Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang ,

penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiran-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Critical Journal

Review terkait Materi Praktikum Matematika.

Terlepas dari itu semua, penulis menyadari dalam penulisan Tugas Critical Journal ini

masih banyak terdapat kekurangan . Namun, kami tetap berharap agar Tugas Critical Journal

yang berkaitan dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya. kami juga berharap kritik

dan saran dari pembaca atas segala kekurangan yang terdapat dalam Tugas Critical Journal

ini.

Medan, 16 April 2018

Reviewer

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................. 2
BAB I (PENDAHULUAN)....................................................................................... 3
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 TUJUAN
1.3 MANFAAT

BAB II (ANALISIS JOURNAL)...............................................................................


2.1 MATERI I
2.2 KOMENTAR
2.3 MATERI II
2.4 KOMENTAR
BAB III ( KESIMPULAN)..................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 9

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu
sikap, pengetahuan, dan ketrampilan Ranah ketrampilan menggamit transformasi substansi
atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang „bagaimana‟. Hasil akhirnya adalah
peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia baik (soft skills)
dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard
skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan. Menurut teori kognitif bahwa untuk membantu anak mencapai taraf berpikir
abstrak harus banyak diberikan pengalaman-pengalaman dan untuk memperbanyak
pengalaman-pengalaman anak, harus dilakukan dengan berbagai alat peragaan. Salah satu
faktor untuk membangkitkan belajar anak adalah dengan penggunaan alat peraga.

1.2 Tujuan
 Mengetahui Peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan alat peraga dalam
proses pembelajaran
 Mengetahui pengaruh dari sebelum dan sesudah digunakannya alat peraga berdasarkan
kedua jurnal yang direview
 Mengetahui berbagai jenis alat peraga yang diterapkan dalam proses pembelajaran
matematika

1.3 Manfaat
 Membantu memudahkan guru dalam proses pembelajaran
 Menumbuhkan kekreatifitasan para siswa
 Membangun kekompakan antara guru dan siswa

3
BAB II
ANALISIS JURNAL
2.1 Sajian Materi I
Dari segi ethimology, alat peraga merupakan alat yang mempergunakan suatu konsep atau
prinsip. Makna “memperagakan” adalah menjadikannya jelas secara visual, atau
menjadikannya konkrit (dapat disentuh), atau menjadikannya bekerja pada suatu konteks.
Terdapat beberapa guru yang menganggap penggunaan dari alat peraga tidak akan membantu
siswa dalam memahami materi ajar, tetapi hanya akan menghabiskan jam pelajaran saja.
Padahal penggunaan dari alat peraga akan dapat memberikan siswa pengalaman yang nyata
dan juga akan memberikan motivasi yang lebih kuat untuk mempelajari matematika
dikarenakan mereka mengetahui kegunaan dari materi ajar yang mereka pelajari.
Alat peraga AEM (Algebraic Experience Materials) atau istilah lainnya blok aljabar
diperkenalkan dan dikembangkan di Victoria pada tahun 1970an oleh Charles Lovitt, Colin
Mariott, dan Ken Swan. Alat peraga ini merupakan model geometri yang digunakan untuk
mengkonkritkan pengertian variabel dan konstanta dalam aljabar yang merupakan konsep
abstrak. Alat peraga Algebraic Experience Materials (AEM) terdiri dari blok-blok yang
berbentuk bangun geometri seperti: persegi dan persegi panjang serta mengacu pada konsep
panjang, lebar, dan luas (Teguh Membara, 2012).
Tujuan dari penggunaan alat peraga AEM (Algebraic Experience Materials) ini adalah
memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan mereka tentang
penjumlahan bentuk aljabar, penguragan bentuk aljabar, perkalian suku satu dengan suku
dua, dan perkalian suku dua dengan suku dua bentuk aljabar. Dengan menggunakan alat
peraga AEM (Algebraic Experience Materials) siswa lebih mudah memahami konsep aljabar
yang diajarkan, sehingga keterampilan berpikir kreatif siswa akan meningkat dengan
mengerjakan soal bentuk open ended (Teguh Membara, 2012).
Peran alat peraga AEM (Algebraic Eksperience Materials) dalam embelajaran matematika
sangat kuat, karena dengan alat peraga AEM (Algebraic Eksperience Materials) dapat
memberikan siswa pengalaman yang nyata dan akan memberikan motivasi yang lebih kuat.
Alat peraga AEM (Algebraic Eksperience Materials) juga memperjelas penyampaian materi
aljabar karena dapat menggambarkan unsur-unsur aljabar yang abstrak menjadi konkrit, Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan alat
peraga AEM (Algebraic Experience Materials) terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa.

