HUKUM OHM
1.1 LANDASAN TEORI
Resistor berfungsi untuk menghambat arus dan membagi tegangan, nilai
nominal resistansi dan toleransi suatu resistor ditunjukan oleh pita kode warna
pada badan resistor tersebut.
KODE WARNA RESISTOR
WARNA SATUAN PULUHAN PENGALI TOLERANSI
Hitam 0 - 1 -
Coklat 1 1 10 1%
Merah 2 2 100 2%
Jingga 3 3 1000 -
Kuning 4 4 10000 -
Hijau 5 5 100000 -
Biru 6 6 1000000 -
Ungu 7 7 10000000 -
Abu-abu 8 8 100000000 -
Putih 9 9 1000000000 -
Perak - - 0.01 10%
Emas - - 0.1 5%
Warna pertama dan kedua merupakan nilai satuan, dan puluhan, warna
ketiga menunjukkan jumlah nol dan warna keempat adalah toleransinya.
Contoh: sSuatu resistor memiliki warna dengan urutan : merah, ungu, kuning,
dan emas; maka harganya : 270000 Ω atau 270 kΩ toleransi 5%. Hukum ohm
menyebutkan: dalam sebuah penghantar yang ujungnya diberi tegangan listrik,
arus yang mengalir dalam penghantar berbanding lurus dengan tegangan yang
berada pada ujung-ujungnya dan berbanding nterbalik dengan tahanan dari
penghantar tersebut.
dimana: V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
R = Tahanan (Ohm)
1
1.2 TUJUAN PERCOBAAN
Adapun tujuan percobaan ini dilakukan adalah untuk menentukan
hubungan antara arus (I), tegangan (V) dan tahanan (R)
Gambar 1.1
Atur tegangan power supply pada V = ....Volt.
Catat arus yang mengalir pada Amperemeter.
Ulangi percobaan diatas dengan mengganti nilai tahanan masing –
masing sesuai petunjuk asisten.
Catat hasilnya pada tabel 1.1.
2
Tabel 1.1.
Tahanan yang R1 R2 R3 R4 R5
digunakan (Ω) 5,6 Ω 22 Ω 330 Ω 1000 Ω 6800 Ω
Tegangan Arus yang mengalir dalam mA
3,214 165,1 97,5 9,71 3,23 0,47
7,04 - 247,7 21,92 1,05 7,30
9,02 - 314,2 27,87 9,28 1,35
Gambar 1.2
Tabel 1.2
Tahanan yang R1 + R2 R2 + R3 R4 + R5
digunakan (Ω) 27,6 Ω 352 Ω 7800 Ω
Tegangan Arus yang mengalir dalam mA
3,214 85,4 9,1 0,41
7 213,9 20,51 0,92
9 271,8 26,13 1,18
Buatlah rangkaian paralel seperti gambar 1.3 dengan R1 = ..Ω dan R2
= ...Ω.
Catat arus yang mengalir.
Catat hasilnya pada tabel 1.3.
3
Gambar 1.3
Tabel 1.3.
