Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

SISTEM KARDIOVASKULER

“PERIKARDITIS"

OLEH:

EFA SUSANTI

GITA PRARISNA

STIKES WIDYA NUSANTARA PALU


TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya

sehingga makalah “PERIKARDITIS” ini dapat kami selesaikan. Dalam penulisan makalah ini

kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dicerna

isinya oleh para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna serta masih

terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan makalah ini, Maka kami berharap adanya

masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan dimasa yang akan mendatang.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dipergunakan dengan

layak sebagaimana mestinya.

Palu, Desember 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan
jaringan istimewa karena kalu dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat
lintang tetapi cara bekerjanya merupai otot polos yaitu di luar kemampuan kita
(dipengaruhi oleh susunan saraf otonom).
Perikardium merupakan lapisan jantung paling luar yang merupakan selaput
pembungkus terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan parietal dan visceral yang bertemu di
pangkal jantung membentuk kantung jantung. Perikardium dapat terlibat dalam berbagai
kelainan hemodinamika, radang, neoplasti, dan bawaan. Penyakit pericardium dinyatakan
oleh timbunan cairan (disebut efusi pericardium) radang (yaitu perikarditis)
Perikaditis perikarditis adalah peradangan pericardium viseralis atau parietalis dengan
atau tanpa disertai timbulnya cairan dalam rongga pericardium baik bersifat transudat atau
eksudat atau purulen dan disebabkan oleh berbagai macam penyebab. Penyebab yang
paling sering ialah reuma, merupaka 55%dari seluruh kasus. Perikarditis/septic (28%)
disebabkan oleh staphylococcus aureus, diplococcus pneumonie, dan streptococcus
hemolyticus.

1.2. Rumusan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian perikarditis
2. Untuk mengetahui penyebab perikarditis
3. Untuk mengetahui bagaiman patofisiologi perikarditis
4. Untuk mengetahui cara pencegahan perikarditis
5. Untuk mengetahui komplikasi perikarditis
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada perikarditis
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian
Perikarditis adalah peradangan pericardium parietal, pericardium visceral atau kedua-
duanya (Arif Mansjoer,2000)
Perikarditis adalah peradangan pericardium viseralis atau parietalis dengan atau disertai
timbulnya cairan dalam rongga pericardium baik brsifat trasudat atau eksudat atau purulen
dan disebabkan oleh berbagai macam penyebab (Ngatisyah,2005)

2.2. Etiologi
Penyebab yang paling utama diketahui adalah
 Demam reumatik
 Infeksi virus
 Infeksi bakteri
 Trauma
 Sindrom pasca infark miokard
 Sindrom pasca periksrdiotomi
 Neoplasma
 Idiopatik

2.3. Patofisiologi
Sebenarnya beberapa peneliti percaya bahwa virus terutama menyebabkan kasus
perikarditis “idiopatik” akut, walaupun tidak semua. Diantara kasus perikarditis virus yang
dikenal yang disebabkan oleh virus Coxsackie B, influenza A, dan B, beberapa virus ekho
dan epstein-barr (dalam hubungan dengan mononukleosis) amat penting. Patogenesis
perikarditis virus tidak jelas. Sering terjadi infeksi akut saluran bagian pernafasan bagian
atas, walaupun demikian tidak diketaui dengan jelas virus penyebab itu kemudian
menyebar ke dalam perikardium. Terdapat beberapa penunjang pandangan itu, bahwa
banyak virus tidak secara langsung menyerang jaringan perikardium,tetapi lebih utama
dengan berbagai cara menggalakan hipersensitivitas yang kemudian melibatkan
perikardium. Bakteri dapat mencapai perikardium baik secara langsung dari struktur
terkena seperti paru dan pleura, atau oleh karena penyebarn hematogen atau limfatik. Pada
tahun-tahun terakhir ini, angka kejadian perkaditis bakteri telah nyata menurun. Meskipun
penyebab stafilokokus dan tuberkulosis tetap penting. Terutama pada anak, perikarditis
stafilokokus relatif sering dan hampir selalu diikuti entah dengan pneumoni atau
osteomielitis. Nyatanya baik penyertaan perikarditis spesis yang menguasai gambaran
klinik maupun hanya sebagian kecil gambaran klinik, memang bervariasi.