4
2.2 Komentar Materi I
Berdasarkan hasil review dari jurnal terkait alat peraga AEM (Algebraic Experience
Materials) reviewer menyataka bahwa Pada materi pertama bagian ini ada beberapa tokoh
yang menuangkan ide nya pada buku masing-masing bahwa banyak pendapat mengenai
pembelajaran, namun dapat disimpulkan secara garis besar yang terdapat pada KBBI (Kamus
Besar Bahasa Indonesia) bahwa maksud dari pembelajaran itu sendiri yaitu suatu proses atau
cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

Jerome S. Bruner menyatakan dalam teorinya bahwa,:


 Belajar matematika akan lebih berhasil jika proses pengajaran di arahkan kepada
konsep-konsep dan struktur-struktur yang terbuat dalam pokok bahasan yang di
ajarkan, di samping hubungan yang terkait antara konsep-konsep dan struktur-
struktur. Dengan mengenal konsep dan sruktur yang tercakup dala bahan yang
sedang di bicarakan, anak akan memahami materi yang harus di kuasainya itu. Ini
menunjukkan bahwa materi yang mempunyai suatu pola atau struktur tertentu akan
lebih mudah di pahami dan di ingat anak.
 Proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda
(alat peraga). Melaui alat peraga yang ditelitinya itu, anak akan melihat langsung
bagaimana keteraturan dan pola struktur yang terdapat dalam benda yang sedang di
perhatikanya itu. Keteraturan tersebut kemudian oleh anak dihubungkan dengan
keterangan intuitif yang telah melekat pada dirinya. Dengan memanipilasi alat-alat
peraga, siswa dapat belajar melaui keaktifanya.
 Belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk
menemukan hal-hal baru di luar (melebihi) informasi yang di berikan pada dirinya.

Dalam jurnal ini disimpulkan bahwasanya alat peraga AEM berpengaruh dalam
menyelesaikan permasalahan terkait materi aljabar baik dalam memahami konsep ataupun
memecahkan soal terkait aljabar. Tak hanya itu didalam jurnal ini juga ditegaskan bahwa
penggunaan alat beraga banyak membawa manfaat baik untuk guru maupun para siswa.
Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwasanya penggunaan alat peraga memang
diperlukan, harus ada niat dari guru untuk mengubah model pembelajaran menjadi lebih
efektif dan efisien.

5
2.3 Sajian Materi II
Konsep bentuk aljabar pada matematika SMP diberikan di kelas VIII semester pertama.
Konsep konsep dalam matematika tidak dapat dipelajari secara acak (tidak berurutan), karena
matematika adalah ilmu yang tersusun secara hierarkis, logis dan sistematis dari konsep
sederhana sampai pada konsep yang kompleks. Gagne dan Briggs (1975 dalam Arsyad 2002)
secara implisit menyatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang antara lain buku, tape-
recorder,kaset, video kamera, film, slide, foto, gambar,grafik, televisi dan komputer. Dengan
kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung
materiinstruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Media
tersebut dimaksudkan agar pesan lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Dilihat
dari metode, termasuk metode penelitian Eksperimen. Sugiyono (2006: 80, dalam Soendari),
menyatakan bahwa Eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan dengan
Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen Quasy. Eksperimen tanpa randomisasi
tetapi memakai kelompok kontrol. Jenis eksperimen Quasy yang digunakan adalah
Nonequivalent Control Group Desigen. Instrumen pokok penelitian yang akan digunakan
adalah Tes tertulis. Tes tertulis dilaksanakan di awal (pretes) dan di akhir (postes) proses
pembelajaran atau penyampaian konsep. Soal tes yang digunakan adalah soal yang telah
memiliki kejelasan dalam validitas dan reliabilitasnya. Penelitian ini merupakan penelitian
dengan dua perlakuan yaitu perlakuan terhadap kelompok eksperimen yang pembelajarannya
menggunakan alat peraga dan kelompok kontrol yang pembelajarannya tidak menggunakan
alat peraga. Kesimpulan tentang pembelajaran dengan menggunakan alat peraga ialah
Penggunaan alat peragasangat berpengaruh positif terhadap proses pemahaman konsep
operasi aljabar pada siswa. Manfaat alat telah terbukti melalui penelitian ini, juga di dukung
oleh hasil angket yang menyatakan , siswa setuju dengan penggunaan alat peraga pada
pembelajaran konsep bentuk/operasi aljabar karena memudahkan pemahaman konsep, mudah
diingat/tersimpan cukup baik dalam ingatan dan penggunaan alat peraga membuat suasana
belajar menyenangkan, memberi semangat untuk belajar. Pembelajaran matematika tidak
menakutkan bagi siswa.

