SISTEM IMUNOLOGI
“ANEMIA MEGALOBLASTIK"
OLEH:
FRANKY PESOA
FRITSON
GITA PRARISNA
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
penulisan makalah ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa yang sederhana, singkat
serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
sempurna serta masih terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini, Maka
kami berharap adanya masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan
mendatang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dipergunakan dengan
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi Anemia Megaloblastik
2. Untuk mengetahui penyebab Anemia Megaloblastik
3. Untuk mengetahui patofisiologi Anemia Megaloblastik
4. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada Anemia Megaloblastik
5. Untuk mengetahui pencegahan dan pengobatan Anemia Megaloblastik
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya sel megaloblas
dalam sumsum tulang. Sel megaloblas adalah sel precursor eritrosit dengan bentuk sel yang
besar disertai adanya kes, dimana maturasi sitoplasma normal tetapi inti besar dengan
susuna kromosom yang longgar.
2.2. Etiologi
Penyebab anemia megaloblas adalah sebagai berikut :
1. Defisiensi Vit B12
a. Asupan kurang ; pada vegetarian
b. Malabsopsi
Dewasa :
Anemia pernisiosa, gastrekton total/parsial, penyakit Crohn’s, parasit, limfoma
usus halus, obat-obatan (neomosin, etanol,KCL)
Anak-anak :
Anemia pernisiosa, gangguan sekresi, faktor intrinsic lambung dan gangguan
reseptor kobalamin di ileum.
c. Gangguan metabolisme seluler
Defisiensi enzim, abnormalitas protein pembawa kobalamin, gangguan sekresi,
factor intrinsic lambung, dan gangguan reseptor kobalamin di ileum
d. Infeksi cacing pita.
2. Defisiensi Asam Folat
a) Asupan kurang
Gangguan nutrisi
Alkoholoisme, bayi premature, orang tua hemodialisis dan anoreksia nervosa.
Malabsopsi
Gastrektomi parsial,reseksi usus halus,penyakit Crohn’s, scleroderma dan obat
antikonvulsan.
Peningkatan kebutuhan
Kehamilan,anemka hemolitik,keganasan,hipertiroidisme, serta eritropoesis yang
tidak efektif (anemia pernisiosa,anemia sideroblastik, leukemia dan anemia
hemolitik).
Gangguan metabolisme folat
Alkoholisme,defisiensi enzim
Penurunan cadangan folat di hati
Alkoholisme,sirosis non alkoholik dan hepatoma.
Gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat.
Gangguan sintesisi DNA yang merupakan akibat dari proses berikut ini :
a. defisiensi enzim congenital
b. didapat setelah pemberian obat atau sitostatik tertentu.
2.3. Klasifikasi
Menurut penyebabnya anemia megaloblastik di bagi beberapa Jenis :
1. Anemia megaloblastik karena defisiensi Vitamin B12
a. Penderita yang tidak makan daging hewan atau ikan,telur serta susu yang
mengandung vitamin B12.
b. Adanya malabsorpsi akibat kelaianan pada irgan berikut ini,
Kelainan lambung (anemia pernisiosa, kelainan congenital,factor intrinsic,
serta gastrektomi total atau parsial)
Kelainan usus (intestinal loop syndrome, tropical sprue dan post reseksi ileum)
2. Anemia megaloblastik karena defisiensi asam folat
a. Disebabkan oleh makanan yang kurang gizi asam folat,terutama pada orang
tua,fakir miskin,gastrektomi parsial dan anemia akibat hanya minum susu kambing.
b. Malabsorpsi asam folat karena penyakit usus
c. Kebutuhan yang meningkat akibat keadaan fisiologis (hamil,laktasi prematuritas)
dan keadaan fatologis (anemia hemolitik, keganasan serta penyakit kolage
d. Ekskresi asam folat yang berlebihan lewat usus biasanya terjadi pada penyakit hati
yang aktif atau kegagalan faal jantung.
e. Obat-obatan antikonvulsan dan sitostatik tertentu.
3. Anemia megaloblastik karena kombinasi defisiensi vitamin B12 dan asam folat
merupakan anemia megaloblastik akibat defisiensi enzim congenital atau pada
eritroleukemia.
