Anda di halaman 1dari 30

WAWASAN NUSANTARA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu Taufiq Yulianto, SH, MH.

Disusun oleh :

Kelompok : 3 / Kelas : LT-1A

Achmad Rosikun (3.31.16.0.01)


Bagas Surya Antasena (3.31.16.0.05)
Elang Ihza Lesmono (3.31.16.0.08)
Ilham Amarulloh (3.31.16.0.11)
Muhammad Nur Rizal Ansari (3.31.16.0.15)
Muhammad Ibnu Shokhibul Azam (3.31.16.0.16)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan sumber segala ilmu pengetahuan
yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik tepat pada waktunya. Shalawat dan salam selalu terlimpah curahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan tugas makalah ini
guna memenuhi tugas mata kuliah Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas kaitannya dengan Wawasan
Nusantara, yang penulis sajikan dari berbagai sumber informasi dan referensi. Makalah ini
disusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri sendiri maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Allah akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya teman-teman Politeknik Negeri
Semarang. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna.
Akhir kata, penulis mohon maaf apabila dalam makalah ini masih banyak
kesalahan.Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca, serta
menjadi pintu gerbang ilmu pengetahuan khususnya Mata Kuliah Umum Pancasila dan
Pendidikan Kewarganegaraan.
Semarang, 13 Maret 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii
BAB I ..................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................ 3
1.3 Tujuan ................................................................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .................................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Wawasan Nusantara ........................................................................................ 4
2.2 Unsur dasar Wawasan Nusantara ...................................................................................... 4
2.3 Kedudukan, fungsi, dan tujuan Wawasan Nusantara ...................................................... 5
2.4 Latar Belakang Wawasan Nasional Indonesia .................................................................. 6
2.5 Hubungan Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Indonesia ...................... 10
2.6 Isi dari Wawasan Nusantara ............................................................................................. 10
2.7 Implementasi Wawasan Nusantara .................................................................................. 14
2.8 Kendala dalam Implementasi Wawasan Nusantara ....................................................... 16
2.9. Prospek Pengimplementasian Wawasan Nusantara ....................................................... 17
2.10 Studi Kasus ......................................................................................................................... 19
BAB III ................................................................................................................................ 26
PENUTUP ............................................................................................................................ 26
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 26
3.2 Saran ...................................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara keanekaragaman (pendapat,


kepercayaan, hubungan, dsb) memerlukan suatu perekat agar bangsa yang
bersangkutan dapat bersatu guna memelihara keutuhan negaranya.
Suatu bangsa dalam menyelengarakan kehidupannya tidak terlepas dari
pengaruh lingkungannya, yang didasarkan atas hubungan timbal balik atau
kait-mengait antara filosofi bangsa, idiologi, aspirasi, dan cita-cita yang
dihadapkan pada kondisi sosial masyarakat, budaya dan tradisi, keadaan alam
dan wilayah serta pengalaman sejarah .
Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah
wilayah kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep
dasar wilayah negara kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda
13 Desember 1957. Deklarasi tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi
bangsa memerlukan suatu konsepsi yang berupa Wawasan Nasional yang
dimaksudkan untuk menjamin kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta
jati diri.
Kata wawasan berasal dari bahasa Jawa yaitu wawas (mawas) yang artinya
melihat atau memandang, jadi kata wawasan dapat diartikan cara pandang
atau cara melihat.
Kehidupan negara senantiasa dipengaruhi perkembangan lingkungan
strategik sehinga wawasan harus mampu memberi inspirasi pada suatu bangsa
dalam menghadapi berbagai hambatan dan tantangan yang ditimbulkan dalam
mengejar kejayaanya.

Dalam mewujudkan aspirasi dan perjuangan ada tiga faktor penentu utama
yang harus diperhatikan oleh suatu bangsa :
1. Bumi/ruang dimana bangsa itu hidup
2. Jiwa, tekad dan semangat manusia / rakyat
3. Lingkungan
Wawasan Nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara
tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung
(interaksi & interelasi) serta pembangunannya di dalam bernegara di tengah-
tengah lingkungannya baik nasional, regional, maupun global.

1
Indonesia, karena telah melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang
menyatukan wilayah Indonesia. Laut Nusantara bukan lagi sebagai pemisah,
akan tetapi sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah
kedaulatan mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia.Ada bangsa yang
secara eksplisit mempunyai cara bagaimana ia memandang tanah airnya
beserta lingkungannya. Cara pandang itu biasa dinamakan wawasan nasional.
Sebagai contoh, Inggris dengan pandangan nasionalnya berbunyi: "Brittain
rules the waves". Ini berarti tanah Inggris bukan hanya sebatas pulaunya,
tetapi juga lautnya.Tetapi cukup banyak juga negara yang tidak mempunyai
wawasan, seperti: Thailand, Perancis, Myanmar dan sebagainya. Indonesia
wawasan nasionalnya adalah wawasan nusantara yang disingkat wasantara.
Wasantara ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam
eksistensinya yang sarwa nusantara dan penekanannya dalam
mengekspresikan diri sebagai bangsa Indonesia di tengah-tengah
lingkungannya yang sarwa nusantara itu. Unsur-unsur dasar wasantara itu
ialah: wadah (contour atau organisasi), isi, dan tata laku.

Dari wadah dan isi wasantara itu, tampak adanya bidang-bidang usaha
untuk mencapai kesatuan dan keserasian dalam bidang-bidang:

1. Satu kesatuan wilayah


2. Satu kesatuan bangsa
3. Satu kesatuan budaya
4. Satu kesatuan ekonomi
5. Satu kesatuan hankam.
Jelaslah disini bahwa wasantara adalah pengejawantahan falsafah
Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah negara Republik Indonesia.
Kelengkapan dan keutuhan pelaksanaan wasantara akan terwujud dalam
terselenggaranya ketahanan nasional Indonesia yang senantiasa harus
ditingkatkan sesuai dengan tuntutan zaman. Ketahanan nasional itu akan dapat
meningkat jika ada pembangunan yang meningkat, dalam "koridor"
wasantara.

2
1.2 Rumusan Masalah
Di dalam makalah ini mempunyai beberapa rumusan masalah antara lain:
1. Apakah pengertian dari Wawasan Nusantara?
2. Apa saja unsur-unsur dasar wawasan nusantara?
3. Bagaimana kedudukan, fungsi dan tujuan wawasan nusantara?
4. Bagaimana latar belakang wawasan nasional Indonesia?
5. Bagaimana hubungan wawasan nusantara sebagai wawasan nasional
Indonesia?
6. Apa saja isi dari wawasan nusantara?
7. Bagaimana implementasi wawasan nusantara?
8. Adakah kendala pengimplementasian wawasan nusantara ?
9. Bagaimana prospek implementasi wawasan nusantara ?
10. Bagaimanakah studi kasus yang berhubungan dengan wawasan nusantara?