6
2.2 Komentar Materi II
Dibandingkan dengan jurnal pertama, jurnal kedua menurut reviewer kurang dimengerti. Hal
ini dikarenakan penulis tidak menyatakan jenis alat peraga apa yang digunakan didalam
memecahkan soal dalam menyelesaikan permasalahan aljabar. Penelitian ini merupakan
penelitian dengan dua perlakuan yaitu perlakuan terhadap kelompok eksperimen yang
pembelajarannya menggunakan alat peraga dan kelompok kontrol yang pembelajarannya
tidak menggunakan alat peraga. Penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui perbandingan
kemampuan/prestasi siswa yang pembelajarannya menggunakan alat peraga dan kelompok
siswa yang pembelajarannya tidak menggunakan alat peraga, pada pokok bahasan operasi
aljabar. Kedua kelompok diberikan tes awal dan tes akhir, kemudian hasilnya dihitung
dengan mengunakan uji t, Artinya jurnal kedua lebih menekankan bagaimana prestasi yang
diperoleh siswa dengan menggunakan alat peraga dan dengan tidak menggunakan hal peraga.
Walau jika dibaca lebih teliti penyampaian pada jurnal kedua lebih mudah dipahami
dibandingkan dengan jurnal pertama. Hal ini terlihat dari lengkapnya metode penelitian yang
dijabarkan penulis, yaitu :
a. Dilihat dari analisisnya, penelitian ini termasuk Inverensial. Dharminto (2007)
menyatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah analisis hubungan antar variabel
dengan pengujian hipotesis.
b. Dilihat dari jenis pendekaan, termasuk penelitian Kuantitatif. Dharminto (2007)
menyatakan bahwa penelitian kuantitatif menekankan pada data numerik (angka)
yang diolah dengan metode statistika.
c. Dilihat dari metode, termasuk metode penelitian Eksperimen. Sugiyono (2006: 80,
dalam Soendari), menyatakan bahwa Eksperimen adalah metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan.
d. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen Quasy. Eksperimen tanpa
randomisasi tetapi memakai kelompok kontrol. Jenis eksperimen Quasy yang
digunakan adalah Nonequivalent Control Group Desigen

Dari sajian materi terkait jurnal diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan alat peraga
memang sangat dibutuhkan disekolah. Oleh sebab itu guru haruslah mengubah pola pikir
dalam menerapkan materi dalam belajar matematika sehingga proses pembelajarannya lebih
mudah dipahami oleh para siswa.

7
BAB III
KESIMPULAN ANALIS
Berdasarkan hasil review yang telah dilakukan oleh reviewer dapat disimpulkan bahwasanya
kedua jurnal tersebut sama-sama menerangkan atau menyatakan bahwa penerapan alat peraga
membawa dampak positif bagi para siswa dalam menerima materi yang diterangkan oleh
guru. Nana Sudjana (1998 : 99 – 100), menyatakan bahwa ada beberapa fungsi pokok dari
alat peraga dalam proses belajar mengajar, keenam fungsi tersebut adalah :
1. Penggunaan alat peraga dalam belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi
mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar
yang efektif.
2. Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar.
Ini berarti bahwa alat peraga merupakan salah satu unsuryang harus dikembangkan oleh guru.
3. Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran.
Dengan menggunakan metode penelitian yang sama yaitu pendekatan dikelas kedua jurnal
tersebut juga memperoleh hasil penelitian yang sama, yaitu prestasi siswa baik dalam
mengerjakan soal dan memahami konsep jauh lebih baik dengan menggunakan alat peraga
dibandingkan dengan metode yang selama ini diterapkan dikedua sekolah tersebut. Dimana
guru hanya menjelaskan menggunakan papan tulis dan memberikan banyak soal tanpa tau
siswa memahami konsep ataupun tidak.
Hanya saja dalam jurnal pertama disebutkan alat peraga seperti apa yang digunakan didalam
menyelesaikan masalah didalam aljabar, dijelaskan bagaimana penggunaanya dan bagaiman
respon siswa terkait alat peraga AEM tersebut. Alat peraga AEM (Algebraic Experience
Materials) merupakan salah satu alat peraga matematika yang dapat membantu siswa dalam
memahami konsep- konsep aljabar. Selain itu penggunaan Alat peraga AEM (Algebraic
Experience Materials) membuat siswa juga merasa senang dan tidak jenuh ketika dalam
pembelajaran operasi bentuk aljabar menggunakan alat peraga AEM (Algebraic Experience
Materials). Jika siswa dapat memahami konsep-konsep aljabar yang abstrak dengan baik,
maka keterampilan berpikir mereka juga akan meningkat. Oleh sebab itu, guru dapat
menerapkan alat peraga AEM (Algebraic Experience Materials) dalam pembelajaran
matematika pokok bahasan operasi bentuk aljabar untuk meningkatkan keterampilan berpikir
kreatif siswa.. Sedangkan pada jurnal kedua tidak diutarakan atau dinyatakan alat peraga
seperti apa yang digunakan namun hasil penelitian menunjukan bahwa pengguanaan alat
peraga memang diperlukan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Agah Nugraha dan Rostina Sundayana., 2014, Penggunaan Alat Peraga Sebagai Upaya
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dalam Memahami Konsep Bentuk Aljabar
Pada Siswa Kelas VIII Di SMPN 2 Pasirwangi, Jurnal Pendidikan Matematika
Volume 3, Nomor 3,Hal 133-141

Siti Jamilah dan Reza Oktiana Akbar., 2016, Pengaruh Penggunaan Alat Peraga Aem
(Algebraic Experience Materials) Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa
Pokok Bahasan Operasi Bentuk Aljabar, EduMa Vol. 5 No. 1 Hal 91-99

Anda mungkin juga menyukai