Anda di halaman 1dari 61

MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT,

TELINGA, DAN MATA

Disusun guna memenuhi tugas:

Mata Kuliah : Biomedik II

Dosen : Ns. Sumardi Hartono, S.Kep

Disusun oleh:

1. Andika Pamungkas 10.0523.F

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PEKALONGAN

2011
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Seperti kita ketahui bersama, bahwa sampai saat ini masih jarang ada makalah
ada resume tentang Anatomi fisiologi yang dapat membantu siswa Ilmu
Kesehatan Masyarakat dalam proses belajar . anatomi fisiologi merupakan ilmu
yang sangat penting artinya sebagai penunjang Ilmu kesehatan Masyarakat
lainnya seperti farmakologi, epidemiologi, dan lain sebagainya. Untuk
mengatasi ini penulis mencoba menyusun sebuah makalah Anatomi dan
Fisiologi untuk mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat, makalah ini dapat
terwujud setelah saya mencari beberapa buku referensi tentang Anatomi dan
Fisiologi di perpustakaan dan mendapatkan beberapa referensi di internet.

Penulis sebagai mahasiswa sering mengalami kesulitan dalam mencari materi


kuliah Anatomi dan Fisiologi karena kurangnya sumber buku yang membahas
lengkap tentang Anatomi dan Fisiologi. Selain itu banyak mahasiswa sering
mengalami kesulitan dalam penguasaan materi Anatomi dan Fisiologi, terutama
mempelajari istilah dalam bahasa latin. Dengan dibuatnya makalah ini semoga
mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi mahasiswa Ilmu Kesehatan
Masyarakat dalam mempelajari Anatomi dan Fisiologi.

Penulis menyadari teknik menyusun dan materi yang saya sajikan masih jauh
dari sempurna, masih banyak kekurangan dan perlu perbaikan, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca guna
perbaikan makalah ini. Selain itu penulis juga tak lupa mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini
dan terbitnya makalah Anatomi dan Fisiologi mata, telinga, dan kulit. Semoga
dengan segala kekurangan yang ada, sekecil apapun buku ini akan bermanfaat.

Wassalamualaikum wr.wb

Andika Pamungkas
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................. ii

Daftar Isi ........................................................................................... iii

BAB I Pendahuluan .......................................................................... 1

BAB II Isi dan Pembahasan

A. Anatomi dan Fisiologi kulit

B. Anatomi dan Fisiologi telinga

C. Anatomi dan Fisiologi mata

BAB III Penutup

A. Kesimpulan

B. Kritik dan Saran

Daftar Pustaka
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
A. INDERA PERABA
Kulit merupakan bagian tubuh yang paling utama yang perlu diperhatikan
dalam tata kecantikan kulit. Pemahaman tentang anatomi dan fisiologi kulit
akan membantu mempermudah perawatan kulit untuk mendapatkan kulit wajah
yang segar, lembab, halus, lentur dan bersih. Kulit merupakan organ tubuh
paling besar yang melapisi seluruh bagian tubuh, membungkus daging dan
organ-organ yang ada di dalamnya. Luas kulit pada manusia rata-rata + 2 meter
persegi dengan berat 10 kg jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa
lemak atau beratnya sekitar 16 % dari berat badan seseorang. Kulit memiliki
fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan
luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis,
seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan
pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu
tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan pigmen melanin untuk
melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari.

Kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang cukup besar dan seperti
jaringan tubuh lainnya, kulit juga bernafas (respirasi), menyerap oksigen dan
mengeluarkan karbondioksida. Kulit menyerap oksigen yang diambil lebih
banyak dari aliran darah, begitu pula dalam pengeluaran karbondioksida yang
lebih banyak dikeluarkan melalui aliran darah. Kecepatan penyerapan oksigen
ke dalam kulit dan pengeluaran karbondioksida dari kulit tergantung pada
banyak faktor di dalam maupun di luar kulit, seperti temperatur udara atau suhu,
komposisi gas di sekitar kulit, kelembaban udara, kecepatan aliran darah ke
kulit, tekanan gas di dalam darah kulit, penyakit-penyakit kulit, usia, keadaan
vitamin dan hormon di kulit, perubahan dalam metabolisme sel kulit dan
pemakaian bahan kimia pada kulit.

Sifat-sifat anatomis dan fisiologis kulit di berbagai daerah tubuh sangat


berbeda. Sifat-sifat anatomis yang khas, berhubungan erat dengan tuntutan -
tuntutan faali yang berbeda di masing-masing daerah tubuh, seperti halnya kulit
di telapak tangan, telapak kaki, kelopak mata, ketiak dan bagian lainnya
merupakan pencerminan penyesuaiannya kepadafungsinya masing - masing.
Kulit di daerah - daerah tersebut berbeda ketebalannya, keeratan hubungannya
dengan lapisan bagian dalam, dan berbeda pula dalam jenis serta banyaknya
andeksa yang ada di dalam lapisan kulitnya. Pada permukaan kulit terlihat
adanya alur-alur atau garis-garis halus yang membentuk pola yang berbeda di
berbagai daerah tubuh serta bersifat khas bagi setiap orang, seperti yang ada
pada jari-jari tangan, telapak tangan dan telapak kaki atau dikenal dengan pola
sidik jari (dermatoglifi).

Kulit menutup tubuh manusia pada daerah tubuh yang paling luas dari
kepala sampai ke kaki. Kulit wajah yang sehat dan cantik akan tampak kencang,
lentur, dan lembab, kondisi ini tidak akan menetap selamanya, sejalan dengan
perkembangan usia, ketika kondisi tubuh menurun, kulit tidak hanya menjadi
kering tapi juga suram dan berkeriput. Keadaan ini makin mudah terjadi setelah
melewati usia tiga puluhan. Saat itu fungsi kelenjar minyak mengendur,
sehingga kulit terasa lebih kering dibandingkan dengan sebelumnya. Diduga
dengan bertambahnya usia, kadar asam amino pembentuk kalogen pun
berkurang sehingga kalogen yang terbentuk bermutu rendah, selain itu kalogen
kehilangan kelembaban dan menjadi kering serta kaku. Akibatnya jaringan
penunjang itu tak mampu menopang kulit dengan baik, seperti yang tampak
pada kulit orang tua yang makin lama makin kendur dan kurang lentur.
Perubahan susunan molekul kalogen ini merupakan salah satu faktor utama
yang membuat kulit manusia lebih cepat keriput, timbul pigmentasi, kehilangan
kelembaban dan elastisitas. Kapan tandatanda penuaan itu muncul, tergantung
pada usaha kita untuk melindungi dan merawatnya secara baik.

A. Struktur Kulit
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis),
sebagai lapisan yang paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan
jaringan penyambung di bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis atau
subkutis). Sebagai gambaran, penampang lintang dan visualisasi struktur
lapisan kulit tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
1. Kulit Ari (epidermis)
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik
untuk diperhatikan dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada
bagian epidermis. Ketebalan epidermis berbeda-beda pada berbagai
bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada
telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1
milimeter terdapat pada kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel-sel
epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat pada dermis karena
secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan
antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler
dermis ke dalam epidermis. Pada epidermis dibedakan atas lima lapisan
kulit, yaitu:
a. Lapisan tanduk (stratum corneum)
Lapisan tanduk merupakan lapisan epidermis yang paling atas, dan
menutupi semua lapisan epiderma lebih ke dalam. Lapisan tanduk
terdiri atas beberapa lapis sel pipih, tidak memiliki inti, tidak
mengalami proses metabolisme, tidak berwarna dan sangat sedikit
mengandung air. Pada telapak tangan dan telapak kaki jumlah baris
keratinosit jauh lebih banyak, karena di bagian ini lapisan tanduk jauh
lebih tebal. Lapisan tanduk ini sebagian besar terdiri atas keratin yaitu
sejenis protein yang tidak larut dalam air dan sangat resisten terhadap
bahan-bahan kimia. Lapisan ini dikenal dengan lapisan horny, terdiri
dari milyaran sel pipih yang mudah terlepas dan digantikan oleh sel
yang baru setiap 4 minggu, karena usia setiap sel biasanya hanya 28
hari. Pada saat terlepas, kondisi kulit akan terasa sedikit kasar sampai
muncul lapisan baru. Proses pembaruan lapisan tanduk, terus
berlangsung sepanjang hidup, menjadikan kulit ari memiliki self
repairing capacity atau kemampuan memperbaiki diri. Bertambahnya
usia dapat menyebabkan proses keratinisasi berjalan lebih lambat.
Ketika usia mencapai sekitar 60 tahunan, proses keratinisasi,
membutuhkan waktu sekitar 45 - 50 hari, akibatnya lapisan tanduk
yang sudah menjadi lebih kasar, lebih kering, lebih tebal, timbul
bercak-bercak putih karena melanosit lambat bekerja dan penyebaran
melanin tidak lagi merata serta tidak lagi cepat digantikan oleh lapisan
tanduk baru. Daya elastisitas kulit pada lapisan ini sangat kecil, dan
lapisan ini sangat efektif untuk mencegah terjadinya penguapan air dari
lapis kulit lebih dalam sehingga mampu memelihara tonus dan turgor
kulit, tetapi lapisan tanduk memiliki daya serap air yang cukup besar.

b. Lapisan bening (stratum lucidum)


Lapisan bening disebut juga lapisan barrier, terletak tepat di bawah
lapisan tanduk, dan dianggap sebagai penyambung lapisan tanduk
dengan lapisan berbutir. Lapisan bening terdiri dari protoplasma sel-sel
jernih yang kecil-kecil, tipis dan bersifat translusen sehingga dapat
dilewati sinar (tembus cahaya). Lapisan ini sangat tampak jelas pada
telapak tangan dan telapak kaki. Proses keratinisasi bermula dari
lapisan bening.

c. Lapisan berbutir (stratum granulosum)


Lapisan berbutir tersusun oleh sel-sel keratinosit berbentuk
kumparan yang mengandung butir-butir di dalam protoplasmanya,
berbutir kasa dan berinti mengkerut. Lapisan ini tampak paling jelas
pada kulit telapak tangan dan telapak kaki.

d. Lapisan bertaju (stratum spinosum)


Lapisan bertaju disebut juga lapisan malphigi terdiri atas sel-sel
yang saling berhubungan dengan perantaraan jembatan-jembatan
protoplasma berbentuk kubus. Jika sel-sel lapisan saling berlepasan,
maka seakan-akan selnya bertaju. Setiap sel berisi filamen-filamen
kecil yang terdiri atas serabut protein. Sel-sel pada lapisan taju normal,
tersusun menjadi beberapa baris. Bentuk sel berkisar antara bulat ke
bersudut banyak (polygonal), dan makin ke arah permukaan kulit
makin besar ukurannya. Diantara sel-sel taju terdapat celah antar sel
halus yang berguna untuk peredaran cairan jaringan ekstraseluler dan
pengantaran butir-butir melanin. Sel-sel di bagian lapis taju yang lebih
dalam, banyak yang berada dalam salah satu tahap mitosis. Kesatuan
lapisan taju mempunyai susunan kimiawi yang khas; inti sel dalam
bagian basal lapis taju mengandung kolesterol, asam amino dan
glutation.

e. Lapisan benih (stratum germinativum atau stratum basale)


Lapisan benih merupakan lapisan terbawah epidermis, dibentuk
oleh satu baris sel torak (silinder) dengan kedudukan tegak lurus
terhadap permukaan dermis. Alas sel-sel torak ini bergerigi dan bersatu
dengan lamina basalis di bawahnya. Lamina basalis yaitu struktur halus
yang membatasi epidermis dengan dermis. Pengaruh lamina basalis
cukup besar terhadap pengaturan metabolisme demo epidermal dan
fungsi-fungsi vital kulit. Di dalam lapisan ini sel-sel epidermis
bertambah banyak melalui mitosis dan sel-sel tadi bergeser ke lapisan-
lapisan lebih atas, akhirnya menjadi sel tanduk. Di dalam lapisan benih
terdapat pula sel-sel bening (clear cells, melanoblas atau melanosit)
pembuat pigmen melanin kulit.

2. Kulit Jangat (dermis)


Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat
keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar palit atau
kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot
penegak rambut (muskulus arektor pili). Sel-sel umbi rambut yang berada
di dasar kandung rambut, terus-menerus membelah dalam membentuk
batang rambut. Kelenjar palit yang menempel di saluran kandung rambut,
menghasilkan minyak yang mencapai permukaan kulit melalui muara
kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95 %
kulit jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata-rata kulit jangat
diperkirakan antara 1 - 2 mm dan yang paling tipis terdapat di kelopak
mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan telapak kaki.
Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat-serat, matriks interfibrilar
yang menyerupai selai dan sel-sel.
Keberadaan ujung-ujung saraf perasa dalam kulit jangat,
memungkinkan membedakan berbagai rangsangan dari luar. Masing –
masing saraf perasa memiliki fungsi tertentu, seperti saraf dengan fungsi
mendeteksi rasa sakit, sentuhan, tekanan, panas, dan dingin. Saraf perasa
juga memungkinkan segera bereaksi terhadap hal-hal yang dapat
merugikan diri kita. Jika kita mendadak menjadi sangat takut atau sangat
tegang, otot penegak rambut yang menempel dikandung rambut, akan
mengerut dan menjadikan bulu roma atau bulu kuduk berdiri. Kelenjar
palit yan menempel di kandung rambut memproduksi minyak untuk
melumasi permukaan kulit dan batang rambut. Sekresi minyaknya
dikeluarkan melalui muara kandung rambut. Kelenjar keringat
menghasilkan cairan keringat yang dikeluarkan ke permukaan kulit
melalui pori-pori kulit.
Di permukaan kulit, minyak dan keringat membentuk lapisan
pelindung yang disebut acid mantel atau sawar asam dengan nilai pH
sekitar 5,5. Sawar asam merupakan penghalang alami yang efektif dalam
menangkal berkembang biaknya jamur, bakteri dan berbagai jasad renik
lainnya di permukaan kulit. Keberadaan dan keseimbangan nilai pH,
perlu terus-menerus dipertahankan dan dijaga agar jangan sampai
menghilang oleh pemakaian kosmetika. Pada dasarnya dermis terdiri atas
sekumpulan serat-serat elastis yang dapat membuat kulit berkerut akan
kembali ke bentuk semula dan serat protein ini yang disebut kolagen.
Serat-serat kolagen ini disebut juga jaringan penunjang, karena fungsinya
dalam membentuk jaringan-jaringan kulit yang menjaga kekeringan dan
kelenturan kulit.
Berkurangnya protein akan menyebabkan kulit menjadi kurang elastis
dan mudah mengendur hingga timbul kerutan. Faktor lain yang
menyebabkan kulit berkerut yaitu faktor usia atau kekurangan gizi. Dari
fungsi ini tampak bahwa kolagen mempunyai peran penting bagi
kesehatan dan kecantikan kulit. Perlu diperhatikan bahwa luka yang
terjadi di kulit jangat dapat menimbulkan cacat permanen, hal ini
disebabkan kulit jangat tidak memiliki kemampuan memperbaiki diri
sendiri seperti yang dimiliki kulit ari. Di dalam lapisan kulit jangat
terdapat dua macam kelenjar, yaitu:
a. Kelenjar keringat
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar) dan
duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan kulit
membentuk pori-pori keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi dengan
kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan telapak
tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat
mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-sisa pencernaan
dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan
jasmani, emosi dan obat-obat tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat
yaitu:
1) Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan
jernih, yaitu keringat yang mengandung 95 – 97 persen air dan
mengandung beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida,
granula minyak, glusida dan sampingan dari metabolisma seluler.
Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak
tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala. Jumlahnya di
seluruh badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter keringat
dalam waktu 24 jam pada orang dewasa. Bentuk kelenjar keringat
ekrin langsing, bergulung-gulung dan salurannya bermuara
langsung pada permukaan kulit yang tidak ada rambutnya.
2) Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak,
puting susu, pusar, daerah kelamin dan daerah sekitar dubur
(anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna
keputih-putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar
ini mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan
bau. Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada
saluran folikel rambut. Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak
terlalu banyak dan hanya sedikit cairan yang disekresikan dari
kelenjar ini. Kelenjar apokrin mulai aktif setelah usia akil baligh
dan aktivitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.

b. Kelenjar palit
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan
dengan kandung rambut terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang
bermuara ke dalam kandung rambut (folikel). Folikel rambut
mengeluarkan lemak yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan
rambut. Kelenjar palit membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali
pada telapak tangan dan telapak kaki, kelenjar palit terdapat di semua
bagian tubuh terutama pada bagian muka. Pada umumnya, satu batang
rambut hanya mempunyai satu kelenjar palit atau kelenjar sebasea yang
bermuara pada saluran folikel rambut. Pada kulit kepala, kelenjar palit
atau kelenjar sebasea menghasilkan minyak untuk melumasi rambut
dan kulit kepala. Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa
kelenjar palit atau kelenjar sebasea membesar sedangkan folikel
rambut mengecil. Pada kulit badan termasuk pada bagian wajah, jika
produksi minyak dari kelenjar palit atau kelenjar sebasea berlebihan,
maka kulit akan lebih berminyak sehingga memudahkan timbulnya
jerawat.