1.3 Tujuan
Makalah ini mempunyai beberapa tujuan yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian dari wawasan nusantara
2. Untuk mengetahui unsur-unsur dasar dari wawasan nusantara
3. Untuk mengetahui kedudukan, fungsi dan tujuan wawasan nusantara
4. Untuk mengetahui latar belakang wawasan nasional Indonesia
5. Untuk mengetahui hubungan wawasan nusantara sebagai wawasan nasional
Indonesia
6. Untuk mengetahui isi dari wawasan nusantara
7. Untuk mengetahui implementasi wawasan nusantara
8. Untuk mengetahui kendala pengimplementasian wawasan nusantara
9. Untuk mengetahui prospek implementasi wawasan nusantara
10. Untuk mengetahui studi kasus tentang wawasan nusantara

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wawasan Nusantara


Pengertian wawasan nusantara menurut para ahli meliputi :
1) Menurut Prof.Dr. Wan Usman
Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri
dan tanah air nya sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek
kehidupan yang beragam.
2) Menurut Kel. Kerja LEMHANAS 1999
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya yang beragam dan bernilai strategis
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa dan kesatuan
wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermsyarakat, berbangsa dan
bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
3) Menurut Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 Tentang GBHN
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan
kehidupan bermsyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan
nasional.
Dari berbagai pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa Wawasan
Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan.

2.2 Unsur dasar Wawasan Nusantara


Adapun unsur dasar dalam Wawasan Nusantara antara lain:
1) Wadah ( contour)
Wadah kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara meliputi seluruh
wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan
alam dan penduduk serta aneka ragam budaya.
2) Isi ( content)
Merupakan aspirasi bagsa yag berkembang di masyarakat dan cita-cita serta
tujuan nasional yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945.
Isi menyangkut dua hal yaitu:
a. Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama dan
perwujudannya, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional persatuan.

4
b. Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek
kehidupan nasional.
3) Tata laku ( Conduct)
Hasil interasi antara wadah dan isi wawasan nusantara yang terdiri dari:
a. Tata laku batiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas
yang baik dari bangsa Indonesia .
b. Tata laku lahiriah yaitu tercermin dalam tindakan perbuatan dan perilaku
dari bangsa Indonesia.

2.3 Kedudukan, fungsi, dan tujuan Wawasan Nusantara


Kedudukan, fungsi, dan tujuan wawasan nusantara adalah sebagai berikut:
2.3.1. Kedudukan wawasan nusantara
1) Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Bangsa Indonesia
Merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat
agar tidak terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam upaya
mencapai serta mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.
2) Wawasan Nusantara dalam Paradigma Nasional dapat dilihat dari
stratifikasinya sebagai berikut:
a. Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara
berkedudukan sebagai landasan idiil.
b. Undang-undang dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara,
berkedudukan sebagai landasan konstitusional.
c. Wawasan nusantara sebagai visi nasional, berkedudukan
sebagai landasan visional.
d. Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional atau sebagai
kebijaksanaan nasional, berkedudukan sebagai landasan
operasional.
3) Wawasan nusantara sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai
landasan visional.
4) Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional atau sebagai
kebijaksanaan nasional, berkedudukan sebagai landasan
operasional.
2.3.2. Fungsi wawasan nusantara
Fungsi wawasan nusantara ialah:
a) Fungsi wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional
adalah sebagai konsep dalam pembangunan, pertahanan keamanan
dan kewilahayan

5
b) Fungsi wawasan nusantara sebagai pembangunan nasional adalah
mencakup kesatuan politik, sosial dan ekonomi, sosial dan politik,
dan kesatuan pertahanan dan keamanan.
c) Fungsi wawasan nusantara sebagai pertahanan dan keamanan
adalah pandangan geopolitik Indonesia sebagai satu kesatuan pada
seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara.
d) Fungsi wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan adalah
pembatasan negara untuk menghindari adanya sengketa
antarnegara tetangga.

2.3.3. Tujuan wawasan nusantara


Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi
di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mementingkan
kepentingan nasional dari pada kepentingan individu, kelompok,
golongan, suku bangsa, atau daerah. Hal tersebut bukan berarti
menghilangkan kepentingan-kepentingan individu, kelompok, suku
bangsa,atau daerah.

2.4 Latar Belakang Wawasan Nasional Indonesia


Wawasan nasional Indonesia dikembangkan berdasarkan wawasan nasional
secara universal sehingga dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan,
geopolitik dan dasar pemikiran wawasan nasional yang dipakai Negara
Indonesia.

A. Paham kekuasaan Indonesia


Dalam google www.wilayahperbatasan.com bangsa Indonesia yang
berfalsafah dan berideologi pancasila menganut paham tentang perang
dan damai berdasarkan:’’ bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi
lebih cinta kemerdekaan”. Maka wawasan nasional bangsa Indonesia
tidak mengembangkan ajaran kekuasaan dan adu kekuatan.

B. Geopolitik Indonesia
Indonesia menganut paham Negara kepulauan berdasarkan Archipelago
concept yaitu laut sebagai penghubung daratan sehingga wilayah Negara
menjadi satu kesatuan yang utuh sebaga Negara kepulauan.

C. Dasar pemikiran wawasan nasional Indonesia


Bangsa Indonesia dalam menentukan wawasan nasional
mengembangkan dalam kondisi nyata. Indonesia dibentuk oleh

6
pemahaman kekuasaan dari bangsa Indonesia yang terdiri dari latar
belakang dan kesejarahan Indonesia.
Untuk penjelasan latar belakang filosofi sebagai dasar pemikiran dan
pembinaan nasional Indonesia ditinjau dari:
a. Pemikiran berdasarkan falsafah pancasila
Wawasan nasional merupakan pancaran dari pancasila oleh kerena
itu menghendaki terciptanya kesatuan dan persatuan dengan tidak
menghiangkan cirri,sifat dan karakter dari kebhinekaan unsur-unsur
pembentuk bangsa (suku bangsa,etnis dan golongan).

b. Pemikiran berdasarkan aspek kewilayahan


Wilayah Indonesia pada saat merdeka masih berdasarkan peraturan
tentang wilayah territorial yang dibuat oleh belanda yaitu “territorial
Zee en Maritime Kringen Ordonantie 1939” (TZMKO 1939), dimana
lebar laut wilayah/territorial Indonesia adalah 3 mill diukur dari garis
air rendah masing-masing pulau Indonesia.
TZMKO 1939 tidak menjamin kesatuan wilayah Indonesia sebab
antara satu pulau dengan pulau yang lain menjadi terpisah-pisah,
sehingga pada 13 desember 1957 pemerintah mengeluarkan Deklarasi
Djuanda yang isinya: ”segala perairan di sekitar, di antara dan yang
menghubungkan pulau-pulau atau bagian pulau-pulau yang termasuk
daratan Negara Republik Indonesia, dengan tidak memandang luas
atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar daripada wilayah
daratan Negara Republik Indonesia dan dengan demikian merupakan
bagian daripada perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan
mutlak daripada Negara Republik Indonesia. Lalu-lintas yang damai
diperairan pedalaman ini bagi kapal-kapal asing dijamin selama dan
sekedar tidak bertentangan dengan/mengganggu kedaulatan dan
keselamatan negara Indonesia”.
Dalam peraturan, yang akhirnya dikenal dengan sebutan Deklarasi
Djuanda, disebutkan juga bahwa batas laut teritorial Indonesia yang
sebelumnya tiga mil diperlebar menjadi 12 mil diukur dari garis yang
menghubungkan titik-titik ujung terluar pada pulau-pulau dari
wilayah Negara Indonesia pada saat air laut surut. Dengan keluarnya
pengumuman tersebut, secara otomatis
Ordonantie 1939 tidak berlaku lagi dan wilayah Indonesia menjadi
suatu kesatuan antara pulau-pulau serta laut yang menghubungkan
antara pulau-pulau tersebut.
Tujuan deklarasi juanda sebagai berikut:

7
1) Perwujudan bentuk wilayah Negara kesatuan republic Indonesia
yang bulat dan utuh
2) Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia disesuaikan
dengan asas Negara kepulauan
3) Peraturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin
keselamatan dan keamanan Negara kesatuan NKRI

Sesuai dengan hukum laut internasional yang telah disepakati oleh


PBB tahun 1982 wilayah perairan laut Indonesia dapat dibedakan
menjadi 3 macam yaitu:
1) Zona laut territorial
Batas laut territorial adalah garis khayal yang berjarak 12 mil dari
garis dasar kearah laut lepas. Garis dasar adalah garis khayal yang
menghubungakan titik-titik dari ujung-ujung pulau terluar.