Tahanan yang R1 // R2 R2 // R3 R4 // R5
digunakan (Ω) 4,46 Ω 20,625 Ω 871,794 Ω
Tegangan Arus yang mengalir dalam mA
3,241 178,2 103,5 3,7
7 - 255,2 8,32
9 - 325,6 10,61
4
HASIL ANALISA
Pada tabel 1.1
Tahanan yang R1 R2 R3 R4 R5
digunakan (Ω) 5,6 Ω 22 Ω 330 Ω 1000 Ω 6800 Ω
Tegangan Arus yang mengalir dalam mA
3,214 165,1 97,5 9,71 3,23 0,47
7,04 - 247,7 21,92 1,05 7,30
9,02 - 314,2 27,87 9,28 1,35
1. Tegangan 3,214 V
R1 = 5,6 Ω dimana : = = 573 mA
R2 = 22 Ω dimana : = = 146 mA
2. Tegangan 7,04 V
R1 = 5,6 Ω dimana : = = 1257 mA
R2 = 22 Ω dimana : = = 320 mA
R3 = 330 Ω dimana : = = 21 mA
R4 = 1000 Ω dimana : = = 7 mA
R5 = 6800 Ω dimana : = = 1 mA
3. Tegangan 9,02 V
R1 = 5,6 Ω dimana : = = 1528 mA
R2 = 22 Ω dimana : = = 410 mA
R3 = 330 Ω dimana : = = 27 mA
R4 = 1000 Ω dimana : = = 9 mA
5
Data tabel 1.5 perhitungan
Tahanan yang R1 R2 R3 R4 R5
digunakan (Ω) 5,6 Ω 22 Ω 330 Ω 1000 Ω 6800 Ω
Tegangan Arus yang mengalir dalam mA
3,214 573 mA 146 mA 9,7 mA 3,2 mA 0,47 mA
7,04 1257 mA 320 mA 21 mA 7 mA 1 mA
9,02 1528 mA 410 mA 27 mA 9 mA 1,3 mA
R2 = 22 Ω
Pengukuran Perhitungan
R2 = 22 Ω
R2 = 22 Ω
500
Arus yang mengalir mA
3,214 97,5 146 mA 0
3,214 7,04 9,02
7,04 247,7 320 mA
Pengukuran Perhitungan
9,02 314,2 410 mA
6
R3 = 330 Ω
Pengukuran Perhitungan
R3 = 330 Ω
R3 = 330 Ω
40
Arus yang mengalir mA
20
3,214 9,71 9,7 mA 0
3,214 7,04 9,02
7,04 21,92 21 mA
Pengukuran Perhitungan
9,02 27,87 27 mA
R4 = 1000 Ω
Pengukuran Perhitungan
R4 = 1000 Ω
R4 = 1000 Ω
10
Arus yang mengalir mA
5
3,214 3,23 3,2 mA 0
7,04 1,05 7 mA 3,214 7,04 9,02
R5 = 6800 Ω
Pengukuran Perhitungan
R5 = 6800 Ω
R5 = 6800 Ω
10
Arus yang mengalir mA
5
3,214 0,47 0,47 mA
0
7,04 7,30 1 mA 3,214 7,04 9,02
7
Pada Tabel 1.2 (rangkaian seri)
Tahanan yang R1 + R2 R2 + R3 R4 + R5
digunakan (Ω) 27,6 Ω 352 Ω 7800 Ω
Tegangan Arus yang mengalir dalam mA
3,214 85,4 9,1 0,41
7 213,9 20,51 0,92
9 271,8 26,13 1,18
1. Tegangan 3,214 V
R1 = 27,6 Ω
dimana : = = 116 mA
R2 = 352 Ω
dimana : = = 9 mA
R3 = 7800 Ω
dimana : = = 0,41 mA
2. Tegangan 7 V
R1 = 27,6 Ω
dimana : = = 253,6 mA
R2 = 352 Ω
dimana : = = 19,8 mA
R3 = 7800 Ω
dimana : = = 0,9 mA
3. Tegangan 9 V
R1 = 27,6 Ω
dimana : = = 326 mA
R2 = 352 Ω
dimana : = = 25,5 mA
8
R3 = 7800 Ω
dimana : = = 1,15 mA
R2 + R3
Pengukuran Perhitungan
R2 + R3
R2 + R3
40
352 Ω 20
Arus yang mengalir mA 0
3,214 7,04 9,02
3,214 9,1 9 mA
Pengukuran Perhitungan
7,04 20,51 19,8 mA
9,02 26,13 25,5 mA
9
R4 + R5
Pengukuran Perhitungan
R4 + R5
R4 + R5
2
7800 Ω
1
Arus yang mengalir mA 0
3,214 0,41 0,41 mA 3,214 7,04 9,02
1. Tegangan 3,214 V
R1 = 4,46 Ω
