Anda di halaman 1dari 6

Rangkaian seri

Mungkin kamu pernah memasang lampu dekorasi untuk penjor peringatan hari kemerdekaan. Jika salah satu
lampu tersebut putus, semua lampu mati, dan biasanya kamu kesulitan mencari lampu mana yang putus.
Lampu-lampu tersebut dirangkai secara seri.

Rangkaian Seri adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara sejajar (seri). Baterai
dalam senter umumnya disusun dalam rangkaian seri.
Pada rangkaian seri, hanya terdapat satu lintasan arus listrik. Bagian rangkaian dipasang secara berurutan,
tanpa ada percabangan. Perhatikan diagram rangkaian seri pada Gambar dibawah

Dalam rangkaian seri, hanya ada satu jalan untuk arus listrik

2. Hambatan pengganti dalam rangkaian seri


Kita dapat mengganti beberapa hambatan yang dirangkai secara seri dengan sebuah hambatan. Sebagai contoh,
R1, R2, dan R3 dalam Gambar dibawah . dapat kita ganti dengan Rs. Kita akan mencari besar Rs.

Hambatan R1, R2, dan R3 dapat diganti dengan sebuah hambatan, yaitu Rs.

Kamu mengetahui bahwa jumlah beda potensial pada tiap-tiap hambatan sama dengan beda potensial sumber
tegangan. Sesuai Gambardi atas , maka:

VAB = VAX + VXY + VYB


Sesuai dengan hukum Ohm, yaitu V = I R, persamaan di atas dapat ditulis:

I RS = I R1 + I R2 + I R3
Karena I di mana-mana besarnya sama, maka:

Rs = R1 + R2 + R3

Secara umum, jika terdapat rangkaian seri dengan n buah hambatan yang besarnya R1, R2, R3, ... Rn,
maka hambatan penggantinya adalah:
Rangkaian paralel
Apa yang terjadi jika lampu-lampu di rumahmu dirangkaikan seri? , begitu salah satu lampu mati, maka lampu
yang lain juga akan padam. Untungnya berbagai peralatan listrik di rumahmu terhubung secara paralel.
Rangkaian paralel terdiri atas beberapa cabang arus.

Hambatan R1, R2, dan R3 dihubungkan secara paralel.

Perhatikan rangkaian paralel pada Gambar di atas. Arus listrik terpisah menjadi tiga, mengalir pada tiap
cabang.

Rangkaian listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input komponen berasal
dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun paralel.
Jika kuat arus pada tiap cabang dijumlahkan, maka besarnya sama dengan kuat arus sebelum memasuki
cabang. Ini merupakan bunyi dari Hukum I Khirrchoff, persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut.

Jika persamaan di atas diperluas untuk setiap cabang dalam rangkaian, maka akan berlaku kuat arus yang
memasuki titik cabang sama dengan kuat arus yang meninggalkan titik cabang. Jika kenyataan ini diterapkan
pada titik cabang A, maka akan berlaku seperti berikut.

I masuk ke titik cabang A = I keluar dari titik cabang A


atau

I = I1 + I2 + I3 + I4

4. Hambatan pengganti dalam rangkaian paralel


Beberapa hambatan yang dirangkaikan secara paralel dapat kita ganti dengan satu hambatan pengganti. Berapa
besar hambatan pengganti dalam rangkaian paralel? Perhatikan tiga hambatanmyang dirangkaikan paralel
padamGambar ini
Arus yang masuk cabang (Iin) sama dengan arus yang keluar (Iout).

Dalam rangkaian tersebut berlaku hubungan kuat arus sebagai berikut.

I = I1 + I2 + I3 +

Sesuai dengan hukum Ohm, persamaan tersebut dapat ditulis:

Seperti yang kamu amati dalam Kegiatan 4, beda potensial antara ujung-ujung hambatan pada rangkaian
paralel besarnya sama dengan beda potensial sumber, atau

V = VAB = VCD = VEF .


Akibatnya persamaan di atas dapat ditulis:
Persamaan di atas dapat diperluas untuk mencari hambatan pengganti R1, R2, R3, ..., Rn yang dirangkaikan
paralel. Hambatan pengganti dapat diperoleh dari persamaan berikut.

Tegangan Arus dan Tegangan pada Tahanan


Catu R1= 50 R2= 100 R3= 82 R4= 56
Daya I V I V I V I V
2 6.4 0.3 6.4 0.7 6.4 0.5 6.4 0.4
4 13.4 0.8 13.4 1.4 13.4 1.2 13.4 0.7
6 21 1 21 2.1 21 1.7 21 1.2
8 27,6 1.4 27,6 2.8 27,6 2.3 27,6 1.6
10 34.5 1.7 34.5 3.5 34.5 2.8 34.5 12
12 42 2 42 4.2 42 3.4 42 2.4

Tegangan Arus dan Tegangan pada Tahanan


Catu R1= 82 R2= 82 R3= 82 R4= 82
Daya I V I V I V I V
2 23.5 2.2 23.5 2.2 23.5 2.2 23.5 2.2
4 47.6 3.8 47.6 3.8 47.6 3.8 47.6 3.8
6 71.7 5.8 71.7 5.8 71.7 5.8 71.7 5.8
8 96 7.7 96 7.7 96 7.7 96 7.7
10 120 9.4 120 9.4 120 9.4 120 9.4
12 145 11 145 11 145 11 145 11
Arus
Tegangan
Arus Melalui Tahanan Total
Catu (mA)
Daya R1= 100 R2= 220 R3= 470
5 6.3 6.3 6.3 6.3

10 13 13 13 13
15 19.5 19.5 19.5 19.5

Arus
Tegangan
Arus Melalui Tahanan Total
Catu (mA)
Daya R1= 150 R2= 150 R3= 150
5 32 32 32 32
10 66.3 66.3 66.3 66.3
15 97.6 97.6 97.6 97.6

Tegangan Arus dan Tegangan pada Tahanan


Catu R1= 150 R2=100 R3= 82 Arus total
Daya I V I V I V (mA)
2 12.6 1.9 19 1.9 23 1.9 54.6
4 26.6 3.8 39.9 3.8 48.7 3.8 115.2
6 39.9 6 59.8 6 73 6 172.7
8 53.2 7.7 79.8 7.7 97.3 7.7 230.3
10 66.5 9.8 99.8 9.8 121.7 9.8 288
12 79.8 11.9 119.5 11.9 145.8 11.9 345.1
Tegangan Arus dan Tegangan pada Tahanan
Catu R1= 150 R2= 150 R3= 150
Arus total
(mA)
Daya I V I V I V
2 13.3 1.9 13.3 1.9 13.3 1.9 39.9
4 26.6 3.8 26.6 3.8 26.6 3.8 79.8
6 39.9 6 39.9 6 39.9 6 119.7
8 53.2 7.7 53.2 7.7 53.2 7.7 159.6
10 66.5 9.8 66.5 9.8 66.5 9.8 199.5
12 79.8 11.9 79.8 11.9 79.8 11.9 239.4

Tegangan Arus Total


Arus Melalui Tahanan
Catu (mA)
Daya R1= 680 R2= 470 R3= 390
7 10.2 14.8 17.9 42.9
12 17.6 25.5 30.7 73.8
18 26.4 38.7 46.1 111.2

Tegangan Arus Total


Arus Melalui Tahanan
Catu (mA)
Daya R1= 220 R2= 220 R3= 220
6 27.2 27.2 27.2 81.6
12 54.4 54.4 54.4 163.2
18 81.62 81.62 81.62 244.86

Anda mungkin juga menyukai