halus.
harus dilakukan jika diminta oleh
Direksi Teknik untuk menentukan
kandungan air dalam agregat sebelum
pencampuran.
d. Test Slump untuk kekentalan dan Test penurunan (slump) untuk setiap
kemudahan untuk dikerjakan, takaran besar hasil beton, dan seperti
Campuran Beton Basah. AASHTO T serta jika diminta oleh Direksi Teknik.
119 ,PC 0101 – 7
e. Test Kekuatan Tekan AASHTO T 22 Satu test kekuatan tekan (dengan tiga
contoh bahan uji) yang harus dilakukan
untuk setiap 60 M3 campuran beton
yang dicor. Sebagai tambahan paling
sedikit satu test untuk setiap bagian
struktur yang terpisah. Di mana mutu
beton menjadi perselisihan, contoh
bahan uji inti harus dipotong dan diuji
seperti diperintahkan oleh Direksi
Teknik.
f. Test Agregat Halus untuk gumpalan Tes harus dilakukan seperti dan jika
lempung dan partikel – partikel diperintahkan oleh Direksi Teknik,
pecahan. AASHTO T 112 untuk
memeriksa mutu agregat halus atau
pasir yang digunakan di lapangan.

77
1.12.9 Cara Pengukuran Pekerjaan

1. Volume beton yang harus diukur untuk pembayaran haruslah jumlah dalam
meter kubik beton yang digunakan untuk diterima di dalam pekerjaan
yang sesuai dengan ukuran-ukuran yang ditunjukkan pada Gambar Rencana
beserta kelas-kelas beton atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Tidak ada pengurangan volume beton yang diambil dengan pipa atau
barang lain yang ditanam seperti penulangan, penghentian air, lubang-
lubang drainase, dan pipa-pipa berdiameter 20 cm atau kurang.

2. Beton tersebut harus ditempatkan dan diterima untuk pengukuran dan


pembayaran, seperti :

 Beton struktural bertulang K 175, K 225, K 275, K 350 dan K 400


(kelas yang sebenarnya harus dicantumkan dalam daftar
Penawaran).

 Beton tidak bertulang Kelas K125 dan B0

3. Tidak ada tambahan kelonggaran atau pengukuran akan dibuat untuk


galian atau pekerjaan persiapan lainnya, bagi acuan atau perancah untuk
balok-balok dan slab (lantai) dengan panjang 5 meter atau kurang (tidak
termasuk konstruksi jembatan), pemompaan, penyelesaian, perawatan
mengeras, penyediaaan lubang lepas dan urugan kembali
terhadap struktur beton yang baru saja selesai. Semua pekerjaan
demikian dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan penyelesaian
yang memuaskan dari pekerjaan beton, akan dianggap termasuk dalam
harga Penawaran untuk pekerjaan beton.

4. Penyediaan secara terpisah akan dibuat untuk pengukuran dan


pembayaran bagi pekerjaan cetakan yang digunakan dalam pelaksanaan
jembatan beton yang sesuai dengan item pembayaran bersangkutan
dimasukkan dalam “Spesifikasi Umum Jembatan Kabupaten”.

5. Volume baja tulangan, bahan filter porous dan item pembayaran lain yang
digunakan dalam pekerjaan tersebut tidak boleh diukur untu pembayaran
di bawah Bab ini, akan tetapi akan diukur dan dimasukkan
untuk pembayaran di bawah item pembayaran terpisah yang disediakan
dalam tempat lain dalam Spesifikasi ini.

6. Apabila perbaikan-perbaikan pekerjaan beton yang tidak memuaskan telah


diperintahkan yang sesuai dengan Spesifikasi ini tidak ada pembayaran
tambahan yang dibuat untuk pekerjaan extra (tambahan) atau volume
yang diperulakan bagi perbaikan-perbaikan tersebut.

78
1.12.10 Dasar Pembayaran
Volume-volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar untuk
pengukuran per satuan harga-harga yang dimasukkan dalam Daftra Penawaran
untuk item pembayaran yang diberikan di bawah ini, yang harga dan
pembayarannya harus merupakan kompensasi penuh semua pekerjaan dan biaya-
biaya yang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan beton seperti diuraikan
sebelumnya dalam Bab ini.