3. Jaringan penyambung (jaringan ikat) bawah kulit (hipodermis)


Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah
dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit.
Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan
kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau
penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk
kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman
jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah
pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua,
kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian
tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang
sehingga kulit akan mengendur serta makin kehilangan kontur.

B. Fungsi Kulit
Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :
1. Pelindung atau proteksi
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringan
tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruh luar seperti
luka dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi
dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat
menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah zat kimia dan
bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau rangsangan fisik seperti
sinar ultraviolet dari matahari.
2. Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang
berhubungan dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan
getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf
sensasi.
3. Pengatur panas atau thermoregulasi
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh
kapiler serta melalui respirasi yang keduanya dipengaruhi saraf otonom.
Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit
atau sekitar 36,50C. Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan
kelenjar keringat kulit mengadakan penyesuaian seperlunya dalam
fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit
sebagai organ antara tubuh dan lingkungan, sedangkan panas akan hilang
dengan penguapan keringat.
4. Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-
kelenjar keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan
membawa garam, yodium dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan
melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui
penguapan air transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak
disadari.
5. Penyimpanan.
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
6. Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut
dalam lemak dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada
krim muka dapat masuk melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit
pada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui muara
kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit, merembes
melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke
berbagai organ tubuh lainnya.
7. Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang
tampak halus, putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan. Fungsi
lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti
kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.

C. Warna Kulit
Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning,
coklat, kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan
tersendiri yang jika dirawat dengan baik dapat menampilkan karakter yang
menarik. Warna kulit terutama ditentukan oleh :
1. Oxyhemoglobin yang berwarna merah
2. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan
3. Melanin yang berwarna coklat
4. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta
5. Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau
keabu-abuan.

Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling


menentukan warna kulit adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen
melanin di dalam kulit ditentukan oleh faktor-faktor ras, individu, dan
lingkungan. Melanin dibuat dari tirosin sejenis asam amino dan dengan
oksidasi, tirosin diubah menjadi butir-butir melanin yang berwarna coklat,
serta untuk proses ini perlu adanya enzim tirosinase dan oksigen. Oksidasi
tirosin menjadi melanin berlangsung lebih lancar pada suhu yang lebih
tinggi atau di bawah sinar ultra violet. Jumlah, tipe, ukuran dan distribusi
pigmen melanin ini akan menentukan variasi warna kulit berbagai golongan
ras atau bangsa di dunia. Proses pembentukan pigmen melanin kulit terjadi
pada butir-butir melanosom yang dihasilkan oleh sel-sel melanosit yang
terdapat di antara sel-sel basal keratinosit didalam lapisan benih.

D. Jenis-jenis Kulit
Upaya untuk perawatan kulit secara benar dapat dilakukan dengan
terlebih dahulu harus mengenal jenis-jenis kulit dan ciri atau sifat-sifatnya
agar dapat menentukan cara-cara perawatan yang tepat, memilih kosmetik
yang sesuai, menentukan warna untuk tata rias serta untuk menentukan
tindakan koreksi baik dalam perawatan maupun dalam tata rias. Kulit yang
sehat memiliki ciri:
1. Kulit memiliki kelembaban cukup, sehingga terlihat basah atau
berembun
2. Kulit senantiasa kenyal dan kencang
3. Menampilkan kecerahan warna kulit yang sesungguhnya
4. Kulit terlihat mulus, lembut dan bersih dari noda, jerawat atau jamur
5. Kulit terlihat segar dan bercahaya
6. Memiliki sedikit kerutan sesuai usia.

Pada umumnya jenis kulit manusia dapat dikelompokkan menjadi:


1. Kulit Normal
Kulit normal cenderung mudah dirawat. Kelenjar minyak (sebaceous
gland) pada kulit normal biasanya tidak bandel, karena minyak (sebum)
yang dikeluarkan seimbang, tidak berlebihan ataupun kekurangan. Meski
demikian, kulit normal tetap harus dirawat agar senantiasa bersih,
kencang, lembut dan segar. Jika tidak segera dibersihkan, kotoran pada
kulit normal dapat menjadi jerawat. Selain itu kulit yang tidak terawat
akan mudah mengalami penuaan dini seperti keriput dan tampilannya pun
tampak lelah.
Ciri-ciri kulit normal adalah kulit lembut, lembab berembun, segar
dan bercahaya, halus dan mulus, tanpa jerawat, elastis, serta tidak terlihat
minyak yang berlebihan juga tidak terlihat kering. Meskipun jika dilihat
sepintas tidak bermasalah, kulit normal tetap harus dijaga dan dirawat
dengan baik, karena jika tidak dirawat, kekenyalan dan kelembaban kulit
normal akan terganggu,terjadi penumpukan kulit mati dan kotoran dapat
menyebabkan timbulnya jerawat.

2. Kulit Berminyak
Kulit berminyak banyak dialami oleh wanita di daerah tropis. Karena
pengaruh hormonal, kulit berminyak biasa dijumpai pada remaja puteri
usia sekitar 20 tahunan, meski ada juga pada wanita usia 30-40 tahun
yang mengalaminya. Penyebab kulit berminyak adalah karena kelenjar
minyak (sebaceous gland) sangat produktif, hingga tidak mampu
mengontrol jumlah minyak (sebum) yang harus dikeluarkan. Sebaceaous
gland pada kulit berminyak yang biasanya terletak di lapisan dermis,
mudah terpicu untuk bekerja lebih aktif. Pemicunya dapat berupa faktor
internal atau faktor eksternal, yaitu:
a. Faktor internal meliputi:
1) Faktor genetis, anak dari orang tua yang memiliki jenis kulit
berminyak, cenderung akan memiliki kulit berminyak pula.
2) Faktor hormon, hormon manusia sangat mempengaruhi produksi
keringat. Karena itulah pada wanita yang sedang menstruasi atau
hamil akan lebih sering berkeringat. Selain itu stres dan banyak
gerak juga dapat menjadi pemicu keringat berlebihan.
b. Faktor eksternal meliputi:
1) Udara panas dan lembab.
2) Makanan yang dapat merangsang keluarnya keringat seperti
makanan yang terlalu pedas baik karena cabai atau merica,
makanan yang terlalu asin, makanan yang berbumbu menyengat
seperti bawang putih, makanan yang terlalu berminyak serta
makanan dan minuman yang terlalu panas.

Kulit berminyak memerlukan perawatan khusus dibandingkan kulit


normal. Pada jenis kulit ini, minyak berlebihan yang dibiarkan akan
menjadi media yang baik bagi pertumbuhan bakteri yang pada saat
selanjutnya akan menjadi jerawat, radang atau infeksi. Merawat kulit
berminyak bukan berarti membuat kulit benarbenar bebas minyak, karena
minyak pada kulit tetap diperlukan sebagai alat pelindung alami dari
sengatan sinar matahari, bahan kimia yang terkandung dalam kosmetika
maupun terhadap polusi. Yang perlu dilakukan adalah menjaga agar
kadar sebum tetap seimbang dan kulit tetap dalam keadaan bersih agar
bakteri penyebab jerawat dapat terhambat. Memiliki jenis kulit
berminyak, memiliki kelebihan yaitu membantu menjaga kelembaban
lapisan dermis hingga memper-lambat timbulnya keriput.
Ciri-ciri kulit berminyak yaitu : minyak di daerah T tampak
berlebihan, tekstur kulit tebal dengan pori-pori besar hingga mudah
menyerap kotoran, mudah berjerawat, tampilan wajah berkilat, riasan
wajah seringkali tidak dapat melekat dengan baik dan cepat luntur serta
tidak mudah timbul kerutan.

3. Kulit Kering
Kulit kering memiliki karakteristik yang cukup merepotkan bagi
pemiliknya, karena pada umumnya kulit kering menimbulkan efek yang
tidak segar pada kulit, dan kulitpun cenderung terlihat berkeriput. Kulit
kering memiliki kadar minyak atau sebum yang sangat rendah dan
cenderung sensitif, sehingga terlihat parched karena kulit tidak mampu
mempertahankan kelembabannya. Ciri dari kulit kering adalah kulit terasa
kaku seperti tertarik setelah mencuci muka dan akan mereda setelah
dilapisi dengan krim pelembab. Kondisi kulit dapat menjadi lebih buruk
apabila terkena angin, perubahan cuaca dari dingin ke panas atau
sebaliknya. Garis atau kerutan sekitar pipi, mata dan sekitar bibir dapat
muncul dengan mudah pada wajah yang berkulit kering. Berbagai faktor
yang menjadi penyebab kulit menjadi kering, diantaranya:
a. Faktor genetik
Faktor genetik merupakan kondisi bawaan seseorang, termasuk kondisi
kulit wajah yang kering.
b. Kondisi struktur kulit
Kondisi kelenjar minyak yang tidak mampu memberi cukup lubrikasi
untuk kulit, menimbulkan dehidrasi pada kulit.
c. Pola makan
Pola makan yang buruk, kekurangan nutrisi tertentu seperti vitamin A
dan vitamin B merupakan salah satu pemicu kulit menjadi kering.
d. Faktor lingkungan
Pengaruh lingkungan seperti terpapar sinar matahari, angin, udara
dingin, radikal bebas atau paparan sabun yang berlebihan saat mandi
atau mencuci muka pun akan sangat berpengaruh pada pembentukan
kulit kering
e. Penyakit kulit
Kondisi lainnya yang sangat berpeluang menjadi penyebab kulitkering
adalah karena kulit terserang penyakit tertentu seperti eksim, psoriasis
dan sebagainya.

Kulit kering merupakan bentuk lain dari tanda tidak aktifnya kelenjar
thyroid dan komplikasi pada penderita diabetes. Kulit kering terjadi jika
keseimbangan kadar minyak terganggu. Pada kulit berminyak terjadi
kelebihan minyak dan pada kulit kering justru kekurangan minyak.
Kandungan lemak pada kulit kering sangat sedikit, sehingga mudah
terjadi penuaan dini yang ditandai keriput dan kulit terlihat lelah serta
terlihat kasar. Kulit kering memerlukan perawatan yang bersifat
pemberian nutrisi agar kadar minyak tetap seimbang dan kulit dapat
selalu terjaga kelembabannya. Salah satu keuntungan kulit kering adalah
riasan wajah dapat lebih awet, karena kadar sebum dalam lapisan dermis
tidak berlebihan hingga riasan tidak mudah luntur.
Kulit kering memiliki ciri-ciri kulit halus tetapi mudah menjadi kasar,
mudah merekah dan terlihat kusam karena gangguan proses keratinisasi
kulit ari, tidak terlihat minyak berlebihan di daerah T yang disebabkan
oleh berkurangnya sekresi kelenjar keringat dan kelenjar palit atau
kelenjar minyak. Ciri lainnya yaitu mudah timbul kerutan yang
disebabkan oleh menurunnya elastisitas kulit dan berkurangnya daya
kerut otot-otot, mudah timbul noda hitam, mudah bersisik, riasan yang
dikenakan tidak mudah luntur, reaktivitas dan kepekaan dinding
pembuluh darah terhadap rangsangan-rangsangan berkurang sehingga
peredaran darah tidak sempurna dan kulit akan tampak pucat, suram dan
lelah.

4. Kulit Sensitif
Diagnosis kulit sensitif didasarkan atas gejala-gejala penambahan
warna, dan reaksi cepat terhadap rangsangan. Kulit sensitif biasanya lebih
tipis dari jenis kulit lain sehingga sangat peka terhadap hal-hal yang bisa
menimbulkan alergi (allergen). Pembuluh darah kapiler dan ujung saraf
pada kulit sensitif terletak sangat dekat dengan permukaan kulit. Jika
terkena allergen, reaksinya pun sangat cepat. Bentuk-bentuk reaksi pada
kulit sensitif biasanya berupa bercak merah, gatal, iritasi hingga luka
yang jika tidak dirawat secara baik dan benar akan berdampak serius.
Warna kemerahan pada kulit sensitif disebabkan allergen memacu
pembuluh darah dan memperbanyak aliran darah ke permukaan kulit.
Berdasarkan sifatnya tadi, perawatan kulit sensitif ditujukan untuk
melindungi kulit serta mengurangi dan menanggulangi iritasi. Kulit
sensitif seringkali tidak dapat diamati secara langsung, diperlukan
bantuan dokter kulit atau dermatolog untuk memeriksanya dalam tes
alergi-imunologi. Dalam pemeriksaan alergi, biasanya pasien akan diberi
beberapa allergen untuk mengetahui kadar sensitivitas kulit.
Kulit sensitif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : mudah alergi, cepat
bereaksi terhadap allergen, mudah iritasi dan terluka, tekstur kulit tipis,
pembuluh darah kapiler dan ujung saraf berada sangat dekat dengan
permukaan kulit sehingga kulit mudah terlihat kemerahan. Faktor-faktor
yang dapat menjadi allergen bagi kulit sensitif antara lain makanan yang
pedas dan berbumbu tajam, kafein, nikotin dan minuman beralkohol,
niasin atau vitamin B3, kandungan parfum dan pewarna dalam kosmetika,
sinar ultraviolet dan gangguan stres. Kulit sensitif berbeda dengan kulit
reaktif. Meski timbul bercak kemerahan atau gatal-gatal akibat
penggunaan kosmetika tertentu, belum tentu menjadi gejala atau tanda
kulit sensitif. Kemungkinan bercak kemerahan tadi hanya menandakan
iritasi ringan, yang akan hilang sendiri. Kulit reaktif seperti ini dapat
menjadi sensitif jika iritasi kemudian meluas dan sukar sembuh. Untuk
membedakannya perlu dilakukan tes alergi-imunologi oleh dokter kulit.
E. Kelainan-kelainan Kulit
Kelainan-kelainan kulit yang sering dialami kaum wanita, biasanya
meliputi kelainan pada kelenjar palit seperti jerawat (akne) dan komedo,
kelainan karena tumbuhan pada kulit, kelainan karena gangguan pigmentasi,
kelainan karena infeksi jamur, penuaan dini serta kelainan karena alergi.
1. Kelainan pada kelenjar palit
a. Jerawat
Masalah paling sering terjadi pada kulit berminyak adalah jerawat,
meskipun tidak tertutup kemungkinan timbul pada jenis kulit lain. Pada
dasarnya jerawat disebabkan oleh tumbuhnya kotoran dan sel kulit mati
yang mengakibatkan folikel dan pertumbuhan sebum terhambat.
Produksi minyak pada kulit biasanya disalurkan melalui folikel rambut.
Kotoran atau sel kulit mati yang tidak dibersihkan akan menyumbat
saluran ini hingga minyak yang ke luar akan bertumpuk dan menjadi
komedo. Jika terkena bakteri akne, komedo akan menjadi jerawat.
Jerawat atau akne adalah suatu penyakit radang yang mengenai
susunan pilosebaseus yaitu kelenjar palit dengan folikel rambutnya.
Jerawat sangat umum terdapat pada anak-anak masa pubertas dan
dianggap fisiologis oleh karena perubahan hormonal. Timbunan lemak
di bawah kulit ini selain membuat kulit kasar, tidak rata juga tidak enak
dipandang mata. Penderita umumnya mempunyai jenis kulit
berminyak. Kulit kasar akan makin menjadi, pada kulit yang kurang
memproduksi minyak, seperti mereka yang termasuk kategori berkulit
kering. Selain perubahan hormonal, kesalahan memilih kosmetik juga
dapat menyebabkan timbulnya jerawat.
Kurang lebih 90% remaja, wanita dan pria terkena jerawat dan
biasanya menghilang sebelum usia mencapai 20 tahun tetapi dapat pula
berlangsung terus. Perkecualian, jerawat juga sering dialami oleh
wanita dewasa yang menjadi akseptor KB dengan pil bahkan pada
wanita saat memasuki masa menopause. Jerawat timbul di daerah
sebore yaitu daerah kulit yang mengandung lebih banyak kelenjar palit
di daerah kulit yang lain. Daerah sebore terdapat pada daerah hidung,
pipi, dahi dan dagu serta di dada dan punggung.
1) Gejala timbulnya jerawat:
a) Peningkatan produksi sebum.
b) Munculnya kondisi abnormal karena bakteri atau jamur sering
kali menimbulkan rasa sakit.
c) Terjadi penebalan jaringan terkadang menjadi benjolan kecil.
d) Peningkatan hormon estrogen.
2) Tahap terjadinya jerawat:
a) Pada kulit yang semula dalam kondisi normal, sering kali terjadi
penumpukan kotoran dan sel kulit mati karena kurangnya
perawatan dan pemeliharaan, khususnya pada kulit yang memiliki
tingkat reproduksi minyak yang tinggi. Akibatnya saluran
kandung rambut (folikel) menjadi tersumbat.
b) Sel kulit mati dan kotoran yang menumpuk tersebut kemudian
terkena bakteri acne, maka timbulah jerawat.

c) Dalam waktu tertentu, jerawat yang tidak diobati akan mengalami


pembengkakan (membesar dan berwarna kemerahan), disebut
papule.

d) Bila peradangan semakin parah, sel darah putih mulai naik ke


permukaan kulit dalam bentuk nanah (pus), jerawat tersebut
disebut pastules. Jerawat radang terjadi akibat folikel yang ada di
dalam dermis mengembang karena berisi lemak padat, kemudian
pecah, menyebabkan serbuan sel darah putih ke area folikel
sebasea, sehingga terjadilah reaksi radang. Peradangan akan
semakin parah jika kuman dari luar ikut masuk ke dalam jerawat
akibat perlakuan yang salah seperti dipijat dengan kuku atau
benda lain yang tidak steril. Jerawat radang mempunyai ciri
berwarna merah, cepat membesar, berisi nanah dan terasa nyeri.

e) Bila jerawat mengandung nanah, lemak dan cairan-cairan lain


berarti jerawat sudah berada pada kondisi terparah, disebut cyst.

f) Bila cyst tidak terawat, maka jaringan kolagen akan mengalami


kerusakan sampai pada lapisan dermis, sehingga kulit atau wajah
menjadi bopeng (Scar).