2) Zona landas kontinen


Landas kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun
morfologis merupakan lanjutan dari sebuah benua, kedalaman
lautnya kurang dari 150 m. Adapun batas landasan kontinen
tersebut diukur dari garis dasar yaitu paling jauh 200 mil laut.

3) Zona ekonomi eksklusif (ZEE)


Zona ekonomi eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil kearah
laut terbuka diukur dari garis dasar. Pengumuman tentang ZEE
dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 21 maret
1980.
Melalui konferensi PBB tentang hukum laut Indonesia ke-3 tahun
1982, pokok-pokok Negara kepulauan berdasarkan Archipelago
Concept Negara Indonesia diakui dan dicantumkan dalam
UNCLOS 1982. Berlakunya UNCLOS 1982 berpengaruh dalam
upaya pemanfaatan laut bagi kepentingan kesejahteraan seperti
bertambah luas ZEE dan landas kotinen Indonesia. Perjuangan
tentang kewilayahan dilanjutkan dengan menegakkan kedaulatan
dirgantara yaitu wilayah Indonesia secara vertical terutama dalam
memanfaatkan wilayah Geo Stationery Orbit ( GSO ) .
Ruang udara adalah ruang yang terletak di atas ruang daratan dan
atau ruang lautan sekitar wilayah Negara dan melekat pada bumi
dimana suatu Negara mempunyai hak yurisdiksi. Ruang udara,

8
ruang daratan dan ruang lautan merupakan satu kesatuan ruang
yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

c. Pemikiran berdasarkan aspek sosial budaya


Budaya atau kebudayaan secara etimologis adalah segala sesuatu
yang dihasilkan oleh kekuatan budi manusia. Sosial budaya adalah
faktor dinamik masyarakat yang terbentuk oleh keseluruhan pola
tingkah laku lahir batin yang memungkinkan hubungan sosial antara
anggota – anggotanya.
Berdasar ciri dan sifat kebudayaan masyarakat Indonesia sangat
hiterogen dan unik sehingga mengandung potensi konflik yang sangat
besar, terlebih kesadaran nasional masyarakat yang relatif rendah
sejalan dengan terbatasnya masyarakat terdidik.
Proses sosial dalam menjaga persatuan nasional sangat membutuhkan
kesamaan persepsi/ kesatuan cara pandang diantara segenap
masyarakat tentang eksistensi budaya yang sangat beragam namun
memiliki semangat untuk membina kehidupan bersama secara
harmonis.

d.Pemikiran berdasarkan aspek kesejarahan


Perjuangan suatu bangsa dalam meraih cita – cita pada umumnya
tumbuh dan berkembang akibat latar belakang sejarah.
Penjajahan disamping menimbulkan penderitaan dan juga
menumbuhkan semangat untuk merdeka yang merupakan awal
semangat kebangsaan yang diwadahi Boedi Oetomo (1908 ) dan
sumpah pemuda (1928).
Wawasan nasional Indonesia diwarnai oleh pengalaman sejarah yang
menginginkan tidak terulangnya lagi perpecahan dalam lingkungan
bangsa yang akan melemahkan perjuangan dalam mengisi
kemerdekaan untuk mewujudkan cita – cita dan tujuan nasional
sebagai hasil kesepakatan bersama agar bangsa Indonesia setara
dengan bangsa lain.

9
2.5 Hubungan Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional Indonesia
Sebagai bangsa majemuk yang telah menegara, bangsa Indonesia dalam
membina dan membangun atau menyelenggarakan kehidupan nasionalnya,
baik pada aspek politik, ekonomi, sosisl budaya, maupun hankamnya, selalu
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah.
Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional indonesia merupakan cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang
serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan wilayah dan tetap menghargai serta menghormati kebinekaan dalam
setiap aspek kehidupan nasinal untuk mencapai tujuan nasional.

2.6 Isi dari Wawasan Nusantara


Isi dari wawasan nusantara meliputi bebarapa bidang yaitu :
2.6.1.Secara Letak Wilayah
1) Letak Astronomis
Letak astronomis adalah letak suatu tempat dilihat dari posisi
garis lintang dan garis bujur. Garis lintang merupakan garis imajiner
yang membentang horisontal melingkari bumi sedangkan garis bujur
merupakan garis imajiner yang melingkari bumi secara vertikal.
Garis Lintang dan Bujur dibagi menjadi dua yaitu Garis Lintang Utara
dan Garis Lintang Selatan yang dibatasi oleh garis
ekuator(khatulistiwa) dan Garis Bujur Barat dan dan Bujur Timur
yang dibatasi oleh Greenwich Mean Time.
Letak Astronomis Indonesia adalah 6o LU (Lintang Utara) - 11o LS
(Lintang Selatan) dan antara 95o BT (Bujur Timur) - 141o BT (Bujur
Timur).
Jika dilihat dari posisi astronomis Indonesia terletak di kawasan
iklim tropis dan berada di belahan timur bumi.
Indonesia berada di kawasan tropis, hal ini membuat Indonesia selalu
disinari matahari sepanjang tahun. Di Indonesia hanya terjadi dua kali
pergantian musim dalam setahun yaitu musim kemarau dan hujan.
Negara-negara yang memiliki iklim tropis pada umumnya dilimpahi
alam yang luar biasa. Curah hujan tinggi akan membuat tanah
menjadi subur. Flora dan fauna juga sangat beraneka ragam.
Sedangkan pengaruh dari letak dilihat dari garis bujur, maka
Indonesia memiliki perbedaan waktu yang dibagi menjadi tida daerah
waktu yaitu Indonesia bagian timur (WIT), Indonesia
bagiantengah(WITA), dan Indonesia bagian barat(WIB).

10
2) Letak Geografis
Letak geografis ditentukan berdasarkan posisi nyata dibanding
posisi daerah lain. Indonesia terletak diantara Benua Asia dan Benua
Australia, serta Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Posisi
Indonesia sangat setrategis dan penting dalam kaitannya dengan
perekonomian. Indonesia berada persimpangan lalu lintas dunia.
Letak geografis merupakan salah satu determinan yang menentukan
masa depan dari suatu negara dalam melakukan hubungan
internasional. Meski untuk sementara waktu diacuhkan, kondisi
geografis suatu negara sangat menentukan peristiwa-peristiwa yang
memiliki pengaruh secara global.
Robert Kaplan menuturkan bahwa geografi secara luas akan menjadi
determinan yang mempengaruhi berbagai peristiwa lebih dari pada
yang pernah terjadi sebelumnya (Foreign Policy, May/June, 09).