1.12.11 Dasar Pembayaran


Volume-volume yang ditentukan sebagaimana diberikan di atas akan dibayar
untuk pengukuran per satuan harga-harga yang dimasukkan dalam Daftra
Penawaran untuk item pembayaran yang diberikan di bawah ini, yang harga dan
pembayarannya harus merupakan kompensasi penuh semua pekerjaan dan biaya-
biaya yang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan beton seperti diuraikan
sebelumnya dalam Bab ini.

BET O N

SATUAN
NOMOR ITEM PEMBAYARAN DAN URAIAN
PEMBAYARAN

7.1.1 Beton Struktur Bertulang Meter kubik


7.1.2 Beton Tidak Bertulang Meter kubik

1.13 PASANGAN BATU

1.13.1 Umum
(1) Uraian

Pekerjaan ini terdiri dari pembuatan struktur (bangunan) menggunakan batu


muka pilihan yang disambungkan dalam adonan semen. Struktur demikian akan
direncanakan sebagai bangunan penyangga untuk menahan beban yang
datangnya dari luar serta akan meliputi tembok penahan tanah pasangan batu,
gorong-gorong persegi, kepala gorong-gorong dan didnding sayap.

79
(2) Toleransi Ukuran

1) Wajah permukaan dari masing-masing batu muka tidak boleh berbeda


terhadap profil permukaan rata-rata lebih dari 3 mm.

2) i. Ukuran minimum batu adalah :

Tebal minimum = 15 cm
= 1,5 x tebal (22,5
Lebar minimum cm)
1,5 x lebar (33,75
Panjang minimum = cm)

ii. Ukuran batu maksimum akan ditentukan oleh Direksi


Teknik dengan memperhitungkan jenis, struktur, lokasi batu dalam struktur
dan persyaratan umum untuk stabilitas dan mengunci.

3) Contoh

a. Dua buah contoh yang menggambarkan masing- masing batu yang


digunakan untuk pasangan batu, harus diserahkan kepada Direksi Teknik
untuk mendapatkan persetujuan paling lambat 14 hari sebelum pekerjaan
dimulai.
b. Contoh bahan agregat halus yang digunakan untuk adonan semen, harus
juga diserahkan kepada Direksi Teknik untuk mendapat persetujuan yang
sesai dengan Bab 7.3. spesifikasi ini.

(4) Kondosi Lapangan pekerjaan

a. semua galian harus selalu bebas air dan kontraktor harus melengkapi
semua bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan
tenaga untuk membuang atau mengalirkan air, termasuk saluran-
saluran sementara, pengaliran lintasan air, menyediakan dinding cut
off dan bendungan sementara.

b. Pompa cadangan harus disiapkan oleh kontraktor di tempat pekerjaan


selama pelaksanaan pekerjaan, sebagaimana diperintahkan Direksi.

(5) Penjadwalan Pekerjaan

80
a. Sebuah jadwal pekerjaan akan disediakan dan diikuti untuk menjamin
bahwa jumlah penggalian dan persiapan telah dilaksanakan termasuk
penyediaan adonan segar berdasarkan tingkat sebenarnya pelaksanaan
pekerjaan pasangan batu.

b. Penggalian terbuka akan dibatasi sejauh yang diperlukan untuk memberi


kondisi yang baik dan kering pada waktu penggunaan pelaksanaan
pasangan batu.

c. Pari-parit memotong jalan akan dilakukan pelaksanaannya setengah lebar


sedemikian sehingga jalan tersebut dapat tetap terbuka untuk lalu lintas
pada setiap waktu, kecuali sebuah jalan pengalihan disediakan.

(6) Perbaikan Pekerjaan yang tidak Memuaskan

a. pasangan batu yang tidak memenuhi toleransi ukuran yang diberikan


pada point (2) harus diperbaiki sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.

b. Kontraktor harus bertanggung jawab pada stabilitas yang normal dan


struktur pasangan batu terselesaikan secara lengkap, serta harus
mengganti setiap bagian yang dalam pendapat Direksi menjadi bahaya
atau bergeser karena penanganan yang jelek atau kelalaian pihak
Kontraktor. Akan tetapi Kontraktor tidak memikul tanggung jawab
terhadap setiap kerusakan karena bencana alam seperti gempa bumi
atau banjir bandang, asalkan bahwa pekerjaan yang rusak tersebut
sebelumnya telah diterima sepenuhnya oleh Direksi.