dimana : = = 720 mA
R2 = 20,625 Ω
dimana : = = 155,8 mA
R3 = 871,794 Ω
dimana : = = 3,69 mA
2. Tegangan 7 V
R1 = 4,46 Ω
dimana : = = 1569,5 mA
R2 = 20,625 Ω
10
dimana : = = 339,3 mA
R3 = 871,794 Ω
dimana : = = 8 mA
3. Tegangan 9 V
R1 = 4,46 Ω
dimana : = = 2017,9 mA
R2 = 20,625 Ω
dimana : = = 436,3 mA
R3 = 871,794 Ω
dimana : = = 10,32 mA
2017,9
9,02 -
mA
11
R2 // R3
Pengukuran Perhitungan
R2 // R3
R2 // R3
500
20,625 Ω
Arus yang mengalir mA 0
3,214 7,04 9,02
3,214 103,5 155,8 mA
Pengukuran Perhitungan
7,04 255,2 339,3 mA
9,02 325,6 436,3 mA
R4 // R5
Pengukuran Perhitungan
R4 // R5
R4 // R5
20
871,794 Ω
10
Arus yang mengalir mA 0
3,214 3,7 3,69 mA 3,214 7,04 9,02
12
Kesimpulan
Ketidaksamaan hasil perhitungan dengan hasil pengukuran dikarenakan
oleh beberapa faktor diantaranya :
1. Alat ukur yang kurang presisi .
2. Pembacaan pada saat pengukuran yang kurang teliti.
13
PERCOBAAN II
HUKUM KIRCHOFF
2.1 TEORI
1. Hukum Kirchoff mengatakan :
a) Hukum Kirchoff I untuk arus : Pada suatu titik pertemuan, jumlah arus
yang menuju suatu titik sama besarnya dengan jumlah arus yang
meninggalkan. Dengan kata lain : jumlah arus yang mengalir ke suatu
simpul adalah nol.
b) Hukum Kirchoff II untuk tegangan : Jumlah aljabar dari semua
tegangan aktif (sumber tegangan) didalam suatu rangkaian tertutup
sama besarnya dengan jumlah aljabar dari semua hasil perkalian antara
kuat arus dengan tahanan yang terdapat pada cabang itu. Dengan kata
lain : dalam suatu loop tertutup tegangan sama dengan nol.
c) Rangkaian Jembatan
Rangkaian jembatan seimbang bila VA = VB, dimana pada saat Ix = 0.
Pada saat seimbang berlaku R1.Rx = R2.R3 rangkaian jembatan dapat
digunakan untuk mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui
nilainya.
14
2.3 INSTRUMEN YANG DIGUNAKAN
Pada percobaan ini dibutuhkan beberapa peralatan untuk menunjang
praktikum, yaitu sebagai berikut:
- Modul DST-Train-RL
Gambar 2.2
a) Atur sumber tegangan pada V = ........ volt.
b) Ukur dan catat arus yang mengalir pada rangkaian (I1, I2, I3, I4, dan
I5) serta tegangan drop pada R1 (V1), R2 (V2), R3 (V3), R4 (V4), dan
R5 (V5).
c) Ulangi percobaan diatas dengan menaikkan sumber tegangan pada V =
.... volt.
d) Catat hasilnya pada tabel 2.1.
B. Buatlah rangkaian seperti gambar 2.3
Gambar 2.3
a) Atur R5 sehingga Ix = 0 (baca amperemeter).
15
b) Dengan menggunakan titik C sebagai referensi ukurlah VA dan VB.
c) Matikan catu daya dan lepaskan R5 dari rangkaian.
d) Ukurlah R5 dengan multimeter.
e) Atur catu daya dan lakukan proses dari a sampai d. Catat pada tabel
2.2.