Diantara perikarditis metabolik, yang paling sering terjadi karena uremi, bentuk
perikarditis metabolik yang jarang dengan etiologi tidak diketahui, disebut perikarditis
kolesterol karena terdapat kristal kolesterol dalam cairan intraperikardium. Perikarditis
neoplasi, hampir selalu berasal dari tumor langsung atau metastase tumor yang terjadi di
luar kantung perikardium. Paling sering penyebaran langsung dari limfoma
mediastinumatau dari karsinoma bronkogenik atau esofagus. Meskipun metastasis kangker
apa pun dalam tubuh dapat melibatkan perikardium, penyebaran semacam itu pada
umumnya jarang.

Perikarditis traumatik relatif lebih sering disebabkan oleh karena dada tak tembus. Hal ini
mencerminkan baik kontusi ringan permukaan perikardium jantung maupun adanya darah
dalam kantung perikardium yang menyebabkan respon perbaikan, seperti dalam ruang
pleura atau peritoneum. Jarang luka tembus dada menyebabkan penyebaran langsung
kuman ke dalam ruang perikardium, yang menyebabkan perikarditis supuratif. Perikardium
seperti selaput serosa lain , sangat rentan pada status hipersensivitas.

2.4. Manifestasi klinis

Gejala yang khas pada perikarditis adalah :

1. Nyeri hebat di dalam dada, yang kadang-kadang menjalar ke bahu.


2. Nafas yang cepat
3. Lesu dan lemas
4. Demam dan menggigil
5. Batuk
2.5. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi adalah Efusi Perikardial.

2.6. Pemeriksaan diagnostik

 EKG ( Elektrokardiografi )

Kelainan yang ditemukan sesuai dengan keadaan pasien apakah dalam fase akut / telah
lama.

 Pemeriksaan Radiologi
Dilakukan dalam sikap berdiri atau duduk akan tampak perbesaran jantung yang
berbentuk segitiga dan akan berubah bentuk menjadi globular pada sikap tiduran.
Kadang tampak pula bendungan vena. Jumlah cairan dan besar jantung yang sebenarnya
dapat diduga dengan angiokardiogram atau ekokardiogram.
 Pemeriksaan Laboratorium
Laju endap darah umumnya meninggi terutama pada fase akut. Terdapat pula
leukositosis yang sesuai dengan kuman penyebab. Cairan perikard yang ditemukan
sesuai dengan penyebab terjadinya perikarditis. Cairan perikard harus dilakukan
pemeriksaan mikroskopik terhadap jenis sel yang ditemukan, pemeriksaan kimia
terhadap komposisi protein yang ada dan pemeriksaan bakteriologis dengan sediaan
langsung, pembiakan kuman yang ditujukan pada pemeriksaan basil tahan asam
maupun kuman lainnya.
 Foto Thoraks
Dilakukan untuk mengetahui adanya cairan pericardial.