3) Faktor- Faktor Penyebab Timbulnya Jerawat :


Beberapa faktor penyebab timbulnya masalah-masalah atau
kelainan-kelainan kulit pada kelenjar palit atau jerawat yaitu :
a) Genetik
Mereka yang orang tuanya berjerawat selagi muda, maka
anaknya akan lebih mudah terkena jerawat dibandingkan mereka
yang tidak memiliki genetik berjerawat, dan biasanya penderita,
keadaannya cukup parah (bernanah). Mereka yang tidak memiliki
genetik berjerawat meskipun pola hidupnya tidak baik, mereka
tidak mudah terkena jerawat.
b) Umur dan jenis kelamin
Pada umumnya jerawat muncul pada usia pubertas dan remaja
(usia 13-19 tahun), yang disebabkan masalah hormonal yang
belum stabil dalam memproduksi sebum. Wanita lebih banyak
terkena dibanding pria tetapi umumnya jerawat pada pria lebih
parah keadaannya.

c) Makanan
Menurut penelitian yang dilakukan oleh sebuah institusi
kecantikan kulit di Amerika Serikat (Academy of Dermatology)
mengatakan bahwa jerawat tidak disebabkan oleh makanan. Tidak
ada makanan yang secara signifikan dapat menimbulkan jerawat,
tetapi ternyata sebuah hasil studi kasus yang terbaru,
membuktikan hal yang bertolak belakang. Para pakar peneliti di
Colorado State University Department of Health and Exercise
menemukan bahwa makanan yang mengandung kadar gula dan
kadar karbo hidrat yang tinggi memiliki pengaruh yang cukup
besar dalam menimbulkan jerawat. Secara ilmiah dapat dibuktikan
bahwa mengkonsumsi terlalu banyak gula dapat meningkatkan
kadar insulin dalam darah, dimana hal tersebut memicu produksi
hormon androgen yang membuat kulit jadi berminyak. Dan kadar
minyak yang tinggi dalam kulit merupakan pemicu paling besar
terhadap timbulnya jerawat.
d) Gangguan pencernaan makanan
Tidak teraturnya pembuangan kotoran dapat mempengaruhi
timbulnya jerawat.
e) Alergi terhadap makanan
Sifat alergi terhadap beberapa zat protein, karbohidrat dan
lemak dapat menjadikan jerawat lebih parah.
f) Mekanis
Kebiasaan memegang atau memencet jerawat menyebabkan
jerawat lebih parah, karena luka yang terjadi memungkinkan
infeksi dan menyebabkan penyebaran infeksi ke seluruh tubuh.
g) Iklim
Iklim yang lembab dan panas menyebabkan kelenjar palit
bekerja lebih cepat dan dapat memperburuk keadaan jerawat.
h) Psikis
Pengaruh tekanan pada pikiran dapat menimbulkan jerawat.
i) Faktor hormonal
Hormon androgen memegang peranan yang penting dalam
merangsang pembentukan palit oleh kelenjar sebasea dan dalam
mempengaruhi proses pertandukan di sekitar muara folikel. Tidak
terdapatnya jerawat pada laki-laki membuktikan adanya pengaruh
endokrin.
j) Kosmetika
Penggunaan kosmetika yang melekat pada kulit dan menutupi
pori-pori, jika tidak segera dibersihkan akan menyumbat saluran
kelenjar palit dan menimbulkan jerawat yang disebut komedo.
Kosmetik yang paling umum menjadi penyebab timbulnya
jerawat yaitu kosmetik pelembab yang langsung menempel pada
kulit.
4) Pencegahan Timbulnya Jerawat
Perawatan kulit bagian wajah berbeda dengan perawatan kulit
bagian tubuh lainnya, karena tingkat polusi bagian wajah lebih tinggi
daripada kulit tubuh lainnya. Wajah memilki banyak kelenjar
sebasea dan keringat, sehingga jika cuaca panas akan mudah
berkeringat, lengket dan kasar. Perawatan wajah untuk mencegah
timbulnya jerawat dapat dilakukan dengan cara berikut:
a) Bersihkan wajah 3 kali sehari, kulit wajah harus bersih saat
istirahat di rumah dan saat tidur.
b) Hindari menggosok wajah secara kasar, karena dapat
menimbulkan iritasi
c) Kulit wajah banyak mengandung kelenjar lemak dan kelenjar
keringat. Oleh sebab itu hindari wajah dari debu atau kotoran
lain karena akan lebih mudah lengket.
d) Pilih alas bedak yang mengandung air.
e) Gunakan bedak tabur ke kulit wajah dengan menggunakan puff
atau bantalan bedak bersih.
f) Jangan memijit atau mengeluarkan sendiri jerawat, karena dapat
mengakibatkan infeksi.
g) Memakai riasan tebal untuk menutupi jerawat dapat
mengakibatkan infeksi dan merangsang bertambahnya jerawat.
h) Perbanyak mengkonsumsi makanan yang mengandung
antioksidan. Batasi asupan lemak jenuh dalam makanan sehari-
hari seperti durian, alpukat, kacang tanah dan cokelat.

b. Komedo
Komedo adalah nama ilmiah dari pori-pori yang tersumbat.
Komedo merupakan sumbatan lemak yang asalnya dari produksi lemak
tubuh kita. Komedo sebagai bentuk permulaan jerawat berupa
gumpalan massa atau sebum yang tersumbat di dalam saluran susunan
pilosebaseus. Sebum adalah salah satu kelenjar minyak yang dihasilkan
kelenjar kulit yaitu kelenjar sebasea. Ketika sel-sel kulit mati dan
kelenjar minyak yang berlebihan pada kulit tidak dibersihkan, maka
sel-sel mati menumpuk di kulit, minyak di permukaan kulit kemudian
menutup sel-sel kulit, maka terjadilah penyumbatan.

2. Gangguan Pigmentasi
Warna kulit manusia ditentukan oleh berbagai faktor, yang terpenting
adalah jumlah pigmen melanin kulit, peredaran darah, tebal tipisnya
lapisan tanduk dan adanya zat-zat warna lain yang bukan melanin yaitu
darah dan kalogen. Dalam keadaan normal, melanin dihasilkan secara
teratur oleh sel melanosit. Melanin, selain memberi warna pada kulit, juga
berfungsi melindungi kulit dari terpaan sinar matahari yang dapat
merusak struktur kulit, dan kulit menjadi gelap. Melanin sangat berguna
melindungi kulit terhadap penyinaran sinar ultra violet. Pembentukan
pigmen melanin dirangsang oleh sinar ultra violet. Kelainan pada proses
pembentukan pigmen melanin kulit, yaitu:
a. Melanosis
Salah satu penyakit melanosis adalah melasma (chloasma), yaitu
adanya bercak-bercak berwarna coklat kehitaman (hiperpigmentasi) di
kulit muka yang sangat khas seperti di daerah pipi, dahi dan bibir atas.
Melasma sering timbul karena kehamilan, pil kontrasepsi, pemakaian
kosmetik dan sinar matahari. Melasma karena kehamilan, dapat
menghilang setelah melahirkan. Melasma karena kosmetika terjadi
karena fotosensitisasi oleh zat tertentu seperti zat pemutih. Zat ini
menyebabkan kulit lebih rentan terhadap sinar ultra violet sehingga
lebih mudah dan cepat membentuk melanin.

b. Gangguan pigmentasi dapat berupa gangguan fungsi kelenjar minyak


yakni pengeluaran minyak yang berlebihan dan bila terjadi penyumbat-
an saluran kelenjar palit dapat terjadi millium atau akne yang dapat
meradang, gangguan pertandukan kulit yakni pada bagian muka
terdapat berbagai macam keratinosis kulit seperti hiperkeratinisasi atau
kekolotan dan pada bagian badan, tangan dan kaki terjadi penyisikan
kulit seperti sisik ikan, kulit merah dan bersisik, kapalan serta
katimumul atau mata ikan, juga gangguan peredaran darah berupa
pelebaran pembuluh darah rambut.

c. Lentigo
Lentigo yaitu sejenis naevus pigmentosus yang terlihat menyerupai
ephilides, licin berwarna coklat tua. Lentigo tidak akan memudar
walaupun dalam musim dingin, serta dapat pula terjadi di bagian tubuh
yang tertutup pakaian.
d. Vitiligo
Vitiligo adalah gangguan pigmentasi pada kulit yang ditandai
dengan terjainya bercak-bercak putih karena kehilangan melanin.
Kelainan ini terjadi secara turun temurun. Bercak ini dapat berukuran
besar atau kecil, berbentuk bulat atau tidak menentu tetapi bila bersatu
bisa menjadi lebih besar. Bercak-bercak ini lebih sensitif terhadap sinar
matahari. Vitiligo lebih banyak terjadi di daerah tropik, terutama pada
orang-orang berkulit gelap.

3. Infeksi Jamur
Kelainan kulit karena infeksi jamur antara lain disebabkan oleh
segolongan jamur dermatofita (dermatofitosis), ragi candida (kandidosis
kulit) dan jamur malassezia furtur. Kelainan kulit karena infeksi jamur
dapat berupa:
a. Panu
Panu adalah bentuk lain dari dermatofitosis yaitu infeksi jamur
dangkal yang disebabkan oleh fungus mallasezia furtur. Penyakit ini
tampak sebagai bercak-bercak yang kadang tersebar di seluruh tubuh.
Bercak ini dapat berwarna putih kelabu, kecoklat-coklatan atau
kehitam-hitaman yang disertai pengelupasan sisik-sisik halus. Panu
banyak ditemukan di Indonesia terutama pada mereka yang kurang
memperhatikan kebersihan badan. Penyakit ini dapat menyebabkan
rasa gatal.
b. Kurap
Kurap merupakan dermatofitosis yang berupa infeksi kulit
berbentuk bulat-bulat besar dengan diameter 3 - 4 cm, pinggirnya
meninggi, dan berwarna merah sedang di bagian tengahnya bersisik
halus menimbulkan rasa gatal. Kelainan ini dapat terjadi pada anak-
anak, remaja, hingga dewasa baik laki-laki maupun perempuan. Kurap
bisa menular.
c. Tinea pedis (athlete’sfoot)
Tinea pedis adalah sejenis penyakit yang disebabkan oleh jamur
pada kaki terutama pada telapak kaki dan sela-sela jari kaki. Tinea
pedis banyak dijumpai pada laki-laki dibandingkan pada wanita.
Gambaran klinis yang terlihat, berbeda, dari perlunakan kulit di sela-
sela jari, pertandukan yang berlebihan, reaksi eksim, gelembung-
gelembung sampai retak-retak kulit yang diiringi rasa sakit.

4. Alergi (Hipersensisitivitas)
Alergi atau hipersensitivitas adalah perubahan kemampuan tubuh
yang didapat dan khas untuk bereaksi terhadap zat (alergen dan antigen)
yang menempel atau masuk ke dalam tubuh. Pada hakekatnya, alergi
termasuk kompleks kekebalan (imunitas) dan bersifat reaksi kekebalan
(imunologik) khas antara alergen dengan zat lain (antibodi) yang dibentuk
oleh tubuh. Daya reaksi imunologik tubuh, khususnya kulit terhadap zat-
zat asing yang berkhasiat sebagai antigen bersifat amat khas dan
berlangsung amat lama. Zat-zat yang dapat menyebabkan alergi antara
lain berupa:
a. Makanan, minuman dan obat-obatan.
b. Bahan-bahan yang ditempelkan pada kulit seperti kosmetika (alas
bedak, bedak, lipstik, parfum, hair spray, cat rambut) dan obat-obatan
(salep, balsam atau krim).
c. Bahan yang dihirup seperti udara, debu.

Pada umumnya reaksi alergi pada kulit menunjukkan gejala kulit


terlihat merah, gatal, bengkak, sesak napas dan pingsan. Reaksi alergi
dapat terjadi segera setelah kontak dengan zat tersebut atau beberapa saat
setelah kontak dengan zat-zat tersebut. Sebagai langkah pencegahan,
hindari penggunaan zat atau bahan yang dapat menimbulkan alergi.

5. Penuaan Dini
Sebum berfungsi sebagai pertahanan terhadap musuh utama
kecantikan wanita yaitu penuaan dini. Penuaan dini sering terjadi pada
kulit yang berjenis kering, karena kadar sebum dalam kulit kering sangat
sedikit. Biasanya penuaan dini ditandai dengan kondisi kulit terlihat lelah,
kering, bersisik, kasar dan disertai munculnya keriput dan noda hitam
atau flek. Penuaan dini disebabkan oleh dua faktor yaitu pertama faktor
internal, seperti keturunan, kesehatan dan daya tahan, dan kejiwaan.
Faktor internal merupakan proses alamiah yang tidak mungkin dihindari
setiap manusia. Hal ini dapat juga dipicu oleh stres dan perubahan
hormonal, dan faktor ini hanya dapat dikurangi efeknya, dengan cara
perawatan wajah yang tepat, rutin dan lembut, mengurangi stres serta
mencoba hidup santai. Penyebab yang kedua adalah faktor eksternal yang
meliputi:
a. Radikal bebas yaitu molekul ganas yang menggerogoti sel-sel tubuh
termasuk jaringan kalogen. Sebagian ahli berpendapat bahwa radikal
bebas terbentuk sebagai efek polusi lingkungan, paparan sinar
matahari, pemakaian air yang tercampur bahan kimia, perubahan cuaca
dan faktor lain yang mengganggu pertumbuhan normal kalogen.
Pencegahan radikal bebas dapat dilakukan dengan mengatur pola
makan, diet yang mengandung protein tinggi dan mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung vitamin seperti buah dan sayuran.
Dengan gizi yang baik, struktur sel akan membaik hingga proses
penuaan dini dapat diperlambat.
b. Sinar matahari. Untuk menghindari pengaruh buruk sinar matahari,
hindari saat sinar matahari memancarkan sinar ultra violet di titik
kulminasi (antara pukul 10.00 – 15.00) dan selalu mengenakan tabir
surya pada wajah dan bagian tubuh yang terbuka setiap keluar ruangan.
c. Kelembaban udara. Kelembaban udara yang tinggi dan tidak stabil
seperti di alam tropis ini, menjadi penyebab terjadinya penuaan dini,
terutama jika kulit tidak dilindungi dengan baik. Salah satu cara
melindungi kelembaban kulit adalah dengan mengenakan pelembab
yang dapat mempertahankan kadar air dalam kulit. Untuk melindungi
kelembutan kulit, gunakan pelembab pada wajah dan body lotion yang
sesuai dengan jenis kulit pada seluruh tubuh terutama yang tidak
terlindungi oleh pakaian. Pelembab yang baik untuk melembabkan
kulit kering dan kulit normal, pilih bahan pelembab yang mengandung
humektan sebagai pengikat air yaitu asam alfa-hidroksi A-HA/Alpha-
Hidroksi Acid) Sinar matahari dapat menimbulkan masalah pada kulit,
terutama pada mereka yang suka mandi matahari atau terkena terpaan
langsung sinar matahari secara terus menerus yang mengakibatkan
kulit keriput dan timbul penuaan lebih dini. Sinar matahari diduga kuat
sebagai penyebab kanker kulit. Bila terpaksa harus melakukan kegiatan
di bawah terpaan sinar matahari, gunakan topi pelindung dan oleskan
krim pelindung yang mengandung Sun Protection Factor (SPF) 15.