Instalasi Modul percobaan
16
Tabel 2.2
Tegangan
VA VB R5 Ix
Sumber
12 4,2 4,2 2KΩ 0
17
Analisa Hasil Percobaan
Mencari nilai V dan I pada gambar 2.2
V1
+ + =0
+ + =0
V1 – 12 +V1+V1-6 =0
3V1 = = 6v
V2
+ + =0
+ + =0
V2 – 6 +V2+V2 - 6 =0
3V2 = = 4v
V3
+ + =0
+ + =0
V3 – 4 +V3+V3 - 6 =0
3V3 = = 3,33 v
18
V4
+ + =0
+ + =0
V4 – 3,33 +V4+V4 - 6 =0
3V4 = = 3,11 v
V5
+ + =0
+ + =0
3V5 = = 2,73 v
I1= = + = 0,006 A = 6 mA
19
Tabel Perbandingan
Hasil Percobaan Hasil Perhitungan
Sumber V1 V2 V3 V4 V5 V1 V2 V3 V4 V5
tegangan Teganga V Tegangan V
12 : 6
6,17 4,86 1,3 3,6 -2,3 6 4 3,33 3,11 2,73
Tegangan
VA VB R5 Ix
Sumber
12 4,2 4,2 2KΩ 0
20
Kesimpulan
Dari hasil percobaan diatas diketahui bahwa pada percobaan 2.1 dan percobaan
2.2 dimana pada rangkaian resistor paralel dengan rangkaian seri terdapat
perbedaan nilai arus yang cukup signifikan meskipun pada rangkaian tersebut
nilai resistor tidak dirubah
21
PERCOBAAN III
PEMBAGI TEGANGAN, ARUS DAN PEMINDAHAN DAYA
3.1 TEORI
A. Rangkaian Pembagi Tegangan dan Arus
Untuk menyelidiki sifat – sifat suatu rangkaian tahanan, maka
dilakukan penganalisaan dengan menggunakan rangkaian R yang
linear dan berlaku pada sumber bolak-balik maupun searah.
22
B. Pemindahan Daya Maksimal
Untuk sistem komunikasi nilai investasi persatuan daya, umumnya
sangat tinggi dibandingkan dengan sistem tenaga listrik. Karena itu
untuk sistem komunikasi lebih dipentingkan pemindahan daya
maksimal dari pada efisiensinya.
Untuk arus bolak – balik, pemindahan daya maksimal dicapai dua cara,
yaitu :
1) Bila beban dari Xx rangkaian generataor tetap, nilai (modulus) dari
beban ini harus sama dengan nilai dari impedansi dalam rangkaian
generator agar diperoleh “maximum power transfer”. Hal ini dapat
dicapai dengan matching transformator.
2) Bila beban dari rangkaian generator variabel, beban ini harus
dibuat sama dengan konjugate dari impedansi dalam rangkaian
generator untuk maxi mum power transfer.
23
3.2 TUJUAN PERCOBAAN
Untuk memahami prinsip – prinsip pembagi tegangan dan arus.
Untuk memahami prinsip – prinsip pemindahan daya.
24
4) Tukarilah letak dan seperti gambar 3.6 aturlah berturut-
turut 0, 100, 200, 300, 400, 500, 600, 700, 800, 900, 1000 ohm.
Untuk setiap harga ukurlah I dan V.
Vin
10 1,97 7,20 2,8 6,31 1,98 1,7 0,7 0,57 0,65 0,33 0,46
25
Tabel 3.4.3 Percobaaan Gambar Rangkaian 3.6
100Ω 200Ω 300Ω 400Ω 500Ω
26
c. Daya beban.
d. Daya sumber.
e. Efisiensi daya rangkaian.
Semuanya sebagai fungsi .
f. Apakah sekarang daya beban maksimum juga terjadi pada saat
= ? Jelaskan!