3) Letak Geologis
Letak geologis adalah letak suatu wilayah melihat keadaan
geologinya. Berdasarkan keadaan geologinya, kepulauan di Indonesia
dapat dikategorikan menjadi 3 daerah, yaitu :
i. Daerah dangkalan Sunda
ii. Daerah dangkalan Sahul
iii.Daerah antar dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul
Indonesia bagian barat merupakan bagian dari Benua Asia, Indonesia
bagian timur merupakan bagian dari Benua Australia, sedangkan
Indonesia bagian tengah merupakan peralihan yang disebut daerah
Wallace.
Dilihat dari segi jalur pegunungan yang ada, kepulauan Indonesia
terletak di antara dua rangkaian pegunungan muda. Pegunungan di
Indonesia bagian barat merupakan bagian dari rangkaian pegunungan
Sirkum Mediterania, sedangkan pegunungan Indonesia bagian timur
merupakan bagian dari rangkaian pegunungan Sirkum Pasifik.

Akibat dari letak geologis Indonesia tersebut adalah :


1. Kepulauan Indonesia memiliki banyak gunung api yang aktif
2. Laut di Indonesia bagian barat dan timur lautnya dangkal,
sedangkan untuk bagia tengah lautnya dalam
3. Indonesia memilili banyak barang tambang mineral
4. Wilayah Indonesia termasuk daerah yang labil dan sering
mengalami gempa bumi tektonik dan vulkanik

11
5. Pegunungan di Indonesia merupakan rangkaian pegunngan muda
Sirkum Mediterania dan Sirkum pasifik

2.6.2.Secara Politik
Sedangkan Wawasan Nusantara adalah konsep politik bangsa
Indonesia yang memandang Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah,
meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar laut dan tanah di
bawahnya dan udara di atasnya secara tidak terpisahkan, yang
menyatukan bangsa dan negara secara utuh menyeluruh mencakup
segenap bidang kehidupan nasional yang meliputi aspek politik,
ekonomi, sosial budaya, dan hankam. Wawasan Nusantara sebagai
konsepsi politik dan kenegaraan yang merupakan manifestasi pemikiran
politik bangsa Indonesia telah ditegaskan dalam GBHN dengan Tap.
MPR No.IV tahun 1973. Penetapan ini merupakan tahapan akhir
perkembangan konsepsi negara kepulauan yang telah diperjuangkan
sejak Deklarasi Juanda tanggal 13 Desember 1957.
Jadi wawasan nusantara secara politik ini lebih mengarah kepada
geopolitiknya.

2.6.3.Secara Ekonomi
Wawasan Nusantara secara sosial dapat diartikan sebagai satu
kesatuan ekonomi dengan berdasarkan atas asas usaha bersama dan asas
kekeluargaan dalam satu sistem ekonomi kerakyatan. Hal ini berarti
dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan tatanan ekonomi yang
benar – benar menjamin pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat secara merata dan adil. Di samping itu,
mencerminkan tanggung jawab pengelolaan SDA yang memperhatikan
kebutuhan masyarakat antar daerah seacara timbal balik serta
kelestarian lingkungan dan SDA.

2.6.4.Secara Sosial Budaya


Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku
bangsa, bahasa, dan agama. Berdasarkan rumpun bangsa (ras),
Indonesia terdiri atas bangsa asli pribumi yakni Mongoloid
Selatan/Austronesia dan Melanesia di mana bangsa Austronesia yang
terbesar jumlahnya dan lebih banyak mendiami Indonesia bagian barat.
Secara lebih spesifik, suku bangsa Jawa adalah suku bangsa terbesar
dengan populasi mencapai 41,7% dari seluruh penduduk

12
Indonesia.Semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka tunggal ika"
("Berbeda-beda namun tetap satu"), berarti keberagaman yang
membentuk negara.
Indonesia memiliki sekitar 300 kelompok etnis, tiap etnis memiliki
warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad, dipengaruhi
oleh kebudayaan India, Arab, Tiongkok, Eropa, dan termasuk
kebudayaan sendiri yaitu Melayu. Contohnya tarian Jawa dan Bali
tradisional memiliki aspek budaya dan mitologi Hindu, seperti Wayang
Kulit yang menampilkan kisah-kisah tentang kejadian mitologis Hindu
Ramayana dan Baratayuda. Banyak juga seni tari yang berisikan nilai-
nilai Islam. Beberapa di antaranya dapat ditemukan di daerah Sumatera
seperti tari Ratéb Meuseukat dan tari Seudati dari Aceh.
Seni pantun, gurindam, dan sebagainya dari pelbagai daerah seperti
pantun Melayu, dan pantun-pantun lainnya acapkali dipergunakan
dalam acara-acara tertentu yaitu perhelatan, pentas seni, dan lain-lain.
Di bidang busana warisan budaya yang terkenal di seluruh dunia
adalah kerajinan Batik. Beberapa daerah yang terkenal akan industri
Batik meliputi Yogyakarta, Surakarta, Cirebon, Pandeglang, Garut,
Tasikmalaya dan juga Pekalongan. Kerajinan Batik ini pun diklaim oleh
negara lain dengan industri Batiknya. Busana asli Indonesia dari
Sabang sampai Merauke lainnya dapat dikenali dari ciri-cirinya yang
dikenakan di setiap daerah antara lain baju Kurung dengan Songketnya
dari Sumatera Barat (Minangkabau), kain Ulos dari Sumatera Utara
(Batak), busana Kebaya, busana khas Dayak di Kalimantan, baju Bodo
dari Sulawesi Selatan, busana Koteka dari Papua dan sebagainya.
Alat musik tradisional Indonesia antara lain meliputi:
Angklung , Gandang Tabuik, Bende, Gendang Bali, Calung, Gendang
Karo, Dermenan, Gamelan, Gondang Batak, Gondang (musik Sunda),
Gong Kemada, Gong Lambus, Jidor, Kecapi Suling, Kendang Jawa,
Kecapi Batak, Rebana, Kenong, Rebab , Kulintang, Saron, Saluang,
Serunai, Sasando, Seurune Kale , Suling Lembang, Suling Batak,
Suling Sunda, Talempong, Tanggetong dan Tifa.
Indonesia hanya memiliki satu bahasa nasional atau bahasa negara,
yakni Bahasa Indonesia. Campur tangan negara terhadap bahasa
nasional diselenggarakan melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Indonesia memiliki lebih dari 721 bahasa daerah. Di antara ratusan
bahasa daerah tersebut, yang paling banyak sebarannya adalah di Papua
dan Kalimantan, sedangkan yang paling sedikit adalah di pulau Jawa.

13
Menurut jumlah penuturnya, bahasa daerah yang paling banyak
digunakan di Indonesia berturut-turut adalah: Jawa (80 juta penutur),
Melayu-Indonesia, Sunda, Madura, Batak, Minangkabau, Bugis, Aceh,
Bali, Banjar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Wawasan Nusantara secara sosial
budaya merupakan pengembangan kehidupan bangsa yang serasi antara
masyarakat yang berbeda, dari segi budaya, status sosial, maupun
daerah untuk melestarikan kekayaan Indonesia, serta dapat dijadikan
kegiatan pariwisata yang memberikan sumber pendapatan nasional
maupun daerah.

2.6.5. Secara Hankam


Wawasan Nasional bangsa Indonesia adalah Wawasan Nusantara
yang merupakan pedoman bagi proses pembangunan nasional menuju
tujuan nasional. Sedangkan ketahanan nasional merupakan kondisi
yang harus diwujudkan agar proses pencapaian tujuan nasional tersebut
dapat berjalan dengan sukses. Oleh karena itu diperlukan suatu
konsepsi Ketahanan Nasional yang sesuai dengan karakteristik bangsa
Indonesia. Dan dapat dikatakan bahwa Wawasan Nusantara dan
ketahanan nasional merupakan dua konsepsi dasar yang saling
mendukung sebagai pedoman bagi penyelenggaraan kehidupan
barbangsa dan bernegara agar tetap jaya dan berkembang seterusnya.
Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan
kesempatan kepada setiap warga negara untuk berperan aktif, karena
kegiatan tersebut merupakan kewajiban setiap warga negara.