2.7. Penatalaksanaan medis


Pada perikarditis purulenta pengeluaran cairan diteruskan dengan drainase yang dilakukan
di bagian bedah. Pada kasus yang sudah lama yang disertai penebalan perikard (pantser
heart) atau prikarditis konstruktiva dengan perlekatan yang menimbulkan gangguan
hemodinamik, harus dilakukan perikardiektomi.
2.8. Asuhan keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas klien
(nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, alamat,pendidikan, tanggal
masuk, no.RM, diagnose medis)
2. Identitas penanggung
(nama, umur, agama, alamat, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien)
a. Riwayat kesehatan sekarang
(keluhan klien saat ini)
b. Riwayat kesehatan dahulu
(apakah memiliki kelainan atau penyakit bawaan
c. Riwayat kehamilan dan persalinan
 Pre natal: selama hamil sehat, tidak ada kelainan seperti perdarahan
 Intra natal: melahirkan sesuai kehamilan, tidak ada kelainan, spontan atau
Caesar
 Post natal: bayi sehat, tidak ada kelainan,
d. Riwayat imunisasi
(apakah imunisasi anak lengkap atau tidak)
e. Riwayat kesehatan keluarga
(apakah di dalam keluarga ayah atau ibu memiliki penyakit yang sama)
3. Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum
 Kesadaran
 TD
 Nadi
 Suhu
 RR
 BB Sekarang
 TB
 LK
 LILA
Pemeriksaan fisik
 Kepala: periksa warna rambut dan kulit kepala
 Muka: apakah terlihat pucat atau tidak
 Mata: simetris, konjungtiva, kelopak mata, sclera
 Mulut: ada stomatitis atau tidak, lidah, gusi
 Leher: apakah ada pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis
 Dada: simetris, ada wheezing, ada ronchi
 Perut: ada kembung atau tidak, terdapat nyeri tekan
 Genetalia: ada kelainan atau tidak
 Ekstremitas: simetris atas bawah,
 Kulit: turgor kulit baik
4. Pemeriksaan khusus
 EKG
 Foto Thorax: pembesaran jantung dengan efusi perikard atau pleura
 Ekokardiografi: terdapat pembesaran jantung dan dapat dibedakan dengan
kardiomiopati hipertrofi dan mitral stenosis

B. Diagnosa keperawatan yang akan muncul


1. Nyeri akut
2. Penurunan curah jantung
3. Intoleransi aktivitas

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI


1 Nyeri akut NOC: NIC:
Berhubungan dengan  Tingkat kenyamanan  Lakukan pengkajian nyeri
 Agens-agens penyebab cidera  Pengendalian nyeri secara komperhensif
(misalnya: biologis, kimia,  Tingkat nyeri termasuk lokasi,
dan psikologis) karakteristik, durasi,
Kriteria hasil: frekuensi, kualitas dan
Memperlihatkan tehnik factor presipitasi
Batasan karakteristik: relaksasi secara  Observasi reaksi
 Mengungkapkan secara individual yang efektif nonverbal dari
verbal atau melaporkan nyeri untuk mencapai ketidaknyamanan
 Respon automotorik kenyamanan  Bantu pasien dan keluarga
(misalnya diaphoresis,  Mempertahankan untuk mencari dan
perubahan tekanan darah, tingkat nyeri menemukan dukungan
pernapasan atau nadi, dilatasi (dengan skala 0-10)  Control lingkungan yang
pupil  Melaporkan nyeri dapat mempengaruhi
 Perubahan selera makan kepada penyedia nyeri seperti suhu
 Posisi untuk menghindari pelayanan kesehatan ruangan, pencahayaan,
nyeri  Tidak mengalami dan kebisingan
 Bukti nyeri yang diamati gangguan dalam  Kurangi factor presipitasi
frekuensi nyeri
pernapasan,  Kaji tipe dan sumber
frekuensi jantung nyeri untuk menentukan
atau tekanan darah intervensi
 Mempertahankan  Ajarkan tehnik non
selera makan yang farmakologi seperti napas
baik dalam, relaksasi, distraksi,
kompres hangat/dingin
 Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
 Tingkatkan istirahat
 Berikan informasi tentang
nyeri seperti penyebab
nyeri, berapa lama nyeri
akan berkurang dan
antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur.
2 Penurunan curah jantung NOC: NIC:
Berhubungan dengan:  Tingkat keparahan  Kolaborasi dengan dokter
 Peningkatan kerja ventrikel kehilangan darah menyangkut parameter
 Kerusakan ventrikel  Efektivitas pompa pemberian atau
 Iskemia ventrikel jantung penghentian obat tekanan
 Keterbatasan ventrikel  Status sirkulasi darah
 Perfusi jaringan  Ubah posisi pasien ke
Batasan karakteristik:  Status tanda vital posisi datar atau
 Perubahan pola EGK trendlenburg