27
Hasil Analisa
Hasil Pengukuran
Vin
10 1,97 7,20 2,8 6,31 1,98 1,7 0,7 0,57 0,65 0,33 0,46
Perhitungan
Rtotal = ( R6 + R5 ) // R4 ) + R3 ) // R2 ) + R1)
= (470 + 470) // 2200 ) + 470 ) // 2200 ) + 220 )
= ( 940 // 2200 ) + 470 ) // 2200 ) + 220 )
=( ) + 470 ) // 2200 ) + 220 )
=( ) + 220 )
= ( 745,93 + 220 )
= 965,93 Ω = ± 0,9 kΩ
VR3 = x VR2
28
= x 7,68 = 3,19 V
VR5 = x VR4
= x 4,49 = 2,24 V
I2 = = = 0,0034 A = 3,4 mA
I3 = = = 0,0067 A = 6,7 mA
I4 = = = 0,00204 A = 2,04 mA
I5 = = = 0,0047 A = 4,7 mA
Hasil Perhitungan
Vin
10 2,26 7,68 3,19 4,49 2,24 2,25 10,3 3,4 6,7 2,04 4,7
29
Grafik perbandingan
Tegangan
Pengukuran Perhitungan
Tegangan Input 10 V
TEGANGAN
10
V1 1,97 2,26 5
V2 7,20 7,68 0
V1 V2 V3 V4 V5 V6
V3 2,8 3,19
Pengukuran Perhitungan
V4 6,31 4,49
V5 1,98 2,24
V6 1,7 2,25
Arus
I2 0,57 3,4 0
I1 I2 I3 I4 I5
I3 0,65 6,7
Pengukuran Perhitungan
I4 0,33 2,04
I5 0,46 4,7
30
Table hasil percobaan
100Ω 200Ω 300Ω 400Ω 500Ω
Perhitungan
RL 100Ω
V1 = xV= x6=1V
I1 = = = 0,01 A = 10 mA
RL 200Ω
V1 = xV= x 6 = 1,71 V
I1 = = = 0,00857 A = 8,57 mA
RL 300Ω
V1 = xV= x 6 = 2,25 V
I1 = = = 0,0075 A = 7,5 mA
RL 400Ω
V1 = xV= x 6 = 2,67 V
I1 = = = 0,0067 A = 6,7 mA
31
RL 500Ω
V1 = xV= x6=3V
I1 = = = 0,006 A = 6 mA
Grafik Perbandingan
Pengukuran Perhitungan
R V1
V1
4
100 0,98 1 2
500 2,78 3
Pengukuran Perhitungan
R I1
I1
15
10
100 0,41 10
5
200 0,41 8,57 0
300 0,40 7,5 100 200 300 400 500
500 0,40 6
32
Pemindahan Daya Gambar 3.6
Hasil Percobaan
100Ω 200Ω 300Ω 400Ω 500Ω
Perhitungan
RL 100Ω
V1 = xV= x6=1V
I1 = = = 0,01 A = 10 mA
RL 200Ω
V1 = xV= x 6 = 1,71 V
I1 = = = 0,00857 A = 8,57 mA
RL 300Ω
V1 = xV= x 6 = 2,25 V
I1 = = = 0,0075 A = 7,5 mA
33
RL 400Ω
V1 = xV= x 6 = 2,67 V
I1 = = = 0,0067 A = 6,7 mA
RL 500Ω
V1 = xV= x6=3V
I1 = = = 0,006 A = 6 mA
Grafik Perbandingan
Pengukuran Perhitungan
R V1
V1
4
100 3,40 1
200 1,63 1,71 2
Pengukuran Perhitungan
R I1
I1
15
100 0,40 10
10
200 0,41 8,57
5
300 0,41 7,5 0
400 0,40 6,7 100 200 300 400 500
34
Kesimpulan
Pada Grafik percobaan diketahui bahwa terdapat beberapa penyimpangan
antara pengamatan dengan perhitungan hal tersebut dikarenakan nilai resistor
yang digunakan terkadang tidak mutlak, juga pengamatan yang kurang
konsentrasi dalam melakukan percobaan.
35
PERCOBAAN IV
TEOREMA SUPERPOSISI DAN SUBTITUSI
36
terbuka.Teorema superposisi berlaku untuk semua rangkaian linier, jadi
berlaku juga untuk semua rangkaian yang terdiri R dan C asal linier.Suatu
elemen dikatakan bilateral jika elemen tersebut memnpunyai tahanan atau
impedansi yang tidak bergantung terhadap arah arus dalam elemen itu.