Tips menjaga kecantikan dan kesehatan kulit (penuaan dini) Selalu


menggunakan tabir surya/sun block/sun cream sedini mungkin dengan
SPF (Sun Protecting Factor) 15 yang mengandung titanium dioksida dan
avobenzena untuk melindungi kulit dari sinar matahari yang
mengakibatkan kelainan warna kulit, kerutan dan kulit menjadi kendur.
a. Lakukan perawatan secara teratur, meliputi penggunaan scrub atau
peeling (untuk menghilangkan sel-sel kulit mati), memperbaiki
sirkulasi darah/getah bening di kulit dengan massage, pemberian
nutrisi, serum, gel atau masker yang mengandung bahan-bahan yang
melembabkan kulit dan berfungsi sebagai antioksidan.
b. Perbanyak mengkonsumsi sayur dan buah segar berwarna sebagai
sumber nutrisi dan antioksidan untuk menjaga kecantikan kulit. Hindari
junk food atau produk olahan.
c. Mengkonsumsi produk dari bahan kacang kedelai (tahu, tempe, susu
kacang kedelai), kurma dan minum teh yang berasal dari biji adas
sebagai sumber estrogen alami.
d. Minum air putih paling sedikit 2,5 liter perhari untuk menjaga
kelembaban kulit dan kurangi konsumsi kopi dan soft drink.
e. Minum teh hijau minimal 2 cangkir sehari, karena mengandung
antioksidan yang lebih paten.
f. Mengkonsumsi suplemen antioksidan seperti vitamin A (betakarotin),
vitamin C, vitamin E, vitamin B-kompleks dan beberapa mineral
seperti selenium seng.
g. Lakukan olahraga yang dapat menggerakkan sebagian otot di tubuh
seperti jalan cepat, jogging, senam aerobik, berenang minimal 3 kali
seminggu. Hal ini dapat melancarkan aliran darah/getah bening,
sehingga asupan nutrisi dan oksigen pada sel-sel lebih baik serta
mempercepat pembentukan sel-sel kulit yang baru.

6. Kelainan Kelenjar Keringat


Kelainan-kelainan kulit yang disebabkan terganggunya kelenjar
keringat yaitu:
a. Biang keringat (miliaria), yaitu suatu kelainan kulit yang disebabkan
oleh adanya retensi keringat akibat tersumbatnya poripori kelenjar
keringat. Timbulnya biang keringat biasanya kalau udara panas atau
lembab. Penyumbatan pori-pori kelenjar keringat disebabkan oleh
bakteri-bakteri yang menimbulkan peradangan atau pembengkakan,
akibatnya kulit menjadi gatal. Biang keringat terdapat di daerah dahi,
leher, dada dan punggung.
b. Hiperidrosis, yaitu suatu keadaan bilamana keringat dihasilkan
berlebihan. Kelebihan keringat dapat terjadi di seluruh badan atau
hanya setempat misalnya di telapak tangan atau kaki. Hiperdrosis dapat
terjadi secara fisiologis, karena suatu penyakit dan faktor psikis.
c. Anidrosis yaitu suatu keadaan bila kulit tidak dapat berkeringat, yang
disebabkan kelenjar keringat tidak mampu berfungsi lagi atau karena
suatu penyakit.
d. Bromidrosis yaitu terdapatnya keringat yang berbau atau biasa disebut
bau badan yang mungkin disebabkan oleh bakteri di kulit yang
mengadakan dekomposisi keringat, atau karena kelenjar keringat
apokrin bekerja lebih aktif. Bromidrosis selalu disertai hiperdrosis dan
higiene kulit yang baik dapat mencegah bromidrosis.
B. INDERA PENDENGARAN
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks
(pendengaran dan keseimbangan), anatominya juga sangat rumit . Indera
pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas
kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan
pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui
bicara tergantung pada kemampuan mendengar.

A. Bagian anatomi telinga terdiri dari:

1. Telinga luar

Telinga luar adalah bagian telinga yang terdapat sebelah luar membran
timpani. Telinga luar terdiri dari:

a. Daun telinga

Aurikula atau daun telinga adalah suatu lempengan tulang rawan yang
berlekuk-lekuk ditutupi oleh kulit dan dipertahankan pada tempatnya oleh
otot dan ligamentum, berfungsi sebagai tempat untuk menampung
gelombang suara yang datang dari luar masuk ke dalam telinga.

b. Membran timpani

Membran timpani adalah antara telinga luar dan telinga tengah yang
terdapat selaput gendang telinga. Bagian membran timpani sebelah atas
disebut pars flacida (membran shrapnel) bagian yang lebih besar disebelah
bawah disebut pars tensa membran timpani. Membran timpani terdiri 3
lapisan, yaitu:

1) Lapisan squamosa
2) Lapisan mukosa
3) Lapisan fibrosa terdiri serat melingkar dan serat radial

c. Saluran liang telinga luar

Sepertiga luar saluran telinga luar tersusun atas tulang rawan, tulang
keras dan mengandung folikel rambut, kelenjar serumentosa, dan kelenjar
sebasea (kelenjar minyak). Sedangkan 2/3 dalam saluran telinga luar
tersusun atas tulang, dan tidak mengandung kelenjar. Saluran telinga luar
dilapisi kulit sebagai kelanjutan kulit daun telinga. Di bagian dalam, kulit
saluran telinga luar membentuk lapisan terluar gendang telinga. Panjang
saluran telinga luar sekitar 2,5 cm sampai 3 cm (orang dewasa) dengan
diameter 1 cm, dan bentuknya mirip huruf S kurus. Fungsi utama saluran
telinga luar adalah mengumpulkan dan mengarahkan input suara dari luar
menuju gendang telinga. Telinga luar merupakan tulang rawan (kartilago)
yang dilapisi oleh kulit, daun telinga kaku tetapi juga lentur. Suara yang
ditangkap oleh daun telinga mengalir melalui saluran telinga ke gendang
telinga. Gendang telinga adalah selaput tipis yang dilapisi oleh kulit, yang
memisahkan telinga tengah dengan telinga luar. Aurikula atau daun telinga
adalah suatu lempengan tulang rawan yang berlekuk-lekuk ditutupi oleh
kulit dan dipertahankan pada tempatnya oleh otot dan ligamentum,
berfungsi sebagai tempat untuk menampung gelombang suara yang datang
dari luar masuk ke dalam telinga. Meatus akustikus eksterna atau liang
telinga adalah saluran penghubung aurikula dengan membran timpani yang
panjangnya sekitar 2,5 cm terdiri dari tulang rawan dan tulang keras,
saluran ini mengandung rambut, kelenjar sebasea, dan kelenjar keringat,
khususnya menghasilkan sekret-sekret yang berbentuk serum. Membran
timpani adalah antara telinga luar dan telinga tengah yang terdapat selaput
gendang telinga.

2. Telinga tengah

Telinga tengah terdiri dari:


a. Membran timpani
Membran timpani adalah antara telinga luar dan telinga tengah yang
terdapat selaput gendang telinga. Membran timpani terdiri 3 lapisan, yaitu:
1) Lapisan squamosa
2) Lapisan mukosa
3) Lapisan fibrosa terdiri serat melingkar dan serat radial
Bagian membran timpani sebelah atas disebut pars flacida (membran
shrapnel) bagian yang lebih besar disebelah bawah disebut pars tensa
membran timpani.

b. Kavum timpani
Kavum timpani adalah rongga di dalam tulang temporalis yang
mempunyai tiga buah tulang pendengaran yang terdiri dari maleus, inkus,
dan stapes yang melekat pada bagian dalam membran timpani dan bagian
dasar tulang stapes membuka pada fenestra ovalis.

c. Tulang – tulang pendengaran


Tulang – tulang pendengaran terdiri atas Maleus (palu), tapes
(sanggurdi), dan Incus (landasan).
d. Tuba eustachius
Tuba eustachius adalah saluran tulang rawan yang panjangnya sekitar
3,7 cm berjalan miring ke bawah agak ke depan, dilapisi oleh lapisan
mukosa. Tuba eustachius menghubungkan rongga telinga tengah dengan
nasofaring. Bagian lateral tuba eustakius adalah yang bertulang sementara
dua pertiga bagian medial bersifat kartilaginosa. Origo otot tensor timpani
terletak di sebelah atas bagian bertulang sementara kanalis karotikus
terlclak di bagian bawahnya. Bagian bertulang rawan berjalan melintasi
dasar tengkorak untuk masuk ke faring di atas otot konstriktor superior.
Bagian ini biasanya tertutup tapi dapat dibuka melalui kontraksi otot
levator palatinum dan tensor palatinum yang masing-masing disarafi
pleksus faringealis dan saraf mandibularis. Tuba eustakius berfungsi untuk
menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membran timpani.
e. Antrum timpani
Antrum timpani adalah rongga tidaak teratur yang agak luas yang
terletak di bagian bawah samping dari kavum timpani. Antrum timpani
dilapisi oleh mukosa yang merupakan lanjutan dari lapisan mukosa kavum
timpani, rongga ini berhubungan dengan bebrapa rongga kecil yang
disebut sellula mastoid yang terdapat di belakang bawah antrum di dalam
tulang temporalis. Namun dengan adanya hubungan ini dapat
mengakibatkan menjalarnya proses radang.

Telinga tengah yang terisi udara dapat diibaratkan sebagai suatu kotak
dengan enam sisi. Dinding posteriornya lebih luas daripada dinding anterior
sehingga kotak tersebut berbentuk baji. Promon-torium pada dinding medial
meluas ke lateral ke arah umbo dari membrana timpani sehingga kotak
tersebut lebih sempit pada bagian tengah. Dinding superior telinga tengah
berbatasan dengan lantai fosa krani media. Pada bagian atas dinding posterior
terdapat aditus antrum tulang mastoid dan di bawahnya adalah saraf fasialis.
Otot stapedius timbul pada daerah saraf fasialis dan tendonnya menembus
melalui suatu piramid tulang menuju ke leher stapes. Saraf korda timpani
timbul dari saraf fasialis di bawah stapedius dan berjalan ke lateral depan
menuju inkus tetapi di medial maleus, untuk keluar dari telinga tengah lewat
sutura petrotimpanika. Korda timpani kemudian bergabung dengan saraf
lingualis dan menghantarkan serabut-serabut sekretomotorik ke ganglion
submandibularis dan serabut-serabut pengecap dari dua pertiga anterior lidah.
Dasar telinga tengah adalah atap bulbus jugularis yang di sebelah
superolateral menjadi sinus sig-modeus dan lebih ke tengah menjadi sinus
transversus. Keduanya adalah aliran vena utama rongga tengkorak. Cabang
aurikularis saraf vagus masuk ke telinga tengah dari dasarnya. Bagian bawah
dinding anterior adalah kanalis karotikus. Di atas kanalis ini, muara tuba
eustakius dan otot tensor timpani yang menempati daerah superior tuba
kemudian membalik, melingkari prosesus kokleariformis dan berinsersi pada
leher maleus.
Dinding lateral dari telinga tengah adalah dinding tulang epitimpanum di
bagian atas, membrana timpani, dan dinding tulang hipotimpanum di bagian
bawah. Bangunan yang paling menonjol pada dinding medial adalah
promontorium yang menutup lingkaran koklea yang pertama. Saraf
timpanikus berjalan melintas promontorium ini. Fenestra rotundum terletak di
posteroinferior dari promontorium, sedangkan kaki stapes terletak pada
fenestra ovalis pada batas posterosuperior promontorium. Kanalis falopi
berulang yang dilalui saraf fasialis terletak di atas fenestra ovalis mulai dari
prosesus kokleariformis di anterior hingga piramid stapedius di posterior.
Rongga mastoid berbentuk seperti piramid bersisi tiga dengan puncak
mengarah ke kaudal. Atap mastoid adalah fosa krani media. Dinding medial
adalah dinding lateral fosa krani posterior. Sinus sigmoideus terletak di
bawah dura mater pada daerah ini. Pada dinding anterior mastoid terdapat
aditus ad antruin. Tonjolan kanalis semisirkularis lateralis menonjol ke dalam
antrum. Di bawah ke dua patokan ini berjalan saraf fasialis dalam kanalis
tulangnya untuk keluar dari tulang temporal melalui foramen stilomastoideus
di ujung anterior krista yang dibentuk oleh insersio otot digastrikus. Dinding
lateral mastoid adalah tulang subkutan yang dengan mudah dapat dipalpasi di
posterior aurikula
3. Telinga dalam

Terletak pada bagian tulang keras pilorus temporalis, terdapat reseptor


pendengaran dan alat pendengar ini disebut labirin. Labirintus osseous adalah
serangkaian saluran bawah yang dikelilingi oleh cairan yang disebut
perilimfe. Telinga dalam terdiri atas bagian-bagian, yaitu:

a. Vestibulum

Bagian tengah labirintus osseous pada vestibulum ini membuka fenestra


rotundum dan pada bagian belakang atas menerima muara kanalis
semisirkularis.

b. Koklea

Koklea berbentuk seperti rumah siput yang melingkar sebanyak 2,5 kali
putaran. Terdiri dari cairan kental dan organ Corti, yang mengandung ribuan
sel-sel kecil (sel rambut) yang memiliki rambut yang mengarah ke dalam
cairan tersebut. Jika kita memotong koklea secara transversal, maka di dalam
koklea terdapat 3 buah kompartemen, yaitu skala vestibulum, kavum timpani,
dan kanalis koklearis. Membrana Reissneri memisahkan skala vestibuli dari
skala media, sedangkan membrana basilaris memisahkan skala media dari
skala timpani. Di dalam skala vestibuli dan skala timpani terdapat perilimfe,
suatu cairan yang mirip dengan cairan ekstraseluler. Dan di dalam skala
media terdapat endolimfe, cairan yang mirip dengan cairan intraseluler. Di
dalam skala media inilah terletak organo korti.
c. Kanalis semisirkularis

Saluran yang berbentuk setengah lingkaran yang terdiri dari tiga saluran,
yang satu dengan yang lain membentuk sudut 90 derajat, kanalis
semisirkularis superior, kanalis semi sirkularis posterior, dan kanalis semi
sirkularis lateralis. berfungsi membantu menjaga keseimbangan. Setiap
gerakan kepala menyebabkan ciaran di dalam saluran bergerak. Gerakan
cairan di salah satu saluran bisa lebih besar dari gerakan cairan di saluran
lainnya, hal ini tergantung kepada arah pergerakan kepala. Saluran ini juga
mengandung sel rambut yang memberikan respon terhadap gerakan cairan.
Sel rambut ini memprakarsai gelombang saraf yang menyampaikan pesan ke
otak, ke arah mana kepala bergerak, sehingga keseimbangan bisa
dipertahankan. Jika terjadi infeksi pada kanalis semisirkuler, (seperti yang
terjadi pada infeksi telinga tengah atau flu) maka bisa timbul vertigo
(perasaan berputar).

d. Labirintus membranosus, yang terdiri dari:

1) Utrikulus

Berbentuk seperti kantong lonjong dan agak gepeng terpaut pada


tempatnya oleh jaringan ikat, disini terdapat saraf (nervus akustikus) pada
bagian depan dan sampingnya ada daerah lonjong yang disebut makula
akustika utrikulo. Pada dinding belakang utrikulus ada muara dari duktus
semi sirkularis daan pada dinding depannya ada tabung halus yang disebut
utrikulosa sirkularis, saluran yang menghubungkan utrikulus dengan
sakulus.