 Peningkatan atau penurunan Kriteria hasil:  Pantau frekuensi jantung,


tekanan vena sentral(CVP)  Menunjukkan curah irama, dan nadi
jantung yang  Pantau tanda – tanda vital
 Peningkatan atau penurunan
memuaskan
tekanan nadi arteri pulmonal
 Menunjukkan status
 Pengisian ulang kapiler
sirkulasi
memanjang
 Menunjukkan
peningkatan
toleransi terhadap
aktivitas fisik
3 Intoleransi aktivitas NOC: NIC:
Berhubungan dengan:  Self Care: ADLs  Observasi adanya
 Ketidakseimbangan antara  Toleransi aktivitas pembatasan klien dalam
suplai oksigen dengan  Konservasi energy melakukan aktivitas
kebutuhan Setelah dilakukan  Kaji adanya factor yang
tindakan keperawatan menyebabkan kelelahan
DS: diharapkan pasien  Monitor nutrisi dari
 Melaporkan secara verbal bertoleransi terhadap sumber energy yang
adanya kelelahan atau aktivitas dengan adekuat
kelemahan kriteria hasil:  Monitor pasien akan
 Adanya dispneu atau  Berpartisipasi dalam adanya kelelahan fisik dan
ketidaknyamanan saat aktivitas fisi tanpa emosi secara berlebihan
beraktivitas disertai peningkatan  Monitor respon
tekanan darah, nadi, kardiovaskular terhadap
dan RR aktivitas
DO:  Mampu melakukan  Monitor pola tidur dan
 Respon abnormal dari aktivitas sehari-hari lamanya tidur/istirahat
tekanan darah atau nadi secara mandiri. pasien
terhadap aktivitas Perubahan  Keseimbangan  Kolaborasi dengan tenaga
ECG: aritmia, iskemia aktivitas dan rehabilitasi medik dalam
istirahat merencanakan program
terapi yang tepat
 Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang mampu dilakukan
 Bantu untuk memilih
aktivitas konsisten yang
sesuai denga kemampuan
fisik, psikologi, dan social
 Bantu untuk
mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber
yang diperlukan untuk
aktivitas yang diinginkan
 Bantu untuk mendapatkan
alat bantu aktivitas seperti
kursi roda, krek
 Bantu untuk
mengidentifikasikan
aktivitas yang sesuai
 Bantu klien untuk
membuat latihan diwaktu
luang
 Bantu pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasikan
kekurangan dalam
beraktivitas
 Sediakan penguatan
positif bagi yang aktif
beraktivitas
 Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dari penguatan
 Monitor respon,fisik,
emosi, sosisal, dan
spiritual
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Perikarditis adalah peradangan pericardium parietal, pericardium visceral atau kedua-
duanya. Penyakit Perikarditis tidak menular atau menjadi kanker, kecuali disebabkan
penyebaran kanker di tempat lain. Adapun penyebab dari perikarditis belum diketahui
secara pasti, akan tetapi secara umum yang menyebabkan perikarditis oleh banyak factor
baik bisa disebabkan oleh penyakit lain maupun infeksu dari virus. Pada tanda dan gejala
pasien lebih sering merasakan nyeri pada daerah dada karena terjadinya peradangan pada
lapisan jantung yang paling luar.
3.2. Saran
Dalam kesimpulan diatas maka kami dapat mengemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien perikarditis, perawat harus
memahami konsep dasar asuhan keperawatan perikarditis sehingga asuhan
keperawatan dapat terlaksana dengan baik
2. Dalam melakukan tindakan keperawatan harus melibatkan pasien dan keluarganya
serta tim kesehatan lainnya sehingga data yang diperoleh sesuai dengan tindakan yang
dilakukan
3. Dalam melakukan tindakan keperawatan disrankan untuk mengevaluasi tindkan
keperawatan tersebut secara terus menerus.
DAFTAR PUSTAKA

Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskuler, Mary Baradero,SPC,MN, Mary


Wilfrid Dayri, SPC,MAN, Yakobus Siswadi, MSN, EGC

Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA, Amin huda nurarif
dan Hardi kusuma, Mediaction publishing, 2015

Anda mungkin juga menyukai