Teorema superposisi ini berguna sekali untuk menentukan suatu rangkaian
bila dihubungkan dengan tegangan yang bolak-balik dan memiliki
komponen searah.
B. Teorema Subtitusi
Setiap impedansi yang dilewati arus dapat diganti dengan sumber
tegangan yang besar dan fasanya sama dengan tegangan dan fasa pada
impedansi tersebut.
37
c) Selanjutnya buatlah rangkaian seperti dalam gambar 4.4. kemudian
lakukan pengukuran V1, V2, dan V3, serta I1, I2, dan I3.
d) Berikutnya buatlah rangkaian seperti dalam gambar 4.5. kemudian
lakukan pengukuran V1, V2, dan V3, serta I1, I2, dan I3.
B. Teorema Subtitusi
a) Buatlah rangkaian seperti dalam gambar 4.6.
b) Ukurlah V1, V2, dan V3, serta I1, I2, dan I3.
c) Ganti tahanan 2,2 kΩ dengan sumber tegangan sebesar V1. Selanjutnya
V2, dan V3, serta I1, I2, dan I3.
d) Ganti tahanan 1 kΩ dengan sumber tegangan sebesar V2. Selanjutnya
V1, dan V3, serta I1, I2, dan I3.
e) Ganti tahanan 1,8 kΩ dengan sumber tegangan sebesar V3. Selanjutnya
V1, dan V2, serta I1, I2, dan I3.
38
Instalasi Modul Percobaan
39
Gb.4.15. Instalasi rangkaian perc. B Gb. 4.16. R 2,2 kΩ dilepas & diganti
subtitusi ) tegangan sesuai V1
Gb. 4.17. R 1 kΩ dilepas & diganti Gb. 4.18. R 1,8 kΩ dilepas & diganti
tegangan sesuai V2 tegangan sesuai V3
40
Tabel 4.5.4. Percobaan Subtitusi gambar 4.6.
Teg. V1 V2 V3 I1 I2 I3
12 6.57 0.08 5.40 5.47 5.43
ANALISA DATA
A. Tugas Sebelum Praktikum
1) Hitung V1, V2, V3, I1, I2 dan I3 dari rangkaian dalam gambar 4.3. dengan
teorema superposisi.
2) Hitung V1, V2, V3, I1, I2 dan I3 dari rangkaian dalam gambar 4.6.
B. Tugas Setelah Praktikum
1) Hitung semua arus dan tegangan dari rangkaian gambar 4.3. dengan
mengguakan hukum kirchoff. Buatlah tabel perbandingan hasil
perhitungan dengan pengukuran dan juga dengan hasil perhitungan
pada tugas sebelum praktikum.
2) Hasil perhitungan pada tugas sebelum praktikum dari rangkaian
gambar 4.6. buatlah tabel perbandingan hasil perhitungan dengan hasil
pengukuran pada percobaan 4B langkah 2.
3) Hitung semua arus dan tegangan dari percobaan 4B langkah 3, 4, dan
5. Buatlah tabel perbandingan dengan hasil pengukuran.
4) Berilah kesimpulan dari hasil percobaan 4A
5) Berilah kesimpulan dari hasil percobaan 4B
41
HASIL ANALISA
A. Teorema Superposisi
1. Pada gambar 4.3.
Pada sumber tegangan 12 volt dan 6 volt
Tegangan 12 volt sisi kiri.
Rtotal = ( R2 // R3 ) + R1 )
=( ) + 330 )
= ( 68,75 + 330 )
= 398,75 Ω
Itotal =
= 0,03 Amp
Itotal = I1 = 0,03 Amp = 30 mA
V1 = I1 . R1
= 0,03 . 330
= 9,9 volt
V3 = xV
= x 12
= 4,8 volt
I3 =
= 0,022 Amp = 22 mA
I2 = I3 – I1
= 0,022 – 0,03
= -0,008 Amp = -8 mA
V2 = I2 . R2
= -0,008 . 100
= -0,8 Volt
42
Tegangan 6 volt sisi kanan.