2) Sakulus

Bentuknya agak lonjong lebih kecil dari utrikulus, terletak pada bagian
depan dan bawah dari vestibulum dan terpaut erat oleh jaringan ikat,
dimana terdapaat nervus akustikus. Pada bagian depan sakulus terdapat
serabut-serabut halus cabang nervus akustikus berakhir pada makula
akustika sakuli. Pada permukaan bawah sakulus ada duktus reunien yang
menghubungkan sakulus dengan duktus koklearis, di bagian sudut sakulus
ada saluran halus yang disebut duktus endo limfatikus berjalan melalui
aquaduktus vestibularis menuju permukaan bagian bawah tulang
temporalis berakhir sebagai kantong buntu yang disebut sakus endo
limfatikus, yang terletak tepat di lapisan otak duramater.
3) Duktus semi sirkularis

Ada tiga tabung selaput semi sirkularis yang berjalan dalam kanalis
semi sirkularis (superior, posterior, dan lateralis). Luas penampangnya
sekitar sepertiga penampang kanalis semi sirkularis. Bagian duktus yang
melebar disebut ampula selaput, setiap ampula selaput mengandung satu
celah sulkus ampularis yang merupakan tempat masuknya cabang ampula
nervus akustikus, sebelah dalam ada kristal ampularis yang terlihat
menonjol ke dalam yang menerima ujung-ujung saraf.

4) Duktus koklerais

Saluran yang bentuknya seperti segitiga yang dibatasi oleh koklea


timpani, atap duktus koklearis terdapat membran vestibularisdan pada
alasnya terdapat membran basilaris. Duktus koklearis mulai dari kantong
buntu (seikum vestibular) dan berakhir tepat di seberang kanalis lamina
spiralis pada kantong buntu (seikum ampulare). Pada membran basilaris
terdapat organ korti sepanjang duktus koklearis yaang merupakan hearing
sense organ.

Bentuk telinga dalam sedemikian kompleksnya sehingga disebut sebagai


labirin. Derivat vesikel otika membentuk suatu rongga tertutup yaitu labirin
membran yang terisi endolimfe, satu-satunya cairan ekstrasclular dalam
tubuh yang tinggi kalium dan rendah natrium. Labirin membran dikelilingi
oleh cairan perilimfe (tinggi natrium, rendah kalium) yang terdapat dalam
kapsula otika. Labirin tulang dan membran memiliki bagian vestibular dan
bagian koklear. Bagian vestibularis (pa superior) berhubungan dengan
keseimbangan, sementara bagian koklearis (pars inferior) merupakan organ
pendengaran kita.
Koklea melingkar seperti rumah siput dengan dua dan satu-setengah
putaran. Aksis dari spiral tersebut dikenal sebagai modiolus, berisi berkas
saraf dan suplai arteri dari arteri vertebral. Serabut saraf kemudian berjalan
menerobos suatu lamina tulang yaitu lamina spiralis oseus untuk mencapai
sel-sel sensorik organ Corti. Rongga koklea bertulang dibagi menjadi tiga
bagian oleh duktus koklearis yang panjangnya 35 mm dan berisi endolimfe.
Bagian atas adalah skala vestibu berisi perilimfe dan dipisahkan dari duktus
koklearis oleh membrana Reissner yang tipis. Bagian bawah adalah skala
timpani juga mengandung perilimfe dan dipisahkan dari duktus koklearis oeh
lamina spiralis oseus dan membrana basilaris. Perilimfe pada kedua skala
berhubungan pada apeks koklea spiralis tepat setelah ujung buntu duktus
koklearis melalui suatu celah yang dikenal sebagai helikotrema. Membrana
basilaris scmpit pada basisnya (nada tinggi) dan melebar pada apeks (nada
rendah).
Terletak di atas membrana basilaris dari basis ke apcks adalah organ
Corti, yang mcngandung organel-organel penting untuk mekanisme saraf
perifer pendengaran. Organ Corti terdiri dari satu baris sel rambut dalam
(3.000) dan tiga baris sel rambut luar (12.000). Sel-sel ini menggantung lewat
lubang-lubang lengan horisontal dari suatu jungkat-jangkit yang dibentuk
oleh sel-sel penyokong. Ujung saraf aferen dan aferen menempel pada ujung
bawah sel rambut. Pada permukaan sel-sel rambut terdapat stereosilia yang
melekat pada suatu selubung di atasnya yang cenderung datar, bersifat
gelatinosa dan asclular, dikenal sebagai membrana tektoria. Membrana
tektoria disekresi dan disokong oleh suatu panggung yang terlelak di medial
disebut sebagai limbus.
Bagian vestibulum telinga dalam dibentuk oleh sakulus, utrikulus dan
kanalis scmisirkularis. Utri-kulus dan sakulus mengandung makula yang
diliputi oleh sel-sel rambut. Menutupi sel-sel rambut ini adalah sualu lapisan
gelatinosa yang ditembus oleh silia, dan pada lapisan ini terdapat pula otolit
yang mengandung kalsium dan dengan berat jenis yang lebih besar daripada
endolimfe. Karena pengaruh gravitasi, maka gaya dari otolil akan
membengkokkan silia sel-sel rambut dan menimbulkan rangsangan pada
reseptor.
Sakulus berhubungan dengan ulrikulus melalui suatu duktus senipit yang
juga merupakan saluran menuju sakus endolimfatikus. Makula utrikulus
terletak pada bidang yang tegak lurus terhadap makula sakulus. Ketiga
kanalis semisirkularis bermuara pada utrikulus. Masing-masing kanalis
mempunyai suatu ujung yang melebar membentuk ampula dan mengandung
sel-sel rambut krista. Sel-sel rambut menonjol pada suatu kupula gelatinosa.
Gerakan endolimfe dalam kanalis semisirkularis akan menggerakkan kupula
yang selanjutnya akan membengkokkan silia sel-sel rambut krista dan
merangsang sel reseptor.

B. Anatomi Gendang Telinga


Gendang telinga dapat kita lihat dari liang telinga seperti selaput sangat
tipis berwarna keputihan , merupakan bagian dari telinga tengah dan
mempunyai fungsi sangat penting yaitu mengubah gelombang suara
menjadi gelombang getar. Gendang telinga ini juga sekaligus menjadi
pembatas antara telinga luar dan telinga tengah ,sehingga paparan dari luar
dapat dicegah masuk kedalam telinga tengah yang mempunyai hubungan
melalui saluran langsung ke otak. Gelombang suara yang masuk kedalam
telinga melalui liang telinga ,langsung diubah menjadi gelombang getar
melalui gendang telinga yang kemudian getaran ini dieruskan melalui tiga
tulang penghantar getar sampai kerumah siput yang akan merubahnya
menjadi impuls listrik saraf yang akan diterima saraf otak kita. Bagimana
bila gendang telinga kita robek ,dapat dipastikan proses penghantaran tadi
akan terganggu dan itu artinya pendengaran kita juga akan terganggu sampai
dengan tuli ,tergantung dari seberapa besar robekan yang terjadi.

C. Proses, fisiologi, dan keseimbangan pendengaran


Seseorang dapat mendengar melalui getaran yang dialirkan melalui
udara atau tulang langsung ke koklea. Aliran suara melalui udara lebih baik
dibandingkan dengan aliran suara melalui tulang. Getaran suara ditangkap
oleh daun Telinga yang dialirkan ke liang telinga dan mengenai membran
timpani sehingga membran timpani bergetar. Getaran ini diteruskan ke
tulang-tulang pendengaran yang berhubungan satu sama lain yang
ditimbulkan oleh getaran atmosfer yang dikenal sebagai gelombang suara
dimana kecepatan dan volumenya berbeda-beda. Gelombang suara bergerak
melalui rongga telinga luar yang menyebabkan membran timpani bergetar,
getaran-getaran tersebut diteruskan menuju inkus dan stapes melalui maleus
yang terkait pada membran timpani. Karena getaran yang timbul pada setiap
tulang itu sendiri maka tulang akan memperbesar getaran yang kemudian
disalurkan ke fenestra vestibuler menuju perilimfe. Getaran perilimfe
dialihkan melalui membran menuju endolimfe dalam saluran koklea dan
rangsangan mencapai ujung – ujung akhir saraf dalam organ korti
selanjutnya dihantarkan ke otak. Perasaan pendengaran ditafsirkan otak
sebagai suara yang enak atau tidak enak, gelombang suara akan
menimbulkan bunyi.
Nesus yang terbesar dalam kanalis semisirkularis menghantarkan
impuls-impuls menuju otak. Impuls-impuls ini dibangkitkan dalam kanalis
semisirkularis, karena adanya perubahan kedudukan cairan dalam kanal atau
saluran-saluran itu. Hal ini mempunyai hubungan erat dengan kesadaran
kedudukan kepala terhadap badan. Apabila seseorang didorong ke salah satu
sisi maka kepalanya cenderung miring ke arah lain (berlawanan dengan arah
badan yang didorong) guna mempertahankan keseimbangan, berat badan
diatur, posisi badan dipertahankan sehingga jatuhnya badan dapat
dipertahankan. Perubahan kedudukan cairan dalam saluran semisirkularis
inilah yang merangsang impuls, respons badan berupa gerak refleks, guna
memindahkan berat badan serta mempertahankan keseimbangan.
C. Gangguan Fisiologi Telinga
Gangguan telinga luar dan telinga tengah dapat menyebabkan tuli
konduktif, sedangkan gangguan telinga dalam menyebabkan tuli syaraf, tuli
koklea, dan tuli retrokoklea.
1. Tuli konduktif
a) Penyebab dari telinga luar disebabkan oleh atresia liang telinga
(keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang badan normal atau
organ tertutup secara congenital), serumen obturan, otitis eksterna
cryrcumsripta, dan osteoma liang telinga.
b) Penyebab dari telinga tengah disebabkan oleh tuba katar, sumbatan
tuba eustachius, otitis media, otosklerosis, timpani skelerosis,
hemotimpani, dan dislokasi tulang pendengaran.
2. Tuli sensori neural (perseptif)
Dibagi menjadi tuli sensori neural coklea dan tuli sensori neural retrokoklea.
a) Tuli sensori neural coclea disebabkan oleh aplasia (kongenital),
labirintitis oleh bakteri/virus, intoksikasi obat dan alkohol, trauma
kapitis, trauma akustik, terpapar bising, dan presbicusis.
b) Tuli sensori neural retrokoklea disebabkan oleh neuroma akustik,
tumor sudut pons serebellum, cidera otak, dan perdarahan otak.
Tuli secara umum disebut juga presbikusis, yaitu penurunan kemampuan
mendengar pada usia lanjut. Pemeriksaan pendengaran dilakukan dengan
garpu tala (512, 1024 ds 20448 Hz), tes bisik, dan audiometer nada murni.
Secara fisiologis telinga dapat mendengar nada murni antara 20 – 18.000
Hz. Pendengaran sehari-hari efektif antara 500 – 2000 Hz. Pemeriksaan
pendengaran dilakukan secara kualitatif dengan menggunakan garpu tala
dan kuantitatif dengan menggunakan audiometer.
3. Vertigo
Didefinisikan sebagai halusinasi atau ilusi gerakan gerakan seseorang
lingkungan seseorang yang dirasakan. Kebanyakan orang yang menderita
vertigo menggambarkan rasa berputar putar atau merasa seolah-olah
benda berputar mengitari. Vertigo adalah gejala klasik yang dialami
ketika te disfungsi yang cukup cepat dan asimetris sistem vestibuler
perifer (telinga dalam).
4. Tinnitus (Telinga berdenging)
Telinga berdenging sebenarnya bukanlah penyakit, melainkan gejala
awal yang dapat menyebabkan sejumlah kondisi medis. Seperti
berkurangnya atau hilangnya pendengaran karena terjadinya kerusakan
pada mata atau indikasi dari penyakit sistem sirkulasi pada tubuh. Meski
tak sampai menganggu penampilan, namun bisa dipastikan menimbulkan
ketidaknyamanan serta menghilangkan kosentrasi saat melakukan segala
macam aktivitas.
Gejala dari tinnitus ada beberapa macam, yaitu diantaranya:
a) Penderita mengalami gangguan seolah suara-suara tersebut
ditimbulkan dari luar telinga padahal justru sebaliknya. Suara-suara
tersebut berasala dari dalam telinga sendiri.
b) Telinga terdengar berisik, seperti berdenging, berdengung, berdenyut,
menderum, atau berbunyi.
c) Bunyi-bunyian yang terdengar bisa bervariasi mulai pelan sampai
memekakkan telinga.
d) Dari hari ke hari pendengaran semakin berkurang hingga akhirnya
menghilang sama sekali.

Penyebab tinnitus karena di dalam telinga terdapat ribuan sel-sel


pendengaran yang menjaga sinyal listrik dan rambut mikroskopik
membentuk jumbai pada permukaan dari masing-masing sel-sel
pendengaran. Saat kondisi normal, rambut-rambut ini bergerak seirama
dengan tekanan dari gelombang suara. Pergerakan ini dipicu sel-sel untuk
memutus sinyal listrik melalui jaringan syaraf dari pendengaran. Otak
akan menerjemahkan sinyal ini sebagai suara. Jika rambut-rambut ini
mengalami kerusakan, mereka akan bergerak secara random pada
keadaan yang konstan. Karena tidak mampu menahan ‘pengisian listrik’,
pada sel-sel pendengaran terjadi kebocoran. Sinyal-sinyal listrik ke otak
sebagai bunyi yang amat berisik.
Kerusakan sel-sel pendengaran di dalam telinga bisa disebabkan oleh:
a)Pertambahan usia secara otomatis akan mengurangi kemampuan
pendengaran seseorang.
b)Telinga mengalami trauma sehingga terjadi pengikisan kemampuan
pendengaran. Itu sebabnya sangat tidak dianjurkan untuk terlalu sering
mendengar suara yang terlalu keras dalam periode yang lama.
c)Efek samping penggunaan obat tertentu dalam waktu yang lama.
Seperti penggunaan aspirin, obat untuk malaria atau obat kram pada
kaki, antibiotik dan obat anti radang. Biasanya bunyi-bunyian yang
mengganggu tersebut akan hilang saat konsumsi obat-obatan tersebut
dihentikan.
d)Gangguan pada rahang atau terjadinya perubahan pada tulang pada
telinga.
e)Terlalu banyak minum minuman beralkohol
f)Bergesernya tulang pada telinga bagian tengah berdampak pada
pendengaran.
g)Terjadinya trauma akibat benturan pada kepala atau leher yang
berdampak pada telinga bagian dalam.
h)Terjadinya kelebihan cairan telinga (congek) karena menderita infeksi
telinga.
i)Menderita tekanan darah tinggi dan adanya tumor pada kepala atau
leher.
Pencegahan tinnitus dapat dilakukan dengan menghindari penyebab
stress sebisa mungkin. Sebab stress dapat memperburuk dampak tinnitus.
Selain itu istirahat yang cukup, olahraga yang teratur, hindari tempat yang
bising, kendalikan tekanan darah, dan hindari konsumsi rokok dan kopi.
Pengobatan tinnitus tergantung pada penyebabnya. Tapi jika dikarenakan
faktor usia serta kerusakan permanen dari dalam telinga, maka gangguan
ini tak dapat disembuhkan. Namun jika bunyi denging diakibatkan
kondisi kesehatan yang lain, dokter akan mengambil langkah untuk
mengurangi gangguan tersebut.
D. Gambar anatomi telinga
1. Bagian-bagian telinga

2. Membran timpani dan rumah siput

Keterangan gambar potongan rumah siput:


1. Skala vestibuli
2. Skala media
3. Skala timpani
4. Sel rambut luar
5. Sel rambut dalam
6. Saraf pendengaran
C. INDERA PENGELIHATAN
Indera pengelihatan yang terletak pada mata (organ visus) terdiri dari
organ okuli assesoria (alat bantu mata) dan okulus (bola mata). Saraf indera
pengelihatan, saraf optikus (urat saraf kranial kedua), timbul dari sel-sel
ganglion dalam retina, bergabung untuk membentuk saraf optikus.

1. ALIS

Dua potong kulit tebal yang melengkung ditumbuhi oleh bulu yang
berfungsi sebagai pelindung mata dari sinar matahari yang sangat terik dan
sebagai alat kecantikan.