2.4. Patofisiologi
Timbulnya megaloblas adalah akibat gangguan maturasi sel karena terjadi gangguan
sintesis DNA sel-sel eritroblast akibat defisiensi asam folat dan vitamin B12, diman
vitamin B12 dan asam folat berfungsi dalam pembentukan DNA onti sel dan secara
khusus untuk vitamin B12 penting dalam pembentukan mielin. Akibat gangguan sintesis
DNA pada inti eritoblas ini, maka meturasi ini lebih lambat sehingga kromatin lebih
longgar dan sel menjadi lebih besar Karena pembelahan sel yang lambat. Sel eritoblast
dengan ukuran yang lebih besar serta susunan kromatin yang lebih longgar di sebut
sebagai sel megaloblast. sel megaloblast ini fungsinya tidak normal,dihancurkan saat
masih dalam sumsum tulang sehhingga terjadi eritropoesis inefektif dan masa hidup
eritrosit lebih pendek yang berujung pada terjadinya anemia
2.7. Penatalaksanaan
Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12. vegetarian dapat di
cegah atau di tangani dengan penambahan vitamin per oral atau melalui susu kedelai yang
diperkaya. Apabila defisiensi disebabkan oleh defek absorbsi atau tidak tersedianya faktor
intrinsik,dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.. Pada awalnya, B12 diberikan
tiap hari, namun kemudian kebanyakan pasien dapat ditangani dengan pemberian vitamin
b12 100 gram IM tiap bulan, cara ini dapat menimbulkan penyembuhan dramatis pada
pasien yang sakit berat. Hitung retikulasi meningkat dalam beberapa hari. Manifestasi
neurorologis memerlukan waktu lebih lama untuk sembuh,apabila terdapat neuropati berat,
paralisis dan inkontinensia, pasien mungkin tidak dapat sembuh secara penuh.
Untuk mencegah kekambuhan anemia,terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup
pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
Terapi pengobatan yang biasa digunakan adalah sebai berikut :
1. Terapi suportif
Transfusi bila ada hipoksia dan suspensi trombosit bila trombosotopenia mengancam
jiwa.
2. Terapi untuk defisiensi vitamin B12
Terapi yang biasa digunakan untuk mengatasi terapi defisiensi vitamin B12 adalah
sebagai berikut:
a. Diberikan vitamin B12 100-1000 Ug intramuskular sehari selama dua minggu,
selanjutnya 100-1000 Ug IM setia bulan. Bila ada kelainan neurologist,terlebih
dahulu diberikan setiap dua minggu selama enam bulan,baru kemudian
diberikan sebulan sekali. Bila penderita sensitive terhadap pemberian suntikan
dapat diberikan seara oral 1000 Ug sekali sehari,asal tidak terdapat gangguan
absopsi.
b. Transfusi darah sebaiknya di hindari,kecuali bila ada dugaan kegagaln faal
jantung, hipotensi postural,renjatan atau infeksi berat. Bila diperlukan transfuse
darah sebaiknya diberi eritrosit yang di endapkan.
3. Terapi untuk defisiensi asam folat
Diberikan asam folat 1-5 mg/hari per oral selama empat bulan, asal tidak terdapat
gangguan absopsi.
4. Terapi penyakit dasar
Menghentikan obat-obatan penyebab anemia megaloblastik.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan
kebutuhan.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
mencerna/mengabsorbsi makanan
3. Risiko tinggi terhadap infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan sekunder
(penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi
tertekan).