Rtotal = ( R1 // R3 ) + R2 )
=( ) + 100 )
= ( 132 + 100 )
= 232 Ω
Itotal =
= 0,026 Amp = 26 mA
Itotal = I2 = 0,026 Amp =26 mA
V2 = I2 . R2
= 0,026 . 100
= 2,6 volt
V3 = xV
= x6
= 4,125 volt
I3 =
43
V3 = 4,8 + 4,125
= 8,92 Volt
I1 = 0,03 + (-0,0073)
= 0,0227 Amp =22,7 mA
I2 = -0,008 + 0,026
= 0,018 Amp = 18 mA
I3 = 0,022 + 0,0187
= 0,0407 Amp = 40,7 mA
Tabel perhitungan Superposisi
Teg. V1 V2 V3 I1 I2 I3
12/6 7.49 1.8 8.92 22,7 mA 18 mA 40,7 mA
( )+ ( )+( )=0
( )+ ( )+( )=0
( )+ ( )+( )=0
V1 = 3,6 V
I1 = ( )=( ) = 0,0253 A = 25,3 mA
( )+ ( )+( )=0
( )+ ( )+( )=0
( )+ ( )+( )=0
V2 = 1,18V
44
Tabel perhitungan Hukum Kirchoff
Teg. V1 V2 V3 I1 I2 I3
12/6 3,62 2,17 1,18 25,3 mA 38,3 mA 11,09 mA
45
Data Perbandingan
Tegangan
20
15
10
0
V1 V2 V3
Arus
80
60
40
20
0
I1 I2 I3
46
kesimpulan
Pada percobaan diatas diketahui bahwa terdapat penyimpangan besar pada hasil
perhitungan dengan pengamatan hal ini terjadi karena keterbatasan alat ukur yang
dipakai sehingga masih banyak kesalahan saat melakukan percobaan
47
PERCOBAAN V
THEOREMA THEVENIN DAN NORTON
48
Gambar 5.2. Rangkaian ekivalen thevenin
B. Norton
Setiap rangkaian dengan sumber – sumber daya dan impedansi-
impedansi yang linier, pada dua terminal output, dapat diganti dengan satu
sumber arus dan satu impedansi ekivalen, besarnya sumbernya sumber
arus tersebut sama dengan arus antara kedua terminal output dalam
keadaan terhubung singkat (Isc), sedangkan besarnya impedansi ekivalen
antara kedua terminal merupakan pengganti dari beberap atahanan/
impedansi lainnya dengan menganggap semua sumber daya tidak bekerja.
Secara skematik theorem “Norton dapat digambarkan sebagai berikut:
49
5.4 Prosedur Percobaan
1) Rangkailah komponen seperti gambar 5.5.
50
Gambar 5.7. rangkaian ekivalen Norton
51
5.5 Hasil Percobaan
Percobaan gambar 5.5
EAB 12V
VCD 2,08
ICD 6,25 mA
12V
VL 1,04
IL 6,2 mA
RCD 335 Ω
52
5.6 ANALISA DATA
Hasil perhitungan
Pada gambar 5.5.
Diketahui
Tegangan (VAB) = 12 V
Rtotal =( ) + 500 ) // 800 ) + 150 ) // 100 ) + 100 )
=( ) + 100 )
= ( 84,1 + 100 )
= 184,1 Ω
Itotal =
= 0,065 Amp = 65 mA
V1 = xV
= 6 Volt
I1 =
= 0,06 Amp = 60 mA
I2 = Itotal – I1
= 0,065 – 0,06
= 0,005 Amp =5 mA
V3 = x6
= 5,05 Volt
V5 = x 5,05
= 2,87 Volt
Vcd = V5 = 2,87 Volt
53
Icd =
Perhitungan Percobaan
12V 12 V
VL 2,87 1,04
IL 8,7 mA 6,2 mA
RCD 184,1 Ω 335 Ω
54
Kesimpulan
Dari percobaan diatas diketahui bahwa terdapat penyimpangan yang sangat
berarti dari data pengamatan dan perhitungan yang disebabkan karena
keterbatasan alat ukur yang dipakai.
