TEKNIK PEGELASAN
TP : 10.15
NO TUGAS : 1
Egi Alfian
41315010034
Pembentukan Butir
Pembentukan butir terjadi ketika inti dominan yang membentuk
butir – butir kristal yang besar saling bergandengan dengan butir lain atau
inti dominan yang lain sampai logam tersebut tertutup oleh butir – butir
tersebut.
2.GARIS FUSI
Las fusi atau “fusion welding” merupakan salah satu cara penyambungan
logam, dimana potongan logam yang akan disambungkan mengalami peleburan
parsial disusul oleh pembekuan. Disini dapat pula ditambahkan bahan pengisi atau
“filler material”, dengan pass tunggal atau lebih.
SMAW (SMAW)
SMAW adalah suatu proses pengelasan dimana elektroda yang di
pakai bersifat consumeable (habis pakai) yang mana flux melindungi filler
dari oksigen agar tidak terjadi oksidasi.
GMAW ( MIG )
GMAW adalah Proses pengelasan dengan elektroda terumpan
menggunakan Busur listrik sebagai sumber panas dan menggunakan gas
pelindung inert / gas mulia, campuran, atao CO2.
FCAW
Pada dasarnya pengelasan dengan FCAW merupakan proses
pengelasan yang mirip dengan GMAW/MIG dan menggunakan kawat Las
Berinti Flux.
GTAW (TIG)
GTAW adalah Proses pengelasan dengan elektroda tak terumpan
menggunakan Busur listrik sebagai sumber panas dan menggunakan gas
pelindung inert / gas mulia.
Gunakan baja tahan karat dengan karbon rendah ( misalnya 304L, 316L)
kelas dari baja tahan-karat
Gunakan paduan dengan nilai yang stabil, titanium (misalnya tipe 321)
atau niobium (misalnya tipe 347). Tiatanium dan niobium adalah
pembentuk karbida yang kuat. Mereka bereaksi dengan karbon
membentuk karbida yang sesuai sehingga mencegah deplesi kromium
Gunakan perlakuan panas sesudah proses pengelasan.
Memperpanjang waktu penahanan pada proses homogenisasi, sehingga
konsentrasi Cr merata disetiap titik.
4.TRANSFORMASI FASA
Perlakuan panas adalah suatu operasi yang penting dalam proses fabrikasi
akhir suatu komponen dalam kebanyakan komponen teknik. Hanya dengan
perlakuan panas akan diperoleh sifat mekanik yang tinggi pada komponen baja
atau perkakas sehingga usia pakai komponen maupun perkakas tersebut akan
lebih lama. Perlakuan panas didefinisikan sebagai usaha mengubah sifat mekanik
suatu material (baja) sehingga akan sesuai dengan performansi design yang
diharapkan, dengan cara melakukan pemanasan pada temperatur tertentu,
menahanya selama waktu tertentu kemudian mendinginkan dengan kecepatan
tertentu.
Proses ini sangat dipengaruhi oleh kondisi awal material seperti komposisi
kimia serta struktur mikro. Suatu baja atau paduan meski memiliki komposisi
kimia yang sama, namun struktur mikronya berbeda maka sifat mekaniknya pun
akan berbeda yang semua ini dipengaruhi oleh proses perlakuan panas yang
dialami oleh material tersebut.
Jadi ada tiga hal yang penting dalam proses perlakuan panas baja, yaitu:
Besi delta (d) mampu melarutkan karbon sampai maksimum + 0,10% pada
+1500 0C
Besi gamma (g) mampu melarutkan karbon sampai maksimum + 2,0%
pada +1130 0C
Besi alpha (a) mampu melarutkan karbon sampai maksimum + 0,025%
pada +723 0C
Untuk mempelajari laku panas pada baja maka terlebih dahulu harus
mempelajari proses transformasi baja selama pemanasan maupun pendinginan .
terhadap perubahan fasa selama pemanasan maupun pendinginan lambat. Hal ini
penting karena dapat dilakukan untuk memprediksi struktur mikro apa yang
terbentuk selama proses pemanasan dan pendinginan.
5.TEGANGAN SISA
Tegangan sisa adalah tegangan yang bekerja pada bahan setelah semua
gaya-gaya luar yang bekerja pada bahan tersebut dihilangkan.
Tegangan sisa sangat tinggi biasanya terjadi di daerah las dan daerah HAZ
Tegangan sisa maksimum biasanya sampai tegangan luluh (yield stress)
Pada bahan yang mengalami transformasi fasa minsalkan baja karbon
rendah, tegangan sisa mungkin berfariasi pada permukaan dan bagian
dalam dari logam induk.
Pada saat pengelasan, terdapat daerah benda kerja yang dilas menerima
panas dengan suhu yang sangat tinggi, dan juga terdapat daerah yang menerima
panas lebih rendah karena jaraknya jauh dari titik las. Ketika proses pengelasan,
suhu daerah yang dilas akan berubah terus-menerus, sehingga distribusi suhu
menjadi tidak homogen. Tidak Homogen nya suhu ini menyebabkan logam
mengalami pemuaian dan dekomposisi fasa yang tidak sama.
Daerah benda kerja yang dilas memiliki suhu yang sangat tinggi dan
kemdian akan mengalami pemuaian atau perubahan volume yang relatif besar.
Sedangkan, daerah benda kerja yang suhunya lebih rendah mengalami pemuaian
yang kecil. Daerah benda kerja yang dingin, sama sekali tidak akan mengalami
proses pemuaian, daerah benda kerja yang dingin ini akan menjadi
penghambat proses pemuaian lebih lanjut.
Daerah benda kerja las akan mengalami perubahan fasa sesuai dengan
suhunya. Dapat terjadi dekomposisi fasa tidak merata karena karena distribusi
suhu tidak sama. Setiap perubahan fasa akan diikuti oleh perubahan volume
kristal atau fasa. Sehingga, akibat adanya perbedaan suhu, maka tidak semua
daerah fasanya berubah dan menyebabkan terjadi perbedaan volume di daerah
lasan.
Ketika proses pendinginan, daerah benda yang dengan suhu tinggi akan
menyusut lebih besar dibanding daerah yang relatif dingin. Dan juga, akan terjadi
dekomposisi fasa ke fasa suhu rendah dan menyebabkan timbulnya tegangan yang
saling berlawanan.
DAFTAR PUSTAKA
1. file:///C:/Users/User/Downloads/361562097-93454387-
Korosi-Batas-Butir.pdf
2. http://dinarproject.com/beranda/pengertian-distorsi/
3. http://kawatlas.jayamanunggal.com/pembentukan-
tegangan-sisa-pada-las-logam/
4. http://teknikmesinunsyiah2010.blogspot.co.id/2011/04/transf
ormasi-fasa.html