4. Diare berhubungan dengan perubahan proses pencernaan; efek samping terapi obat.
5. Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah
interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI KEPERAWATAN
KEPERAWATAN
1 Intoleransi aktivitas NOC: NOC:
Berhubungan dengan: Self Care: ADLs 1. Observasi adanya
Ketidakseimbangan antara Toleransi pembatasan klien dalam
suplai oksigen dengan aktivitas melakukan aktivitas
kebutuhan Konservasi 2. Kaji adanya factor yang
energy menyebabkan kelelahan
DS: Setelah dilakukan 3. Monitor nutrisi dari sumber
Melaporkan secara verbal tindakan energy yang adekuat
adanya kelelahan atau keperawatan 4. Monitor pasien akan adanya
kelemahan diharapkan pasien kelelahan fisik dan emosi
Adanya dispneu atau bertoleransi secara berlebihan
ketidaknyamanan saat terhadap aktivitas 5. Monitor respon
beraktivitas dengan kriteria kardiovaskular terhadap
hasil: aktivitas
Berpartisipasi 6. Monitor pola tidur dan
DO: dalam aktivitas lamanya tidur/istirahat pasien
Respon abnormal dari fisi tanpa disertai 7. Kolaborasi dengan tenaga
tekanan darah atau nadi peningkatan rehabilitasi medik dalam
terhadap aktivitas tekanan darah, merencanakan program terapi
nadi, dan RR yang tepat
Perubahan ECG: aritmia,
iskemia Mampu 8. Bantu klien untuk
melakukan mengidentifikasi aktivitas
aktivitas sehari- yang mampu dilakukan
hari secara 9. Bantu untuk memilih
mandiri aktivitas konsisten yang
Keseimbangan sesuai denga kemampuan
aktivitas dan fisik, psikologi, dan social
istirahat 10. Bantu untuk mengidentifikasi
dan mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas yang diinginkan
11. Bantu untuk mendapatkan
alat bantu aktivitas seperti
kursi roda, krek
12. Bantu untuk
mengidentifikasikan aktivitas
yang sesuai
13. Bantu klien untuk membuat
latihan diwaktu luang
14. Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasikan
kekurangan dalam
beraktivitas
15. Sediakan penguatan positif
bagi yang aktif beraktivitas
16. Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dari penguatan
17. Monitor respon,fisik, emosi,
sosisal, dan spiritual
2 Ketidakseimbangan nutrisi NOC: NIC:
kurang dari kebutuhan tubuh Nutritional status Nutrition management
Berhubungan dengan: Nutritional 1. Kaji adanya alergi makanan
Ketidakmampuan untuk status: food and 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
mencerna/mengabsorbsi flud untuk menentukan jumlah
makanan Intake kalori dan nutrisi yang
Nutritional status dibutuhkan pasien
Batasan karakteristik: : nutrient intake 3. Anjurkan pasien untuk
Nyeri abdomen Weight control meningkatkan intake Fe
Kurang makan 4. Anjurkan pasien untuk
Sariawan rongga mulut Kriteria hasil: meningkatkan protein dan
Membrane mukosa pucat Adanya vitamin C
Penurunan berat badan peningkatan 5. Berikan informasi tentang
dengan asupan makanan berat badan kebutuhan nutrisi
adekuat sesuai dengan
tujuan Nutrition monitoring
Anoreksia
Berat badan ideal 6. Monitoring adanya
Mengeluh gangguan sensasi
sesuai dengan penurunan berat badan
rasa
tinggi badan 7. Monitoring turgor kulit
Mampu 8. Monitoring kekeringan,
mengidentifikasi rambut kusam, dan mudah
kebutuhan nutrisi patah
Tidak ada tanda- 9. Monitoring mual dan muntah
tanda malnutrisi 10. BB pasien dalam batas
Meningkatkan nprmal
fungsi 11. Jadwalkan pengobatan dan
pengecapan dari tindakan selama jam makan
menelan 12. Monitoring kalori dan intake
Tidak terjadi nutrisi
penurunan berat
badan yang
berarti
3 Resiko tinggi infeksi NOC: NIC:
Factor resiko: Immune status 1. Bersihkan lingkungan setelah
Ketidak adekuatan Knowledge: dipakai pasien lain
pertahanan sekunder infection control 2. Pertahankan teknik isolasi
- Penurunan hemoglobin Risk control 3. Batasi pengunjung bila perlu
- Imunosupresi (mis; 4. Cuci tangan sebelum dan
imunitas didapat tidak Kriteria hasil: sesudah melakukan tindakan
adekuat, agen Klien bebas dari 5. Gunakan sabun antimikroba
farmaseutikal termasuk tanda dan gejala untuk mencuci tangan
imunosupresan, steroid, infeksi 6. Pertahankan tehnik aseptic
antibody monoclonal, Mendeskripsikan 7. Ganti letak IV perifer dan line
imunomudulator) proses penularan central dan dressing sesuai
- Supresi respon inflamasi penyakit, factor dengan petunjuk umum
yang 8. Tingkatkan intake nutrisi
mempengaruhi 9. Berikan terapi antibiotic bila
penularan serta perlu
penatalaksanaann 10. Monitoring tanda dan gejala
ya infeksi sistemik dan local
Menunjukkan 11. Monitoring hitung granulosit,