2.7 Implementasi Wawasan Nusantara


Dalam pelaksanaan kehidupan nasional, implementasi dari Wawasan
Nusantara itu sendiri mencakup berbagai bidang kehidupan yaitu :
A. Kehidupan Politik
Dalam kehidupan politik sendiri terdapat bebrapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu :
1) Pelaksanaan kehidupan politik yang diatur dalam undang-undang,
seperti UU Partai Politik, UU Pemilihan Umum, dan UU Pemilihan
Presiden. Pelaksanaan undang-undang tersebut harus sesuai hukum dan
mementingkan persatuan bangsa. Contohnya seperti dalam pemilihan
presiden, anggota DPR, dan kepala daerah harus menjalankan prinsip

14
demokrasi dan keadilan, sehinnga tidak menghancurkan persatuan dan
kesatuan bangsa.
2) Pelaksanaan kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia harus
sesuai dengan hukum yang berlaku. Seluruh bangsa Indonesia harus
mempunyai dasar hukum yang sama bagi setiap warga negara, tanpa
pengecualian. Di Indonesia terdapat banyak produk hukum yang dapat
diterbitkan oleh provinsi dan kabupaten dalam bentu peraturan daerah
(perda) yang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku secara
nasional.
3) Mengembangkan sikap hak asasi manusia dan sikap pluralisme untuk
mempersatukan berbagai suku, agama, dan bahasa yang berbeda,
sehingga menumbuhkan sikap toleransi.

4) Memperkuat komitmen politik terhadap partai politik dan lembaga


pemerintahan untuk meningkatkan semangat kebangsaan, persatuan,
dan kesatuan.

5) Meningkatkan peran Indonesia dalam kancah internasional dan


memperkuat korps diplomatic sebagai upaya penjagaan wilayah
Indonesia terutama pulau-pulau terluar dan pulau kosong.
B. Kehidupan Sosial
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bidang sosial yaitu :
1) Mengembangkan kehidupan bangsa yang serasi antara masyarakat yang
berbeda, dari segi budaya, status sosial, maupun daerah. Contohnya
dengan pemerataan pendidikan di semua daerah dan program wajib
belajar harus diprioritaskan bagi daerah tertinggal.
2) Pengembangan budaya Indonesia, untuk melestarikan kekayaan
Indonesia, serta dapat dijadikan kegiatan pariwisata yang memberikan
sumber pendapatan nasional maupun daerah. Contohnya dengan
pelestarian budaya, pengembangan museum, dan cagar budaya.

C. Kehidupan Ekonomi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bidang ekonomi yaitu:
1) Wilayah nusantara mempunyai potensi ekonomi yang tinggi, seperti
posisi khatulistiwa, wilayah laut yang luas, hutan tropis yang besar,
hasil tambang atau minyak yang besar, serta memiliki penduduk dalam
jumlah cukup besar. Oleh karena itu, implementasi dalam kehidupan
ekonomi harus berorientasi pada sector pemerintahan, pertanian, dan
perindustrian.

15
2) Pembangunan ekonomi harus memperhatikan keadilan dan
keseimbangan antar daerah. Oleh sebab itu, dengan adanya otonomi
daerah dapat menciptakan upaya dalam keadilan ekonomi.
3) Pembangunan ekonomi harus melibatkan partisipasi rakyat, seperti
dengan memberikan fasilitas kredit mikro dalam pengembangan usaha
kecil.
D. Kehidupan Pertahanan dan Keamanan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam bidang pertahanan dan
keamanan yaitu :
1) Kegiatan pembangunan pertahanan dan keamanan harus memberikan
kesempatan kepada setiap warga negara untuk berperan aktif, karena
kegiatan tersebut merupakan kewajiban setiap warga negara, seperti
memelihara lingkungan tempat tinggal, meningkatkan kemampuan
disiplin, melaporkan hal-hal yang mengganggu keamanan kepada
aparat dan belajar
2) Membangun rasa persatuan, sehingga ancaman suatu daerah atau pulau
juga menjadi ancaman bagi daerah lain. Rasa persatuan ini dapat
diciptakan dengan membangun solidaritas dan hubungan erat antara
warga negara yang berbeda daerah dengan kekuatan keamanan.
3) Membangun TNI yang profesional serta menyediakan sarana dan
prasarana yang memadai bagi kegiatan pengamanan wilayah
Indonesia, terutama pulau dan wilayah terluar Indonesia.

2.8 Kendala dalam Implementasi Wawasan Nusantara


Adapun beberapa mengimplementasikan wawasan nusantara tersebut, yaitu:
A. Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dalam arti memberikan peranan dalam bentuk
aktivitas dan partisipasi masyarakat untuk mencapai tujuan nasional hanya
dapat dilaksanakan oleh Negara-negara maju dengan Button Up Planning,
sedang untuk Negara berkembang dengan Top Down Planning karena
adanya keterbatasan kualitas sumber daya manusia sehingga diperlukan
landasan operasional berupa GBHN. Kondisi nasional (pembangunan) yang
tidak merata mengakibatkan keterbelakangan dan ini merupakan ancaman
bagi integritas. Pemberdayaan masyarakat diperlukan terutama untuk
daerah-daerah tertinggal.

16
B. Dunia Tanpa Batas
1) Perkembangan Iptek
Mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola tindak masyarakat dalam
aspek kehidupan. Kualitas sumber daya Manusia merupakan tantangan
serius dalam menghadapi tantangan global.
2) Kenichi Omahe dalam bukunya “Borderless Word” dan“The End of
Nation State”
Menyatakan: dalam perkembangan masyarakat global, batas-batas
wilayah Negara dalam arti geografi dan politik relative masih tetap,
namun kehidupan dalam satu Negara tidak mungkin dapat membatasi
kekuatan global yang berupa informasi. Investasi industry dan konsumen
yang makin individual. Untuk dapat menghadapi kekuatan suatu Negara
harus mengurangi peranan pemerintah pusat dan lebih memberikan
peranan kepada pemerintah daerah dan masyarakat.
Perkembangan iptek dan perkembangan masyarakat global dikaitkan
dengan dunia batas dapat merupakan tantangan Wawasan Nusantara,
mengingat perkembangan tsb akan dapat memperngaruhi masyarakat
Indonesia dalam pola pikir, pola sikap dan pola tindak di dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

C. Kesadaran Warga Negara


1) Pandangan Indonesia tentang Hak dan Kewajiban
Manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang
sama. Hak dan kewajiban dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan
2) Kesadaran Bela Negara
Dalam mengisi kemerdekaan perjuangan yang dilakukan adalah
perjuangan non fisik untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan,
kesenjangan social, memberantas KKN, menguasai iptek, meningkatkan
kualitas SDM, transparan dan memelihara persatuan.

