Kolesistitis
Kolesistitis
KOLESISTITIS
1. Definisi
Isselbacher, 2000).
yang disertai keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri tekan dan demam.
2013)
dinding kandung empedu yang disertai keluhan nyeri perut kanan atas,
2. Gambaran Klinis
Keluhan yang agak khas untuk serangan kolesistitis akut adalah kolik
perut di sebelah kanan atas epigastrium dan nyeri tekan, takikardia serta
Kadang – kadang rasa sakit menjalar ke pundak atau skapula kanan dan
mengalami anoreksia dan sering mual. Muntah relatif sering terjadi dan
Pada pemeriksaan fisis, kuadran kanan atas abdomen hampir selalu nyeri
kandung empedu yang tegang dan membesar. Inspirasi dalam atau batuk
Ikterus dijumpai pada 20% kasus, umumnya derajat ringan (bilirubin < 4,0
di saluran empedu ekstra hepatik. Pada pasien – pasien yang sudah tua dan
dengan diabetes mellitus, tanda dan gejala yang ada tidak terlalu spesifik
dan kadang hanya berupa mual saja . (Sudoyo dan Aru, 2009, Tao, 2013)
pasien dengan keadaan inflamasi kandung empedu akut yang sudah parah
Biasanya pasien sudah jatuh ke dalam kondisi sepsis tanpa terdapat tanda
B. Diagnosis
dan pemeriksaan fisis. Trias yang terdiri dari nyeri akut kuadran kanan atas,
15.000 sel per mikroliter dengan pergeseran ke kiri pada hitung jenis.
Bilirubin serum sedikit meningkat [kurang dari 85,5 µmol/L (5mg/dl)] pada
serum (biasanya kurang dari lima kali lipat). Pemeriksaan alkali phospatase
kandung empedu, batu dan saluran empedu ekstra hepatik. Nilai kepekaan dan
C. Diagnosa banding
Diagnosis banding untuk nyeri perut kanan atas yang tiba – tiba, perlu
D. Penatalaksanaan
rasa nyeri seperti petidin dan antispasmodik. Pemberian antibiotik pada fase
kolesistitis akut seperti E. Coli, Strep. faecalis dan Klebsiela, namun pada
pasien diabetes dan pada pasien yang memperlihatkan tanda sepsis gram
setelah terapi konservatif dan keadaaan umum pasien lebih baik. Sebanyak 50
% kasus akan membaik tanpa tindakan bedah. Ahli bedah yang pro operasi
dapat dihindarkan dan lama perawatan di rumah sakit menjadi lebih singkat
dan biaya daat ditekan. Sementara yang tidak setuju menyatakan, operasi dini
operasi lebih sulit karena proses infalamasi akut di sekitar duktus akan
Indonesia ada awal 1991, hingga saat ini sudah sering dilakukan di pusat –
pusat bedah digestif. Di luar negeri tindakan ini hampir mencapai angka 90%
menurut Ibrahim A. dkk, sebesar 1,9% kasus, terbanyak oleh karena sukar
dijumpai pada tindakan ini yaitu trauma saluran empedu (7%), perdarahan,
rasa nyeri pasca operasi. Menurunkan angka kematian, secara kosmetik lebih
DAFTAR PUSTAKA
1. Sulaiman, Ali.dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati. Batu empedu. Hal
Jakarta: InternaPublishing
5. www.scribd.com/mobile/doc/61115589