2. KELOPAK MATA

Terdiri dari dua bagian kelopak mata atas dan kelopak mata bawah,
fungsinya adalah sebagai pelindung mata sewaktu-waktu jika ada gangguan
pada mata (menutup dan membuka mata). Kelopak mata merupakan lipatan
kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata secara refleks segera
menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan cahaya
yang sangat terang. Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan
cairan ke seluruh permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata
mempertahankan kelembaban permukaan mata. Tanpa kelembaban tersebut,
kornea bisa menjadi kering, terluka dan tidak tembus cahaya. Bagian
dalam kelopak mata adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga
membungkus permukaan mata. Lapisan kelopak mata terdiri dari lima
lapisan, yaitu:
a. Lapisan kukit tipis di bagian tubuh manusia dan tidak mengandung lemak
sub kutan.
b. Lapisan otot orbikularis okuli yang berfungsi untuk menutup mata.
c. Jaringan areolar yaitu rongga dibawah otot orbikularis okuli yang
berhubungan dengan mata kanan dan kiri serta berhubungan dengan
lapisan subaponeurotik dari kulit kepala.
d. Tarsus, yaitu jaringan fibrous atau serat padat dengan sedikit jaringan
elastis.
e. Konjungtiva palpebra atau konjungtiva tarsalis yang melekat dengan
tarsus.
3. KELENJAR AIR MATA
Terdiri dari kelenjar majemuk yang terlihat pada sudut sebelah atas
rongga orbita, kelenjar itu mengeluarkan air mata yang dialirkan ke dalam
kantong konjungtiva dari dalam saluran kelenjar lakrimalis, bila bola mata
dikedipkan maka air mata akan menggenangi seluruh permukaan bola mata,
sebagian besar cairan air mata menguap dan sebagian lagi masuk ke dalam
hidung melalui saluran nasolakrimalis. Air mata mengalir dari mata ke dalam
hidung melalui 2 duktus lakrimalis, setiap duktus memiliki lubang di ujung
kelopak mata atas dan bawah, di dekat hidung. Air mata berfungsi menjaga
kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan membuang partikel-partikel
kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya akan antibodi yang
membantu mencegah terjadinya infeksi. Selain itu, air mata mengandung lendir,
garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata juga berfungsi sebagai alat
pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata.

4. ORGAN OKULI ASSESORIA

Organ okuli assesoria (alat pembantu mata), terdapat disekitar bola mata
yang sangat erat hubungannya dengan mata, yang terdiri dari:

A. Kavum Orbita

Kavum orbita merupakan rongga mata yang bentuknya seperti kerucut


dengan puncaknya mengarah ke depan, dan ke dalam. Dinding rongga mata
dibentuk oleh tulang:

1) Os frontalis

2) Os zigomatikum

3) Os slenodial

4) Os etmodial

5) Os palatum

6) Os lakrimal

Rongga mata mempunyai beberapa celah yang menghubungkan rongga


mata dengan rongga otak, rongga hidung, rongga etmodialis, dan
sebagainya. Rongga mata ini berisi jaringan lemak, otot, fasia, saraf,
pembuluh darah, dan aparatus lakrimalis. Aparatus lakrimal penting untuk
produksi dan pengaliran air mata. Air mata mengandung garam, mukosa dan
lisozim suatu bakteriosida. Cairan ini membasahi permukaan mata dan
mempertahankan kelembabannya. Berkedip menekan kelenjar lakrimal dan
menyebabkan produksi air mata. Air mata keluar melalui pungtum papila
lakrimal, yang menyambung kantong lakrimal. Kantong membuka ke dalam
duktus nasolakrimal yang ada pada gilirannya akan masuk ke rongga nasal.
B. Supersilium (Alis mata)

Supersilium adalah batas orbita dan potong kulit tebal yang tebal dan
melengkung, ditumbuhi oleh bulu pendek yang berfungsi sebagai kosmetik
atau alat kecantikan.

C. Palpebra (Kelopak mata)

Palpebra adalah dua buah lipatan atas dan bawah kulit kulit yang terletak
di depan bulbus okuli, kelopak mata atas lebih besar daripada kelopak mata
bawah. Kelopak mata atas lebih mudah digerakkan karena terdiri dari
mulkulus palpebra superior. Pada bagian samping mata terdapat silia (bulu
mata) dan tarsus yang merupakan bagian dari kelopak yang berlipat-lipat.
Pada tarsus terdapat kelenjar tarsalia, kelenjar sebasea dan kelenjar
keringat. Fungsi dari palpebra adalah untuk melindungi bola mata,
membasahi dan melicinkan permukaan bola mata serta bekerja sebagai
jendela memberi jalan masuknya sinar kedalam bola mata.

D. Bola Mata atau bulbus okuli

Bola mata berdiameter ±2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam dalam


rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian luar.
Didalam bola mata terdapat kelenjar air mata yang fungsinya sebagai
penghasil air mata dan saluran air mata yang menyalurkan air mata dari
fornik konjungtiva ke dalam rongga hidung. Pada bola mata dapat
dibedakan dinding dan isinya atau alat-alat penyusunnya. Bola mata dibatasi
oleh dinding yang terdiri dari tiga lapisan, yakni:
1) Lapisan luar atau tunika fibrosa
a) Sklera, merupakan lapisan terluar dan berwarna putih. sklera memberi
bentuk pada bola mata dan memberikan tempat perlekatan untuk otot
ekstrensik. Bagian depan sklera tertutup oleh kantong konjungtiva.
b) Kornea merupakan perpanjangan anterior yang transparan dari sklera di
bagian depan mata. Bagian ini mentransmisi cahaya dan memfokuskan
berkas cahaya.
2) Lapisan tengah atau tunika vaskular atau uvea. Yaitu diantaranya:
a) Koroid, merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah
kecuali bagian depan. Hal ini erat kaitannya dengan fungsi koroid sebagai
penyedia makanan bagi bagian-bagian lain dari mata.
b) Badan siliaris, suatu penebalan di bagian anterior lapisan koroid,
mengandung pembuluh darah dan otot siliaris. Otot melekat pada ligamen
suspensiorik, tempat perlekatan lensa.
c) Iris atau selaput pelangi, bagian inilah yang menyebabkan terjadinya
perbedaan warna mata. Pupil, merupakan ruang terbuka yang bulat pada
iris yang harus dilalui cahaya untuk dapat masuk ke anterior mata.
Ukuran pupil dapat berubah secara refleks yang dikendalikan otot-otot
melingkar pada iris. Perubahan ini berkaitan dengan intensitas cahaya
yang diterima mata. Jika cahaya yang diterima sangat terang maka pupil
akan mengecil (kontriksi) dan bila redup maka pupil akan melebar
(delatasi).

3) Lapisan dalam
Lapisan dalam yakni retina atau sering disebut selaput jala. Lapisan ini
merupakan lapisan yang tipis dan transparan, terdiri dari lapisan
terpigmentasi luar dan lapisan jaringan saraf dalam. Lapisan terpigmentasi
luar pada retina melekat pada lapisan koroid. Lapisan ini adalah lapisan
tunggal sel epitel kuboidal yang mengandung pigmen melanin dan berfungsi
untuk menyerap cahaya berlebih dan mencegah refleksi internal berkas
cahaya yang melalui bola mata. Lapisan ini juga menyimpan vitamin A.
Lapisan jarigan saraf dalam (optikal), yang terletak bersebelahan
dengan lapisan terpigmentasi adalah struktur kompleks yang terdiri dari
berbagai jenis neuron yang tersusun dalam sedikitnya sepuluh lapisan
terpisah. Sel batang adalah neuron silindris bipolar yang bermodifikasi
menjadi dendrit sensitif cahaya. Setiap mata berisi sekitar 120 juta sel
batang terletak terutama pada perifer retina. Sel batang tidak sensitif
terhadap warna dan bertanggung jawab untuk penglihatan di malam hari.
Sel kerucut berperan dalam persepsi warna. Sel ini berfungsi pada
tingkat intensitas cahaya yang tinggi dan berperan dalam penglihatan siang
hari. Sel kerucut mengandung iodopsin (retinal yang terikat pada opsin yang
berbeda dengan osin pada sel batang. Iodopsin ini bisa saja bersifat sensitif
biru, sensitif merah dan sensitif hijau. Jadi ketika ketiga unsur warna ini
tidak terdapat pada sel kerucut seseorang maka orang itu akan menderita
buta warna total, namun jika tidak terdfapat salah satunya saja maka orang
tersebut akan menderita buta warna sebagian. Neuron bipolar membentuk
lapisan tengah dan menghubungkan sel batang dan sel kerucut ke sel-sel
ganglion. Sel ganglion mengandung akson yang bergabung pada regia
khusus dalam retina untuk membentuk saraf optik. Sel horizontal dan sel
amakrin merupakan sel lain yang ditemukan dalm retina, sel ini berperan
untuk menghubungkan sinaps-sinaps lateral. Bintik buta (diskus optik)
adalah titik keluar saraf optik. Karena tidak ada fotoreseptor pada area ini
maka tidak ada sensasi penglihatan yang terjadi saat cahaya jatuh ke area
ini. Lutea makula adalah area kekuningan yang terletak agak lateral
terhadap pusat. Fovea adalah pelekukan sentral makula lutea yang tidak
memiliki sel batang dan hanya mengandung sel kerucut. Bagian ini adalah
pusat visual mata, bayangan yang terfokus di sini akan diinterpretasikan
dengan jelas dan tajam oleh otak.
E. Muskulus Okuli (Otot penggerak bola mata)
Merupakan otot ekstrinsik mata yang terdiri dari tujuh buah otot, enam
buah otot diantaranya melekat dengan os kavum orbitalis dan satu buah
mengangkat kelopak mata ke atas. Otot ini menggerakkan mata dengan
fungsi ganda dan untuk pergerakan mata tergantung pada letak dan sumbu
penglihatan sewaktu aksi otot. Otot penggerak bola mata terdiri enam otot
yaitu:
a. Muskulus levator palpebralis superior inferior, berfungsi mengangkat
kelopak mata.
b. Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, berfungsi untuk menutup
mata.
c. Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata), berfungsi untuk
menutup mata.
d. Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata), berfungsi
menggerakkan mata dalam (bola mata).
e. Muskulus obliques okuli inferior, berfungsi menggerakkan bola mata ke
bawah dan ke dalam.
f. Muskulus obliques okuli superior, berfungsi memutar mata ke atas, ke
bawah, dan ke luar.
Muskulus rektus okuli berorigo pada anulus tendineus komunis, yang
merupakan sarang fibrosus yang menyelubungi nervus optikus. Strabismus
atau juling disebabkan tidak seimbangnya atau paralise kelumpuhan fungsi
dari salah satu otot mata.
F. Konjungtiva
Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang
membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis)
dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva
bersambungan dengan kulit pada tepi kelopak (persambungan mukokutan)
dan dengan epitel kornea di limbus. Konjungtiva palbebralis melapisi
permukaan posterior kelopak mata dan melekal erat ke tarsus. Di tepi
superior dan inferior tarsus, konjungtiva melipat ke posterior (pada fornices
superior dan inferior) dan membungkus jaringan episklera dan menjadi
konjungtiva bulbaris. Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke septum
orbitale di fornices dan melipat berkali-kali. Pelipatan ini memungkinkan
bola mata bergerak dan memperbesar permukaan konjungtiva sekretorik.
Duktus-duklus kelenjar lakrimalis bermuara ke forniks temporal superior,
kecuali di limbus (tempat kapsul Tenon dan konjungtiva menyatu sejauh 3
mm), konjungtiva bulbaris melekat longgar ke kapsul tenon dan sklera di
bawahnya. Lipatan konjungtiva bulbaris yang tebal, mudah bergerak dan
lunak (plika semilunaris) terletak di kanthus internus dan membentuk kelopak
mata ketiga pada beberapa binatang. Struktur epidermoid kecil semacam
daging (karunkula) menempel superfisial ke bagian dalam plika semilunaris
dan merupakan zona transisi yang mengandung clemen kulit dan membran
mukosa.

Lapisan epitel konjungtiva terdiri dari dua hingga lima lapisan sel epitel
silinder bertingkat, superfisial dan basal. Lapisan epitel konjungtiva di dekat
limbus, di atas karunkula, dan di dekat sambungan mukokutan pada tepi
kelopak mata terdiri dari sel-sel epitel skuamosa. Sel-sel epitel superfisial
mengandung sel-sel goblet bulat atau oval yang mensekresi mukus. Mukus
mendorong inti sel goblet ke tepi dan diperlukan untuk dispersi lapisan air
mata secara merata di seluruh prekornea. Sel-sel epitel basal berwarna lebih
pekat daripada sel -sel superfisial dan di dekat limbus dapat mengandung
pigmen. Stroma konjungtiva dibagi menjadi satu lapisan adenoid (superfisial)
dan satu lapisan fibrosa (profundus). Lapisan adenoid mengandung jaringan
limfoid dan di beberapa tempat dapat mengandung struktur semacam folikel
tanpa sentrum germinativum. Lapisan adenoid tidak berkembang sampai
setelah bayi berumur 2 atau 3 bulan. Hal ini menjelaskan mengapa
konjungtivitis inklusi pada noconatus bersifat papiler bukan folikuler dan
mengapa kemudian menjadi folikuler. Lapisan fibrosa tersusun dari Jaringan
penyambung yang melekat pada lempeng tarsus. Hal ini menjelaskan
gambaran reaksi papiler pada radang konjungtiva. Lapisan fibrosa tersusun
longgar pada bola mata. Kelenjar air mata asesori (kelenjar Krause dan
Wolfring), yang struktur dan funginya mirip kelenjar lakrimal, terletak di
dalam stroma. Sebagian besar kelenjar Krause berada di forniks atas, dan
sedikit ada di forniks bawah. Kelenjar Wolfring terletak di tepi atas tarsus
atas.

Arteri-arteri konjungtiva berasal dari arteri siliaris anterior dan arteri


palpebralis. Kedua arteri ini beranastomosis bebas dan bersama dengan
banyak vena konjungtiva yang umumnya mengikuti pola arterinya
membentuk jaring-jaring vaskuler konjungtiva yang banyak sekali. Pembuluh
limfe konjungtiva tersusun dalam lapisan superfisial dan lapisan profundus
dan bersambung dengan pembuluh limfe kelopak mata hingga membentuk
pleksus limfatikus yang kaya. Konjungtiva menerima persarafan dari
percabangan (oftalmik) pertama nervus V. Saraf ini hanya relatif sedikit
mempunyai serat nyeri.

Penyakit pada konjungtiva disebut "keratokonjungtivitis vernalis" ini juga


dikenal sebagai "konjungtivitis musiman" atau "konjungtivitis musim
kemarau", adalah penyakit alergi bilateral yang jarang terjadi, biasanya mulai
dalam tahun-tahun prapubertas dan berlangsung 5-10 tahun. Penyakit ini
lebih banyak terdapat pada anak laki-laki daripada perempuan. Alergen
spesifiknya sulit dilacak, namun pasien keratokonjungtivitis vernalis kadang-
kadang menampakkan manifestasi alergi lainnya yang berhubungan dengan
sensitivitas tepung sari rumput. Penyakit ini lebih jarang di daerah beriklim
sedang daripada di daerah dingin. Penyakit ini hampir selalu lebih parah
selama musim semi, musim panas dan musim gugur daripada di musim
dingin. Pasien umumnya mengeluh gatal dan mata berserat-serat. Biasanya
terdapat riwayat keluarga alergi (demam jerami, eczema, dan lainnya) dan
kadang-kadang pada pasien muda juga terjadi keratokonjungtivitis.
Konjungtiva tampak putih seperti susu, dan terdapat banyak papilla halus di
konjungtiva tarsalis inferior. Konjungtiva palpebrae superior sering memiliki
papila raksasa mirip batu kali. Setiap papila raksasa berbentuk poligonal,
dengan atap rata, dan mengandung berkas kapiler. Mungkin terdapat tahi
mata berserabut dan pseudomembran fibrinosa (tanda Maxwell-Lyons). Pada
beberapa kasus, terutama pada orang negro turunan Afrika, lesi paling
mencolok terdapat di limbus, yaitu pembengkakan gelatinosa (papillae).
Sebuah pseudogerontoxon (arcus) sering terlihat pada kornea dekat papila
limbus. Bintik-bintik Tranta adalah bintik-bintik putih yang terlihat di limbus
pada beberapa pasien dengan keratokonjungtivitis vernal selama fase aktif
dari penyakit ini. Banyak eosinofil dan granulac eosinofilik bebas terdapat di
dalam sediaan hapus yang terpulas giemsa dari eksudat konjungtiva. Sering
tampak mikropannus pada keratokonjungtivitis vernal palpebra dan limbus,
namun pannus besar jarang dijumpai. Biasanya tidak timbul parut pada
konjungtiva kecuali jika pasien telah mengalami krioterapi, pengangkatan
papila, iradiasi, atau prosedur yang dapat merusak lainnya. Mungkin timbul
ulkus kornea superfisial tameng lonjong dan terletak di superior dan dapat
berakibat parut ringan pada kornea. Sering terdapat keratitis epitelial difus
khas. Tidak satu pun Iesi kornea ini berespons baik terhadap terapi standar.
Terjadinya penyakit ini mungkin disertai dengan keratokonus.

