Anda di halaman 1dari 3

Banyak teori tentang pembentukan muka bumi, salah satunya adalah teori

KANT, LAPLACE, dan HELMHOLTZ yang menyatakan bahwa bumi berasal dari
bintang berbentuk kabut raksasa yang tidak terlalu panas dan penyebarannya
terpencar dalam kondisi berputar yang desebutdengan awal mula matahari.
Akibibat perputaran tersebut matahari kehilangan daya energinya dan menjadi
mengkerut, dan setelah mengkerut matahari akan berutar lebih cepat lagi. Setelah
terjadi hal tersebut maka pada bagian ekuator kecepatannya akan semakin
meningkat dan menimbulkan terjadinya gaya sentrifugal. Gaya senttrifugal tersebut
akan melampaui tarikan dari gaya beratnya yang menjadi penyeimbang dan
menyebabkan sebagian bahan dari matahari terlempar. Benda yang terlempar
tersebut juga akan berputar dan mengkerut mengikuti induknya dan akan menjadi
planet-planet, salah satunya adalah bumi.

1. Tambunan dkk (2012) tanah alluvial berasal dari endapan lempung dan tersebar
merata di dataran aluvial. Bahan induknya berasal dari kolovium dan aluvium,
berwarna coklat keabu-abuan, tekstur lempung dan struktur pejal, konsistensi
teguh pada waktu lembab dan plastis jika basah serta keras jika kering.
2. Fransiska dkk (2017) Dataran Marin terbentuk akibat agen geomorfik marin,
seperti arus gelombang dan juga agen geomorfik angin yang membawa butiran
pasir dari tepi pantai (gisik) ke arah daratan.
3. Suratman dan afany (2015) Dataran fluvio-marin, terbentuk dari proses fluvial
(pengendapan oleh sungai) dan marin, dua proses dari aktivitas sungai dan laut
berlangsung sekaligus
4. Setyaningsih & Martani (2001) Tanah gambut berasal dari sisa–sisa tumbuhan dan
hewan yang telah mati, dan pada umumnya terbentuk dalam keadaan yang jenuh
oleh air atau temperatur yang dingin. Selama pembentukan gambut dekomposisi
bahan organik berjalan lambat, tetapi karena tinggimya kandungan bahan organik
yang ada di tempat itu maka dapat terjadi akumulasi asam–asam organik.
5. Lahan aeolian merupakan lahan yang terjadi karena bentukan asal proses
angin dan gabungan pelapukan dengan aliran air (Herlambang, 2009).
6. Williams (1989) mendefini-sikan karst sebagai medan dengan kondisi hidrologi
yang khas sebagai akibat dari batuan yang mudah larut dan mempunyai porositas
sekunder yang berkembang baik.
7. Tanah vukanis terbentuk dari material-material gunung api seperti pasir dan debu
vulkanis. Material vulkanis tersebut mengalami pelapukan dan membentuk tanah
vulkanis yang sangat subur karena banyak mengandung mineral hara yang
dibutuhkan tanaman (Utoyo, 2007)
8. dataran tektonik terbentuk dari batuan sedimen dengan topografi berombak
sampai berbukit
9.
Daftar pustaka

Noor, djauhari. 2012. Pengantar ilmu geologi. Universitas pakuan: bogor

Tambunan, R. B., Hariyadi, H., & Santoso, A. (2012). Evaluasi Kesesuaian Tambak Garam
Ditinjau Dari Aspek Fisik Di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Journal of Marine
Research, 1(2), 181-187.

Fransiska, L., Tjahjono, B., & Gandasasmita, K. (2017). Studi Geomorfologi dan Analisis
Bahaya Longsor di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Buletin Tanah dan Lahan, 1(1), 51-
57.

Suratman, S., & Afany, M. R. (2015). Strategi Pengembangan Pertanian Dan Konservasi
Lahan Di Kawasan Segara Anakan, Jawa Tengah (Agriculture and Land Conservation
Development Strategy in Segara Anakan Region, Central Java, Indonesia). Jurnal Manusia
dan Lingkungan, 11(1), 12-24.

Setyaningsih, R., & Martani, E. (2001). Dinamika Populasi Mikroorganisme yang Berperan
Dalam Nitrifikasi di Beberapa Jenis Tanah Akibat Perlakuan Paraquat. BioSMART: Journal
of Biological Science, 3(1).

Herlambang, Sudarno.2009. Dasar-Dasar Geomorfologi. Malang: Universitas Negeri


Malang.

Haryono, E., & Adji, T. N. (2017). Geomorfologi dan hidrologi karst.

Utoyo, B., 2007, Geografi: Membuka Cakrawala Dunia, Setia Purna Inves, Bandung

Djaenudin D. 2007. Potensi Sumber Daya Lahan untuk Perluasan Areal Tanaman Pangan
di Kabupaten Merauke. Jurnal Iptek Tanaman Pangan. 2(2): 180194.

Anda mungkin juga menyukai