1.13.2 bahan – bahan

(1) Batu

a. Batu yang dipilih harus bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak
dan harus memiliki satu satu daya tahan (awet)

b. Batu-batu tersebut harus berbentuk datar, baji atau oval dan harus
dapat dilapisi seperlunya untuk menjamin saling mengunci yang rapat
bila dipasang bersama-sama dan memberikan satu propil permukaan di
dalam batas-batas ukuran yang ditetapkan pada Bab 1.13.1 (2).

81
(2) Adonan
Adonan yang dipergunakan untuk pasangan batu harus campuran
perbandingan satu bagian semen terhadap dua bagian agregat halus dengan
kualitas dan campuran sebagaimana ditetapkan.
(3) Drainase Porous
Bahan-bahan berbutir yang disediakan untuk membentuk drainase porous
dalam selimut filter, lapisan dasar dan lain-lain,
harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

(4) Beton
Beton yang diperlukan sebagai pondasi atau lantai penutup sampai struktur
pasangan batu harus disediakan sesuaiSpesifikasi ini.

1.13.3 Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Persiapan untuk pasangan batu

a. Penggalian dan persiapan penyangga dan pondasi untuk struktur pasangan


batu, harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan Bab 7.1. Galian.

b. Pengaturan untuk garis, ketinggian dan kelandaian harus diselesaikan


sampai disetujui Direksi sebelum pekerjaan pasangan batu dimulai.

c. Kecuali ditetapkan ditunjukkan lain dalam gambar rencana, dasar pondasi


dinding penahan harus dipotong dan dibuat tegak lurus kepada atau dalam
tegak lurus bertangga terhadap permukaan dinding. Untuk struktur lainnya
dasar pondasi harus horisontal atau (untuk tanah miring) dalam bagian
horisontal bertangga.

d. Bahan bagian dasar filter, tembus air (permiable) dan selimut filter atau
kantong filter harus disediakan bila ditetapkan atau diperintahkan Direksi
sesuai dengan persyaratan .

(2) Pelaksanaan Pasangan batu

a. Bilamana ditunjukkan pada gambar rencana atau sebagaimana


diperintahkan Direksi Teknik, dasar (penyangga) beton atau pondasi
beton harus dipasang untuk pasangan batu sampai ketinggian dan ukuran
yang diperlukan.

82
b. Batu harus dan dibasahi sepenuhnya sebelum dipasang, diberikan waktu
untuk penyerapan air. Pondasi atau lapisan dasar yang sudah disiapkan
harus juga disiapkan.

c. Tebal alas adonan untuk masing-masing lapisan pekerjaan batu adalah


dalam batas-batas 2-5 cm, tetapi harus dipertahankan sampai keperluan
minimum untuk menjamin bahwa semua rongga di antar batu yang
dipasang telah diisi sepenuhnya.

d. Suatu lapisan adonan segar tebal paling sedikit 3 cm harus dipasang di


atas pondasi yang telah di siapkan secepatnya sebelum pasangan batu,
batu pada lapisan pertama. Batu pilihan yang besar harus digunakan
untuk lapisan bawah dan di sudut-sudut. Harus
diperhatikan dan dihindari pengelompokkan batu yang sama ukurannya.

e. Batu harus diletakkan dengan permukaan yang paling panjang mendatar


dan permukaan menonjol masing-masing batu harus diatur sejajar
dengan permukaan dinding yang sedang di bangun.

f. Batu-batu harus dengan hati-hatidi pasang untuk menghindarkan


penggeseran atau gerakan batu yang sudah di pasang. Alat-alat
yang mecukupi harus disediakan dimana perlu untuk manopang dan
memasang batu-batu besar, berat dalam posisinya. Penggilasan atau
memutar- mutar batu di atas pekerjaan batu yang sudah terpasang tidak
diijinkan.

g. Pada umumnya banyaknya penyediaan adonan untuk dasar yang di


pasang satu kali harus dibatasi sampai tingkat kemajuan pemasangan
batu sehingga batu-batu hanya dipasang di atas adonan yang segar. Jika
sebuah batu dalam struktur menjadi lepas atau tergeser sesudah adonan
diletakkan, batu tersebut hjarus di singkirkan,dibersihkan dari adonan-
adonan yang mengeras dan dipasang kembali dengan adonan segar.