2.9. Prospek Pengimplementasian Wawasan Nusantara


Prospek pengimplementasian wawasan nusantara meliputi:
A. Prospek Wawasan Nusantara Di Era Globalisasi
Wawasan nusantara di era globalisasi ini kini mengalami perubahan,
akibat semakin berkembangnya iptek dan kemajuan teknologi, dan agar
rakyat Indonesia tidak mengalami ketertinggalan akibat semakin
berkembangnya kemajuan teknologi maka dalam penulisan ini akan di
ungkapkan beberapa cara-cara atau sedikit pengetahuan tentang apa saja
yang harus di lakukan masyarakat Indonesia agar wawasan masyarakat

17
Indonesia itu semakin berkembang untuk menghadapi pengaruh
globalisasi di dunia.
Masuknya globalisasi ekonomi dan budaya oleh Negara maju ke negara
berkembang selalu akan melalui sistem pemerintahan negara
berkembang itu sendiri. Oleh karena itu, sistem pemerintahan negara
berkembang yang bercorak sekular dan materialisrtik akan menjadi
makanan empuk bagi program globalisasi negara maju. Akan ditemui
segelintir elit (pejabat pemerintah dan swasta) nasional yang mendukung
program mereka dalam meperkaya diri dan mengeksploirasi rakyat serta
menyerap kekayaan tanah air. Oleh karena itu diperlukan orang “kuat”
dalam negara berkembang yang mampu menahan gelombang arus
globalisasi disamping penataaan sistem pemerintahan berdasarkan moral
agama.
Globalisasi telah mengikis pula budaya dan kultur yang telah menjadi ciri
khas bangsa kita. Dunia seni dan hiburan banyak dipengaruki Barat,
identitas bangsapun mulai luntur seiring dengan kemajuan zaman. Untuk
melawan hegemoni Barat tersebut Indonesia kaya akan seni dan budaya,
akan tetapi potensi tersebut tidak mampu diberdayakan dengan baik. Hal
ini karena pemberdayaan seni dan budaya terkesan sentralistik, sehingga
kebudayaan kita terhegemoni dan dimonopoli oleh kebudayaan etnik
tertentu. Kesenjangan budaya Jawa dan luar pulau Jawa begitu menonjol
dan nampak dalam penyajian di berbagai media. Kesenjangan tersebut
melahirkan perasaan tidak puas dan kemudian dilawan dengan cara
menggugat nasionalisme. Karena nasionalisme terkadang digunakan oleh
etnik tertentu untuk melanggengkan hegemoninya, fenomena ini dapat
berimplikasi pada terancamnya masa depan bangsa sehingga perlu
perumusan nasionalisme baru untuk menaggulanginya. Abad 21 juga
jelas merupakan era kompetitif dan Indonesia sebagai suatu kesatuan
bangsa akan meghadapi kompetisi yang ketat di dunai internasional
dalam berbagai aspek kehidupan. Untuk itu secara internal bangsa ini
perlu mempersiapkan diri dalam segala aspek khususnya peningkatan
kualitas sumber daya manusia.

B. Visi Indonesia Masa Depan


Masa depan Indonesia mungkin saja baik, lebih cemerlang dari semua
yang pernah kita bayangkan, namun mungkin yang terjadi sangat buruk,
sesuatu yang belum pernah kita bayangkan, bahkan dalam mimpi buruk
kita sekalipun. Yang jelas, dalam upaya mewujudkan cita-cita reformasi
dalam penyelesaian berbagai masalah bangsa dan negara diperlukan visi

18
Indonesia masa depan sebagai fokus pada arah penyeelnggaraan
kehidupan berbamgsa dan bernegara menuju masa depan yang lebih baik.
Bagi bangsa Indonesia, Visi Indonesia didasari dan diilhami oleh cita-cita
luhur yang telah digariskan para pendiri negara sebagaimana termaktub
dalam Pembukaan UUD 1945. Untuk pencapaian visi tersebut maka
selanjutnya dirumuskan visi antara yang disebut VISI INDONESIA 2020.
Visi Indonesia 2020 adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang
religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri
serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan negara.
Jadi untuk menghadapi globalisasi adalah mempertahankan eksistensi dan
intergritas bangsa dan negara serta memanfaatkan peluang untuk
memajuan bangsa dan negara. Untuk menghadapi globalisasi diperlukan
kemampuan sumber daya manusia dan kelembagaan, baik di sektor
negara maupun di sektor swasta.agar terwujudnya Indonesia yang maju
dan masyarakat yang siap menghadapi besarnya pengaruh globalisasi di
Indonesia.

2.10 Studi Kasus

2.10.1 Kronologi Kasus Habib Rizieq tentang Kesalahan Penempatan Sila dari
Pancasila.

Kasus ini berawal dari video sebuah tabligh akbar yang diisi oleh Habib
Rizieq yang juga merupakan Imam besar FPI, menyatakan 'Pancasila yang
diajukan oleh Soekarno, ketuhanan ada di buntut, sedangkan Pancasila
Piagam Jakarta ketuhanan ada di kepala'. Ceramah tersebut sudah diunggah
ke situs jejaring sosial Youtube 2 tahun yang lalu di sebuah gedung mirip
dengan Gedung Sate,Bandung,Jawa Barat.

Kamis, 27 Oktober 2016

Setelah itu video tersebut dilaporkan oleh putri dari Bung Karno yaitu
Sukmawati Soekarnoputri ke Bareskrim Polri karena pada 27 Oktober 2016
telah dianggap melecehkan Pancasila saat tabligh akbar.

Selasa, 22 November 2016

Kemudian pada 22 November 2016,Kabag Penum Divisi Humas Polri


Kombes Martinus Sitompul menyatakan telah melimpahkan kasus dugaan
pelecehan Pancasila itu kepada Polda Jabar. Martinus menjelaskan kasus
ini dilimpahkan karena locus delicti kejadian itu ada di wilayah Jawa Barat.

19
"Karena (Habib Rizieq) mengucapkan (kalimat yang dituduhkan) itu
disampaikan saat di wilayah Jabar. Kita sudah limpahkan dua hari lalu,"
ujar Martinus saat dihubungi detik.com saat itu.

Kamis, 12 Januari 2017

Habib Rizieq ke Polda Jabar untuk dimintai keterangan sebagai saksi.


Untuk pemeriksaan ini, Polda Jabar mengerahkan 800 personel untuk
pengamanan. Ada dua kelompok massa yang mendatangi Mapolda Jabar di
Jalan Soekarno-Hatta, Bandung, ini, yaitu FPI dan Gerakan Masyarakat
Bawah Indonesia (GMBI). Rizieq tiba di Mapolda Jabar menggunakan
mobil Mitsubishi Pajero Sport berwarna putih dengan nopol B-1-FPI.
Diperiksa sekitar 6,5 jam, Rizieq dicecar 22 pertanyaan. Seusai
pemeriksaan, terjadi bentrokan di antara dua kubu.

Senin, 23 Januari 2017

Polda Jabar melakukan gelar perkara kedua. Kabid Humas Polda Jabar
Kombes Yusri Yunus menyatakan gelar perkara pertama sudah dilakukan
dengan menganalisis dan mengevaluasi proses penyidikan yang sudah
berlangsung beberapa waktu lalu. Ia tidak menyebut kapan gelar pertama
digelar.
Yusri menuturkan, sebelum gelar perkara kedua, pihaknya sudah
memeriksa 15 saksi. Mulai dari saksi ahli, saksi yang berada di tempat
kejadian perkara (TKP), hingga saksi yang mendukung terlaksananya acara
tersebut. Selanjutnya, kata Yusri saat itu, pihaknya akan memeriksa saksi
ahli tambahan. Saat itu Yusri menyiratkan status Rizieq dinaikkan jadi
tersangka atau tidak akan dilakukan saat itu.

Senin, 30 Januari 2017

Namun perubahan status Rizieq dilakukan pada Senin,30 januari 2017.