Karena keratokonjungtivitis vernal adalah penyakit yang sembuh sendiri,


maka dalam proses penyembuhan dan pengobatannya perlu diingat bahwa
medikasi yang dipakai terhadap gejala hanya memberi hasil jangka pendek,
berbahaya jika dipakai jangka panjang. Steroid topikal atau sistemik, yang
mengurangi rasa gatal, hanya sedikit mempengaruhi penyakit kornea ini, dan
efek sampingnya (glaukoma, katarak, dan komplikasi lain) dapat sangat
merugikan. Cromolyn topikal adalah agen profilaktik yang baik untuk kasus
sedang sampai berat. Vasokonstriktor, kompres dingin dan kompres es ada
manfaatnya, dan tidur (jika mungkin juga bekerja) di ruang sejuk ber AC
sangat menyamankan pasien. Gejala paling berat adalah seorang pasien yang
sangat fotofobik sehingga tidak dapat berbuat apa-apa, seringkali dapat
ditolong dengan kuur pendek steroid topikal atau sistemik, diikuti dengan
vasokonstriktor, kompres dingin, dan secara teratur memakai tetes mata
cromolyn. Medikasi anti-radang non-steroid yang lebih baru, seperti
ketorolac dan iodoxamide, cukup bermanfaat mengurangi gejala. Seperti
telah disinggung di atas, penggunaan steroid berkepanjangan hendaknya
dihindari karena sangat sering diikuti keratitis herpes simpleks, katarak,
glaukoma, dan ulkus kornea fungal dan oportunistik lainnya. Studi klinik
baru-baru ini menunjukkan bahwa tetes mata cyclosporine 1% topikal efektif
untuk kasus yang tak responsif berat. Desensitisasi terhadap tepung sari
rumput dan antigen lain belum membuahkan hasil. Blefaritis dan
konjungtivitis stafilokok adalah komplikasi yang serin terjadi dan harus
segera diterapi. Kekambuhan pasti terjadi, khususnya pada musim semi dan
musim panas, tetapi setelah sejumlah kekambuhan papillae sama sekali
menghilang, tanpa meninggalkanjaringan parut.

Konjungtiva merupakan membran mukosa yang meliputi palpebra dan


bola mata. Ada 3 bagian, yaitu:
1) Konjungtiva palpebra
Hubungannya dengan tarsus sangat erat. Meiboom yang ada
didalamnya, tampak membayang sebagai garis sejajar berwarna putih.
Permukaan licin, dicelah Konjungtiva terdapat kelenjar Henle.
Konjungtiva palpebra terdiri dari sel epitel siliridris. Dibawahnya, stroma
dengan bentuk adenoid dengan banyak pembuluh getah bening.
2) Konjungtiva forniks
Struktumya sama dengan konjungtiva palpebra. Tetapi hubungan
dengan jaringan dibawahnya lebih lemah dan membentuk lekukan-
lekukan. Juga mengandung banyak pembuluh darah. Oleh karena itu,
pembengkakan pada tempat ini mudah terjadi bila terdapat peradangan
mata.
3) Konjungtiva bulbi
Permukaan dalam kelopak mata disebut konjungtiva palpebra
merupakan lapisan mukosa, bagian yang membelok ke kanan disebut
konjungtiva bulbi, pada konjungtiva ini banyak sekali kelenjar-kelenjar
limfe dan pembuluh darah.
5. OKULUS (MATA)
Meliputi bola mata atau bulbus okuli yang terhubung dengan saraf
optikus otak yang merupakan bagian penting dari organ visus. Okulus terdiri
dari:
A. Tunika okuli, terdiri dari:
1. Kornea
Kornea adalah selaput yang tembus cahaya, kornea merupakan
pembungkus dari membran pupil, bilik anterior, dan iris serta dapat
membantu memfokuskan cahaya. Penampang kornea lebih tebal dari sklera,
terdiri dari lima lapisan epitel kornea, dua lamina elastiaka anterior
(bowmeoteliun), tiga substansi propia, empat lamina elastika posterior dan
lima endotelium. Kornea tidak mengandung pembuluh darah perlalihan
antara kornea disebut sclero corneal function. Kornea atau selaput bening
sangat penting bagi ketajaman penglihatan manusia. Fungsi utama kornea
adalah meneruskan cahaya yang masuk ke mata dan sebagai pelindung
bagian dalam bola mata. Kornea memiliki inervasi saraf tetapi avaskuler
(tidak memiliki suplai darah). Cahaya tersebut diteruskan ke bagian mata
yang lebih dalam dan berakhir pada retina. Karena fungsinya itu, maka
kornea mempunyai beberapa sifat, yaitu tidak berwarna (bening) dan tidak
mempunyai pembuluh darah. Kerusakan pada kornea dapat menyebabkan
kebutaan. Kornea mata orang yang sudah meninggal dapat didonorkan untuk
menyembuhkan orang lain dari kebutaan. Kornea merupakan lapisan jaringan
yang menutupi bola mata sebelah depan dan terdiri atas 5 lapis, yaitu:

a. Epitel
Tebalnya 50 μm, terdiri atas 5 lapis selepitel tidak bertanduk yang saling
tumpang tindih, satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng. Pada sel
basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong ke depan menjadi
lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal
berikatan erat berikatan erat dengan sel basal di sampingnya dan sel poligonal
di depannya melalui desmosom dan makula okluden, ikatan ini menghambat
pengaliran air, eliktrolit, dan glukosa yang merupakan barrier. Sel basal
menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi
gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren dan epitel berasal dari ektoderm
permukaan.
b. Membran Bowman
Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen
yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan
stroma. Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi.
c. Stroma
Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu
dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sadangkan
dibagian perifer serat kolagen ini bercabang, terbentuknya kembali serat
kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan.
Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblas terletak di
antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan
serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.

d. Membran Descement
Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma
kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basal. Bersifat sangat
elastis dan berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40 μm.

e. Endotel
Berasal dari mesotelium, berlapis satu,bentuk heksagonal, besar 20-40
μm. Endotel melekat pada membran descement melalui hemi desmosom dan
zonula okluden.

2. Sklera
Sklera merupakan lapisan fibrous atau serat yang elastis dan relatif kuat,
sklera merupakan bagian dinding luar bola mata dan membentuk bagian putih
mata, bagian depan sklera tertutup oleh kantong konjungtiva. Sklera adalah
bagian pelindung mata yang berwarna putih buram (tidak tembus cahaya) di
bagian luar bola mata. Sklera Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis
dan menjadi tempat melekatnya bola mata.

B. Tunika vaskulosa okuli


Merupakan lapisan tengah dan sangat peka terhadap pembuluh darah.
Lapisan ini menurut letaknya terbagi atas tiga bagian. Yaitu:
1. koroid
Koroid merupakan bagian belakang tunika vaskulosa yang mempunyai
selaput yang tipis dan lembab. Berfungsi untuk memberikan nutrisi atau
makanan pada mata. Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam
merupakan lapisan yang berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi
dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk
mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid membentuk
badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di
bagian depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar
masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk
mengatur sinar yang masuk. Badan siliaris membentuk ligamentum yang
berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi dari otot badan
siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.
2. Korpus siliaris
Korpus siliaris merupakan lapisan yang tebal terbentang dari ora serata
sampai ke iris. Bentuk korpus siliaris seperti cincin, terdiri dari orbikulus
siliaris, korona siliaris dan muskulus siliaris terdapat pada bagian luar korpus
siliaris antara sklera dan korona siliaris. Berfungsi sebagai tempat terjadinya
akomodasi, pada proses melihat muskulus siliaris harus berkontraksi.

3. Iris
Iris atau selaput pelangi merupakan bagian terdepan tunika vaskulosa
okuli yang terletak dibelakang kornea, iris mempunyai pembuluh darah dan
warna karena mempunyai pigmen, berbentuk bulat seperti piring dengan luas
penampang 12 mm, tebal ½ mm, ditengah terletak bagian berlubang yang
disebut pupil. Iris berfungsi memberikan warna atau pigmen pada mata.
Warna iris memberikan warna pada mata. Warna iris ini sangat dipengaruhi
oleh jenis ras atau bangsa. Selaput pelangi orang Indonesia pada umumnya
berwarna coklat kehitaman. Iris bekerja sama dengan pupil untuk mengatur
banyaknya cahaya yang masuk ke mata sehingga sesuai dengan kebutuhan.
Bagian belakang dari ujung iris menempel pada lensa mata, sedangkan ujung
pinggirnya melanjut sampai ke korpus siliaris. Pada iris terdapat dua buah
otot, yaitu muskulus sfinter pupila pada pinggir iris, dan muskulus dilatator
pupila terdapat agak ke pangkal iris dan banyak mengandung pembuluh darah
dan sangat mudah terkena radang yang dapat menjalar ke korpus siliaris.

4. Pupil
Pupil adalah celah (lubung) bundar yang ada di tengah-tengah, pupil akan
menghentikan cahaya agar tidak terlalu banyak masuk ke maa. Dalam cahaya
redup, otot-otot iris menjadi relaks sehingga pupil melebar. Melebarnya pupil
memungkinkan cahaya semakin banyak masuk ke mata. Ukuran pupil
dikontrol oleh otot sfinter pupil, yang membuka dan menutup iris. Pupil
berguna untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam
mata.

5. Retina
Retina mengandung saraf-saraf cahaya dan pembuluh darah.
Bagian retina yang paling sensitif adalah makula, yang memiliki ratusan
ujung saraf. Banyaknya ujung saraf ini menyebabkan gambaran visuil yang
tajam. Retina mengubah gambaran tersebut menjadi gelombang listrik yang
oleh saraf optikus dibawa ke otak. Pada seluruh bagian retina berhubungan
dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang
memanjang sampai ke otak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka
terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta.
6. Lensa mata
Lensa mata merupakan lensa cembung yang terbuat dari bahan bening,
berserat dan kenyal, berfungsi memfokuskan dan mengatur pembiasan
cahaya yang masuk ke mata agar jatuh tepat pada retina atau selaput jala.
Dengan demikian, mata dapat melihat dengan jelas. Lensa mata mempunyai
kemampuan untuk mencembung dan memipih untuk memfokuskan jatuhnya
cahaya. Kemampuan lensa mata untuk mengubah kecembungannya disebut
daya akomodasi. Lensa letaknya terdapat di belakang iris dan pupil. Dengan
merubah bentuknya, lensa memfokuskan cahaya ke retina. Jika mata
memfokuskan pada objek yang dekat, maka otot silier akan berkontraksi,
sehingga lensa menjadi berakomodasi menjadi lebih tebal dan lebih kuat.
Akibatnya lensa mata berbentuk pipih. Jika mata memfokuskan pada objek
yang jauh, maka otot silier akan mengendur dan lensa menjadi lebih tipis dan
lebih lemah. Sejalan dengan pertambahan usia, lensa menjadi kurang lentur,
kemampuannya untuk menebal menjadi berkurang sehingga kemampuannya
untuk memfokuskan objek yang dekat juga berkurang. Keadaan ini disebut
presbiopia

3. Tunika nervosa
Tunika nervosa adalah lapisan terdalam bola mata yang disebut retina.
Retina merupakan lapisan yang berisi ujung-ujung saraf yang sangat peka
terhadap cahaya. Retina berfungsi untuk menangkap bayangan yang dibentuk
oleh lensa mata. Retina merupakan bagian saraf pada mata, tersusun oleh sel
saraf dan serat-seratnya. Retina berperan sebagai reseptor rangsang cahaya.
Retina tersusun dari sel kerucut yang bertanggung jawab untuk penglihatan
warna dan sel batang yang bertanggung jawab untuk penglihatan di tempat
gelap. Pada daerah makula lutea, retina mengalami penyederhanaan sesuai
dengan fungsinya agar dapat melihat dengan jelas. Retina terbagi atas tiga
bagian, yaitu:
a. Pars optika retina, dimulai dari kutub belakang bola mata sampai di depan
khatulistiwa bola mata.
b. Pars siliaris, merupakan lapisan yang dilapisi bagian dalam korpus siliar.
c. Pars iridika, melapisi bagian permukaan belakang iris.

Retina terdapat dibagian belakang sampai ke nervus optikus. Retina


terdiri dari 10 lapisan, yaitu:
a. Lapisan 1 adalah lapisan berpigmen.
b. Lapisan 2, 4, dan 5 lapisan adalah lapisan fotoreseptika.
c. Lapisan 5 (sisa), 6, 7, 8, dan 9 adalah lapisan neuron.
d. Lapisan 3 dan 10 sebagaai lapisan penunjang.
Bulbus okuli atau bola mata berisi tiga cairan refrakting media dan
masing-masing cairan mempunyai kekentalan yang berbeda. Ketiga cairan
tersebut, yaitu:
a. Aques humor
Cairan seperti limfe yang mengisi bagian depan mata, cairan ini
diperkirakan dihasilkan oleh prosessus siliaris kemudian masuk ke dalam
kamera okuli posterior, melalui celah fontana (sudut iris) masuk ke dalam
kamera okuli anterior. Aquos humor berfungsi mengendalikan tekanan bola
mata (selain badan kaca) dan menjaga bentuk kantong bola mata. Selain itu,
aques humor merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea.

b. Lensa kristalina
Lensa kristalina merupakan masa yang tembus cahaya, berbentuk
bikonkaf yang terletak diantara iris dan korpus vitorus yang sangat elastis.
Kedua ujung lensa ini diikat oleh ligamentum suspensorium, lensa ini terdiri
dari lima lapisan.

c. Vitreous humor
Vitreous humor merupakan cairan bening kental seperti agar-agar,
berfungsi untuk menyokong lensa dan menjaga bentuk bola mata. Vitreous
humor terletak diantara lensa dan retina. Berisi 4/5 bagian daripada bulbus
okuli sehingga mata ini tidak kempes. Terdiri dari air 99% dan sisanya
kolagen dan asam hialuronat yang memberi bentuk dan konsistensinya mirip
gel, karena kemampuannya mengikat air.

6. REFRAKSI MATA

Bila cahaya yang jatuh di atas mata menimbulkan bayangan yang


letaknya difokuskan pada retina. Bayangan itu akan menembus dan diubah
oleh kornea lensa badan eques dan vitreous, lensa membiaskan cahaya dan
memfokuskan bayangan pada retina bersatu menangkap sebuah titik
bayangan yang difokuskan.