(3) penyediaan Lubang Pelepasan dan Sambungan Muai

a. kecuali ditunjukkan lain pada gambar rencana atau diperintahkan lain


oleh Direksi, lubang pelepasan harus disediakan dalam semua jenis
dinding penahan. Lubang pelepasan tersebut dengan diameter sekitar 5
cm dan disusun baik secara horisontal maupun vertikal jarak 2 meter
pusat ke pusat.

b. Dinding penahan struktur panjang menerus akan dibangun dengan


sambungan muai dengan interfal maksimum 20 meter. Lebar penuh
sambungan akan di bentuk dengan ketebalan sekitar 3 meter serta batu
83
yang digunakan untuk membentuk permukaan sambungan harus dipilih
sehingga memberikan garis tegak yang bersih untuk sambungan.

c. Urugan kembali filter porous terpilih akan dipasang dan didapatkan


dibelakang sambungan muai beserta lubang pelepasan, dengan tebal dan
ukuran yang ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana diperintahkan
oleh Direksi.

(4) Pasangan Batu Penyelesaian

a. Sambungan permukaan antara batu-batu akan diselesaikan hampir rata


dengan permukaan pekerjaan, tetapi tidak menutupi batu-batu selama
pekerjaan berlangsung.

b. Kecuali ditetapkan lain, permukaan puncak horisontal dari


semua pasangan batu akan diselesaikan dengan tambah lapisan aus atau
adonan semen tebal 2 cm, dikulir sampai permukaan rata dengan
kemiringan melintang yang akan menjamin perlindungan terhadap air
hujan dan dengan ujung yang dibuat tumpul. Lapis aus tersebut akan
dimasukkan di dalam ukuran khusus struktur.

c. Segera setelah semua batu muka dipasang, dan sementara adonan masih
segar, permukaan yang nonjol penuh dari struktur harus dibersihkan
seluruhnya dari noda-noda adonan.

d. Permukaan selesai akan dirawat mengeras sebagaimana diperlukan untuk


pekerjaan beton dalam spesifikasi ini.

e. Bila pasangan batu tersebut cukup kuat, dan tidak lebih cepat dari 14
hari setelah penyelesaian pekerjaan pemasangan, urugan kembali akan
dilaksanakan sebagaimana ditetapkan, atau sebagaimana diperintahkan
Direksi sesuai dengan persyaratan spesifikasi yang relefan.

f. Talut dan bahu jalan disekitarnya akan dirapikan


dan diselesaikan sehingga menjamin satu padanan halus yang kuat
dengan pasangan batu yang akan memunginkan drainase tidak
terhalang dan mencegah penggerusan pada ujng-ujng pekerjaan.

1.13.4 Pengendalian Lapangan

Pengendalian lapangan dan pemeriksaan pekerjaan akan dilaksakan setiap


hari selama berlangsungnya pekerjaan untuk menjamin

84
dipatuhinnyapersyaratan spesifikasi denganperhatian khusus mengenai
batas-batas toleransi, kondisi lapangan pekerjaan dan penanganan.

1.13.5 Pengukuran dan Pembayaran


(1) Cara Pengukuran
a. Pasangan batu akan diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai
volume normal pekerjaan terselesaikan dan dapat diterima, dihitung
sebagai volume theoritis yang ditentukan oleh garis dan penampang
melintang yang di setujui dan atau telah ditetapkan.

b. setiap bahan terpasang yang melebihi volume theoritis yang disetujui


tidak boleh diukur atau dibayar.

c. Galian untuk persiapan pondasi atau pemotongan talud untuk dinding


penahan akan diukur untuk pembayaran sesuai dengan spesifikasi ini.

d. Bahan filter porous yang diperlukan untuk lapisan dasar atau urugan
kembali atau dalam kantong-kantong filter akan diukur dan dibayar
sebagai drainase porous, sebagaimana diatur dalam spesifikasi ini. Tidak
ada pengukuran atau pembayaran tambahan akan dibuat untuk
penyediaan atau pemasangan lubang pelepasan yang berbentuk pipa-pipa
atau untuk suatu cetakan atau urugan kembali yang diperlukan.

e. Beton yang disediakan sebagai pondasi untuk pasangan batu atau untuk
suatu pekerjaan yang dapat diterima tidak boleh diukur untuk
pembayaran dibawah bab ini, akan tetapi akan dimasukkan dalam harga
satuan dan item pelaksanaan yang diperlukan dibawah item Pembayaran
untuk beton pada Spesifikasi ini.