Polda Jabar menetapkan Rizieq sebagai tersangka. Rizieq disangkakan
melanggar Pasal 154 a KUHP tentang penodaan terhadap lambang negara
dan Pasal 320 KUHP tentang pencemaran terhadap orang yang sudah
meninggal.

“Perkara penistaan Pancasila dan pencemaran proklamator ini seluruhnya


sudah masuk unsur dan alat bukti yang cukup,” tutur Yusri.

20
Rencananya, Habib diperiksa sebagai tersangka pada . Juru bicara FPI
Slamet Maarif mengatakan pihaknya segera mengajukan praperadilan atas
penetapan tersangka tersebut.

Kamis,9 Februari 2017

Pimpinan Front Pembela Islam Rizieq Shihab, sedianya menjalani


pemeriksaan sebagai tersangka di Polda Jawa Barat, Selasa 7 Februari
2017. Namun, sang Habib tidak memenuhi panggilan polisi.

Salah satu tim kuasa hukum Rizieq, Kapitra Ampera mengatakan, tidak
hadirnya Rizieq karena sedang sakit. "Enggak datang, karena beliau sakit,"
kata Kapitra kepada VIVA.co.id, Kamis 9 Februari 2017.

Untuk pemanggilan berikutnya pada Jumat 10 Februari 2017, ia belum bisa


memastikan apakah Rizieq akan memenuhi panggilan tersebut.

"Kita lihat. Itu kan (dekat) Pilkada, mudah-mudahan Habib sehat. Kan,
kalau sakit enggak bisa diperiksa juga," ujarnya.

Dalam kasus ini, menurut dia, tim kuasa hukum juga sudah mengajukan
praperadilan atas penetapan tersangka Rizieq. "Sudah diajukan, kalau
enggak salah kemarin," katanya.

Jum’at,10 Februari 2017

Surat panggilan kedua dikirim pada Rabu lalu untuk agenda pemeriksaan
pada Jumat, 10 Februari 2017. Tapi Rizieq juga telah menolak hadir hari
ini, Sementara Rizieq pada Kamis, 9 Februari 2017 diketahui menemui
Menko Polhukam Wiranto di Jakarta.

Senin,13 Februari 2017

Imam Besar Front Pembela Islam, Rizieq Shihab, pada senin,13 februari
2017 menjalani pemeriksaan perdana sebagai tersangka kasus penistaan
Pancasila dan pencemaran nama baik Tokoh Proklamator Soekarno di
Mapolda Jawa Barat. Didampingi penasihat hukum beserta sejumlah
koleganya pagi tadi, Rizieq juga membawa serta tesisnya dengan judul
"Pengaruh Pancasila terhadap Penerapan Syariat Islam."

Namun, Polda Jawa Barat menyatakan tidak memerlukan tesis itu untuk
saat ini. Dokumen tersebut dinilai bukan hal yang substantif oleh polisi.

21
"Silakan saja dibawa," ujar Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat,
Kombes Pol Yusri Yunus, di sela-sela proses pemeriksaan Rizieq di
Mapolda Jawa Barat, Jalan Soekarno Hatta Kota Bandung, Senin 13
Februari 2017.

Yusri menegaskan, tesis Rizieq dari Universitas Malaya, Malaysia ini tidak
berpengaruh terhadap proses penyidikan. "Enggak diapa-apain tesisnya.
Orang enggak ada pertanyaan ke situ," katanya.

Seharusnya, menurut Yusri, karya ilmiah tersebut ditunjukan saat


persidangan sebagai pembanding yang disangkakan. Bahkan, dalam proses
penyidikan pun, tidak akan mempengaruhi.

"Polda tidak pernah minta tesis. Buktinya cukup dari video. Silakan ajukan
di pengadilan," katanya.

Senin,20 Februari 2017

Polda Jawa Barat mengimbau penasihat hukum Ketua Front Pembela Islam
atau FPI Rizieq Shihab segera mengajukan nama-nama saksi yang
dianggap bisa meringankan Rizieq sebagai tersangka.

Rizieq saat ini menyandang status tersangka penistaan Pancasila dan


pencemaran nama baik Presiden pertama Soekarno. Dia meminta agar ada
pemeriksaan saksi ahli meringankan sebelum penyidik merampungkan
berkas untuk dilimpahkan ke pengadilan.

"Kami masih nunggu, selambat-lambatnya hari Kamis ini kalau bisa sudah
masuk nama-namanya," ujar Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat,
Kombes Pol Yusri Yunus di Kantor PWNU Jawa Barat, Kota Bandung,
Jawa Barat, Senin 20 Februari 2017.

Jum’at,10 Maret 2017

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Yusri Yunus
menyatakan, proses pemeriksaan saksi ahli meringankan untuk Muhammad
Rizieq Shihab, tersangka kasus penistaan Pancasila dan pencemaran nama
baik Ir Soekarno, diserahkan sepenuhnya kepada pihak penasihat hukum.

Menurutnya, surat pemberitahuan agar segera menyerahkan nama saksi ahli


meringankan sudah diserahkan kepada tim penasihat hukum. Tersangka
Rizieq, dikabarkan akan mengajukan ahli Yusril Ihza Mahendra.

22
"Sudah dikirim. Dia tinggal ngirim namanya aja," kata Yusri disela
pelantikan pengurus PWI Provinsi Jawa Barat di Gedung Sate. Jalan
Diponegoro Kota Bandung, Jumat 10 Maret 2017.

Meski belum diterima, pihaknya saat ini memprioritaskan pemberkasan


kasus agar dilimpahkan kepada Jaksa Penuntut Umum untuk segera
disidangkan.

Bahkan Yusri menegaskan, pihaknya tidak terlalu memikirkan


pertimbangan tim penasihat hukum belum mengajukan nama tersebut.
"Yang namanya saksi ahli meringankan itu tidak masuk dalam agenda
(pemberkasan). Tapi kalau diminta oleh mereka, boleh saja. Kami siapkan,"
katanya.

Yusri memastikan, tim penasihat hukum Rizieq Shihab sampai saat ini
belum mengajukan nama-nama saksi ahli meringankan. Penanganan kasus
tersebut saat ini dijalankan tanpa ada unsur muatan politis. "Kita kan netral,
silakan. Tapi nama itu belum masuk, sampai sekarang," tegas Yusril.

Jum’at,31 Maret 2017

Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Anton Charliyan mengatakan, proses hukum
kasus dugaan penistaan Pancasila dan pencemaran nama baik mantan
Presiden Ir. Soekarno dengan tersangka Imam Besar FPI Rizieq Shihab,
akan berlanjut ke meja peradilan.

Anton mengakui, proses pemberkasan penyidikan tahap satu untuk


diserahkan ke Kejaksaan Tinggi Jawa Barat yang menjerat Rizieq
membutuhkan waktu panjang. "Kita terus melengkapi, karena gampang-
gampang susah ini. Percayakan saja penegakan hukum akan tetap jalan,"
ujar Anton di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, Jalan RE Martadinata Kota
Bandung, Jumat 31 Maret 2017.

Anton mengatakan, meski mempunyai tantangan tersendiri, pihaknya tidak


bisa menyebutkan item mana saja yang saat ini membutuhkan waktu lama
untuk dirampungkan. Menurutnya, pihaknya menargetkan kasus tersebut
bisa dilimpahkan dengan kepastian hukum yang objektif dan profesional.
"Itu teknis. Percuma cepat tapi tidak tepat. Mending alon-alon asal klakon,
yang penting mantap," katanya.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Yusri Yunus
menambahkan, untuk menuntaskan kasus tersebut agar segera dilimpahkan,

23
penyidik Polda Jawa Barat dengan tim Mabes Polri saat ini terus
berkoordinasi melengkapi segala kekurangan tahap penyidikan. "Ada
beberapa berkas dari penyidik Polda Jabar bersama penyidik Mabes Polri,
diupayakan rampung secepatnya," ujarnya.