55
PERCOBAAN VI
THEOREMA RESIPROSITAS
56
2) Lepaskan hubungan A-B, pindahkan sumber tegangan ke A-B. hubungkan
P-Q selanjutnya lakukan pengukuran I1, I2, I3, I4, dan I5.
3) Ulangi langkah 2 dengan memindahkan sumber tegangan ke C-D, E-F, G-
H dan lakukan pengukuran I1, I2, I3, I4, dan I5.
57
6.6. ANALISA DATA
A. Tugas sebelum praktikum
1) Buktikan teorema resiprositas dalam gambar 6.4. pertama-tama sumber
tegangan diujung A-B, hitunglah semua arus yang melewati masing-
masing tahanan, kemudian pindahkan sumber tegangan pada ujung C-
D, hitunglah semua arus yang melewati setiap tahanan.
Gambar 6.4.
B. Tugas sesudah praktikum
1) Hitunglah besarnya arus I1, I2, I3, I4, dan I5 dalam gambar 6.2. dan
bandingkan dengan hasil percobaan.
58
Data perhitungan
A. Tugas sebelum praktikum
Diketahui
Tegangan ( VAB ) = 12 Volt
Rtotal = ( R5 // R4 ) + R3 ) // R2 ) + R1 )
=( ) + 200 ) // 400 ) + 100 )
=( ) + 100 )
= ( 162,96 + 100 )
= 262,96 Ω
Itotal =
= x 12
= 9,6 Volt
I2 =
= 0,024 Amp = 24 mA
I3 = I1 – I2
= 0,0456 – 0,024
= 0,0216 Amp = 21,6 mA
V4 = x V2
= x 9,6
= 5,76 Volt
59
I4 =
= ( 164,71 + 100 )
= 264,71 Ω
Itotal =
= x 12
= 9 Volt
I4 =
= 0,03 Amp = 30 mA
I3 = I5 – I4
= 0,0453 – 0,03
= 0,0153 Amp = 15,3 mA
60
V2 = x V4
= x9
= 6 Volt
I2 =
= 0,015 Amp = 15 mA
I1 = I3 – I2
= 0,0153 – 0,015
= 0,0003 Amp 3 mA
B. Tugas sesudah praktikum
Diketahui
Tegangan ( VPQ ) = 12 Volt
Rtotal = ( R5 // R4 ) + R3 ) // R2 ) + R1 )
= ( 6428,57 + 2200 )
= 8628,57 Ω
Itotal =
= x 0,00139
61
I3 = x I1
( )
= x 0,00139
I4 = x I3
= x 0,0005
= x 0,0005
= ( 6428,57 + 2200 )
= 8628,57 Ω
Itotal =
62
I1 =
= x 13,09
= 5,95 Volt
I4 =
= ( 6428,57 + 2200 )
= 8628,57 Ω
Itotal =
63
I1 = Itotal = 0,00139 Amp = 1,39 mA
V2 = xV
= x 12
= 9,84 Volt
I2 =
= x 9,84
= 4,47 Volt
I4 =
= ( 6428,57 + 2200 )
= 8628,57 Ω
64
Itotal =
= x 12
= 9,84 Volt
I2 =
= x 9,84
= 4,47 Volt
I4 =
65
=( ) + 2200 )
= ( 6428,57 + 2200 )
= 8628,57 Ω
Itotal =
= x 12
= 9,84 Volt
I2 =
= x 9,84
= 4,47 Volt
I4 =
66
Kesimpulan
Dari percobaan diatas diketahui bahwa terdapat penyimpangan yang sangat berarti
dari data pengamatan dan perhitungan yang disebabkan karena keterbatasan alat
ukur yang dipakai.
67