(2) Dasar Pembayaran


Volume yang ditentukan sebagaimana diberikan diatas akan dibayar pada
harga kontrak per satuan pengukuran untu item pembayaran item yang
tercantum dibawah ini dan ditunjukkan dalan Daftar Penawaran yang mana
harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk
penyediaan dan pemasangan bahan-bahan, untuk semua persiapan formasi
dan pondasi yang diperlukan, untuk pembuatan lubang
pelepasan dan sambungan konstruksi pekerjaan tersebut, untuk urugan kembali
dan penyelesaian serta untuk semua pekerjaan atau biaya-biaya lain
yang diperlukan atau yang biasanya ada penyelesaian pekerjaan yang baik
yang diuraikan sebelumnya dalam spesifikasi
ini.

85
Satuan
Nomor Item
URAIAN Pengukuran
Pembayaran

7.4.1 Pasangan Batu Meter Kubik

1.14 D O K U M E N T A S I

Kontraktor harus membuat foto-foto dokumentasi


dibuat sebelum pekerjaan di mulai (0%), tahap pelaksanaan hingga
pengusulan terminj, foto dokumentasi harus selalu diambil pada posisi yang
sama untuk setiap dan setiap tahapan bagian pekerjaan yang penting
antara lain pengecoran, pondasi dan lain-lain. Foto-foto tersebut
dimasukan kedalam album dan diserahkan kepada Pemimpin Bagian Proyek
(Direksi/Pengawas) sebanyak 3 (dua) set.

1.15 GAMBAR PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING)


Setelah selesainya seluruh pekerjaan, Kontraktor harus
melaporkan/membuat gambar terlaksana/as built drawing
(jika terdapat perubahan pelaksanaan dari perencanaan) berdasarkan
shop drawing dari seluruh system.

1.16 PENGAWASAN

1.16.1 Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan


dilakukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan dibantu oleh Pengelola
Teknis.
1.16.2 Setiap saat Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis harus
dapat mengawasi, memeriksa atau menguji setiap bagian pekerjaan,
bahan dan peralatan maupun tenaga kerja. Untuk itu Kontraktor harus
mengadakan fasilitas - fasilitas yang diperlukan.
1.16.3 Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari
pengamatan Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan tersebut bila diperlukan harus

86
dapat diperiksa sebagian atau seluruhnya untuk keperluan/kepentingan
pemeriksaan.
1.16.4 Jika diperlukan pengawasan oleh Konsultan Pengawas dan Pengelola
Teknis diluar jam kerja yang resmi, maka biaya untuk
hal tersebut menjadi beban Kontraktor. Permohonan untuk
mengadakaan pemeriksaan tersebut harus dengan surat yang
disampaikan kepada Direksi/Pengawas.

1.17 PEKERJAAN AKHIR

1.17.1 Pada akhir pekerjaan, seluruh area Jalan termasuk pondasi dan
sebagainya harus bersih dari sisa-sisa semen dan kotoran lainnya.
1.17.2 Halaman wilayah pekerjaan harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan-bahan
kotoran dan gundukan-gundukan tanah bekas galian harus diratakan
serta bahan-bahan yang tidak terpakai lagi harus diangkut
keluar lokasi pekerjaan.

1.18 P ENUTUP

1.18.1 Pekerjaan-pekerjaan yang belum/tidak tercantum/dijelaskan dalan


SPESIFIKASI TEKNIS ini dapat dilihat pada gambar kerja atau di tanyakan
pada saat Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

1.18.2 Perubahan-perubahan yang terjadi terhadap SPESIFIKASI TEKNIS ini pada


saat Rapat Penjelasan Pekerjaan akan dibuat suatu
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang mengikat
(risalah) dan merupakan satu kesatuan dengan SPESIFIKASI TEKNIS ini.

GERUNG, 16 April 2018


CV. FANERI PUTRA

JUMAWAL, ST
Direktur

87

Anda mungkin juga menyukai