kemampuan WBC
untuk mencegah 12. Inspeksi kulit dan membrane
timbulnya infeksi mukosa terhadap kemerahan,
Jumlah leukosit panas, drainase,
dalam batas 13. Dorong istirahat
normal
Menunjukkan
perilaku hidup
sehat
4 Diare NOC: NIC:
Berhubungan dengan: Bowel Diarhea management
Efek samping obat elimination 1. Evaluasi efek samping
Flud balance pengobatan terhadap
Batasan karakteristik: Hydration gastrointestinal
Nyeri abdomen sedikitnya Elektrolit and 2. Ajarkan pasien untuk
tiga kali defekasi per hari acid base balance menggunakan obat antidiare
Kram 3. Instruksikan pasien/keluarga
Bising usus hiperaktif Kriteria hasil: untuk mencatat warna, jumlah,
Ada dorongan Feses berbentuk, frekuensi dan konsistensi dari
BAB sehari feses
sekali tiga hari 4. Evaluasi intake makanan yang
Menjaga daerah masuk
sekitar rectal dari 5. Identifikasi factor penyebab
iritasi dari diare
Tidakmengalami 6. Monitoring tanda dan gejala
diare diare
Menjelaskan 7. Observasi turgor kulit secara
penyebab diare rutin
dan rasional 8. Ukur diare/keluaran BAB
tindakan 9. Hubungi dokter jika ada
Mempertahankan kenaikan bising usus
turgor kulit 10. Instruksikan pasien untuk
makan rendah serat, tinggi
protein dan tinggi kalori jika
memungkinkan
11. Instruksikan untuk
menghindari laksative
12. Ajarkan teknik menurunkan
stress
13. Monitoring persiapan
makanan yang aman
5 Kurang pengetahuan NOC: NIC:
Berhubungan dengan: Knowledge: 1. Kaji tingkat pengetahuan
kurang terpajan/mengingat ; disease proses pasien dan keluarga
salah interpretasi informasi Knowledge: 2. Jelaskan patofisiologi dari
; tidak mengenal sumber health behavior penyakit dan bagaimana hai
informasi ini berhubungan dengan
Setelah dilakukan anatomi dan fisiologi dengan
DS: keperawatan selama cara yang tepat
Menyatakan secara verbal …. Jam pasien 3. Gambarkan tanda dan gejala
adanya masalah menunjukkan yang biasa muncul pada
pengetahuan tentang penyakit, dengan cara yang
DO: proses penyakit tepat
Ketidakadekuatan dengan kriteria 4. Gambarkan proses penyakit
mengikuti instruksi, hasil: dengan cara yang tepat
perilaku tidak sesuai Pasien dan 5. Identifikasi kemungkinan
keluarga penyebab dengan cara yang
menyatakan tepat
pemahaman 6. Sediakan informasi
tentang penyakit, padapasien tentang kondisi,
kondisi, dengan cara yang tepat
prognosis, dan 7. Sediakan bagi
program keluargainformasi tentang
pengobatan kemajuan pasien dengan cara
Pasien dan yang tepat
keluarga mampu 8. Diskusikan pilihan terapi atau
menjelaskan penanganan
prosedur yang 9. Dukung pasien untuk
dijelaskan secara mengeksplorasi atau
benar mendapatkan second opinion
Pasien dan dengan cara yang tepat atau
keluarga mampu diindikasikan
menjelaskan 10. Eksplorasi kemungkinan
kembali apa yang sumber atau dukungan dengan
dijelaskan cara yang tepat.
perawat/tim
kesehatan
lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya sel megaloblas
dalam sumsum tulang. Sel megaloblas adalah sel precursor eritrosit dengan bentuk sel
yang besar disertai adanya kes, dimana maturasi sitoplasma normal tetapi inti besar
dengan susuna kromosom yang longgar. Yang disebabkan karena devisit vit B12
karena kurangnya asupan nutrisi Fe dan malabsorsi yang di tandai dengan Tubuh
lemah, tidak bertenaga, dan pucat, Terjadi merah pada lidah, sakit dan halus serta diare
ringan (anemia pernisiosa), Ikterus ringan akibat pemecahan globin, Pada defisiensi
vitamin B12 dijumpai gejala neoropati. Pemeriksaan penunjang untuk mengetahui
penyakit ini yaitu dengan melakukan pemerikasaan darah tepid dan sumsum tulang.
Berdasarkan pengkajian mulai identitas klien, keluhan klien, dan pemeriksaan fisik
didapatkan 5 diagnosa keperawatan yaitu:
1. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman)
dan kebutuhan.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
mencerna/mengabsorbsi makanan
3. Risiko tinggi terhadap infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan sekunder
(penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi
tertekan).
4. Diare berhubungan dengan perubahan proses pencernaan; efek samping terapi
obat.
5. Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah
interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Buku ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi, Wiwik
Handayani & Andi Sulistyo, Salemba Medika.
Keperawatan Medikal Bedah, EGC
Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis NANDA & NIC-NOC, Amin Huda
Nurarif & Hardhi Kusuma, Mediaction, 2015