7. MEKANISME PENGELIHATAN

Penglihatan bermula dari masuknya seberkas cahaya (yang sebenarnya


terdiri dari berbagai intensitas dan membawa suatau bentuk obyek tertentu),
ke dalam mata dan dibiaskan (difokuskan) pada retina (selaput jala yang
melapisi dinding dalam bola mata). Kemampuan seseorang untuk melihat
dengan tajam (terfokus), sangat tergantung pada kemampuan media refraktif
didalam bola mata untuk mengarahkan perjalanan berkas cahaya tersebut
agar terarah tepat ke retina. Yang dimaksud media refraktif di sini terutama
adalah kornea (selaput bening) dan lensa mata. karakteristik umum dari
media refraktif adalah bersifat jernih (bening, transparan, lalu-pandang).
Karakteristik spesifik alamiah dari kornea adalah mempunyai bentuk multi
lengkung yang tersusun sistematik (asferik) dan terdiri dari jaringan
(kolagen) yang mempunyai indeks bias tinggi. Sedangkan karakteristik
spesifik dari lensa mata adalah bentuk kecembungannya yang dapat diubah-
ubah sesuai dengan kebutuhan pembiasan, karena bersifat kenyal (sampai
umur tertentu). Efek makin cembungnya lensa mata adalah akomodasi, yaitu
dimana cahaya akan lebih terfokus didepan retina. Hasil unjuk kerja
keseluruhan dari media refraktif ini sangant ditentukan pula oleh panjangnya
sumbu bolamata. Fase terakhir dari seluruh rangkaian proses penglihatan
adalah interprestasi. Layaknya suatu film seluloid didalam kamera, maka
retina berfungsi merekam gambar yang diterimanya (sudah dalam keadaan
terfokus), lalu mengubah gambar tersebut menjadi implus-implus listrik
(melalui proses sintesa foto elektrik) dan akhirnya mengalirkannya ke otak
(susunan saraf pusat) untuk diinterpretasikan (diartikan) sebagai gambar atau
obyek yang terlihat oleh mata tersebut.
8.KELAINAN ATAU PENYAKIT PADA MATA
Kelainan atau penyakit pada mata banyak macamnya, namun beberapa
diantaranya akan dijelaskan sebagai berikut, yaitu:
A. Kelainan refraksi
Kelainan refraksi adalah kelainan panjang sumbu bolamata atau kelainan
media refraktif merupakan penyebab dari miopia (rabun jauh), dan
hipermetropia (rabun dekat). Presbiopia atau rabun tua terjadi bila lensa
mata hilang kemampuannya untuk memfokuskan cahaya pada penglihatan
dekat. Keadaan-keadaan ini disebut kelainan refraksi, karena kelainan ini
mempengaruhi kerja mata dalam membiaskan cahaya dan memfokuskannya
ke retina.
B. Miopia (Rabun jauh)
Miopia atau rabun jauh yaitu suatu keadaan dimana mata mampu melihat
obyek yang dekat, tetapi kabur bila melihat objek-objek yang jauh letaknya.
Miopia adalah Kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk ke mata
dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi) akan dibias membentuk
bayangan di depan retina. Kata miopia berasal dari bahasa Yunani yang
berarti memincangkan mata, karena penderita kelainan ini selalu
memincangkan mata dalam usahanya untuk melihat lebih jelas objek-objek
yang jauh letaknya. Itulah karakteristik utama dari penderita miopia. Miopia
sering disertai dengan gangguan mata silindris (astigmatis). Miopia paling
banyak dijumpai pada anak-anak, biasanya ditemukan pada waktu
pemeriksaan skrining di sekolah. Pada umumnya miopia merupakan
kelainan yang diturunkan oleh orang tuanya sehingga banyak dijumpai pada
usia dini sekolah. Ciri khas dari perkembangan miopia adalah derajat
kelainan yang meningkat terus sampai usia remaja kemudian menurun pada
usia dewasa muda. Walaupun agak jarang, miopia dapat pula disebabkan
oleh perubahan kelengkungan kornea atau oleh kelainan bentuk lensa mata.
Karena itu untuk memperoleh gambaran penyebab yang lebih jelas pada
seseorang, riwayat adanya miopia di dalam keluarga perlu di kemukakan.
Lazimnya miopia terjadi karena memanjangnya sumbu bola mata. Mata
yang penampang seharusnya bulat, akibat proses pemanjangan ini kemudian
berbentuk bulat telur. Selanjutnya, pemanjangan sumbu ini menyebabkan
media refraktif sulit memfokuskan berkas cahaya terfokus di depan retina.
Berkas cahaya terfokus didepan retina. Sejalan dengan memanjangnya
sumbu bolamata, derajat miopia pun akan bertambah. Pada usia anak-anak
sampai remaja, proses pemanjangan bolamata dapat merupakan bagian dari
pertumbuhan tubuh. Pertambahan derajat miopia membutuhkan kacamata
yang kiat berat derajat kekuatannya, karena itu pada masa usia dini
dianjurkan agar pemeriksaan diulang setiap 6 bulan pada golongan usia
antara 20-40 tahun, progresivitas miopia akan melambat. Meskipun
demikian pertambahannya tetap ada, terutama pada mereka yang baru mulai
menderita miopia diatas usia 20 tahun.
Gejala pada miopia terdapat beberapa macam, yaitu diantaranya:
1. Gejala Subyektif
Penglihatan jauh kabur, sedangkan dekat tetap terang (near sighnet)
serta disertai penyempitan mata bila terus menerus berakomodasi dan
timbul rasa kemeng. Kadang-kadang dilapangan pandangan penderita
melihat titik-titik,benang-benang, nyamuk-nyamuk yang disebabkan
pandangan berkunang-kunang. Kemudian mata menjadi lekas capek,
pusing, dan cepat mengantuk.
2. Gejala Obyektif
Kamera ocule pada posterior dalam, disebabkan tidak dipakainya otot-
otot akomodasi. Pupil melebar disebut myriasis, akibat tidak atau
kurangnya berakomodasi. Retina menjadi tipis dan nampak menjadi
belang seperti macan disebut trigoid. Matanya sedikit agak menonjol
(Exoplthalmus).
Penderita miopia harus memeriksakan matanya secara teratur guna
mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada retina. Jika retina lepas,
maka satu-satunya cara untuk memperbaikinya adalah pembedahan. Cara
pengobatan untuk mengatasi gangguan penglihatan akibat miopia adalah
dengan penggunaan kacamata berlensa minus atau lensa kontak. Fungsi
lensa disini hanya mengubah arah perjalanan cahaya agar berkas yang
tadinya tanpa kacamata akan jatuh didepan retina dapat dibiaskan dan jatuh
tepat diretina. Selain kacamata minus, miopia dapat dikoreksi dengan cara-
cara:
1. Mengubah bentuk lengkung depan kornea
Hingga saat ini belum ditemukan suatu bukti ilmiahpun bahwa lensa
kontak sanggup mengobati miopia secara permanen, namun beberapa
penelitian saat ini ditujukan kepada kemungkinan mengubah bentuk
lengkung depan kornea dengan jalan memakai lensa kontak keras secara
teratur pada usia dini. Ini terutama pada miopia yang disebabkan oleh
kelainan bentuk kornea. Cara pembedahan ini telah ditempuh pula untuk
mengubah bentuk lengkung depan kornea baik dengan teknik Radial
Keratomi maupun dengan dengan teknik Laser Excimer yang lebih
unggul karena hasilnya yang tepat ramal (predictable).
2. Melumpuhkan akomodasi
Prisipnya adalah berdasarkan suatu teori yang menyatakan bahwa
miopia (terutama anak-anak) disebabkan oleh akomodasi yang terlalu
sering dan berlebihan. Dengan tetes mata atropin sulpat, akomodasi
diharapkan lumpuh untuk sementara. Namun berbagai penelitian
menunjukan bahwa cara ini tidak selalu berhasil dengan baik.
C. Astigmatisme
Astigmatisme adalah Kelainana mata, dimana sinar-sinar sejajar yang
masuk ke bola mata tidak dibiaskan pada satu titik, tetapi lebih dari satu titik
(berupa garis). Astigmatisme ada 2 macam, yaitu :
1. Atisgmatisme Irregularis
Astigmatisme irregularis yaitu titik-titik bias tidak teratur, hal ini
disebabkan karena permukaan bagian luar kornea tidak teratur disebabkan
karena penyakit mata kerakiris atau adanya radang pemakaian lensa
kontak, karena irregularisnya dinetralisir oleh air mata. Bila astigmatisme
disertai dengan nebula (bintik buta pada kornea) maka pemakaian lensa
kontak tidak ada gunanya. Untuk mengetahui Astigmatisme irregularis
superfisialis atau frofunda dapat digunakan alat yang sederhana seperti
placido (suatu lingkaran hitam yang mempunyai gambar lingkaran-
lingkaran putih) Apabila terdapat kekeruhan pada kornea, penderita hanya
dapat dibantu dengan transplantasi kornea.
2. Astigmatisme Regularis
Astigmatisme regularis penyebabnya adalah cornea (90%) dan Lensa
(10%). Disini ditemukan dua titik bias yang terletak pada sumbu mata.
Yang disebabkan adanya dua bidang utama yang saling tegak lurus,
dimana yang satu mempunyai daya bias yang terkuat dan yang lain
mempunyai daya bias yang terlemah. Astigmatisme regularis beraturan
mempunyai bidang utama vertikal (90 derajat) dan berdaya bias kuat.
Namun pada bidang horisontal (190 derajat) mempunyai daya bias lemah.
Sedangkan pada astigmatisme regularis tidak beraturan mempunyai
bidang vertikal (90 derajat) dan berdaya bias lemah. Namun pada bidang
horisonta l(180 derajat) mempunyai daya kuat. Kornea merupakan
jendela mata. Kornea yang normal berbentuk bundar dan licin, seperti
halnya kelereng. Pada astigmata, kornea lebih melengkung ke satu arah,
berbentuk oval. Astigmata menyebabkan distorsi atau pandangan kabur
pada objek jarak dekat maupun jarak jauh. Penglihatan penderita hampir
menyerupai penglihatan di rumah kaca, dimana seseorang terlihat terlalu
tinggi, terlalu lebar atau terlalu kurus. Astigmata bisa ditemukan bersama-
sama dengan miopia maupun hipermetropia.
Penanganan astigmatisme dapat dilakukan dengan kacamata silindris dan
harus melakukan pemerikasaan refraksi. Pengobatannya dengan alat bantu
berupa kacamata berlensa rangkap dan dengan cara pemeriksaan refraksi yaitu
dengan subjective trial lens dan trial frame. Pencegahan astigmatisme dengan
menghindari kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik, yaitu diantaranya:
a. Jangan melakukan kegiatan membaca di tempat yang kurang
mempunyai cahaya atau terlalu redup atau terlalu silau.
b. Pada waktu membaca jagalah jarak antara buku dan mata sekitar 30
cm.
c. Jangan membiasakan membaca buku sambil berbaring ataupun
tiduran.
d. Hindarilah mata dari kotoran seperti debu, atau benda yang
menggangu.
e. Periksalah ke dokter atau rumah sakit jika mata terasa sakit.
C. Hipermetropia (Rabun dekat)
Hipermetropia atau rabun dekat adalah kelainan refraksi dimana sinar
sejajar yang masuk ke mata dalam keadaan istirahat (tanpa akomodasi)
akan dibiaskan membentuk bayangan di belakang retina. Jadi mata hanya
dapat melihat jarak jauh. Cahaya dari objek jarak dekat (misalnya ketika
membaca buku), tidak dapat terfokus secara jelas pada retina. Mata terlalu
pendek sehingga objek jarak dekat terlihat kabur. Hipermetropia dapat
diturunkan pada keturunan. Jadi misalnya pada bayi dan anak-anak
cenderung mengalami hipermetropia ringan. Sejalan dengan pertumbuhan
dan bertambah panjangnya mata, hipermetropia semakin berkurang.
Hipermetropia atau rabun dekat dapat ditolong dengan kacamata berlensa
cembung (positif). Pencegahannya dengan cara menghindari kekurangan
kadar gula, membiasakan pola baca yang baik dan harus menjaga mata agar
tetap terjaga dengan baik serta merawatnya setiap hari dan apabila terjadi
hal-hal yang membahayakan harap segera diperiksakan kerumah sakit.
Hipermetropia dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
a. Hipermetropia manifesta.
b. Hipermetropia latenta.
c. Hipermetropia totalis.
D. Presbiopia
Presbiopia atau mata tua adalah mata yang tidak dapat melihat jauh dan
dekat. Pada usia muda, lensa mata masih lunak dan lentur, sehingga
bentuknya bisa berubah-ubah guna memfokuskan objek dekat dan objek
jauh. Setelah berusia 40 tahun, lensa menjadi lebih kaku. Lensa tidak dapat
dengan mudah merubah bentuknya sehingga lebih sulit untuk membaca
pada jarak dekat. Hal ini merupakan suatu keadaan yang normal, yang
disebut dengan presbiopia. Penanganan Presbiopi atau mata tua biasanya
ditolong dengan kacamata rangkap dan harus harus melakukan terapi.
Pencegahan presbiopia dapat dilakukan dengan cara menghindari rasa
capek, sakit kepala, rasa kemeng pada sekitar mata, pusing dan harus
menjaga mata agar tetap baik dengan merawatnya setiap hari dan apabila
terjadi hal-hal yang membahayakan harap segera diperiksakan kerumah
sakit. Presbiopia bisa terjadi bersamaan dengan miopia, hipermetropia
maupun astigmatisme.
E. Katarak

Katarak adalah sejenis kerusakan mata yang menyebabkan lensa mata


berselaput dan rabun. Lensa mata menjadi keruh dan cahaya tidak dapat
menembusinya, bervariasi sesuai tingkatannya dari sedikit sampai
keburaman total dan menghalangi jalan cahaya. dalam perkembangan
katarak yang terkait dengan usia penderita dapat menyebabkan penguatan
lensa, menyebabkan penderita menderita miopi, menguning secara bertahap
dan keburaman lensa dapat mengurangi persepsi akan warna biru. Katarak
biasanya berlangsung perlahan-lahan menyebabkan kehilangan penglihatan
dan berpotensi membutakan jika tidak diobati. Kondisi ini biasanya
memengaruhi kedua mata, tapi hampir selalu satu mata dipengaruhi lebih
awal dari yang lain. Sebuah katarak senilis, yang terjadi pada usia lanjut,
pertama kali akan terjadi keburaman dalam lensa, kemudian pembengkakan
lensa dan penyusutan akhir dengan kehilangan transparasi seluruhnya.
Selain itu, seiring waktu lapisan luar katarak akan mencair dan membentuk
cairan putih susu, yang dapat menyebabkan peradangan berat jika pecah
kapsul lensa dan terjadi kebocoran. bila tidak diobati, katarak dapat
menyebabkan glaukoma.
F. Buta warna
Buta warna adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak dapat melihat
warna sama sekali. Cacat tersebut dinamakan buta warna yang
mempenagruhi total maupun sebagian kemampuan individu untuk
membedakan warna. Variasi dari buta warna yang dibawa sejak lahir cukup
nyata, antara lain :
1. Kromatisme atau Akromatopsia, adalah kebutaan warna total dimana
semua warna dilihat sebagai tingkatan warna abu-abu
2. Diakromatisme, adalah kebutaan tidak sempurna yang menyangkut
ketidakmampuan untuk membedakan warna-warna merah dan hijau.
Untuk kesimpangsiuran warna ini ada tiga tipe, yaitu :
a. Deutrinophia, yaitu orang yang kehilangan kerucut hijau sehingga ia
tidak dapat melihat warna hijau.
b. Protanophia, yaitu orang yang kehilangan kerucut merah sehingga ia
buta warna merah.
c. Tritanophia, yaitu kondisi yang ditandai oleh ketidakberesan dalam
warna biru dan kuning dimana conus biru atau kuning tidak peka
terhadap suatu daerah spektrum visual.

9. GAMBAR ANATOMI MATA


a. Gambar bagian-bagian mata
b. Gambar konjungtivitis
c. Gambar otot penggerak mata

d. Katarak
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Indera pengelihatan berupa mata terdiri dari kornea, sklera, muskulus


okuli, koroid, retina. korpus siliaris, iris, konjungtiva, dan lain sebagainya.
Fungsi mata adalah sebagai indera pengelihatan yang menerima rangsangan
berkas-berkas cahaya pada retina dengan perantaraan serabut nervus optikus,
menghantarkan rangsangan ini ke pusat pengelihatan manusia yang ada pada
otak untuk kemudian ditafsirkan. Penyakit akibat gangguan mata yaitu
diantaranya ada katarak, presbiopi, miopi, hipermetropi, dan buta warna.

Indera pendengaran berupa telinga terdiri dari aurikula, meatus akustikus


eksterna, kavum timpani, antrum timpani, tuba auditiva eustaki, labirintus
osseous, vestibulum, kanalis semi sirkularis, sakulus, utrikulus, duktus semi
sirkularis, duktus koklearis, dan lain sebagainya. Fungsi dari telinga adalah alat
pendengaran dan alat keseimbangan manusia. Penyakit akibat gangguan telinga
yaitu tinnitus, vertigo, tuli, dan masih banyak lagi penyakit lainnya.

Indera peraba berupa kulit yang terdiri dari eepidermis, dermis,


hipodermis, stratum granulosum, stratum spinosum, stratum, akantosum, dan
lain sebagainya. Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai
macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui
sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus
menerus, respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat
serta pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar
ultra violet matahari. Penyakit akibat gangguan kulit yaitu jerawat, komedo,
alergi gatal, panu, kadas, kurap, dan gangguan pigmentasi.

B. Saran

Untuk kehidupan yang lebih baik dan lebih baik berkualitas, maka sudah
seharusnya kita menjaga seluruh organ tubuh kita dengan baik. Agar organ
tubuh kita dapat berfungsi sesuai fungsinya masing-masing. Selain itu hindari
hal-hal yang dapat merusak organ tubuh kita, agar terhindar dari penyakit yang
dapat menganggu dan merusak organ tubuh kita. Karena dengan merawat organ
tubuh kita sendiri sama saja dengan mensyukuri nikmat dan karunia yang telah
diberikan tuhan kepada kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Danie. S. Wibowo Dr. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis, Jakarta, 1997
Gramedia

H. Syaifudin, B.Ac Drs. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat , Jakarta,


1997, EGC

Ganong W. F. Fisiologi Kedokteran, Jakarta, 1995, EGC

http/www.informasikesehatantht.com

http://www.conectique.com/tips_solution/health/disease/article.php?article_id=
6258

http://www.blogdokter.net/2008/07/20/tinitus-telinga-berdenging/

Anda mungkin juga menyukai