Jum’at,8 April 2017

Jaksa Agung M Prasetyo mengatakan kasus dugaan penghinaan lambang


negara Pancasila yang dilakukan oleh Imam Besar Front Pembela Islam
(FPI) Habib Rizieq Shihab tengah diproses penyidik.

"Saya baru mendapatkan laporan dari Kejaksaan Tinggi Jawa Barat dan
Kejati Jabar. Mereka baru menerima SPDP-nya (Surat Perintah Dimulainya
Penyidikan)," kata Prasetyo di kantornya, Jakarta Selatan, Jumat malam, 7
April 2017.

Namun, kata Prasetyo, sejuah ini Kejaksaan Tinggi Jawa Barat belum
menerima berkas tersangka Habib Rizieq dari Polda Jawa Barat. "Sampai
saat ini berkasnya belum ada di Kejaksaaan untuk, diteliti dan prosesnya
masih panjang," ujarnya.

2.10.2 Analisis Kasus Habib Rizieq

Dari kronologi di atas, menurut kelompok kami Habib Rizieq telah


menyampaikan informasi yang kurang tepat tentang Pancasila yang
merupakan lambang negara. Pernyataan tersebut bermula dari Tesis yang
diajukan Habib Rizieq dalam rangka mendapatkan gelar akademik Magister
di Universitas Malaya. Setelah Habib Rizieq lulus dari Universitas
Malaya, dia mensosialisasikan tesis itu melalui tabligh dan ceramah-
ceramah. Pada tabligh akbar tersebut, Habib Rizieq mengatakan bahwa
Pancasila yang pertama kali diusulkan oleh Bung Karno adalah sila
ketuhanan diletakkan dibagian “buntut”. Hal itu jelas tidak selayaknya
diucapkan di forum umum karena bahasa yang digunakan tergolong kasar
dan menjurus ke penghinaan. Karena hal itu dapat menimbulkan
perpecahan antar rakyat Indonesia yang tidak setuju dengan perkataan
tersebut. Selain itu,media sosial juga berperan dalam penyampaian
informasi tersebut. Kita sebagai pengguna media sosial harus dapat
memilah mana informasi yang benar dan terpercaya dan mana informasi
yang sifatnya negatif.

24
Dalam wawasan nusantara sendiri, Pancasila memiliki kedudukan sebagai
landasan idiil, Oleh karena itu sebaiknya kita tidak mempersalahkan
tentang Pancasila itu sendiri. Karena hal tersebut dapat menimbulkan faktor
– faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa.

Maka dari itu, pemahaman tentang wawasan nusantara sangatlah penting


bagi rakyat Indonesia. Tujuannya adalah agar tidak terjadi perpecahan yang
dikarenakan kesalahpahaman dalam menerima informasi. Untuk itu kita
sebagai rakyat Indonesia harus peka dan berusaha untuk mencegah dan
mengatasi sedini mungkin faktor – faktor penyebab timbulnya disintegrasi
bangsa dan harus mengupayakan tetap terbina dan terpeliharanya persatuan
dan kesatuan dalam kebhinekaan.

25
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Pengertian wawasan nusantara secara umum adalah cara pandang dan
sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografisnya menurut
Pancasila dan UUD 1945 dalam mengutamakan kesatuan wilayah dan
menghargai kebhinekaan yang ada untuk mencapai tujuan nasional.
2. Unsur-unsur yang terdapat didalam wawasan nusantara meliputi 3 hal
yaitu wadah kehidupan bermasyarakat, isi dari aspirasi masyarakat, dan
tata laku dalam bermasyarakat.
3. Kedudukan wawasan nusantara adalah sebagai wawasan nasional Bangsa
Indonesia, paradigma nasional, landasan visi nasional, dan landasan
opersional. Dan ungsi wawasan nusantara lebih mengarah untuk mengatur
seluruh rakyat Indonesia ke arah yang lebih baik terutama dalam hal
nasionalisme terhadap Bangsa Indonesia itu sendiri. Sedangkan tujuan dari
wawasan nusantara sendiri sesuai dengan fungsinya yaitu mewujudkan
nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupanrakyat Indonesia.
4. Wawasan nasional Indonesia dikembangkan berdasarkan wawasan
nasional secara universal sehingga dibentuk dan dijiwai oleh paham
kekuasaan, geopolitik dan dasar pemikiran wawasan nasional yang dipakai
Negara Indonesia.
5. Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional indonesia merupakan cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya
yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap menghargai serta menghormati
kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasinal untuk mencapai tujuan
nasional.
6. Isi dari wawasan nusantara meliputi beberapa bidang yaitu letak wilayah,
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Yang juga
diemplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
7. Implementasi dari wawasan nusantara mencakup beberapa bidang
kehidupan yaitu bidang politik, sosial, ekonomi, dan pertahanan
keamanan. Implementasi disini mengarah kepada tindakan untuk
meningkatkan jiwa nasionalisme pada bidang tersebut.
8. Kendala yang paling besar dari pengimplementasian wawasan nusantara
adalah kurangnya pemberdayaaan masyarakat oleh pemerintah sehingga

26
berdampak terhadap menurunnya kesadaran warga negara, dan globalisasi
yang mengikis rasa nasionalisme Bangsa Indonesia
9. Prospek kedepan untuk mengatasi kendala pengimplementasian wawasan
nusantara adalah mempersiapkan sumber daya manusia yang memiliki
rasa nasionalisme dan keahlian di bidang IPTEK, terutama bagi generasi
muda di Indonesia.
10. Dalam pemahaman wawasan nusantara Pancasila berperan sebagai
pemersatu bangsa Indonesia.

3.2 Saran
Saran dari makalah ini adalah :
1. Dengan adanya wawasan nusantara, kita harus dapat memiliki sikap dan
perilaku yang sesuai kejuangan, cinta tanah air serta rela berkorban bagi
nusa dan bangsa.
2. Wawasan nusantara perlu diterapkan pada pemerintah demi menjaga
keutuhan negara kesatuan republik Indonesia. Pada kenyataannya
penerapan wawasan nusantara kurang dilakukan oleh warga negara
Indonesia, maka dari itu sangat diperlukan demi menjawab tantangan masa
depan yang dapat memecah belah suatu negara.
3. Dalam kaitannya dengan pemuda penerus bangsa hendaknya ditanamkan
sikap wawasan nusantara sejak dini sehingga kecintaan mereka terhadap
bangsa dan negara lebih meyakini dan lebih dalam. Untuk itulah perlu
kiranya pendidikan yang membahas/mempelajari tentang wawasan
nusantara dimasukan ke dalam suatu kurikulum yang sekarang diterapkan
dalam dunia pendidikan di Indonesia (misalnya : pelajaran
Kewarganegaraan, Pancasila, PPKn dan lain - lain).
4. Untuk masyarakat Indonsia (baik bagi si pembuat makalah, pembaca
makalah sertayang lain) agar dapat menjaga makna dan hakikat dari
wawasan nusantara yang tercermin dari perilaku – perilaku sehari hari
misalnya ikut menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan.
5. Penjelasan yang ada di dalam makalah ini semoga dapat membantu
mengaplikasikan wawasan nusantara pada setiap warga negara untuk dapat
menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.

27

Anda mungkin juga menyukai